THE RUDE STUDENT

THE RUDE STUDENT

“Aduh.....”

Ringis seorang siswi setelah spidol menghujam tepat ke kepalanya. Sepasang matanya mencari siapa pelaku pelemparan spidol itu.

“Lee Mijoo!!! Sedang apa kau, hah??!! Perhatikan ke papan tulis atau kukeluarkan dari kelas!!”

Soojung -guru SMA Seoul sedang marah karena Mijoo mengobrol diam-diam bersama teman disebelahnya. Mijoo memasang wajah kesal dihadapan gurunya dan tak menunjukkan rasa sopan santun

“Ya, Bu...” balas Mijoo

Pelajaran kembali dimulai, Soojung menerangkan materi di papan tulis kepada para muridnya. Sedangkan Mijoo terlihat kesal setelah mendapat hukuman kecil dari gurunya.

Aku muak denganmu, wanita sok pintar.... enyahlah kau dari kehidupanku!” geram Mijoo dalam hatinya

            Mijoo sedang menyeruput segelas jus apel sambil memandang siswa lain sedang bermain basket di lapangan sekolah. Wajahnya tampak santai meski mendapat hukuman barusan dari gurunya. Ia berusaha melupakan semua itu, namun rasa kesalnya terhadap gurunya tak pernah hilang. Ia seringkali dihukum oleh Soojung karena tak menghiraukan materinya dan melupakan tugas sekolah, juga mendapat panggilan orangtua karena nilai-nilai jelek. Mijoo tak tahan dengan semua itu, ia mencari cara agar gurunya tunduk kepadanya.

“Mijoo!!”

“Hei, Jisoo...kau mengagetkanku saja!” Mijoo terkesiap

“Haha...sedang apa kau disini??”

“Aku sedang melihat mereka yang bermain basket... ada apa kau mencariku??”

“Tidak apa-apa, aku ingin mengetahui keadaanmu saja” senyum Jisoo

Mereka larut dalam obrolan hangat sambil menunggu waktu istirahat selesai, lalu pandangan Mijoo tertuju pada Soojung yang sedang mengobrol bersama guru-guru lain di depan kantor. Wajahnya berubah sedikit kesal ketika melihat guru itu.

“Coba lihat dia.....” tunjuk Mijoo ke arah Soojung

“Oh, Soojung-seonsaengnim?? ada apa dengan dia??”

“Dia habis memarahiku tadi, aku sangat kesal.....”

“Pasti kau berbuat nakal lalu dia memarahimu, bukan??” celetuk Jisoo

“Ya, aku terkena lemparan spidol karena aku sedang mengobrol dengan teman disampingku”

“Haha Mijoo, kau ini..... lebih baik kau perhatikan pelajaran daripada harus berbuat aneh-aneh terhadapnya.... apa kau minta maaf kepadanya??”

“Tidak! aku tidak mau minta maaf sekalipun.. aku ingin wanita bodoh itu menyingkir dari kehidupanku! Karena aku malas berhadapan dengannya” sinis Mijoo

“Mijoo, kau benar-benar tidak sopan kepadanya!” tegur Jisoo

“Biar saja!! Aku punya satu rencana untuk menjatuhkan dirinya, lihat saja nanti” kata Mijoo sambil menggambar smirk di wajahnya

Jam istirahat sudah selesai, para siswa kembali ke kelas untuk melanjutkan jam pelajaran selanjutnya termasuk Mijoo.

“Kita akan sambung lain kali, sampai nanti” tutup Mijoo

“Baiklah” balas Jisoo

.

.

“Anak-anak, setelah ini saya akan berikan ujian harian. Ibu harap kalian mendapat nilai sempurna pada pelajaranku” titah Soojung

Sial!! Itulah kata Lee Mijoo yang terlontar dalam hatinya. Mengapa secepat itukah dia memberikan ujian? Mijoo pun mendengus kesal dan menatap amarah Soojung. Sembari Soojung menyiapkan soal, para murid menyiapkan peralatan ujiannya. Terkecuali Mijoo yang masih saja memendam kekesalannya

“Mijoo, ayo siapkan peralatan ujianmu” tegur Minji -teman sebangku Mijoo melihat meja belajarnya yang masih kosong

“Tidak mau!” protes Mijoo

“Hei, jika kau tak menyiapkan apapun.... kau akan dikeluarkan dari kelas”

“Aku bilang tidak mau!! Diamlah!!”

