Last Day For You

Last Day For You
Please Subscribe to read the full chapter

 

            “Tau gak sekarang hari apa?” tanya Yunho pada kekasihnya, Changmin. “Hmm, hari apa ya?” tanya Changmin pura-pura tidak tau. “Kamu lupa atau sengaja lupa, sayang?”

            “Sengaja atau enggak ya?” Changmin bersikap layaknya orang berfikir. “Kamu nakal ya” Yunho mencubit hidung Changmin. “Kayak kamu gak nakal aja deh” Changmin mencubit kedua pipi Yunho dengan kencang.

            “Aduh! Sakit tau” Yunho meringis kesakitan. “Maafkan aku Yun, aku sengaja haha” Changmin dengan cepat berlari meninggalkan Yunho yang duduk di sendiri di bangku halaman belakang rumahnya sambil meringis kesakitan.

            “Ya! Changdola! Aku akan menangkapmu, lihat saja!” Yunho pun tersenyum jahil dan bergegas menangkap Changmin. Mereka berlari-larian di taman itu. Changmin melempar boneka nya pada Yunho.

            “Curang ya” Yunho pun berlari mengejar Changmin. Tetapi sebelum berhasil menangkapnya, Changmin sudah terjatuh di pinggiran kolam ikan. Dengan cepat Yunho menghampiri Changmin.

            “Changdola, kamu mimisan lagi?” Yunho khawatir dengan keadaan Changmin. Yunho pun menggendong Changmin dan membawanya ke kamarnya. “Yunho, kamu ambil obatnya Changmin di laci ya, tante akan mengambilkan minum” suruh Junsu, ibunya Changmin.

            “Iya tante” Yunho pun mengambil obat Changmin. Setelah Junsu kembali ke kamar Changmin, kebetulan sekali Changmin sudah sadar dari pingsannya karena setiba Yunho membawa Changmin ke kamarnya, Changmin mulai pingsan.

            “Sayang, ayo di minum dulu obatnya” Junsu membantu putrinya untuk duduk. Changmin pun meminum obatnya. Changmin sudah biasa mimisan seperti ini karena penyakit paru-parunya yang langka.

            Beberapa hari kemudian, Yunho mengantar Changmin ke rumah sakit untuk check up. “Kondisinya masih stabil, kesehatanmu harus dijaga seperti ini, jika sudah drop lagi maka bisa berbahaya” jelas sang dokter.

            Yunho merangkul Changmin. “Iya dok, tapi saya masih bisa untuk disembuhkan kan dok?” tanya Changmin. “Maaf sekali Changmin-ssi, untuk saat ini belum ada obat untuk penyakitmu itu, untuk saat ini saya hanya bisa memperkecil resikonya saja”

            “Tapi dengan semakin sering dokter memperkecilnya maka penyakit saya bisa berangsur hilang kan dok? Saya siap kok datang setiap saat ke rumah sakit”

Yunho tidak kuasa menahan harunya karena semangat hidup Changmin.

            “Maksudnya memperkecil itu adalah mengurangi resiko menyebarnya penyakit mu itu di organ paru-paru mu, karena setiap harinya penyakitmu itu berkembang luas, obat-obatan yang kami berikan padamu itu hanya untuk mengurangi penyebarluasan saja” jelas dokter.

            “Jadi kesimpulannya saya tidak bisa pulih kembali?” tanya Changmin. “Sayang sekali tidak bisa Changmin-ssi” jawab dokter. Changmin menunduk, Yunho pun mengelus kepala Changmin.

            “Berapa lama saya akan bertahan dok?” tanya Changmin. “Perkiraan saya 5 bulan, tetapi ini hanya perkiraan saja, jangan dijadikan patokan ya” pesan dokter itu. “5 Bulan? Hmm” Changmin mengangguk sedih.

            “Changdola, jangan pedulikan berapa lama kamu akan bertahan, tetaplah tegar dan jalani hidupmu seperti Changdola ku yang biasanya, aku dan yang lainnya selalu ada untukmu” hibur Yunho.

            “Iya Yun, terima kasih” Changmin tersenyum dengan senang. “Oh iya dok, ada yang ingin aku sampaikan” ujar Changmin. “Apa itu?” tanya dokter. “Jika nanti aku sudah tidak ada, aku bersedia mendonorkan organ dalamku pada orang-orang yang memang membutuhkannya” ujar Changmin.

            “Sayang, kamu serius?”

“Sangat serius, percayalah padaku, aku bisa menyelamatkan beberapa orang dengan organ dalamku ini”

            “Bagaimana dok?” tanya Changmin. “Permintaanmu itu bisa di kabulkan, kamu bisa menandatangani beberapa surat-surat persetujuan yang ada, sebentar” dokter itu mengambil surat-surat yang dimaksud.

Sebelum Changmin menandatangai surat-surat tersebut, ia membaca ketentuannya. “Kamu yakin sayang?”

“Sangat yakin Yun, tenang saja”

            Changmin menandatangani surat-surat itu dan memberikannya pada sang dokter. “Kamu adalah gadis yang hebat Changmin-ssi” puji dokter itu. “Terima kasih dok” Changmin tersenyum senang.

            Setelah dari rumah sakit, Yunho mengajak Changmin pergi ke se

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
angelmax #1
Chapter 1: duhhh puasaku batal nggak ya gara2 baca ini jadi nangis sesenggukan...aku ga baca genre nya jadi kejebak baca angst..... the most I hate genre is angst TT
QueenB_doll #2
Chapter 1: hiyaaa!sedih bgt..sedihnya itu yunho ma changmin bakal pisah d akhirat..changmin d surga n yunho di neraka..hikz..ngapain kamu bunuh diri segala sih pabbo! T.T
authornim, aq fans beratnya changmin!gs, bikin lg yg changmin nya yeoja ya thornim..tp yg hepi end..makasih sebelum n sesudahnya :v
ohnoona #3
Chapter 1: Huwe..sedih bgt crita'a..mrk sehidup semati..lbh bnyk lg bkin crita homin'a..