Chapter 4

Let's Not Fall in Love

Sandwich yang tadi kupegang jatuh begitu saja diatas meja. Kedua tanganku aku gunakan untuk menutup mulutku. Aku benar-benar terkejut melihatnya. Dia ada disana. Di tengah diantara para murid laki-laki itu. Aku ingin berteriak sekencang mungkin memanggil namanya. Dia.. astaga. Kelakuanku saat ini sudah seperti fans yang melihat artis idolanya berjalan di depannya. Dan itu memang benar namun bedanya ia bukan artis idolaku melainkan seseorang yang aku taksir sejak lama. Siapa lagi kalau bukan

 

"Kim Jongin!"

 

.

 

.

 

.

 

.

 

#JieunPov

 

Aku tidak sadar baru saja berdiri dan meneriakkan namanya. Apa aku melakukannya dengan sangat keras? Ya! Tentu saja iya! Jika tidak untuk apa semua pandangan anak-anak tertuju padamu Lee Jieun??!!

 

Matilah aku!

 

Kulihat Jongin menolehkan kepalanya kearahku. Pandangan kami bertemu. Nafasku tercekat, jantungku berdetak tidak karuan dan perutku terasa aneh seperti ada ribuan kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya.

 

Kami bertemu pandang cukup lama sampai akhirnya kulihat sudut bibir Jongin terangkat dan membentuk sebuah senyuman. Oh.My.Goddness! Dia tersenyum kearahku. Dia tersenyum kearahku. Sekali lagi di benar-benar tersenyum kearahku. Dunia seolah berhenti. Semua orang disekitarku menghilang yang tersisa hanya Jongin dihadapanku. Bunga-bunga muncul dan bermekaran entah darimana.

 

Belum cukup ia tersenyum padaku ia kini melambaikan tangannya kearahku. Astaga! Kakiku terasa lemas sekarang. Semua yang ia lakukan terlalu berlebihan bagiku.

 

Aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku. Aku balas tersenyum dan melambai kearahnya. Dari tempatku sekarang kulihat ia tertawa kecil melihat reaksiku.

 

Ia berhenti tertawa dan kembali menatapku. Ia memberikanku sebuah wink dan hal itu sukses membuatku jatuh keatas kursi. Aku tidak kuat jika harus berdiri berlama-lama menatapnya. Bahkan nafasku terengah-engah seperti habis berlari marathon.

 

"Jiji-ya. Jiji. Kau tidak apa-apakan?" Aku melihat Suzy yang berdiri di sampingku dengan ekspresi khawatir tercetak jelas di wajahnya.

 

Aku hanya bisa mengangguk menanggapinya. Tidak mempercayai omonganku sendiri.

 

.

 

.

 

#ChanyeolPov

 

Sedari tadi aku menatapnya. Ekspresi wajahnya sangat berbeda saat melihat laki-laki itu. Ia selalu menatapku dengan wajah kesal atau marahnya. Namun dengan laki-laki itu ia terlihat senang dan penuh cinta?

 

Aku jadi penasaran ada apa dengan mereka berdua? Apa hubungan diantara mereka? Apa  mereka pacaran?

 

Ah! Untuk apa aku peduli. Apapun hubungan mereka itu bukan urusanku. Kenapa juga aku harus repot-repot peduli. Tapi, sisi kecil hatiku terus bertanya-tanya. Uh! Aku pusing!

 

"Em.. Chanyeol. Aku dan Jieun akan kembali ke kelas sekarang." Suara Suzy menyadarkanku dari lamunanku.

 

"Oh! Kalau begitu aku ikut." Akhirnya aku, Jieun dan Suzy kembali ke kelas.

 

Sesampainya di kelas kulihat Jieun duduk ditempatnya dengan kedua tangannya menopang pipinya. Senyum angelic terkembang di wajahnya. Aku baru sadar ternyata dia cute juga jika seperti itu.

 

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Menyadarkanku dari lamunan anehku. Apa yang baru saja kupikirkan. Jieun? Cute? Hell dia selalu memasang wajah marahnya padaku dimana letak ke-cute-annya.

 

Aku sadar sebagian kecil diriku masih penasaran akan hubungan diantara Jieun dan laki-laki itu. Aku pun segera mendatangi meja Suzy. Ia adalah sahabat Jieun pasti ia tau tentang hal itu.

 

"Hey Suzy!" Sapaku padanya. Ia nampak terkejut dan balas menyapaku canggung.

 

"Apa yang terjadi pada sahabatmu itu?" Tanyaku sambil melirik kearah Jieun. Suzy mengikuti arah pandangku lalu menjawab.

 

"Dia sedang bahagia kurasa. Kau lihat laki-laki yang tadi tersenyum kearahnya bukan?"

 

Aku mengangguk cepat.

 

"Jieun sudah menyukainya sejak lama. Itulah mengapa ia sangat senang ketika Jongin tersenyum dan melambaikan tangan kearahnya. Padahal menurutku Jongin itu biasa saja. Mungkin ia terlihat sedikit menarik. Tapi aku kurang menyukainya." Aku mendengarkan dengan seksama ucapan Suzy. Jadi Jieun hanya sekedar menyukai Jongin. Syukurlah. Eh?