Tiba-tiba Soojung menegur mereka sambil membagikan soal.

“Ada apa ini?? Kenapa kalian ribut-ribut??”

“Aku sedang menegur.....”

Ucapan Minji terhenti karena Mijoo mencubit pahanya.

“Ti...tidak ada, Bu” elak Mijoo

“Baiklah, sekarang siapkan peralatan ujian kalian”

            Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, para murid berkutat dengan soal-soal yang dirasa mereka cukup sulit dan menguras pikiran. Mereka menjawab soal dengan hati-hati agar mendapat nilai yang bagus. Sementara itu, Mijoo menatap soal dan memutar pensilnya, menggali pikirannya untuk mencari jawaban yang pasti. Sesekali matanya melirik ke kanan dan kiri mengintip jawaban ujian murid lainnya.

“Minji, apa jawaban untuk nomor 7???” bisiknya

“Apa???”

“Apa jawaban untuk nomor 7???”

“Aku belum mengerjakannya... nanti saja”

“Cepatlah.....”

Lalu mata elang Soojung berhasil melihat kecurangan yang dilakukan Mijoo. Lantas ia langsung memarahinya

“Mijoo!!! Jika kau berbuat seperti itu lagi, aku akan merampas kertas ujianmu dan kau akan tidak kuberikan nilai!!”

“Baik, Bu” tunduk Mijoo

“Anak-anak, waktu ujian akan berakhir.... jadi periksalah kembali sebelum dikumpulkan”

Mendengar pengumuman itu, Mijoo pun tak tahu harus bagaimana lagi untuk menyelesaikan sisa soal-soal di lembaran putih itu. Niatnya untuk mencontek pekerjaan temannya pun gagal karena Soojung terus mengawasinya. Mau tak mau, ia menjawab soal-soal dengan jawaban yang seadanya daripada kehabisan waktu.

“Waktu sudah habis, sekarang kumpulkan hasil pekerjaan kalian!”

Semua murid menaruh lembaran ujian mereka ke atas meja Soojung. Bibir Mijoo berdecak kesal, ia mungkin akan mendapat hukuman demi hukuman seperti sebelumnya. Sampai Soojung tak terlihat batang hidungnya, matanya terus memperhatikan guru mungil itu.

Jika kau memberikan hukuman kepadaku lagi, aku tak segan-segan akan menghajar wajah bodohmu itu!” batin Mijoo

.

.

            Keesokan paginya, Soojung mengumumkan hasil ujian murid kelas 12-2. Satu per satu murid maju kedepan menerima kertas ujian yang mereka kerjakan kemarin. Ada beberapa dari mereka yang mendapat pujian maupun teguran karena mendapat nilai yang jelek. Namun saat Mijoo ingin menerima kertasnya, Soojung tak mau buru-buru memberikannya, membuat Mijoo berubah jadi heran.

“Lee Mijoo, pulang sekolah nanti ikutlah dengan saya... ada banyak yang hal harus disampaikan kepadamu” titah Soojung

Mijoo mematuhi ucapan gurunya dan kembali ke bangkunya dengan tangan kosong. Para murid pun memberikan atensi kepada gadis itu, namun ia tetap berjalan tanpa memperhatikan sepasang mata yang memandang dirinya. Batin Mijoo kembali diuji oleh guru itu, perasaan kesal dan amarah sudah timbul dalam dirinya. Hukuman demi hukuman sudah menantinya.

Aku sudah menebak kau akan lakukan ini, nanti aku akan memberikanmu sebuah pelajaran yang setimpal....lihat saja!” batinnya

Gedung sekolah tampak sepi, murid-murid sudah pulang ke rumah mereka dan ruangan kelas tertutup rapat. Kecuali ruang guru yang di dalamnya menyisakan dua orang. Soojung sedang memberikan teguran demi teguran kepada Mijoo.

