Eyes Contact

When You're Smiling
Please Subscribe to read the full chapter

Bacanya santai aja ya kawan~

.

.

Kala itu mataku bertabrakan dengan matamu. Menimbulkan rasa keterkejutan yang asing. Hingga rasanya waktu membeku, terpenjara dalam sebuah suasana yang ganjil. Tapi rupanya tubuhku dan tubuhmu pun sama-sama dibanjiri peluh, meski kau terlihat lebih kacau karena tanah yang mengotori wajah dan pakaianmu.

 

“Aku tidak tahu jika klub pertanian memiliki kegiatan pada saat liburan musim panas.” Celetukku untuk memecahkan keheningan yang cukup menyesakkan.

 

Tapi kau hanya membalas perkataanku dengan senyuman yang menyejukkan. Ah~ mungkin karena kau tersenyum tepat saat angin berhembus pelan dan membelai lembut pipiku. Tanpa aku sadari, aku membalas senyumanmu kala kau beranjak berdiri dan mengangkat rumput liat yang kau genggam dengan erat.

 

“Tidak, aku datang sendiri, takut tanamannya rusak.”

 

Celetukkan tak sengaja dan jawaban sederhana. Membuat kita terperangkap ke dalam obrolan tak berujung. Meninggalkan bola basket yang tergeletak ditanah dan selang air yang juga lupa ditutup kerannya.

 

Mendengarmu berbicara dan caramu tersenyum membuat perutku tergelitik. Seperti ada sesuatu yang menggeliat didalam perutku. Rasa menggelikan yang menyenangkan. Seolah di dalam perutku terdapat kumpulan kupu-kupu yang tengah mengepakkan sayapnya.

 

Di musim panas yang menyengat. Aku menyadari perasaan ini. Aku menyukaimu dalam waktu yang relatif singkat. Anehnya pada seorang siswa laki-laki bernama lengkap Zhang Yixing.

.

.

.

Selang beberapa hari. Aku menjadi sering ke sekolah, padahal sekarang waktunya liburan. Awalnya hanya sekedar menyapa. Tapi rupanya berkembang dengan aku yang menawarkanmu ruang ganti di klub basket. Sekedar membersihkan tubuh dari keringat dan tanah. Sebagai gantinya kau  memberikanku beberapa potong semangka.

 

“Orangtuaku mengirimkan banyak semangka.” Aku mengangguk mengerti, rasa penasaranku terjawab sudah. Sebenarnya aku hanya heran karena kau selalu membawa semangka saat datang ke sekolah. “Aku ikut klub pertanian juga karena aku anak dari seorang petani semangka.”

 

Aku mengangguk pelan. Meski aku penasaran kenapa kau memakan semangka beserta bijinya sekaligus.

 

“Kenapa kau tidak pulang ke rumah orang tuamu?” tapi aku lebih penasaran dengan waktu liburan musim panas yang kau habiskan di sekolah. “Atau bermain bersama teman-temanmu?”

 

“Uang.” Jawabanmu yang begitu lugas rupanya malah membuatku terpaku. “Sebelum liburan, aku sudah dipecat dari tempat kerja paruh waktuku,” hebat, kau masih bisa tersenyum ringan tanpa beban saat menceritakannya. “Jadi aku tidak punya cukup uang untuk pulang apalagi berlibur.”

 

Aku tahu tidak baik menunjukkan rasa simpati berlebih pada orang yang baru dikenal.

 

“Kau sepertinya punya banyak teman.”

 

Ucapanku lagi-lagi hanya ditanggapi dengan senyuman. Dilihat dari sikapmu yang terbuka dan menyenangkan. Aku rasa kau pasti punya banyak teman.

 

“Kalau kau sendiri?” pertanyaanmu cukup mengejutkanku hingga aku hanya bisa tersenyum singkat. “Kenapa kau rajin sekali ke sekolah pada musim panas? Apa kau latihan untuk pertandingan?” aku sebenarnya malas menjawab tapi melihat wajahmu yang sama penasarannya sepertiku tadi. Membuatku tidak enak hati jika tidak menjawabnya dengan benar.

 

“Aku bukan anggota klub basket, dan sebenarnya semenjak aku datang kemari, aku sulit mendapatkan teman.”

 

Kau mengangguk pelan dan menatapku dengan lekat.

 

“Aku rasa karena kau itu murid pindahan dari luar negri dan juga karena rambut pirangmu.”

 

“Tapi rambut asliku berwarna hitam kok.”