 

"Memangnya kenapa kau bertanya Chanyeol?" Aduh bagaimana ini? Matilah kau!

 

"Tidak ada. Hanya ingin tau saja." Jenius! kau memang jenius Park Chanyeol. 

 

"Oh," Suzy kembali melanjutkan acara membaca komiknya.

 

Aku kembali ke tempatku dan kembali bergelut dengan pikiranku. Sampai akhirnya bel tanda berkhirnya waktu istirahat berdering. Semua murid di kelasku sudah duduk ditempatnya masing-masing dan tak lama setelah itu seorang guru perempuan dengan wajah bulenya memasuki kelasku. Pelajaran akhirnya dimulai.

 

.

 

.

 

.

 

"Coco!!" Sial! Apa yang aku lakukan.

 

Aku keluar dari dalam mobilku. Sekolah sudah berakhir sejak 10 menit yang lalu. Dan aku sedang berada di halaman parkir untuk mengeluarkan mobilku. Tidak beruntungnya aku malahan menabrak sepeda yang entah milik siapa yang diparkir sembarangan.

 

"Kau lagi!" Teriak seorang murid perempuan pemilik sepeda itu yang tidak lain adalah Jieun.

 

"Apa yang kau lakukan pada Cocoku?! Astaga! Coco are you okay??!!" Kulihat Jieun dengan wajah khawatir memeriksa sepedanya. Aku hanya bisa menatapnya aneh. Apa dia baru saja berbicara pada sepedanya itu?

 

"Salah siapa kau memakirkan sepedamu itu sembarangan. Sekarang rasakan akibatnya." Dalam sekejap Jieun mengalihkan pandangannya kearahku. Ia memberiku death glarenya yang sedikit menakutkan juga ternyata.

 

"Tapi kau kan bisa memindahkannya dulu. Lihat sekarang bagaimana caranya aku pulang. Cocoku rusak karenamu." Aku merasa sedikit bersalah melihat keadaan Jieun sekarang. Kedua matanya bahkan sudah berkaca-kaca.

 

"Aku sedang buru-buru jadi tidak melihat sepedamu itu di depan mobilku." Ucapku pelan.

 

"Kau tidak melihatnya? Kau taruh mana kedua matamu? dasar bodoh!" Aku yang tadinya merasa kasihan pada Jieun kini menjadi kesal karena ia malah mengataiku bodoh.

 

"Kau sendiri yang bodoh. Pakai menyalahkanku segala lagi. Menyingkir dari hadapanku." Kulihat Jieun agak terkejut mendengar kata-kata kasar yang meluncur begitu saja dari mulutku.

 

Aku berjalan kembali ke mobilku. Membuka pintu dan mendudukan diriku di depan kemudi. Dari sini kulihat ia menjauh dari hadapanku sambil menuntun sepedanya yang rusak.

 

Akupun segera menghidupkan mesin dan mulai melajukan mobilku menjauhi area parkir. Aku tidak menoleh ke belakang sedikitpun. Pikiranku masih terlalu dalam diliputi oleh kemarahan. Aku menginjak pedal gas dan mengemudikan mobilku dengan kecepatan yang tinggi.

 

.

 

#JieunPov

 

Sekarang bagaimana caranya aku pulang? Cocoku rusak. Ahh! Semua ini gara-gara Park Chanyeol bodoh! Awas saja kau akan kubalas perlakuanmu itu! Teriakku dalam hati.

 

Aku menghela nafas kesal. Kembali ke topik awal. Bagaimana caranya aku pulang? Hmm... Suzy!! Ya aku bisa pulang bersamanya. Eh tapi bukannya ia sudah dijemput Papanya tadi? Agh!!! Bodoh!!

 

Cara yang lain. Ayo otak berfikirlah! Mm... Mama! Ah ya aku telfon saja Mama agar menjemputku. Benar juga kenapa aku melupakan hal itu.

 

Aku mencari handphoneku di saku bajuku tapi tidak ada. Mungkin di dalam tas. Aku mulai menggeledah tas ku. Tidak ada juga. Lantas dimana handphoneku? Dimana? Dimana? Diman- Ah! Aku ingat. Tertinggal di kamar tadi pagi.

 

Huft. Pupus sudah harapanku. Satu-satunya cara yang tersisa adalah menunggu bus atau jalan kaki. Lebih baik menunggu bus kalau begitu. Aku melihat jam tanganku. 04.06 pm. Sepertinya aku harus menunggu 9 menit lagi sebelum bus selanjutnya datang.

 

Hari ini benar-benar hari sialku. Kenapa semua masalah terjadi bersamaan dalam satu hari ini? Aku melipat kedua tanganku di depan dada kebiasaanku ketika sedang kesal. Tanpa sadar aku mempoutkan bibirku sambil terus melihat jam yang berjalan begituuuuuu lambatnya.

