Lee Junho, seorang namja yang lajang, mandiri, mapan, dan pekerja keras berusia 32 tahun. Seorang yang sangat workaholic dan sangat mementingkan pekerjaan diatas segalanya. Semua karyawan dan jajaran direksi Hwang Group sangat mengenal Lee Junho yang memiliki posisi sebagai sekretaris CEO Hwang Group. Selain pekerja keras namja yang satu ini juga dikaruniai fisik yang sangat rupawan, dengan wajah yang manis dan bentuk tubuh yang proprsional ditambah dengan bokong yang semok, membuat tak hanya yeoja tapi juga namja manapun akan terpesona padanya.

“Lee Junho-ssi, tolong keruangan saya sekarang.” Kata Hwang Sang Jin, CEO Hwang Group melalui sambungan telepon.

“Baik, Sajangnim” Jawab Junho

Lee Junho pun berjalan menuju kantor CEO yang hanya tersekat oleh pintu dengan ruangan kerja Junho.

-Toktoktokkk-

Lee Junho mengetuk pintu kantor CEO dan langsung masuk begitu dipersilahkan oleh sang CEO.

“Anda memanggil saya sajangnim? Apa ada yang bisa saya bantu ?” tanya Junho

“Oh iya Junho-ssi, dokumen mengenai kontrak kerja sama kita dengan JK Group mengenai pembangunan mall di China apakah sudah selesai kau rapikan?”

“sudah sajangnim, sudah saya rapikan dokumennya. Apakah sajangnim ingin memeriksanya?”

“tidak perlu, saya hanya ingin memastikannya saja sebelum penandatanganan MoU kerjasama tersebut besok. Kalau begitu kau bisa pulang sekarang, persiapkan dirimu untuk penandatanganan MoU besok, dan tolong untuk besok kau kosongkan semua jadwalku, karena sesudah penandatanganan MoU ada hal lain yang harus kukerjakan”. Kata CEO Hwang

“baik sajangnim, kalau begitu saya permisi dulu”. Jawab Junho

.

.

.

“Ahhh, benar-benar hari yang melelahkan. Ingin rasanya segera pulang kerumah dan istirahat. Aku sangat lelah”. Ucap junho pelan sambil brjalan pelan menuju lift untuk turun ke basement parkir dan mengendarai mobilnya pulang agar segera tiba dirumah.

Setelah sampai didepan lift, Junho pun memencet tombol lift untuk masuk kedalam lift, namun sebelum pintu lift terbuka terdengar suara seseorang yang memanggilnya.

“Junho-ssi.....”

Lee Junho pun sontak menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Dan ternyata seseorang tersebut adalah Seulong, Direktur Perencanaan Pengembangan Strategi Hwang Group.

“Anyeonghasseyo, Direktur” ucap junho sambil sedikit menundukkan kepala.

“Aiisshhh, sudah kubilang jangan panggil aku direktur, pangil saja aku sulong-ssi atau hyung, dengan begitu tidak akan terdengar terlalu canggung”.

“Iya Seulong-ssi. Maaf, tapi kita saat ini masih di kantor, saya merasa tidak enak jika memanggil anda seperti itu apalagi jika sampai terdengar oleh karyawan atau direktur yang lain. Mungkin jika sudah diluar kantor dan tidak dalam urusan kantor saya bisa memanggil anda tanpa sebutan direktur.”

“Baiklah, terserah kau saja”.

Pintu lift pun terbuka dan mereka berdua memasuki lift sambil sedikit mengobrol disertai lelucon kecil yang dilontarkan Seulong, yang membuat Junho tersenyum menanggapinya. Hingga tanpa terasa mereka sudah sampai di basement parkir.

“Apakah kau akan langsung pulang sekarang, Junho-ssi?” tanya Seuolng

“Iya direktur, saya akan segera pulang”. Jawab Junho

“Kalau begitu biar kuantar saja” tawar Seulong

“Tidak perlu direktur, saya membawa mobil sendiri.”

“Ahh, iya benar juga. Aku lupa. Bagaimana kalau kita makan malam bersama. Aku akan mentraktirmu” tawar Seulong lagi.

“Terima kasih, Direktur. Tapi maaf, saya tidak bisa. Saya harus segera pulang karena ada beberapa hal yang harus saya persiapkan untuk besok”

“Mau kubantu?”

“Tidak perlu, direktur. Saya bisa melakukannya sendiri. Saya permisi duluan direktur. Selamat malam.” Ucap Junho sambil menundukkan kepala dan segara berjal