Misunderstand
Misunderstand“Why? Ugh.. Don’t cry.” Kini giliran Minho yang panik melihat sahabatnya yang menangis? Entah itu yang ada di pikiran Minho sekarang, karena mata Key yang terlihat memerah dan agak sembab.
“Hari ini aku maju presentasi sejarah, tapi aku lupa bawa laptop.. Apa yang harus ku lakukan?”
“Ye? Aduh, bagaimana bisa? Kau tahu sendiri Yoo songsaenim… Ahhh, bisa-bisa kau tidak mendapat nilai di semester ini, Key!”
“Aku tahu… Aku harus bagaimana… Aku sudah bertanya keteman-teman apa mereka bawa laptop atau netbook, tapi tidak ada satu pun yang bawa.. Huaaaaa.” Key kembali menenggelamkan wajahnya di atas meja. Ia menangis sampai bahunya bergetar.
Minho juga ikut bingung. Dia berusaha menenangkan Key dengan menepuk-nepuk pelan lengannya. Walaupun tidak bisa membantu banyak tapi paling tidak Key merasa agak lebih baik dengan ada Minho di dekatnya.
“Ini, pakai laptop ku, Key.”
“Uh-?”
Key mengangkat kepalanya, melihat siapa yang mengeluarkan suara itu. Padahal ia tahu benar suara siapa itu, tapi ia hanya ingin memastikan kalau pendengarannya salah. Ya, ia pasti salah. Ia tidak boleh berharap berlebihan di situasi seperti ini.
Ah, ternyata telinganya masih normal. Itu suara Onew. Tepat seperti apa yang ia dengar. Orang yang ia suka secara diam-diam. Well, tidak benar-benar “diam-diam” karena Minho sudah mengetahuinya. Key langsung menegakkan tubuhnya, menyeka kasar air mata dan ingusnya. Terlihat jelas mata dan hidungnya memerah.
“Key?”
“Mmm.”
“Ini, pakai laptop ku.” Kata Onew lagi. Tangannya masih memegang laptop hitam miliknya.
Key melihat sekilas ke laptop Onew kemudian berganti melihat Minho yang ada di depannya. Mata kucingnya mengisyaratkan, “bagaimana?!?!” Ke mata kodok Minho. Minho menahan tawa sambil mengangkat sebelah alisnya.
Ugh, Choi, awas kau!!!!
Key melihat Onew, tapi tidak ke mata sipitnya. Fokus matanya kemana-mana, berusaha agar mata kucingnya tidak bertemu dengan mata sipit Onew. “O-oh? Apa tidak apa-apa?”
“Tidak.”
Key pun mengambil laptop yang ada di tangan Onew. Berusaha sehati-hati mungkin agar jemarinya tidak menyetuh jari Onew, karena tangannya terasa dingin dan berkeringat sekarang. Key menyalakan laptop Onew, menunggu loading beberapa saat.
Minho membersihkan tenggorokannya sebelum ia menegur Onew, “kenapa kau bawa laptop? Sepertinya aku jarang melihat mu membawa laptop.”
“Ah- ku pikir hari ini giliran ku yang presentasi sejarah, setelah aku lihat mading ternyata hari ini giliran Key. Padahal aku sudah berat-berat membawa laptop ku. Dan aku pikir akan sia-sia, tapi untung lah, Key tidak bawa laptop, jadi aku tidak sia-sia membawa benda hitam itu.” Kata Onew, diiringi dengan tawa diakhir penjelasannya. Minho hanya mengangguk-angguk sebagai balasannya.
“Eum, Onew-ssi, password..?”
“Oh, password-nya, your name.”
Jantung Key terasa seperti tersambar petir. Tiba-tiba seperti ada paduan suara yang menyanyikan lagu romantis di kepalanya. Apa ini mimpi? Onew memakai nama ku sebagai password laptopnya? Jemari Key meraba keyboard laptop Onew. Mengetik namanya. Tapi tiba-tiba wajah berseri-serinya menghilang, berubah menjadi wajah bingung.
Wrong password.
“K-kenapa.. Kenapa tidak bisa?”
“Huh? Really? Sepertinya aku tidak pernah mengganti password laptop ku. Hmm, coba kau ketik tanpa spasi.”
Jari-jari Key kembali mengetik untuk membuka password laptop Onew. Kali ini tanpa spasi. Tapi hasilnya tetap sama. Password-nya salah. Key kembali mengetik ulang namanya di kolom password. Kali ini lebih lambat dan diperhatikan tiap ketikannya.
K-I-M-K-I-B-U-M
Wrong password.
“Onew-ssi…?”
“Ne?”
“Salah…”
“Coba aku lihat apa yang kau ketik.”
Key menggigit bibir bawahnya. Tidak yakin. Tapi jarinya tetap berjalan di atas keyboard, mengetik namanya.
“Wait!”
“Huh? Ada apa?”
“Kenapa kau mengetik nama mu, Key?”
Key mengedipkan matanya beberapa kali. Kemudian menatap Onew. “Your name?My name, isn’t?”
Minho tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang Key ucapkan. Sedangkan Onew, bisa dilihat dari wajahnya kalau ia menahan tawanya. Key masih belum bisa memproses apa yang teman-temannya ini tertawakan. Apa yang salah?
Onew menyeka air mata yang keluar dari sisi matanya. Sepertinya ia tertawa terlalu berlebihan. “Password-nya itu ‘your name’, Key. Y-O-U-R-N-A-M-E.” Jelas Onew, kemudian kembali tertawa.
Key memproses maksud Onew. Kemudian ia merasa kalau wajahnya mulai memerah. Bagaimana bisa ia se-conffident itu untuk menulis namanya sebagai password laptop Onew? Aiihhh, memalukan, Key!!
Key menghiraukan tawa renyah orang yang ia suka dan sahabatnya bagaikan duet, mencoba mengetikkan kata “YOURNAME” di kolom password dan BOOM! It’s opened. Rasanya Key ingin mengubur dirinya di dalam tanah atau mungkin menenggelamkan diri ke segitiga bermuda. Rasa malunya meningkat seribu kali lipat dari sebelumnya.
“Bisa kan?” Tanya Onew. Tawanya sudah mereda sekarang.
“N-ne..” Jawab Key, tanpa melihat Onew sedikit pun. Bahkan ia tidak mau sampai wajah merahnya ini dilihat Onew.
“Okay, aku ke kantin dulu, ya? Sukses presentasi mu, Key!” Kata Onew. Mengepalkan kedua tangannya untuk memberi semangat pada teman sekelasnya yang sepertinya menyukainya? Kemudian Onew pergi meninggalkan Key dan Minho.
“Your name? HAHAHAHAHAHA.” Kini Minho mengejek Key yang masih memerah. Tertawa sambil memegang perutnya yang terasa sakit.
“Shut up you, Choi!!!”
.end.
Comments