 

“Hebat! Aku pikir itu rambut asli!” seruanmu yang berlebihan sontak membuatku tertawa. “Eh, tapi bukankah di sekolah ini dilarang mewarnai rambut ya?”

 

“Oh! Iya ya?” tanyaku dengan bingung.

 

Dan kau mengiyakan pertanyaanku sambil mengangguk dengan mantap.

 

Hening..

 

Baru kali ini kita kehabisan topik pembicaraan. Tapi mendengar helaan nafasmu membuatku memberanikan diri untuk bertanya.

 

“Mau pergi ke laut sama-sama?” tanyaku dengan tiba-tiba. Aku tahu kau  akan menolak tapi dengan buru-buru aku menambahkan. “Aku yang traktir, itung-itung salam perkenalan.”

 

“Tapi..”

 

“Ayolah~” bujukku. “Kau juga tidak mau menghabisi musim panas sendirian kan?”

 

.

.

Ano hi aruita michi wo kimi wa oboete iru?
Apa kau ingat jalan yang kita lalui dihari itu?

Jarippoi ASUFARUTO to hoho nadete iku kaze

Aspal jalanan berkerikil dan angin yang membelai pipi

.

.

 

Aku rasa Yixing memang orang yang tidak bisa mengatakan tidak. Dengan mudah, Yixing sudah bergambung dengan sekelompok muda mudi yang kekurangan orang. Meski sejak tadi Yixing terus berkata bahwa gadis-gadis sebenernya hanya ingin mengajakku. Tapi rasanya akan lebih mudah jika mengajak dirinya baru mengajakku untuk ikut bergabung.

 

“Kenapa kau makan bijinya juga?” tanyaku saat aku sibuk mengeluarkan biji semangka sebelum aku makan. “Aku sebenarnya biasa makan semangka yang tanpa biji.”

 

“Ribet,” alasan yang benar-benar simpel. “Asal kau tahu saja. Semangka berbiji itu rasanya lebih manis.” Matamu menatapku dengan tatapan serius. Namun aku malah mengerenyitkan dahiku dengan sangsi. Menurutku semua rasa semangka itu sama saja, manis dan berair. “Kau tidak percaya?” terdengar nada tersinggung dari suaramu.

 

“Percaya, kau kan anak petani semangka.” Jawabku sambil tertawa yang rupanya malah membuatmu terdiam dan menghela nafas. “Kenapa?”

 

“Ternyata hidup di kota itu cukup menyusahkan ya?” keluhmu tiba-tiba. Aku terus bertanya-tanya apa ini karena masalah biaya hidup yang harus kau tanggung sendiri. “Aku cukup kesulitan berbaur dengan teman-teman sekelasku.”

 

“Hm?”

 

“Aku tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan,” kini tidak hanya ekspresimu bahkan suaramu pun terdengar resah. “Gadis cantik, jam tangan, sepatu keren bahkan potongan rambut,” gumammu sambil menatap rambutk

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xingiefan #1
Chapter 1: Aww Aww Aww sweet sekali
MYixing10 #2
Kyaaaa suka bnget ff puitis" macam begini.. makasih yaa ffnya...
Liyadactylifera #3
Chapter 1: Love it so much :D
bacanya udah pelan2 banget nih, dihayati perkata :v
btw puisi jepang klasik nya juga keren (y)
saya awalnya bingung pov awalnya tp kesini2 baru ngeh, hehehe
daebak, ayo lanjuut
qwertyxing #4
Chapter 1: Senyuman icing emang bikin klepek klepek aaaaaaah ><
LunaXing
#5
Chapter 1: Aaaaaaaaahhhhhhhhh~ melayang layang <3
MaiXingYeol1027 #6
Chapter 1: As usual mba ber selalu pintar memainkan emosi pembacanya untuk masuk kedalam cerita. Singkat, padat, tp menarik. Keep writing aja dehh buat kak neto ama mba ber (:
AnandaZhang #7
Chapter 1: . manisnya terasa alami banget kayak semangka yixing ,
. ga banyak cincong dan langsung terbawa masuk dalam kisahnya ,

. keren keren :)
Hanbean0 #8
Chapter 1: Diabetes ya bacanya. Suka suka suka. Love mba ber lah pokonya
kimzy1212 #9
Chapter 1: Duh manisnya summer in love FanXing.... bagaimana interaksi si pria semangka aka Yixing dengan pria bola basket aka Yifan, yang malu malu tapi mau bikin senyum senyum sendiri...thanks udah bikin yang manis-manis untuk menemani siang yang panas ini kk