“Sudah kukatakan beberapa kali kepadamu, hah!! Kau sudah tak ada perubahan dengan cara belajarmu!! Bagaimana kau akan menghadapi ujian akhir jika kau terus seperti ini??!!!” bentak Soojung

“Bu, aku akan berusaha sebaik mungkin.... aku berjanji” ucap Mijoo dengan meminta maaf

“Apa??? Kau sudah mengatakan itu berkali-kali tapi tak ada hasil yang baik darimu!!! Mau jadi apa kau setelah lulus nanti??!! Aku malas melihat wajahmu!!”

“Tapi maafkan aku sekali lagi.... ini hanya kesalahanku karena tak belajar semalam...maafkan aku!”

Soojung mendengus karena tak tahu apa yang diucapkan sambil menatap hasil ujian Mijoo

“Aku tak tahu lagi cara untuk memperbaiki cara belajarmu, sekarang aku akan membuat surat peringatan pertama untukmu....”

“Tapi, Bu... aku tidak mau mengecewakan orangtuaku!”

“Jika kau berani membantah, aku akan mengeluarkanmu dari sekolah!”

Mijoo sudah tersulut emosinya, begitu juga dengan Soojung. Gadis cantik itu mulai menaruh dendam pada guru itu. Tangannya mengepal kuat-kuat dan ingin rasanya menghajar wajahnya,

“Oh.... jadi kau berani melawanku, hah??!!” bentak Mijoo sambil beranjak dari kursinya

“Apa kau bilang??!! Berani sekali kau membentakku!!” balas Soojung yang juga beranjak dari kursinya

“Sudah lama aku muak dengan semua kata-katamu, aku tak tahan lagi!! Lebih baik kau menyingkirlah dari tempat ini!!”

“Kau anak yang kurang ajar!!”

Telapak tangan Soojung yang panas mendarat ke pipi Mijoo. Mijoo hanya tersenyum sinis membuat Soojung sedikit heran

“Terima kasih untuk tamparannya, sekarang giliranku!!”

Lalu dengan secepat kilat, Mijoo membalas tamparan Soojung dengan keras. Ia juga menarik kerah kemejanya dan menghempaskan tubuhnya hingga menabrak dinding. Mijoo mendekati tubuh mungil Soojung yang tersungkur di lantai. Ia memberikan tatapan yang mengancam kepada orang yang dia benci.

“Kau...... manusia sok pintar, murahan dan tak berguna.... lebih baik enyahlah kau dari sini!” hina Mijoo

“Oh ya, aku akan melaporkanmu kepada kepala sekolah!” ancam balik Soojung

“kepala sekolah, huh??? Coba saja!!”

Setumpuk amarah sudah membekas di hatinya, Mijoo terus melayangkan pukulan demi pukulan ke wajah Soojung tanpa ampun. Tiba-tiba mata Soojung meneteskan air mata karena tak kuasa menahan pukulan. Ia menangis dan meminta ampun tetapi itu semua omong kosong bagi Mijoo. Karena Mijoo menganggap Soojung adalah pembuat masalah. Lalu gadis itu melucuti semua pakaian di tubuh gurunya.

“Haha... wanita bodoh ini punya tubuh yang mulus rupanya” ejek Mijoo

“Aku mohon!! Hentikan!!”

Mijoo mengambil seutas tali lalu mengikatkannya ke tangan Soojung, tubuh Soojung terbaring lemas dan tak mampu bangkit dari siksaan muridnya yang kejam.

“Apa yang kau lakukan???”

“Sekarang...rasakan ini!!”

Kedua jari Mijoo menembus liang mulus milik Soojung. Soojung terkejut dan merasakan sakit yang luar biasa. Jari-jari Mijoo terus bergerak keluar masuk dengan irama cepat. Soojung terus berteriak dan menangis meraung-raung karena tak bisa menahan rasa perihnya. Mijoo tak memperdulikan itu dan tetap fokus pada permainan kejamnya.

“Tolong!!! Ahhhh sakit!!!” raung Soojung

“Diam kau, bodoh!!”

Jari Mijoo semakin dalam menembus liang itu dan malah bergerak semakin kencang. Tubuh Soojung menggeliat dan merasa ingin keluar dari siksaannya. Suaranya pun habis dan hanya isakan tangis yang terdengar. Lalu jari Mijoo yang basah memaksa gurunya untuk membuka mulut.

“Bukalah mulutmu dan jilatlah ini”

Soojung menolak dan terus menutup mulutnya. Lalu Mijoo memaksanya dengan mencekik lehernya. Cekikan Mijoo semakin kuat membuat Soojung kehabisan nafas dan membuka mulutnya. Jari Mijoo berhasil menembus mulut dan mencari keberadaan lidahnya. Soojung merasa jijik ketika lidahnya dijadikan pelampiasan gadis itu.

“Sayangnya....aku belum puas dengan ini....” ucap Mijoo

“Apa maksudmu???”

Mijoo mengambil spidol besar di meja kerja dan mengarahkannya ke liang Soojung lagi. Lalu benda itu menancap dan memenuhi dinding liang mulusnya.

“Ahhh sakit!!!! Tolong hentikan!!!” ringis Soojung

“Rasakan ini!!! F*** u, Soojung.... i’ll kill you!” ejek Mijoo lagi

Spidol itu bergerak dengan cepat dan semakin dalam. Tubuh Soojung sudah lemas dan menegang, peluhnya terus berjatuhan membasahi lantai yang kering. Tetesan air matanya tak mampu membuat Mijoo luluh, malah membuat gadis itu semakin keji. Soojung lagi-lagi berteriak minta ampun, malah Mijoo membalasnya dengan tamparan keras di pipi. Guru mungil itu sudah tak berdaya lagi.

“Ahhh hentikan!! Aku sudah tak kuat lagi!!”

“Diam kau!!” bentak Mijoo

Kemudian cairan berwarna putih mengalir deras dari lubang Soojung, tubuhnya mengalami kejang kecil dan lemas. Mijoo membuang spidol itu dan kembali menatap wajah gurunya.

“Aku mengampunimu kali ini.....tapi kalau kau memberikan hukuman kepadaku sekali lagi, aku akan mencarimu dan membunuhmu... paham??!! Sekarang perbaiki nilai ujianku!” ancam Mijoo sambil melepaskan ikatan Soojung

Mijoo beranjak keluar dari ruang guru, meninggalkan Soojung yang dalam keadaan terbaring lemas. Soojung yang mempunyai sifat keras terhadap murid-muridnya, kini berubah menjadi lemah karena ditaklukan oleh muridnya sendiri. Rasa trauma pun melekat di pikiran guru mungil itu jika bertemu dengan sosok yang bernama Lee Mijoo, murid kejam yang menyiksanya hingga hampir mati.

.

.

            5 hari kemudian, para murid menerima hasil ujian mereka sembari menenteng tas untuk pulang ke rumah masing-masing yang dibagikan oleh guru mereka, Soojung. Setelah semuanya keluar dari kelas, Mijoo menggambar raut wajah kesal ketika melihat kertas ujian yang dipegangnya.

“Apa??!! Aku sudah bilang... jika aku mendapat nilai jelek , kau harus memperbaikinya! Tapi kau malah tak memperbaikinya!” bentak Mijoo

“Maaf....kau harus terima kenyataan atas hasilmu.... tapi jika kau belajar lebih giat, kau akan meraih nilai yang bagus. Sekarang pulanglah!” nasihat Soojung

Namun tak berhenti sampai disitu, Mijoo mendorong tubuh gurunya sendiri lalu menampar pipinya. Amarah Mijoo kembali tersulut.

“Sekarang perbaiki nilai ujianku atau kau kubunuh!! Mengerti??!!”

Mijoo meremas kertas ujiannya dan melemparkannya tepat ke wajah Soojung. Guru mungil itu mendapat perlakuan tak pantas dari muridnya lagi. Pelupuk matanya kembali meneteskan air mata. Kecewa, sedih dan takut bercampur jadi satu dalam hatinya. Berbagai cara untuk menyadarkan muridnya sendiri pun gagal. Soojung berusaha tegar dari ancaman yang menerpa dirinya

Apa yang harus kulakukan??? Aku sudah gagal mendidik muridku sendiri.... aku tak mau lagi seperti ini... aku ingin keluar dari sini” batin Soojung sambil menopang dahinya

-END-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet