one: awal yang tidak terlalu menyenangkan

Resonansi

 

Chapter One
Tidak Terlalu Menyenangkan Sekarang

 

Seorang anak berlari dengan terburu-buru, seluruh-nya menyalahkan pada seseorang untuk menaruh tas-nya (dan orang lain) terlebih dahulu di kelas-nya yang ada di lantai 2. Itu kan bisa nanti saja! Lagipula ia seharusnya tidak tahu karna belum dipasang di papan! (Tapi terimakasih untuk kekuatan Prophecy milik Myungsoo, dan kekuatan persuasif-nya, Sumin mau melakukan semua hal bodoh ini untuk-nya.) “Sialan, sialan, sialan,” ia mengumpat. Ia tahu ia sebagai seorang gadis tidak seharusnya mengumpat tapi that, this, Myungsoo. Ia akan menghabisinya nanti jika ketemu. Opening Ceremony ini akan dimulai beberapa menit lagi, tidak, salah, satu menit lagi! "Tch!" secara frustasi, Su Ji otomatis mau melakukan kebiasaan buruknya- mengacak rambut-nya- tapi ia lupa ia secara teknis menghabiskan 15 menit waktu dari hidup-nya untuk merapikan itu- lalu tangannya berhenti.

 

“Oh ya, aku harus kelihatan oke dan tidak telat secara bersamaan!” Ia bergumam sambil berlari pelan menuruni tangga. Melihat hallway begitu sepi ia lalu bergumam lagi untuk menghibur dirinya- "Hah, andai aku adalah wind-user, aku bisa menggunakan- jet-angin atau semacamnya," 

 

“JET ANGIN!”

 

Mata Su Ji terbuka lebar seperti ia melihat adegan puncak film horror saat ia melihat kedua laki-laki datang dengan sangat- sangat cepat- melewati-nya diikiuti dengan banyak angin- rasanya seperti ia mendapat tamparan dari segala arah.

 

“Rambutku!” Su Ji berteriak seperti karakter bodoh di film horror yang malah mendekati kematiannya sendiri dengan cara bersifat kepo.

 

“Ooops maaf nona!” Sehun berteriak, tapi kata-katanya tidak pas dengan seringai-nya tidak hilang. Ekspresi-nya sangat kontras, seperti warna hitam dan putih- dengan ekspresi laki-laki yang ia-- secara agak tidak begitu nyaman-- bawa. Lihat saja Baekhyun ketakutan setengah mati seperti ini adalah hal yang 0 persen aman, tapi Sehun tersenyum seperti ini adalah hal yang 100 persen terjamin aman dengan mereka (secara teknis, Sehun) yang berlari dia atas kecepatan rata-rata, angin berhembus mendorong mereka dari tangan Sehun yang ia letakkan di belakang punggungnya. Ia senang, ia selalu senang bertemu hal yang mempunyai kemungkinan berbenturan dengan resiko, tapi Baekhyun--

 

 

“SEHUUUUN! HENTIKAAAN!”

 

Jadi bagaimana laki-laki yang seharus-nya tidak berada di Highschool khusus anak-anak spesial ini, dan tidak menyukai resiko ini berbenturan dengan Sehun?

Jadi kita sebaik-nya tahu dulu fakta bahwa Baekhyun sendiri tidak berasal dari Albara. Baekhyun adalah Penyihir sederhana, dengan kekuatan sederhana (lebih sopan daripada menyebutnya di bawah rata-rata.) yang tinggal di kota Glane. Penyihir yang uh- memilki kekuatan 'sederhana'. Karna kebanyakan kekuatan mereka adalah berkomunikasi dengan hewan, berjalan di atas air, bernafas di dalam air, dan Baekhyun, berkekuatan Lightning. 

 

Sementara Albara di kenal dengan kota yang menyediakan pertahanan terkuat untuk Human Kontinen, sebagai perwakilan untuk Kontinen Magis (Biasanya para manusia biasa memanggil-nya pusat kota) kekuatan orang-orang di Glane bisa dibilang tidak terlalu berguna untuk combat. 

Tapi entah bagaimana, entah kenapa, itu seperti ia tiba-tiba berubah menjadi perempuan saja karna sihir aneh. Ia kedatangan burung yang mengirimkan surat pada-nya saat ia menyapu halaman, membayangkan seberapa berguna-nya kalau ia memiliki telekinesis dan menyelesaikan semua-nya dalam sekejap. Surat itu berisi beasiswa untuk pergi ke Highschool of Albara, Albara! Ada nama-nya disitu dan alamat nya tertulis di surat itu!

 

Mengetahui ia berbeda, ia tidak berharap diperlakukan secara baik, tapi tidak sampai ia sampai di keadaan dari ujung rambut paling atas-nya sampai jari kaki-nya basah oleh air, punggung-nya habis terbentur oleh dinding bata karna serangan air itu setelah mereka tahu- entah bagaimana- kalau Highschool Albara yang dipenuhi dengan anak spesial itu- dengan para cendrawasih yang cantik, atau elang dan bahkan burung dewa, burung Garuda sekarang ketambahan saorang bebek jelek. Baekhyun sudah kedinginan ketika teman-nya si water-user tiba-tiba menanyakan kalau ia tahu apa akibat listrik bertemu dengan air- tentu saja Baekhyun tahu! Hasil-nya akan sangat berbahaya! Tapi seakan keadaan bisa berubah jadi lebih buruk, salah satu teman-nya itu mengeluarkan listrik dari tangannya.

 

Dia electricity-user.

Electricity-user yang akan menghabisi dan membuat tubuh Baekhyun gosong dalam sekejap.

Oh tidak.

 

Seharusnya Baekhyun tidak menerima surat itu dan datang ke sekolah ini. Seharusnya Baekhyun datang ke Highschool of Glane saja, dengan teman-teman di desa-nya aman dan nyaman. Tanpa resiko. Dan tentu saja, hidup itu penuh drama. Dengan terus bertanya-tanya apakah membunuh meskipun seekor bebek ilegal di kota Albara- yang merupakan kota besar, dan kejam- ternyata. Baekhyun baru tahu beberapa detik lalu. Ia menutup mata, menunggu akhir dari Byun Baekhyun. Inilah akhirnya kawan, akhir dari Byun Baekhyun adalah dia akan menjadi bebek goreng. Ha. Ha. Lucu... (tentu saja tidak karna ia akan mati!)

 

"Hey, kak, seru sekali permainan-nya," 

Permainan? Apa begini cara anak pusat kota bermain 'permainan'? Ini keterlaluan. Tapi lagi, ini salah Baekhyun juga untuk menjadi lemah.

"Bagaimana kalau kakak-kakak main dengan-ku juga? Kalau aku berhasil menerbangkan kakak-kakak cukup tinggi. Maka akau menang."

Eh?

 

Dan setelah Baekhyun membuka mata karna telinga-nya kemasukan teriakan kata-kata kotor dan teiakan ketakutan, mata Baekhyun melihat kedua orang yang mem-bully-nya tadi terbang ke atas, tapi mereka tidak seperti para flying-controller, atau pemiliki levitation dimana mereka terbang sesuai kemauan mereka sendiri, karna kaki mereka bergerak liar- meminta untuk turun. Tapi kemudian mereka berteriak lagi- lebih keras- tapi suara-nya menjauh- karna mereka terlempar, jauh ke daerah sana.

 

"Kelihatannya aku menang. Hadiah-nya apa nih?" orang itu- Baekhyun bisa mendeskribsikan kalau laki-laki itu tampan. Ia berambut putih, mata-nya agak biru muda- dan ada sesuatu yang licik di senyum dan tatapan mata-nya itu. Ia gak memiringkan kepala seperti ia barusan melihat drama Korea ter-hits bulan ini.

"G-Gila!" memang gila. Maksudnya, Baekhyun yang gila. Karna walaupun barusan diselamatkan dari semi-maut, itulah kata pertama yang  Baekhyun katakan. Baekhyun bahkan tidak tahu bagaimana ia mendapat keberanian untuk memegang kedua pundak Sehun dan menggoncangkannya agak keras. "B-bagaiamana kalau mereka mati!?"

 

Sehun hanya memandang-nya aneh, entah itu antara sedikit terhibur karna sikap-nya yang antara adorable atau bodoh. Tapi 70% nya bodoh. "Jadi, kau bilang. Aku harus mencarikan si orang yang memilki Time-Manipulation, yang itu secara teknis tidak mungkin karna orang seperti itu tidak ada. Lalu menyuruh aku menyuruh orang itu untuk memanipulasi waktu agak keadaan kembali seperti tadi, menyuruhku tidak melakukan apa-apa agar mereka tidak mati, lalu membiarkanmu mati karna sifat arogan mereka?"

 

Itu seperti pukulan besar, telak, kena pas, on point- ke Baekhyun. Ia tidak bisa bicara apa-apa. Ia benar dalam hal apapun. Tapi-

 

"Lagipula mereka tidak mati," Sehun tetap mengatakan kata itu- dengan niat meniru cara bicara Baekhyun- padahal Sehun bisa memilih kata lain seperti meninggal, wafat, atau patah tulang- dan Baekhyun pipi-nya memerah. Entah karena apa. "Aku mengirimkan mereka ke Hutan Alebra di belakang sekolah, dan mereka seharus-nya, kalau Tuhan itu ada dan menyayangi mereka pasti mereka akan secara aman mendarat di salah satu pohon, atau hanya akan kena sakit sedikit karna anting-ranting itu menghambat jatuh-nya mereka," Sehun memandang ke arah Baekhyun, dan mengeluarkan 'pft' pelan sebagai hasil dari menahan tawa. "Lalu kulit cream mu kelihatan semua tuh, ayo ke UKS untuk mencarikanmu baju,"

 

Padahal kalau Baekhyun sedang dalam pikiran nya yang sehat wal afiat, ia kan menolak karna hell, UKS itu ada di lantai 4 dan Opening Ceremony ada di Assembly, dan buruk-ny lagi, itu 10 menit sebelum Opening Ceremony dimulai! (Kkaebsong!) 

 

"Oke, sekarang pakai ini,"

 

Setelah Baekhyun berganti dari seragam-nya ke seragam cadangan di UKS, ia tiba-tiba disambut oleh baju lain yang menutupi seluruh pandangannya. Baekhyun mengkerut dan menyadari itu seragamnya yang tadi. Kering, sempurna! "Angin adalah hair-dryer!" Sehun menyambut, menarik tangannya ke atas dari posisi duduk-nya yang tidak normal di kursi beroda. 

 

"K-Kau- Ugh- Jadi aku harus ganti lagi?"

"Terserah kau, bodoh. Dan sama-sama, lagipula aku baru menyempurnaan teknik-ku tadi," Baekhyun mengerang tapi beberapa detik saat ia ingin kembali ke closet untuk ganti baju- si suster datang. 

Dengan kekuatan healing--nya, Si suster memeriksa- dan dengan sense nya bisa melihat struktruk tulang dan darah dengan tangannya saja yang terkoneksi pada kulit punggung Baekhyun. Tangannya mengeluarkan cahaya yang merupakan hasil dari mana yang ia keluarkan. Setelah beberapa waktu dari Sehun yang ebrsiul- karan bosan, si suster berhenti memeriksa. Cahaya nya menghilangd ari tangannya."Dia tidak apa-apa,"

"Berita bagus, dan berita yang lebih baik-nya tinggal 3 menit sebelum Opening Ceremony dimulai,"

 

Mata Baekhyun terbelalak begitu lebar, dan teriakan APA nya begitu keras begitu juga tubuh-ny ayng tiba-tiba terhentak- membuat Ji Han ikut kaget juga. Tentu saja! Bodoh! Baka! Pabo! Opening Ceremony! Bagaimana bisa otak pintarnya melupakan hal sepenting itu? "Se Hun kita harus cepat!" Ia bisa mengkhawatirkan kalau ia barusan diselamatkan oleh Oh Sehun yang melegenda itu nanti-nanti. Yang penting sekarang adalah hal yang sudah jelas penting- 

 

"Ha!"

Baekhyun terbelalak lagi saat ia setengah memakai baju-nya dan Sehun mendahaluinya seperti kereta api- angin membelai sisi kiri Baekhyun. "Untuk apa khawatir jika kau adalah wind-user?" 

"Aku pikir aku perlu khawatir karna aku cuma Lightning-user!" Baekhyun setengah berteriak pada Sehun yang sudah di luar ruangan, ia baru saja akan mengikuti laki-laki yang beruntung memiliki kekuatan yang ingin hampir semua orang miliki itu- tidak juga. Mungkin Telekinesis akan lebih keren, ia bisa menyapu halamannya yang penuh daun di musim kemarau tanpa sapu! Tanpa keringat! Tanpa capek dan tanpa tambah capek karna diomelin Ibu karna ia mengeluh! Ha! Tapi begitu ia mau berlari. Sebuah tangan menepuk-nya, Baekhyun menoleh dan bertemu dengan senyuman suster itu. Begitu... tulus. Membuat Baekhyun merasa bersalah dalam waktu 1 detik, dan detik kemudian ia habiskan untuk membungkuk dan mengucapkan terimakasih secara formal, tapi detik berikut-nya Baekhyun berhenti karna kata-kata si suster.

 

"Lightning-user itu lebih penting daripada yang kaupikirkan," 

 

Baekhyun berkedip. Lalu menyadari jika itu adalah usaha sang suster untuk menghiburnya. Lalu ia mengulangi aksi-nya lagi, membungkuk dan mengucapkan terimakasih secara formal- dengan tujuan berbeda. Lalu dengan senyum canggung yang ia lemparkan, dan angin suruhan Sehun yang sudah menarik Baekhyun keluar, di ruangan UKS itu hanya tersisa si suster.

 

"Dan begitu kau menyadari itu kita akan bertemu lagi, Byun Baekhyun," ia berbisik.

 

 

 

"Maaf Baekhyun! Kini aku koreksi kata-kataku, kau tidak perlu khawatir jika kau adalah teman si wind-user!"

Baekhyun baru saja akan membalas, sebelum- tiba-tiba ia merasa badannya terangkat- dan perutnya mendarat di bahu Sehun. "Wow, kau cukup berat,"

"Apa-apaan ini? Turunkan aku!" 

 

Dan begitulah kita sampai ke bagian bagaiamana Su Ji mendapati rambutnya acak-acakan, Baekhyun ada di posisi terakward- dan sekarang sedang di kecepatan di atas rata-rata! Dan SeHun hanya tertawa walaupun Baekhyun menyuruh untuk berhenti-  tapi pada akhirnya tubuh mereka berbelok ke ruangan besar dimana para murid sudah berkumpul. Banyak sekali seperti lautan manusia. 

 

Baekhyun hampir terjungkal ke depan jika tidak ada tangan yang memegangin bahu-nya, menjaga keseimbangannya. Ia kekurangan udara dari tekanan udara yang tiba-tiba meninggi dari jurus jet-apalah si sialan di belakangnya ini.

 

“Kau--”

 

Sehun menaikkan kedua tangannya menyerah dengan ekspresi marah Baekhyun. Sebagai gestur untuk meminta maaf, “Hei, di sisi baiknya kita tidak terlambat!” Sehun tersenyum saat benar, sudah tiba waktunya si headmaster naik ke atas panggung, dua Demi-human di belakang-nya- tipe anjing dan tipe wolf. Baekhyun tetap melemparkan pandangan marah-nya ke Sehun, karna seriusan- ia seperti akan mau mati tadi. “Kau berniat membunuhku?”

 

“Tidak. Buktinya kau masih hidup kan?”

Ugh.

"Kau tidak bisa dipercaya,"

"Jangan marah seperti perempuan yang sedang haid,"

"Oh, diam!" Baekhyun memukul bahu Sehun pelan. Dan mereka tertawa kecil. Hei, siapa tahu beberapa menit dari momen gila bisa menyatukan dua orang yang awalnya strangers? Itu tejadi dalam hidup. Lalu mereka berhenti ketika suara headmaster menggema ke seluruh ruangan.

 

“Oke! Selamat pagi para murid! Seperti yang kalain tahu, kota Albara dan sekolah ini adalah sekolah yang menampung ratusan anak-anak spesial dan berbakat,” sang Headmaster menyatakan, penuh semangat di suara-nya. Mungkin bangga. Mungkin senang (karena uang). “Jadi saya harap kalian melakukan yang terbaik di tahun ini, para junior! Ada berbagai macam user dari ke-empat elemen terkuat disini, fire-user,”

 

Chanyeol tidak bereaksi apa-apa- walaupun technically fire-user adalah dia. Entahlah, mungkin orang biasa akan bangga dan tersenyum sedikit mendengar power yang dimilki-nya disebut-sebut? CHanyeol tidak berpikir ia memilki alasan untuk tersenyum hanya karna hal seperti itu- dan hanya melipat lengannya sambil memandang lurus ke depan. Berpikir bahwa ini benar-benar tidak penting. Si headmaster melanjutkan kata-katanya- “Earth-user,” Kyungsoo diam saja. Ekspresi-nya tidak jauh berbeda dari Chanyeol. 

 

“Water-user,” Junmyeon mengulas senyum, ia berdiri di samping guru lainnya yang berjejer di samping panggung. Ia tahu ada beberapa water-user yang bisa ia klaim sebagai murid-nya di antara lautan ratusan orang dan daun muda disini, tapi pandangannya hanya mengarah ke satu anak. “Dan juga beberapa magician yang tidak kalah kuat dari ke-4 elemen terkuat itu, mungkin yang pertama terkuat dari non-elemenat user, tekinesis,” Luhan tersenyum lebar mendengar itu- dengan bayangan untuk menjatuhkan beberapa rival-nya disini. Berapa banyak yang bisa ia jatuhkan? Ini akan menyenangkan! 

 

“Ah, tadi saya belum menyebutkan 4? Ah, tentu saja! Kita hanya tahu dua wind-user di kontinen ini. Si penyihir tinggi itu sendiri, dan anak-nya. Jika aku mengingat pasti dia pastia kan berumur 12 tahun sekarang- dan seharusnya menajdi junior lalu masuk ke HighSchool! Oh Se Hun!”

 

Seakan-akan seluruh junior disini memilki Clairvonyance tingkat S yang bisa men-scan Sehun dari ratusan murid ini, mereka langsung menatap ke arah-nya. Tentu saja tidak begitu, tapi rumor beserta mata orang-orang yang melihat saat Dae-Oh dan Haseol, senior yang suka menindas junior jatuh ke hutan tidak sedikit. Dan bagaimana saksi mengatakan bahwa Oh Sehun yang itu yang menjatuhkan mereka juga ternyata menjadi sumber info banyak murid. Tapi toh, tepuk tangan bergemuruh. Baekhyun tiba-tiba merasa mual saat melihat seseorang yang familiar menatap tajam ke arah-nya-- atau arah Sehun. Dae-Oh. Haseol tidak ada di sampingnya- entah kemana, tapi Sehun tersenyum dan menyakinkan Baekhyun. “Mereka tidak akan menyerang di tengah keramaian,” Ia berbisik. Dan Bekhyun mengangguk pelan, ia tidak bisa selamanya bergantung pada orang lain. Ia perlu bergantung pada dirinya sendiri. Meskipuna ada persaan tidak aman yang menggumpal ketika Sehun jauh darinya.

 

Luhan melihat ke arah Sehun yang berjalan dengan mata penuh semangat, dan berpikir bahwa ketampanannya bisa menyaingi wajah Luhan juga. Kelihatannya kekuatannya juga. Luhan bertanya-tanya apa ia juga bisa menjatuhkannya? Senyum yang memperlihatkan gigi terpapar di wajahnya. Oke. Dia. Rivalku. Luhan berkata pada diri-nya sendiri. Memasukkan sesuatu pada mental to-do-list nya. Kyungsoo hanya meng-observasi Sehun dari jauh dan Chanyeol hanya mengeluarkan ‘tch’ kecil.

 

Junmyeon melihat murid yang daritadi ia pandangi sekarang menjadi pandangan semua orang. Seperti puncak pertunjukan yang ditunggu-tunggu semua orang! Dengan antusias ia menyenggol guru di sebelahnya. “Anak itu menarik untuk dijadikan murid,” Joonmyun berbisik pelan. Dan Yi Fan melotot ke arah rival-nya itu. “Itu tugas yang harus penuh tanggung jawab, Junmyeon. Ia aset yang penting bagi Kontinen Magis dan harus memperoleh guru yang pas,”

“Ia tidak cuma 'aset' Yi Fan. Ia adalah benih yang perlu dididik untuk tumbuh besar! Aku mengambil pekerjaan ini!" Joonmyun mengecap hal itu benar. Dan memukulkan kepalan tangannya ke telapak tangannya, seolah-olah ia barusan menemukan invention yang akan menyelamatkan dunia.

Yi Fan memutarkan matanya, mulai kesal oleh temannya yang memutuskan apapun seenaknya. Mungkin inilah kenapa klan api tidak pernah suka klan air. “Apa logis-mu seencer elemen yang kau kendalikan? Maksudku biarkan sekolah memilihkannya,”

 

Joonmyun memicingkan mata pada Yifan.“Hati-hati kata-katamu, Yi Fan ku yang manis, misalnya aku menjadi guru-nya kau yang akan tenggelam,” Joonmyun tersenyum- atau lebih tepatnya menyeringai saat jari telunjuknya bertemu dada Yifan- begitu juga kedua dahi mereka. Aura persaingan mereka semakin membesar ketika kedua mata mereka bertemu- sama-sama menembakkan petir tidak terlihat di antara keduanya. Xiumin, menghela nafas- ini sudah jadi hal yang biasa bagi kalangan guru.

 

"Ah! Dia yang merusak rambutku!" Su Ji menunjuk ke arah Sehun yang berjalan. Sementara Myungsoo terkekeh, lalu mengorak-arik rambut Su Ji lagi. "Oppa!"

"Sudah kubilang jangan bilang aku itu, umur kita cuma beda 3 bulan. Panggilan Oppa terlihat seperti panggilan perempuan manja yang tidak bisa apa-apa,"

"Pft, aku akan memanggilmu Oppa jika menurutku kau sedang menjengkelkan," Su Ji menjulurkan lidah-nya. Tapi hanya untuk menutup mata ketika tangan Myungsoo mengorak-arik rambutnya lebih parah. "Hey!" Ia menampar jauh tangan Myungsoo. "Rambut itu tidak penting bodoh, kau tetap cantik walau dengan rambut singa-mu saat baru bangun tidur sekalipun," 

"Sheesh, Oppa banyak omong," Sumin berusaha menghindari tatapan playful Myungsoo. Entah kenapa. 

 

“Dia tampan,” Yoona berbisik. “Eeeeh? Yoona unnie tidak akan meninggalkanku kan?” Yuri cemberut di sebelahnya, dan Yoona sedetik lupa ia membawa Yuri di samping-nya. Tapi ia segera menghapus keresahan Yuri dengan mengusap rambut-nya. “Tentu tidak. Adikku.” Oh Sehun huh? Kau ada di daftar list ‘orang-orang pentingku’.

 

Sehun sudah berdiri di atas panggung dan sang headmaster sudah menyodorkannya gem kotak kecil- di dunia Human kalian memanggil-nya ‘mic’. Tapi gem ini terhubung oleh sihir di sekitar ruangan ini. Fungsi-nya untuk meresap suara orang yang berada 5 cm di dekat-nya ketika di dekatkan dan memantulkannya ke seluruh ruang, seperti yang kalian biasa sebut ‘speaker’. Si headmaster lalu tersenyum pada Sehun. “Ayo, anakku, ucapkan sepatah dua patah kata yng membangkitkan semangat teman-temanmu!”

 

Sehun menyeringai. Yah. Ada asiknya juga. Hidup kebebasan berbicara! “Yah, halo, murid-murid baru Albara Highschool,” Sehun memandang mereka sebentar yang berhenti bertepuk tangan dan berbisik-bisik pada teman-temannya. “Walaupun aku adalah anak dari penyihir tinggi, bukan berarti aku terkuat, atau- semacam itu. Aku pikir aku eprlu berkembang. Begitu juga kalian! Kalian adalah daun muda yang akan tumbuh menjadi tanaman besar yang subur, ganas, karnivor, pemakan serangga yang lemah!” sang Headmaster ingin memukulkan dahi-nya ke apapun- karna bukan itu hal yang harusnya ia katakan! Para penonton juga agak terkejut mendengar itu. Tapi Sehun malah menyeringai.

 

“Jadi berkompetisilah, siapa yang paling kuat? Itu tidak tergantung dengan elemen atau power apa yang kau milki. Itu tergantung skill dan usaha-mu. Pikiran cetek seperti itu tergantung pada takdirmu dan sebagai ‘apa’ kau dilahirkan itu pikiran orang yang nantinya tidak akan jadi kuat,” Kyungsoo mendengus, senyum sedikit ada di bibirnya (walaupun ia jarang sekali melakukan hal itu.) “Cih, lumayan juga orang ini.” Dan memuji orang? Ia juga sangaat jarang melakukan itu kecuali pada situasi yang benar-benar spesial.

 

Mungkin kata-katanya agak offensive. Tapi Sehun tidak peduli, toh itu benar kan? Untuk apa ia merasa bersalah karna telah mengatakan hal yang menurutnya benar? Tapi si headmaster malah mengkonfirmasi kalau rumor soal anak Penyihir Tinggi Oh Seok ini adalah troublemaker dan memutuskan mengambil kembali gem-nya- hanya untuk gagal karna- aneh, sejak kapan angin mempunyai pikiran untuk mendorong tangannya menjauh?

“Lalu buatlah sesuatu yang disebut bond oleh sekutu mu! 3 power lebih baik daripada 1! Aku harap kalian mau berteman denganku dan menjadi ally, sekian, hehe-”

 

Yi Fan mencium bau masalah dari anak ini- harus-nya dia tidak mengucapkan semua ini. Ini berbeda dari skrip yang sudah diberikah ke Oh Seok beberapa hari sebelum-nya, ia harusnya mengatakan kata-kata formal seperti yang ada di kertas- seperti setiap murid baru yang mendapat honor untuk berpidato sebelumnya. Dan di kertas itu tentu saja tidak ada kata-kata ‘tumbuhan, karnivora, atau pikiran cetek,’.

 

Bola api sudah berkumpul di tangannya yang ia genggam erat, namun kemudian asap keluar dari kepalan tangan di depannya- yang harusnya ada api panas disitu. Ia melihat ek arah Junmyeon yang membuka tangan, gumpalan air di atas tangannya. “Kau mau apa Yifan? Biarkan anak itu berkreatifitas,”

“K-Kreatif-- apa? Kau membuatku muak, Junmyeon!”

 

Si headmaster agak kesal dengan sesuatu- dingin- seperti ada kekuatan tidak terlihat yang mencegah tangannya mendekati daerha merebut kembali gem pengeras suara. “Ah, dan lalu-”

“Yah! Dan lalu kita ke sesi selanjutnya saja!”

 

Sehun agak kaget melihat ada es tumbuh dari bawah kakinya, dan menggenggam lengannya- membuat sang headmaster berhasil merebut kembali gem-nya dan lanjut berbicara-

 

Junmyeon dan Kris menatap Xiumin secara bersamaan. Yang melemparkan death glare pada Sehun. Sebenarnya hal yang paling ditakutkan bagi mereka adalah Xiumin ketika marah- itu seperti membangunkan naga yang tidur. Padahal ada quotes dimana itu yang mengatakan untuk tidak membangunkan nad ayang sedang tidur. Sehun hanya membalas dengan senyum yang polos, seperti anak 5 tahun. Semua kalimat penutup sang headmaster menjadi blur seperti hanya beckground ketika ia menerima pesan- seperti ada yang berbicara secara lagsung di kepalanya.

Temui aku setelah Opening Ceremony.

-----

“Oke, kau- yang harusnya jadi contoh untuk semua murid baru- teladan yang baik dan sopan malah melempar ke 2 senior mu ke Hutan Alebra, lalu mengarang sendiri speech yang harus-nya sudah diatur untukmu?”

 

Sehun menggigit bibir. Yah, ia punya alasan untuk itu. Tapi tidak sampai sedetik kemudian, ia sadar ia tidak salah. Yang salah adalah mereka yang terikat pada peraturan dan tidak adil. Ia melotot. “Tapi dengan segala hormat, Mister, mereka mau menyentrum murid baru bernama Baekhyun!”

 

Xiumin memijat kepala-nya- entah kenapa ia merasa pusing. "Dengar, tapi itu bukan alasan untukmu menerbangkan mereka kan? Haseol harus beristirahat lebih di UKS dan Dae-Oh- yah untung-nya ia tidak apa-apa, tapi jika mereka cari masalah dengan-mu, kami tidak menjamin perlindungan 24/7."

 

"Aku bisa melindungi diriku sendiri Mister, terimakasih," Sehun yakin akan hal itu, ia melipat kedua lengannya- agak kesal. Seriusan, tidak ada alasan bagi-nya untuk ada disini. Atau membuat Baekhyun menunggu-nya (ia sudah berjanji akan menunggu-nya setelah ia selesai berbicara 'apalah' pada Minseok. Baekhyun memperingatkan Sehun untuk berhati-hat karan Minseok terlihat seram. Dan itu sort-or benar.)

"Lagipula Mister, jika aku tidak datang Baekhyun bisa saja terbunuh, mungkin kalian para guru perlu mendidik Senior yang suka menindas itu lebih baik!"

"Oke, oke," Xiumin rasa-nya ingin mengeluarkan semacam jarum es untuk- oke, oke, stop. "Kami akan coba, hanya saja poin-ku disini jangan membals percobaan membunuh dengan percobaan membunuh, oke? Dan jangan mengarang hal seenakmu," Mengingatkanku pada Junmyeon. Xiumin secara mental menggelengkan kepala. "Denga, aku mengajakmu berbicara disini agar aku- bisa mendapat waktu lebih dari pekerjaanku untuk menjelaskan semua-nya kepada headmaster, dan membuat hal-hal jadi lebih mudah untuk-mu. Yah, begitu menyengkan." Xiumin berkata dengan nada penuh sarkasme.

 

"Sekarang jika kau paham dan tidak mengulanginya lagi kecuali kau ingin Ayahmu tidak bangga padamu, makan kau diperbolehkan pergi,"

Sehun merasa keberatan untuk mengungkapkan apresiasi. Tapi ia harus, sisi baiknya Xiumin cukup baik dan ia tidak mendapatkan hukuman! "Terimakasih, Mister,"

Aku... tidak merasa perlu membanggakan Ayah seperti dia.  

-----

 

Setelah Opening Ceremony, murid-murid disuruh untuk berkumpul di lapangan. Itu luas dengan rumput sebagai tanjakan mereka. Beberapa kayu berbentuk manusia dan pohon-pohon yang dipenuhi lingkaran-lingkaran target, bolongan ada disana-sini.

 

”Oke, aku Junmyeon, perwakilan dari beberapa guru yang berdiri di belakangku,” Jumyeon berdiri dengan bangga. Di depan para freshman yang baru. Ah, mereka begitu apa? Adorable! Di belakangnya ada beberapa guru- seperti Yifan (ia sangat bangga kali ini ia yang diberi tugas menjelaskan daripada Yifan.) “Seperti yang kalian tahu, power adalah aset yang penting untuk kalian milki,” Junmyeon mengangkat kedua lengannya, lalu air mengelilin-nya, memutarinya seperti hoola-hop. “Tapi di saat kau sendiri, kau menjadi lebih lemah daripada yang kau bayangkan,” dan dengan masih menghadap ke arah para murid, Junmyeon mem-blok setiap seranagn dari Yifan, yang seperti melemparkan tinju- tapi dengan setiap tinju datang, setiap serangan api menyerang Junmyeon.

 

“Karna itu, jumlah juga merupakan aset penting,” dan lalu tiba-tiba Minah meloncat ke depan Yifan- menunjukkan telapak tangannya dan klon dari Minah muncul, menyerang Yifan dengan tiba-tiba. Mereka lalu berhenti saat kedua tinju Yifan di blok oleh Minah, membuat ia tidak mampu menghasilkan kekuatan api- dan air Junmyeon secara menganacam mengelilingi Yi Fan, setelah itu dan klon Minah menghilang. Setelah ‘peragaan’ itu murid-murid bertepuk tangan.

 

“Itu cuma contoh-nya,”

 

“Karna itu kami menyuruh kalian membuat tim!” Minah menyambung kata-kata Junmyeon. “Tim ini akan bersama kalian saat kalian melakukan misi, melakukan ujian, singkatnya, tim ini adalah teman seperjuanganmu! Karna itu demi kesuksesan kalian lebih baik kalian memilih tim yang cocok kan? Seperti ada yang menjadi Healer, Penyerang, atau bagian Defensive, terserah. Silahkan cari! 1 tim 4 orang!” dan dengan di angkat tangan nya Minah, suasana menjadi riuh- antara 'Apa!?" atau, "Wow, asik! Ayo jadi tim-ku!" dan "Siapa yang memilki kekuatan Elemental!?" Dan dengan itu semua-nya segera ribut menanyakan sana-sini soal power yang mereka miliki, dan bagaimana ia akan berguna bagi satu sama lain nantinya. ‘berguna’ kata-kata itu menakuti Baekyun, karna ia tidak berguna sama sekali.

 

“Yes! Ini asik!” Lu Han berteriak, dan memutuskan untuk mencari target-nya. Ia menutup mata, dan menggerakkan bangku di taman, tanpa menyentuhnya- bangku itu ia duduki dan terbang ke atas, otomatis mengangkatnya ke udara. “telekinesis!” Yegyeom berteriak.

“Halo juga padamu, Yugyeom!”

Kemudian ia menyipitkan matanya melihat Sehun. “Dan halo padamu, Oh Sehun.” ia menggengam erat krusi itu dan terbang menuju arah target-nya.

 

“Oke, Baekhyun, jangan cemas begitu. Kau ada di Tim Sehun,” Sehun menghirup nafas, lalu memutar-mutar lengannya.

“A-Apa!?” tapi pikirannya yang bertanya-tanya kenapa ia bisa masuk ke tim bersama salah satu orang terkuat dan protes-nya kalau ia akan mencari tim lain- tenggelam ketika Sehun melompat dan telapak tangannya bertemu kontak dengan tanah, seluruh area murid-murid tersapu oleh angin dan Baekhyun terjatuh.

Ketika melihat satu satu murid terjatuh di depannya, Naeun tidak fokus pada kejadian itu dan malah ketakutan- seperti apa yang Suji lakukan di sebelahnya sambil bertanya-tanya apa yang terjadi- tapi ia fokus pada bahaya yang datang pada-nya. Untuk beberapa detik, sekitarnya seperti hanya hitam putih, dan warna yang paling gelap adalah hembusan angin yang menyapu- selevel dengan tinggi kaki murid-murid- dan menuju ke arah-nya- rasanya seperti slow motion.

"Myungsoo! Suji! Lompat!" Dan saat mereka melompat, hembusan angin itu sudah melewati mereka. Mereka aman dan Suji berteriak soal hebatnya Naeun. 

 

Sementara Sehun mengobservasi bagaimana Kyungsoo menyembulkan tanah di depannya untuk di jadikan dinding di depannya, otomatis membuat angginnay terbentur ke arah dinding tanah dan murid di belakang Kyungsoo tidak terkena- Ia juga melihat bagaimana Yuri berteriak 'Unnie!' dan merangkul Yoona sementara tangan Yuri yang satunya- dengan seakan menjadi karet0 menggenggam batang pohon terdekat dan sekejap mereka menggantung di pohon itu.

 

"Keren!" Tapi kemudian ada rasa panas di bahu-nya, dan ketika ia melihat, baju-nya terbakar sedikit, kemudian padam. Ia lalu melihat ke depannya dan bertemu mata membara Chanyeol.

 

“Kau cari mati?”

 

Baekhyun bangun dengan susah payah, hanya untuk jatuh lagi melihat Chanyeol menatap Se Hun dengan tatapan kesal. Lu Han dengan tatapan sok kaget yang super dramatis dengan kedua tangan menempel di pipi- tidak terkena angin karna wow, timing- ia sedang terbang di atas dengan bangku terbangnya. (Ekspresi Luhan sebenarnya agak menjengkelkan bagi Chanyeol. Sungguh. Kenapa ia harus dikelilingi orang-orang menjengkelkan?)

 

“Aku hanya mencari anggota untuk Tim Se Hun,” Sehun tersenyum polos. Lalu menepuk pundak Chanyeol, kemudian berjalan dengan santai ke depan. “Hei! Om Joonmyun! Baekhyun, Oh Sehun, Park Chanyeol- itu tim satu ya! Lalu tinggal satu lagi-”

“Lu Han!” Lu Han menambahkan. “Pas 4 orang!” Ia mengatakan dengan ceria sambil menunjukkan keempat jarinya. Sehun menatapnya aneh. “Hei, hei, siapa yang memperbolehkanmu masuk?”

“Apa? Tidak apa kan? Pokoknya aku tim-mu. Titik."

“Ooooh, kau kelihatan begitu memaksa. Mau ku terbangkan ke atas supaya kau tidak bisa mengeluarkan kata-kata dari mulut manis-mu, cantik?”

“Mungkin aku akan menabrakkanmu dengan kursi taman sebelum kau menerbangkan orang ketiga dalam satu hari ini,” dan dalam waku hitungan detik, dahi mereka sudah bertemu.

 

 

“Oooke, a-aku ini masih muda kan, Yifan? Kenapa aku yang tampan ini dipanggil Om?” Joonmyun merasa harga dirinya terpukul. Tentu saja ia belum mendapatkan cewek cantik yang kuat, tapi itu bukan karna ia kelihatan tua kan? Ia merasa ingin menangis ketika Yifan kelihatan terhibur oleh aksi-nya dan-- menahan ketawa? “YIFAAAN!”

“Oke, kalian berdua, berhenti dan jadilah lebih produktif!” Minah mulai sebal, dan mengeluarkan jurus klon-nya lagi untuk mengirim klonnya menghentikan Lu Han dan Sehun yang sama-sama tersenyum (dengan membunuh-vibe!)

“Oke, Minah, apa yang terjadi?” Xiumin mulai pusing, dengan suara ribut para murid- seharusnya tidak seribut ini, ia tahu itu. Apalagi setelah ia menceritakan tentang masalah apa yang terjadi pada Oh Sehun kepada headmaster. Dan apalagi ++, pembicaraan itu tidak sesingkat iklan. Benci mengatakan ini, tapi Xiumin agak membela Sehun tadi- karna setengah yang dikatakan Sehun itu benar. Yah, aku masih tidak menyukai Troublemaker

“Sepertinya, kita mendapatkan generasi kedua dari Joonmyun dan Yifan,” Minah meringis.


 

Sulli masuk ke ruang penjara itu, para guard benar-benar kasar saat mereka bekerja- dan ia duduk di lantai penjara yang dingin. Dan sesuai kebiasaannya, ia menenggelamkan wajahnya kementara kedua lututnya tertekuk. Sekarang ia ada di penjara golongan lemah- seperti tikus, kucing, kupu-kupu- Sulli menghela nafas- ada banyak gambaran muncul di kepalanya. Darah. Hujan yang deras. Malam yang dingin. Orang itu yang minta diampuni. Sulli menutup mata dan menenggelamkan kepalanya lagi ke lutunya yang tertekuk.

Ia tidak mau ini. Ia hanya ingin keluarga-mya dan adik-adiknya tersenyum. Ia ingin dunia itu kembali.

 

"Kau tidak seharusnya ada disini kan?"

Kepala Sulli terangkat cepat begitu ia mendengar suara itu- di sebelahnya ada perempuan berambut pendek- telinga bundar dan ekor yang sangat tipis. Sepertinya ia tipe tikus. Ia melihat ada bekas merah di pinggir bibirnya, lalu noda gelap di lantai penjara gadis itu. Sulli meringis. 

 

"Apa- maksudmu?" Sulli punya banyak pertanyaan untuk noda gelap dan noda merah itu, tapi ia pikir akan lebih sopan untuk menanyakan apa yang ia maksud. Lagipula itu juga sedikit misterius- walaupun ternyata pada akhirnya slave ini hanya ngomong tidak jelas, hanya untuk menutupi kesepiannya karna hasil depresi sudah lama terkurung di penjara. Sulli akan tetap menemaninya. Lagipula mereka semacam... uh, senasib.

"Kau tidak seharusnya ada di penjara golongan 'lemah' ini," Mata Sulli membelalak. Dan dengan melihat ekspresi Sulli, gadis tipe tikus itu tersenyum. "AKu tahu kau memilki potensi, yang kau sembunyikan- untuk tujuan yang gelap," Ekspresi Sulli menggelap mendengar itu. Apakah demi-human di sampingnya ini jangan-jangan-

"Ya, masterku dulu memilki kekuatan Propechy,"

 

Propechy, kemampuan untuk melihat masa depan- biasanya tipe itu sangat rare atau bahkan, jika ada yang punya- orang itu hanya akan melihat sangat sedikit soal apa yang akan terjadi. Sangat blur dan tidak mendetail. "Dan entah kenapa, kekuatannya tersisa sedikit di tubuhku yang membusuk ini,"

 

Sulli tidak perlu meminta penjelasan pada kata-kata nya, Sulli tahu itu maksudnya ia sudah di penjara sangat lama. Hampir sama dengan definisi busuk itu sendiri. Sulli entah kenapa ingin tertawa pada situasi sedih ini. "Lalu aku melihat- ada seseorang yang akan datang ke hidupmu," Sulli mendengus pelan, yah, benar, master barunya. Dan ia akan pergi ke dunia sana dalam beberapa hari- "Lalu kau akan mencoba membunuhnya,"

 

"Berhenti," Sulli mulai waspada pada perlakuan orang ini. Ini sangat mencurigakan, bagaiamana ia tahu sebanyak itu? "Tenang, gadis muda, aku hanya menebak-nebak. Dan prophecy ku berakhir bahwa orang ini menjadi sesuatu yang spesial di hatimu," Sulli rasanya ingin tertawa keras-keras mendengar itu, seakan akan ia menemukan joke terbaik sepanang masa.

 

"Berapa kemungkinan prophecy mu salah?"

Si demi-human tipe mice mengerutkan dahi. "Aku tidak tahu? Dengar, hidupku tidak panjang. Aku- Uhuk-" Dan di saat itulah Sulli melihatnya, bagaimana wanita itu menutupi mulutnya dan mengeluarkan darah- itu menjelaskan semua-nya. Sulli tidak mengeluarkan emosi yang seharusnya manusia normal dkeluarkan- emosi nya sudah terhapus lama oleh kejadian kejadian yang tidak ia inginkan. "Tapi jika aku punya saran untukmu, cobalah percaya pad aoang yang menurutmu pantas kauberi kepercayaan,"

 

Ini semua kedengaran seperti joke bagi Sulli. Tapi Sulli hanya mengucapkan terima kasih, dan ia memprediksi malam-nya akn ditemani oleh suara batuk dari slave sebelahnya. Dunia bagi slave adalah dunia yang cukup mengerikan-jadi Sulli menengadah ke atas.

 

Master baru yang berbeda huh? Sulli hanya melihat ke arah jendela kecil yang ditempatkan di dinding atas, memperlihatkan bintang di langit malam. Kita lihat apakah kau akhirnya mati atau tidak. 

AUTHOR'S NOTE

5000 WORDS. WTF. 
oke. kalo kalian nge spot beberapa ship disni- trolol. fic ini nggak hanya berfokus sama sesul tapi juag plot nya! honestly ini mungkin jadi projek besr. tapi karna sesul belum ketemu, makannya aku tetep nulis. lol. mungkin setelah sesul ketemu, chapter selanjutnya bakal pendek (wtf. ini mungkin bisa jadi 5 chapter kalo kupisah2 haha.)

BUT ANYWAY ENJOY. JANGAN LUPA SUBSCRIBE. DAN KOMEN WAJIB OK. 5000 WORDS WE DID IT ME. /hugs me. ok bye and enjoy.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
vanilla133 #1
Chapter 1: Update soon! I'm already falling in love with this story!! I can't wait for the next chapter!
historiachoi
#2
Haiii! Aku subscribe ya smg ffnya berjalan lancar :D
Guess that sulli will be sehun's slave? Lol