Should I Stay or Go?

Should I Stay or Go?
Please Subscribe to read the full chapter
Should I Stay or Go?.

 

“Hari ini cukup sampai di sini! Terima kasih buat kerjasamanya.” Kata-kata sang sutradara dibalas serempak oleh semua yang ada di aula besar itu, tak terkecuali Kyuhyun yang menyimak semua pengarahan tadi dengan penuh semangat. Ia bahkan membuat beberapa catatan kecil di kertas naskah yang diterimanya.

‘Bongsun, a Woman Who Dies When She Loves‘ adalah judul sementara dari drama yang akan menjadi langkah pertama Kyuhyun di dunia akting. Perasaan was-was setiap ia memasuki bidang yang baru selalu berhasil dikalahkan oleh perasaan tertariknya. Berbeda dengan orang-orang yang menyebutnya jenius ataupun berbakat, Kyuhyun beranggapan bahwa usaha dan doa  mengalahkan segalanya. Jika kejeniusan dan bakat tidak bekerja, usaha yang dilakukan tetap akan menunjukan hasilnya; Dan doa menyempurnakan semuanya.

Kyuhyun masih mengucapkan terima kasih dan melakukan beberapa percakapan kecil dengan para pendukung di drama itu ketika sang manager berdiri di sisinya, menunggu dengan sabar.

“Gwenchana, Kyuhyun-sshi?” tanya sang manager begitu mereka berjalan menuju mobil.

“Gwenchanayo. Ada apa, manager hyung?”

“Wajahmu tidak tampak baik.”

“Mwo?” Kyuhyun otomatis menangkupkan kedua tangannya ke pipi. “Apakah terlihat sangat tidak baik?”

Manager hyung tertawa melihat kedua mata Kyuhyun membulat. “Tidak separah itu.”

“Syukurlah.” Kyuhyun tersenyum lega. “Kajja, kita kembali ke dorm, hyung.”

Begitu berada di dalam mobil, Kyuhyun menghembuskan napas lega. Diaturnya bantal kepalanya sehingga ia bisa bersandar dengan nyaman. Sementara manager hyung mengemudi, Kyuhyun membuka gadget-nya untuk melihat-lihat berita. Matanya memicing melihat begitu banyak artikel tentang Ryeowook yang muncul di sana. Hyung mungilnya itu sudah mengatakan bahwa pertengahan September nanti akan kembali ke rumah orang tuanya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.

“Sungguh karena itu?” Kyuhyun bertanya sewaktu Ryeowook mengutarakan keinginannya untuk meninggalkan dorm.

“Nde.” Ryeowook mengangguk tanpa menatap wajah Kyuhyun. Namja itu berjongkok sambil menyibukkan diri menata isi kulkas yang ada di dorm lantai 6.

Kyuhyun memandang tidak percaya. “Bukan karena marah kepadaku kan? Bukan karena aku suka menyelonong masuk ke kamarmu malam-malam? Bukan karena aku tidak suka kau mengunci pintu kamar? Bukan karena….”

“Kyuhyunie!” Kyuhyun tersentak mundur saat Ryeowook bangkit berdiri sambil melontarkan pandangan tajam ke arahnya. “Aku tidak kesal dengan semua itu! Aku bahkan tidak kesal kau debut solo! Aku tidak kesal kau mengikuti jejak Yesung hyung memasuki dunia akting! Meski kadang aku merasa tertinggal oleh kalian semua, aku tidak merasa kesal dengan semua itu! Apa kau paham?! Aku tidak kesal! Tidak Kesal!! TIDAK KESAAAAAAAAAAAAAAL!!!”

Kyuhyun meringis membayangkan kejadian waktu itu. Tanpa sadar ia meraba telinganya yang sedikit berdenging seakan Ryeowook baru melancarkan suaranya yang melengking tinggi. Namun ringisan itu menghilang perlahan. Setelah memastikan earphone-nya terpasang dengan baik, Kyuhyun mendengarkan video yang menampilkan Ryeowook yang tengah menangis, memperhatikan semua perkataan hyung mungilnya itu, dan mengulanginya beberapa kali sambil termenung.

“Manager hyung, kita ke Mom House saja.”

Sang manager menoleh, mencoba memperjelas pendengarannya.

“Aku ingin ke Mom House,” ulang Kyuhyun pelan, namun terdengar cukup jelas sekarang.

“Kyuhyun-sshi…”

“Mianheyo,” sahut Kyuhyun. Kedua mata itu menatap penuh harap, dengan senyum yang terlihat sedikit dipaksakan.

Sang manager memandang beberapa saat sebelum akhirnya menarik napas panjang. “Baiklah, kita ke Mom House.”

“Gomawoyo.” Kyuhyun kali ini tersenyum lebih lebar.

Manager hyung menggelengkan kepalanya. Setiap Kyuhyun memasang wajah seperti itu, ia tidak sanggup menolak. Kyuhyun sendiri memandang ke luar jendela dengan diam. Tidak seorangpun yang berbicara selama perjalanan yang cukup panjang itu. Bahkan saat mereka turun dari mobil, keduanya menapaki jalanan yang sedikit menanjak tanpa bersuara sama sekali.

.

.

Akhirnya bangunan setinggi enam lantai itu menjulang di hadapan mereka dengan latar langit malam. Kyuhyun menengadah sejenak sebelum mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Matanya terhenti di pintu café.

Manager hyung mengawasi. Ia sedikit heran melihat Kyuhyun hanya berdiri diam tanpa melangkahkan kakinya untuk masuk.

Kyuhyun kembali memandang bangunan di hadapannya, menimbang untuk ke sekian kalinya tentang apa yang akan ia lakukan. Suara dering halus gadget miliknya terdengar, membuat namja itu melirik sejenak nama yang muncul di layar sebelum menerima panggilan tersebut.

“Captain Cho,” sapa suara merdu milik Ahra. “Kalau tidak berniat masuk ke Mom House, berkunjunglah ke rumahku. Aku ingin bercakap-cakap denganmu.”

Wajah Kyuhyun memerah seketika. Ia mengedarkan matanya sekali, kali ini ia melihat Ahra dan suaminya berdiri di kejauhan. Kakaknya yang cantik itu hanya tersenyum lebar dan berjalan kembali menuju mobilnya tanpa mendekat. Kyuhyun meberi kode kepada sang manager untuk mengikutinya. Mereka juga berjalan seperti biasa menuju mobil yang mereka parkir tanpa melakukan kontak lagi dengan Ahra; Sesuatu yang sudah sering mereka lakukan untuk tidak menarik perhatian orang yang berlalu-lalang di sana.

.

.

“Captain Cho.”

Ahra merentangkan kedua tangannya begitu Kyuhyun turun dari dalam mobil dan memeluk sang adik dengan hangat. Kyuhyun balas memeluk sambil mengangguk hormat ke arah kakak iparnya yang berdiri memperhatikan mereka sambil tersenyum.

“Kalian berdua, menginaplah di sini.”

Tanpa menunggu jawaban Kyuhyun, Ahra menggamit lengan adiknya itu dan berjalan menuju apartemen yang dihuninya bersama sang suami.

.

.

Kyuhyun duduk di sofa ruang tamu sambil memperhatikan kesibukan di depannya. Manager hyung meletakkan barang-barang Kyuhyun di kamar yang ditunjukkan Ahra, lalu berpamitan untuk beristirahat di kamar yang akan ia tempati malam ini.

“Kami memang menyiapkan kamar ekstra untuk kalian, juga appa dan eomma.” Ahra muncul dari dalam dapur sambil menghidangkan makan malam. “Kau pasti belum makan. Makanlah yang banyak, arrachi? Untuk manager hyung, aku sudah mengantarkan makanan untuknya ke dalam kamar. Aku ingin mengobrol berdua saja denganmu.”

“Apa tidak merepotkan?” tanya Kyuhyun melihat begitu banyak hidangan di hadapannya.

“Kau bicara apa, Captain Cho? Sampai kapanpun kau tetap adikku. Jangan pernah merasa sungkan.” Ahra berpindah ke sisi Kyuhyun, mengambilkan beberapa macam lauk dan meletakkannya ke dalam mangkuk nasi. “Sudah lama kau tidak makan masakan noona-mu ini kan?”

Kyuhyun mengangguk dan mulai menyantap semua makanan itu.

Ahra merasa senang melihat wajah pucat adiknya mulai terlihat lebih segar meski pandangan itu tampak sedikit muram. Ia baru saja hendak mengunjungi Mom House saat melihat sosok Kyuhyun yang berdiri mematung di kejauhan. Ia merubah niatnya, merasa ada hal yang mengganjal karena sang adik tidak juga beranjak masuk ke dalam.

“Kyuhyunie…”

“Nde?”

“Kenapa kau tidak menemui appa dan eomma? Bukankah kau ke sana untuk mengunjungi mereka?” Ahra mencoba membuka percakapan setelah Kyuhyun menyelesaikan makan malamnya. Ketika Kyuhyun tidak menjawab, ia menuangkan sebotol minuman ke dalam gelas yang lalu diangsurkannya kepada Kyuhyun.

“Aku berubah pikiran,” jawab Kyuhyun sambil meneguk minumannya. “Apakah kakak ipar tidak menunggumu, noona? Ini sudah sangat larut.”

“Jangan mengalihkan percakapan. Dia tahu aku akan menghabiskan malam ini bersama adikku. Apakah aku sempat tidur atau tidak, itu tergantung padamu, Captain Cho.” Ahra menyunggingkan senyum manis yang membuat Kyuhyun tak berkutik.

“Noona, kau tidak memberiku pilihan.” Kyuhyun meringis.

Ahra tertawa lebar. Ia tidak pernah berpikir seorang wanita harus tertawa dengan anggun. Ia selalu tertawa lepas, dan itu salah satu hal yang selalu membuat Kyuhyun merindukan noona-nya.

“Apa yang mengubah pikiranmu?” Ahra kembali ke tujuannya semula. “Karena kau tidak bisa memasang wajah bahagia di depan appa dan eomma?”

“Aku sangat lelah hari ini. Manager hyung bilang wajahku tampak tidak baik. Aku tidak ingin mereka khawatir. Hanya itu.” Kyuhyun memutar cairan yang ada di dalam gelasnya perlahan, mencoba mengabaikan tatapan sang noona.

“Kalau memang kau lelah dan tidak ingin memperlihatkannya kepada appa dan eomma, kenapa kau datang ke sana? Jarak Mom House ke dorm hampir sama dengan jarak ke Nowon, Captain Cho. Jangan menyembunyikan apapun dariku.”

“Aku tidak menyembunyikan apapun, noona. Aku benar-benar berniat ke Mom House sebelum menyadari bahwa sebaiknya aku tidak ke sana.”

“Dan kau ke Mom House karena tidak ingin pulang ke dorm?”

Kyuhyun meneguk minumannya hingga tandas, tetapi tak satu katapun keluar dari mulutnya. Ahra tipe orang yang sulit dibelokkan keingintahuannya, sama seperti dirinya sendiri. Dan itu membuat Kyuhyun sedikit menyesal mengikuti keinginan Ahra untuk ‘berkunjung’ yang berakhir dengan menginap. Namun Kyuhyun juga tidak tahu harus ke mana lagi setelah mencoret dorm dan Mom House dari tujuannya melewati malam.

“Karena Ryeowookie?”

Ahra tersenyum saat Kyuhyun menoleh dengan pandangan terkejut.

“Benar karena itu? Karena ia menangis saat mengumumkan kepindahannya di radio?”

“Noona tahu?” Kyuhyun meletakkan gelasnya dengan hati-hati sebelum memandang wajah Ahra untuk memastikan apa yang ia dengar.

“Tentu saja aku tahu. Aku selalu mendengarkan siaran Sukira. Ryeowook DJ yang sangat bagus.”

Seulas senyum terukir di wajah Kyuhyun yang muram.

“Sangat bagus. Ryeowookie selalu berusaha keras untuk apapun yang ia kerjakan. Baik itu menyanyi, musical, radio, bahkan memasak. Ia sangat pandai memasak. Dan masakannya…sangat enak….”

Suara Kyuhyun tercekat. Tangannya menggapai botol untuk menuangkan minuman sekali lagi ke dalam gelasnya yang kosong. Sementara itu, Ahra hanya duduk diam sambil mengarahkan perhatian penuh kepada adiknya.

“Aku ingin pulang ke dorm dan menghiburnya. Tetapi jika aku datang dengan keadaan seperti ini, Ryeowookie akan sibuk mengkhawatirkanku, mulai sibuk memasak dan melakukan apapun untuk membuatku nyaman.”

“Ryeowookie melakukannya karena menyayangimu.”

Kyuhyun menggeleng. Bukan karena kalimat Ahra, tetapi karena ia tidak menyukai apa yang akan terjadi jika ia pulang.

“Meski kami tinggal di lantai yang berbeda, kami sering menghabiskan waktu bersama, ataupun sekedar berjalan-jalan di luar. Dia sudah cukup tertekan belakangan ini, noona. Aku tidak ingin kenangannya di dorm di saat-saat terakhir hanyalah kerepotan-kerepotan yang aku buat….”

Kyuhyun menenggak minuman di dalam gelas sekaligus. Ketika ia hendak mengisinya kembali, Ahra menjauhkan botol minuman itu dari Kyuhyun.

“Kau sudah cukup minum, Captain Cho. Besok jadwalmu adalah Radio Star. Kau tidak ingin tampil dengan……”

“Noona, apa yang harus aku lakukan sekarang?” Kyuhyun memotong ucapan sang kakak dengan wajah bingung yang ia perlihatkan secara jelas. Kyuhyun sudah berusaha mencari macam-macam cara yang bisa ia pikirkan, namun tak satupun yang menurutnya cocok. “Aku ingin menghibur Ryeowookie, tapi aku tidak bisa melakukannya. Tidak dengan keadaan sekarang ini….”

Ahra tersenyum. Ditariknya Kyuhyun dari sofa, dan menuntunnya ke dalam kamar yang sudah ia persiapkan.

“Istirahatlah, Captain Cho. Jangan memikirkan apapun, arrachi?”

Tanpa sungkan, Ahra mulai membuka pakaian Kyuhyun. Sesuatu yang sering ia kerjakan sejak kedua orang tua mereka sibuk bekerja dan ia menjadi kakak sekaligus orang tua bagi adiknya. “Pakai piyama ini. Noona punya beberapa baju untukmu,  yang bisa kau pakai setiap menginap.”

“Tapi, noona….”

Ahra menarik Kyuhyun ke tempat tidur begitu sang adik selesai mengenakan piyama yang ia berikan tadi. Ditariknya selimut hingga menutupi tubuh Kyuhyun, menepuk pelan saat gumaman protes terdengar.

“Soal Ryeowookie, serahkan pada noona-mu ini.”

“EH?”

Ahra tertawa melihat mata Kyuhyun terbeliak begitu lebar. Dengan gemas dicubitnya pipi sang adik yang justru tersenyum senang karena serangannya.

“Super Junior bukan hanya rumah kedua untukmu. Mereka bukan hanya hyungdeul bagimu, Kyuhyunie. Bagiku, mereka semua sudah seperti kakak dan adikku juga. Jadi tidurlah yang nyenyak. Aku akan melakukan apa yang bisa aku lakukan untuk menghibur Ryeowookie.”

Kyuhyun tidak tahu rencana apa yang dipikirkan Ahra. Tetapi ia selalu percaya akan kata-kata kakaknya. Dengan perasaan yang mulai tenang, Kyuhyun pun memejamkan mata. Ahra menunggu beberapa saat sebelum mencium adiknya, mematikan lampu, kemudian berjalan menuju pintu.

“Noona…”

Langkah Ahra terhenti. Ketika ia menoleh, Kyuhyun memandangnya dari balik selimut dengan kedua matanya yang hitam.

“Meski hyungdeul seperti keluarga juga untuk noona, tetapi noona akan tetap mencintaiku lebih dari yang lain bukan?”

Ahra nyaris tergelak mendengar pertanyaan itu. Namun ia berusaha menahannya dan tersenyum lembut. “Tentu saja, Captain Cho. Bagiku, tidak ada namdongsaeng yang lebih kusayang selain Captain Cho.”

Kyuhyun tersenyum puas mendengar jawaban Ahra, lalu kembali memejamkan matanya. Ahra berdiri di pintu sampai ia yakin Kyuhyun benar-benar tertidur, lalu beranjak menuju kamarnya.

.

.

Ryeowook tidak menemukan seorangpun di dorm sepulangnya dari Sukira. Dan tidak satupun pesan yang masuk dari member Super Junior yang lain.

Tampaknya mereka semua sibuk sehingga tidak mendengarkan siaran radio.

Ryeowook tersenyum sedih. Padahal ia berharap ada di antara member yang akan mengirim pesan kepadanya untuk bertanya :  ‘Ryeowookie, gwenchana?’ Tetapi harapan tinggallah sebuah harapan.  Namja itu maklum, Sukira selalu mengudara dari jam 10 hingga tengah malam. Wajar jika member yang lain sudah tidur di kamar masing-masing ataupun tertidur di dalam mobil. Meski begitu, semua alasan tadi tidak menghiburnya.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Ryeowook mencoba melihat-lihat blog dan artikel sebelum pergi tidur. Napsu makannya sama sekali tidak ada, tertimbun oleh perasaan sedih yang menyesakkan dadanya sejak memutuskan untuk pindah.  Ia melihat banyak sekali artikel tentang kejadian di Sukira tadi.

“Apa aku melakukannya hal yang benar…?” Tiba-tiba air matanya menetes, dan Ryeowook mulai menangis lagi.

Ddirodi…

Ddirodi…

Ddirodi…

Suara bel pintu terdengar. Tanpa melihat, Ryeowook tahu siapa yang datang. Meski memiliki password, Donghae selalu membunyikan bel sebelum masuk. Sangat berbeda dengan Kyuhyun yang tahu-tahu sudah masuk ke dalam kamarnya tanpa tanda-tanda apapun sehingga ia sering  terkejut oleh ulah dongsaengnya itu. Tetapi ia tidak habis pikir, Kyuhyun lebih sering terkejut darinya, padahal Ky

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hayoung_cloud
#1
Chapter 1: oh lama gk buka aff trnyata ada ff baru ^^

rasanya dorm yg biassnya rame jd sepi pasti gk enak.. perpisahan gak pernah enak T.T

Fighting Oppadeul! Fighting eonni...!
hayoung_cloud
#2
Chapter 1: oh lama gk buka aff trnyata ada ff baru ^^

rasanya dorm yg biassnya rame jd sepi pasti gk enak.. perpisahan gak pernah enak T.T

Fighting Oppadeul! Fighting eonni...!
nurhikmah #3
Chapter 1: Eonnie kenapa ini bikin galau berkepanjangan T_T
Gag sanggup ditinggal mereka
kyujie #4
Chapter 1: DRY... DRY... DRY... ati2 kyu jgn smpe sakit, wkwkwk...

aduhhh.... sedih kalo wookie hrus pindah,, gmna sma kyu #pukpukmagnae ,,

kamsahamnida ff nya eonnie :)
gyumi_elf #5
Chapter 1: Ini kok sedih banget yaa apalagi kalo inget mereka satu persatu akan ninggalin dorm yg pasti byk kenangan kebersamaan mreka,meskipun bgitu smoga mereka akan selalu bersama layaknya keluarga selamanya walaupun tinggal dirumah yg berbeda,,,penasaran emang at gwanghwamun ga boleh diputar di sukira kenapa??
iharukumipuff
#6
Chapter 1: HUAAAAA TT^TT
Kasihan sama eternal maknae dan evil maknae :( para hyungdeul sudah pindah duluan. Semoga saja mereka bisa berkumpul sama2 lagi suatu hari ani :') karya iyagi eonnie memang selalu yang terbaik. Sukses ya eonnie! Terima kasih atas kerja kerasnya ^^
anisah363 #7
Chapter 1: Itu arti dari DRY pukpuk uri kyunnie kenapa lagu at gwanghwamun di larang di putar di sukira jadi sedih ingat sebentar lg wookie akan pindah dorm iyagi thanks atas ff nya
Guixian98 #8
Chapter 1: AAAAAAAAAA aku nyesal karna tebakanku ternyata bener TT
Nyesek aaaaa sedih sih tapi berkesan <3
Aku juga punya pemikiran sih kalo ahra noona hubungin ryeong itu pasti ada sangkut pautnya sama kyu heheheheh
Ngakak banget pas DRY hahahaha
Aku gak ngerti bagian pesan yang ditempelin ke dahi ryeong sama donghae itu apa hueeeee TvT
And then, yah. Selalu karya iyagi yang terbaik<3
Terima kasih untuk fanfict oneshoot-nya :3
tuhsyahddiah #9
Chapter 1: Ahra eonni,,pngn bs jd ky kakak yg sllu bs diandalkn n mngrti adiknya, hahahaa bhkn saat2bgtu oppaKyu smpet2ny envy sm hyungdeulnya sndri *tepokjidat
Aaahhh Wookie bs aja cari cara bwt bkin kyuhyun mw dngrn nasehat'y^^
Meski mereka berjauhan tp pasti mereka akan sllu mendukung 1 sm lain
Meski kadang tllu muluk tp q sllu bharap mereka bs bersama2 lg ky dlu mski cm sekali aj,,pngn liat momen dimasa mereka perform diatas panggung
Aaaaaaahhh gomawo eon ff'y
Dan sujses bkin q mewek mlm2 ngebayangiiin ekpresi cara kyuhyun berpikir,wookie nangis hiks
kyuZet97 #10
Chapter 1: aahhh daebakk banget un!! aku sampe nunda belajar buat baca ffn ini. padahal besok tiga mata pelajaran ulangan kkk
aku salut dan termotivasi banget sama setiap quots yang ada di stiap ffn yg eoni bikin. gomawo buat cerita yg slalu menyentuh, buat kata-kata yang slalu bikin semangat dan buat pelajaran hidup yang bisa diambil dari stiap ffn yang eon bikin :)
hhmm saatnya kembali pada kimia, pkn dan bahasa inggris yang sempet aku selingkuhin kkk
Aja Aja Fighting!!