After A Long Time

Please, answer me...
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

 

“ deok sun-ah…. siapkan sarapan…”’

 

 

Umma sung mulai menaruh lauk kedalam mangkuk dan sesekali melirik kearah tangga. Rumah mereka kecil jadi cukup dekat hanya untuk mengecek sesuatu.

 

 

“ no eul-ah lihat noonamu apa yang ia lakukan dikamarnya sejak semalam…. Apa ia tidak bekerja hari ini…”

 

Namja muda itu berdiri dan mengetuk pintu noonanya berulang kali. Tidak ada sahutan. Ia menoleh kearah umma. Yeoja tua itu mengambil senduk nasi dan berjalan kearah kamar deok sun. menarik n afas dalam. Yeoja muda ini. ia tidak melakukan sejak semalam. Tidak mandi. Tidak juga keluar kamar.

 

 

“ deok sun-ah buka pintunya…. Kau bahkan tidak membersihkan piring kotor semalam. Yah deok sun-ah…”

 

“ betapa berisiknya rumah ini tiap pagi…. “

 

Appa Sung muncul sambil menggaruk pipinya. Ia rasa begitu banyak nyamuk semalam. Ia lup kalau lubang atap rumah mereka belum diperbaiki. no eul duduk mengambil sumpit. Membiarkan umma yang mulai marah.

 

“ YAH!! SUNG DEOK SUN KA---- ommoo…”

 

 

No eul membuka mulutnya lebar. Appa kaget. ia menelan savilanya. Mata deok sun sangat bengkak. Merah dan menyeramkan.

 

 

“ appa akan memperbaiki atap rumah kalau begitu. Begitu banyak nyamuk yang menggigit matamu…”

 

 

Deok sun diam mengambil sendok dan menyuapi nasi ke mulutnya. Terlihat lapar. Ia menatap no eul dengan terbatas. Adiknya menatap pilu. Ia hanya focus untuk makan.

 

 

“ sebaiknya noona kedokter.. nanti infeksi…”

 

 

“ diamlah…”

 

Umma datang membawa obat oles yang pernah Ia gunakan waktu ia menderita bengkak rahang kemarin.

 

 

“ kalau masih bengkak. Kita akupuntur saja. Bagaimana kalau itu menyebar…”

 

 

BRAK!!!

 

 

Semua tersentak kaget. deok sun menggigit bibirnya.

 

 

 

“ ITU KARENA CHOI TAEK BERPACARAN. BAGAIMANA IA MEMILIH YEOJA LAIN SEDANGKAN AKU SELALU MENUNGGUNYA!!! WAAAAEEEE….”

 

 

“choi taek…..”

 

 

Mereka bertanya serempak. Umma meringis. Anaknya patah hati. Kasian.

 

 

“ carilah namja lain. Yang lebih baik… kau cantik aegya oh…”

 

 

Appa merasakan nafsu makannya turun. Melihat anak gadisnya menangis pilu. Ia amenghela nafas. No eul menggeleng kepala. Ia memiliki keluarga yang tidak berlogika.

 

 

“ biarkan saja matanya bengkak seperti itu. ia tetap jelek bahkan tidak dengan mata seperti itu… AHH!! APPOO”

 

No eul meringis umma memukul kepalanya dengan sendok. Jinja!!! Ia menatap deok sun yang masih menangis.

 

“ kenapa memukulku!!!”

 

 

“ noona mu sedang bersedih kau malah mengutuknya….”

 

 

No eul tertawa keras. kemudian mecibir..

 

 

“ huaahhh! Jinja…  bersedih… umma pikir hanya dia saja yang bersedih melihat choi taek memiliki pacar… semua fansnya… fansnya….”

 

No eul mengunyah nasi dengan cepat. melirik umma yang bingung.  Appa tidak perduli. Hah!!!! Deok sun masih menangis. Ia tidak heran. Sampai sekrang IQ noonanya masih dibawah rata-rata. Bahkan tidak pernh pacaran. Kelakukannya. Astaga!!! jika dilahirlkan kembali tolong… biarkan aku menjadi adik sung bora.

Jeballll!!!!!!

 

 

**

 

 

“ ini hanya sementara. Semua akan baik-baik saja… eum….”

 

 

Taek tersenyum melihat bora percaya padanya. Mengelus kepala yeoja itu pelan. Bora. Menyadari ada yang berbeda antara taek dan junghwan.

Namja itu memeluknya pelan.

Junghwan tidak akan melakukan ini padanya.

Bora memejamkan matanya dan menikmati waktu ini. ia harus melupakan junghwan. Ia tidak bisa terus mengingatnya. Perasaannya yang dulu adalah masa lalu.

Walau. Menjalani ini dengan taek akan berat. Melampauinya dengan berat. Tapi ia percaya. Semua akan baik-baik saja. Mereka akan mendukung hubungan mereka. Mereka menyukainya. Mereka akan menyukai hubungnnya dengan namja ini.

Taek menarik pelukannya dan memegang sisi lengan bora dengan lembut.

 

 

“ kita akan makan malam untuk melupakan hal ini….  membicarakan hal yang menyenangkan kemudian merencanakan masa depan… otte…”

 

 

Di awal ia pikir. Choi taek hanya anak kecil yang tidak tau soal apapun. Ia akan terus tersenyum . tersenyum tanpa mengerti untuk apa ia tersenyum. Ia akan sama dari 10 tahun yang lalu. Polos. Bodoh. dan hanya memikirkan untuk acting.

Tapi…

Didepannya. Choi taek sekarang.

Adalah segalanya.

 

 

“  aku setuju… “

 

 

Tertawa kecil.  Membiarkan taek kembali memeluknya.

 

 

**

 

 

 

Junghwan menatap jung bong. Hyungnya yang ketagihan bermain Pokemon Go. Ia menggeleng kepalanya. Ia akan selalu menjadi orang yang terobsesi sesuatu. Mengambil toples berisi keripik kesukaan hyungnya.  Jung bong melirik sekilas kemudian bersuara. Sibuk dengan ponselnya.

 

 

“ jangan lupa janjimu untuk meluangkan waktu tahun ini. Hawaii…”

 

 

“ eum… setelah kau menyelesaikan sidang akhirmu…”

 

 

Jung bong duduk dengan cepat. melepaskan ponselnya kemudian menatap junghwan. Namja itu focus menonton tv. Ia menghela nafas ringan.

 

 

“ mereka bilang hyung akan lulus sebentar lagi… aku harap kau mengerti….”

 

 

Adiknya menoleh dan menatap jung bong yang sepertinya tidak mengerti. Ia sudah 28 tahun dan belum menyelesikan kuliahnya. Ia kan terobsesi pada apapun yang bru dan melupakan tugas nya yang lama. namja tertua itu berdiri dan mulai mecari pokemon. Junghwan mendesah tidak mengerti. Tapi Ia menyukai hyungnya.

 

 

“jung bong ah! berhenti bermain itu…. hoh mau berapa umma bilang… kau sudah tua!! Aigoooo…. Jung hwan-ah.. bilang pada hyung mu lebih baik ia mencari isteri ketimbang pokemon… “

 

 

Jung hwan tidak bergeming saat ra mi ran duduk sambil menatap kesal pada jung bong yang berjalan kea rah kolam

 

 

“ AKU TIDAK MAU KAU TENGGELAM JUNG BONG-AHH!!.. aigoo “

 

 

“ biarkan saja. Ia akan berubah jika bosan….”

 

 

Jung hwan bersuara pelan.

Ra miran menghela nafas. Ia  memiliki 2 anak yang berbeda watak.

Jung bong yang tergila pada apapun . jung hwan yang tidak peka pada apapun.’

 

 

“ jung hwan-ah.. otte bogum bisa berpacaran dengan  bora… bukankah ia justru dekat denganmu…”

 

Namja termuda itu menarik nafas kemudian berdiri memakai jaketnya. Ia tidak suka nama itu.. ia tidak suka.

 

“ seperti itulah… aku pergi. ada sesuatu yang harus aku urus… “

 

“ hati-hati dongsaeng-nie…”

 

Jung bong muncul tiba-tiba duduk disebelah ra miran yang focus pada jung hwan yang melambai sekilas. selalu saja begitu. Ia akan menjawb sekenanya dan pergi. astaga !! kemudian melirik pada anak tertuanya.

 

 

“ umma… hari ini masak apa”

 

 

“ POKEMON GO!!! UMMA MASAK POKEMON GO!!”

 

 

**

 

 

“ aku sudah bilang untuk mengompresnya dengan timun…”

 

 

Kereta mulai berjalan pelan. Deok sun mencibir kesal. Merapikan kacamatanya. Ia tidak menyangka kalau bakal menjadi sebengkak ini.

 

 

“ aku tertidur…… sekarang aku benar-benar mengantuk…”

 

 

Menatap dong ryong yang terlihat rapi. Ia baru sadar. Ia tidak memakai 3 warna hari ini. senada. Cool. Dan ini kebetulan sekali. Deok sun berdecak. Namja itu menyadari deok sun menatapnya bangga. Ia merapikan rambutnya yang bergelombang

 

 

“ otte…. apa aku tampan hari ini…..tidak perlu dijawab.. itu jelas… aku akan mulai bekerja hari ini….”

 

 

“wanyeolll… jinja….”

 

 

Tidak terlalu menjadi pusat perhatian karena kereta masih berjalan. Jelas ini kebanggaan. Ia sudah menganggur 3 tahun. setelah tidak pernah lulus tes kuliah. Ia mampu untuk masuk kuliah tapi otaknya tidak mampu. Setidaknya lebih beruntung darinya. Yang justru tidak mampu keduanya.

 

 

“oddie…. “

 

 

Dong ryong menelan savilanya kemudian berbisik pada deok sun. ini membuat berdebar.

 

 

“ editor majalah…”

 

 

“hooooooooo”

 

 

Deok sun menunjuk ibu jarinya kearah dong ryong. Chukkae!!!! Mereka saling berangkulan menikmati perjalanan kereta yang masih panjang.

 

 

**

 

 

“ lihatlah… arraso. Seorang yang sedang kasmaran akan terlihat tampan…”

 

 

Sun woo mencibir taek yang menatap makanan didepannya sambil tersenyum. Umma sung muncul membawa makanan.

 

 

“ sangat sulit melihat kalian berdua dirumah ini tidak bisakah kalian tidak betengkar.. “

 

 

“aniyoo.. kami  tidak bertengkar umma… ani… kami saling menyayangi”

 

 

Taek merangkul sun woo yang mencoba menepisnya. Mereka saling menatap. Namja tertua berdesis sebal. Mengambil sepotong daging dan mengunyahnya. Membiarkan umma menata meja sendiri.

 

 

“ ia akan melupakanku setelah bers

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet