Chorong melangkah malas menuju pintu rumahnya. Ia ingin tidur seharian hari ini. Tapi bunyi bel yang tidak berhenti memaksanya bangun dari tempat tidur. Siapa sih yang mengganggu tidurku? Ngga sabaran banget. Huh! Gerutunya.

“Ya! Dasar pemalas! Ini sudah siang dan lo masih tidur? Gue ngga akan nyerahin Woohyun Oppa ke orang pemalas kayak lo!”

Chorong langsung membuka lebar matanya begitu menyadari siapa yang berada di depan rumahnya saat ini. Cewek ini lagi.. Darimana dia tau kalo rumah gue.. Ah, paling dia ngestalking Woohyun.. Mengerikan..

“Lo mau biarin gue berdiri di depan pintu sampe kapan?” Chorong membuka pintunya lebih lebar dan mempersilakan cewek itu masuk. Eh bentar, kenapa gue biarin dia masuk? Pikiran dan tubuhnya sedang tidak sinkron, Chorong merasa tidak enak badan sejak bangun tadi pagi, kepalanya pusing dan badannya terasa lemas.

“Jadi apa yang lo inginin dari Woohyun Oppa? Lo butuh berapa? Biar gue yang kasih, dan setelah itu lo harus menjauh dari Woohyun Oppa.” Cewek itu bicara begitu ia duduk di sofa. Bahkan Chorong masih dalam keadaan berdiri.

Mood dan tubuhnya tidak dalam keadaan untuk berdebat dengan siapapun sekarang. Tenggorokannya terasa kering, dan kepalanya pusing. “Mau minum apa?”

“Hmm, teh? Ehh?! Gue ngga butuh minum! Gue cuma mau lo menjauh dari Woohyun Oppa.”

“Oke.” Jawab Chorong asal sambil berjalan menuju dapur. Denyutan di kepalanya makin menjadi, ia harus minum obat.

Namun langkahnya terhenti saat ada yang menarik pergelangan tangannya. Siapa lagi kalo bukan cewek itu. “Ya! Lo bener-bener ngga punya sopan santun ya!”

Semakin cewek itu menaikkan suaranya, semakin parah rasa sakit di kepala Chorong. Sampai akhirnya Chorong tidak bisa menahan berat tubuhnya lagi dan jatuh pingsan.

Cewek itu panik melihat keadaan Chorong, dia baru sadar kalau muka Chorong sangat pucat. Tanpa pikir panjang dia menelfon seseorang, “Woohyun Oppa, Chorong pingsan, di rumah, sekarang!”