Chapter 2
Junho's Romance“Lepaskan tanganku. Kau tak perlu menyeretku seperti ini. Kita bisa membicarakannya baik-baik.” Junho mengomel sembari dirinya ditarik paksa oleh pria pemilik motor.
“Yaakkk, Ahjussi.. lepaskan!!!”
“Apa kau bilang?? Ahjussi? Aku masih muda, bahkan lebih muda darimu, kenapa kau memanggilku dengan sebutan itu. Dasar pencuri!”
“Mwo? Pencuri? Aku bukan pencuri, aku seorang pria baik-baik.”
“Pencuri tentu saja tidak akan mengaku, kalau pencuri mengaku penjara akan penuh. Sudah jelas-jelas kau mencuri motorku, masih mau mengelak, kau menyebutmu pria? Kau lebih mirip yeoja dengan wajah dan bokong besarmu itu.”
Tangan Junho dilepas dan ia pun berhenti diseret oleh pria yang ia panggil ahjussi tersebut setelah sampai di taman dekat gedung kantor Hwang Group.
“Mana motorku? Kembalikan motorku sekarang atau aku laporkan kau ke kantor polisi dengan tuduhan pencurian.”
“Sudah kubilang aku tidak mencuri motormu, aku hanya meminjamnya sebentar karena keperluan yang mendesak tadi.” Jawab junho dengan nada yang semakin lama semakin kecil. “Aku minta maaf karena telah membawa paksa motormu, Maafkan aku.” Junho meminta maaf dengan kepala yang menunduk.
“Walaupun itu mendesak sekalipun, tidak seharusnya kau membawa lari motorku seperti itu, kau bisa memintaku untuk mengantarkanmu jika memang itu sangat mendesak.” Pria pemillik motor tidak lagi berkata kasar kepada Junho karena dilihatnya raut menyesal Junho disertai rasa bersalah. Mulut Junho juga sedikit mengerucut membuat Pria pemilik motor merasa terpesona sambil bergumam dalam hati “Imut juga pria ini”.
“Agar masalah ini tidak semakin panjang, bagaimana jika kau meberi tahu dimana motorku, setelah itu kita bisa mengakhiri masalah ini”
“Baiklah, motormu ada di basement parkir kantorku, kita bisa mengambilnya sekarang. Ayo ikut aku.”
.
.
“Ini motormu dan ini kunci motormu.” Junho menyerahkan kedua benda itu kepada pemiliknya, dan langsung diterima oleh pemiliknya. “Sekali lagi, aku minta maaf dan berterima kasih Tuan.............”
“Chansung, Hwang Chansung” Pemilik motor yang bernama Hwang Chansung itu agar terkejut dengan pertanyaan Junho karena sdari tadi ia hanya fokus memandangi wajah imut dan polos Junho.
“Lee Junho imnida” Junho pun memperkenalkan dirinya. “Baiklah kalau begitu, aku permisi. Maaf merepotkanmu.” Junho pun membalikkan badannya untuk beranjak meninggalkan Chansung. Namun Chansung menahannya.
“Chogiyo, kau ingin pulang Junho-ssi? Bukankah tadi mobilnya bannya pecah? Kalau kau tidak keberatan mari kuantar kau pulang” Chansung menawarkan.
Junho sebenarnya ingin menolak tawaran Chansung tersebut, ia tidak enak hati untuk lebih merepotkan Chansung, namu mengingat ia sangat lelah hari ini dan hari yang sudah menjelang malam maka ia pun memutuskan untuk menerima tawaran Chansung tersebut.
.
.
Sepanjang jalan, mereka berdua saling diam diatas motor. Walaupun, terkadang Chansung mencoba melontarkan candaan, namun tidak disambut antusias oleh Junho, hingga mereka pun tiba diapartemen Junho.
“Terima kasih, Chansung-ssi, apakah kau ingin mampir untuk minum kopi?”
“Aniya, terima kasih tapi aku ingin pulang saja. Maafkan tadi aku telah memperlakukanmu dengan kasar.”
“Iya, tak apa, itu semua karena salahku.. Oh iya, sebagai permintaan maaf dan ucapan terima kasihku karena telah
Comments