 

3 menit berlalu dan tak lama setelah itu suara klakson mengejutkanku.

 

Tin... Tin...

 

Aku menoleh dan mendapati sebuah mobil sport hitam berhenti di depanku. Ku lihat pintu itu terbuka dan menampilkan sosok Jongin yang kemudian berjalan kearahku.

 

"Hey" kedua mataku membulat sempurna melihatnya berdiri di hadapanku. Aku tidak pernah berhadapan sedekat ini dengan Jongin.

 

"Hey Jongin." Balasku pelan.

 

"Menunggu bus?" Aku hanya mengangguk menanggapinya.

 

"Kenapa? Tidak biasanya." Tidak biasanya? Bagaimana Jongin tau? Apa jangan-jangan dia diam-diam juga memperhatikanku? Ah! Kepedean sekali kau Lee Jieun.

 

"Em.. itu.. apa.. sepedaku rusak." Uh Sial! Kenapa aku jadi gagap begini

 

"Ohh." Setelahnya tidak ada kata-kata yang terucap baik dariku maupun Jongin.

 

"Em.. mau kuantar? Maksudku sekalian aku juga mau pulang dan sepertinya rumah kita searah kan?" Ucap Jongin-ragu? sambil mengusap belakang kepalanya.

 

Aku diam tak percaya akan apa yang baru saja ku dengar? Jongin mau mengantarku pulang? Ya. Ya. Tentu saja aku mau. Kapan lagi bisa pulang bersama Jongin. Sudah lama aku mendambakan hal ini.

 

"Jika itu tidak merepotkanmu." Itulah jawabanku.

 

"Tidak. sama sekali tidak.. Baiklah ayo kalau begitu." Aku mengangguk pelan lalu berjalan kearah mobil Jongin.

 

Jika kalian bertanya dimana Coco, dia ada di pos satpam sekolahku. Aku akan menyuruh pihak perusahaan untuk mengambilnya besok karena Coco itu masih bergaransi asal kalian tau.

 

Jujur saja aku begitu gugup saat ini. Bukan karena ini pertama kalinya aku menaiki mobil sport tapi karena aku yang bukan siapa-siapa, tidak populer dan terkenal di kalangan anak-anak bisa duduk berdua perlu kalian garis bawahi berdua. Hanya berdua dengan Jongin di mobil yang sama. Omaygat!

 

"Santai saja, tidak perlu gugup begitu." Ku dengar Jongin berucap diselingi dengan tawa ringan yang memenuhi mobilnya. Sementara aku hanya bisa menundukkan kepala karena kurasakan wajahku mulai memanas.

 

"Kau sangat cute ya jika sedang malu begitu." Astaga Jongin! Tidak bisakah kau hentikan itu! Kau membuat keadaan semakin parah tau! Aku sangat yakin wajahku sudah semerah kepiting rebus sekarang.

 

Jongin akhirnya berhenti tertawa dan mulai melajukan mobilnya. Selama perjalanan kami tidak banyak bicara. Hanya sesekali saja dan yang memulai semua itu selalu Jongin. Aku masih terlalu gugup jika harus berbicara langsung padanya.

 

Siapa coba yang tidak akan gugup ketika berbicara atau berhadapan langsung dengan orang yang kau sukai? Kalian pasti juga begitu kan?

 

Namun aku dan Jongin sempat berkenalan sebentar. Aku juga memberi tau alamat rumahku padanya. Kami berbicara dengan agak canggung karena memang ini pertama kalinya aku dan Jongin berbicara langsung. Beruntungnya aku, ia tidak membahas masalah di kantin tadi. Jika ia melakukannya bisa-bisa aku merobek wajahku saat ini juga.

 

Aku terlalu sibuk mengatur detak jantungku yang seperti akan meloncat keluar hingga tidak menyadari bahwa kami sudah sampai di depan rumahku.

 

"Jieun, kita sudah sampai." Aku tersadar karena ucapan Jongin barusan. Entah mengapa namaku terdengar indah ketika Jongin yang mengucapkan.

 

Aku keluar dari mobil Jongin lalu berdiri di depan pintunya. Ia menurunkan kaca mobilnya sambil tersenyum kearahku. Aku balas tersenyum kearahnya sebelum berterima kasih padanya.

 

"Terima kasih ya Jongin sudah mengantarku."

 

"Tidak masalah. Aku senang bisa menolongmu."

 

"Sekali lagi terima kasih Jongin." Aku sedikit membungkukkan tubuhku kearahnya.

 

"Hm.. kalau begitu aku pergi dulu. Dah.." Aku melambaikan tanganku kearahnya.

 

Setelah Jongin menghilang dari pandanganku, tidak bisa kutahan lagi teriakanku. Aku begitu senang. Amat sangat senang. Aku merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Meskipun tadi ada sedikit masalah di sekolah tapi setelahnya aku mendapatkan hal yang spesial. Benar kata orang selalu ada pelangi setelah hujan. Hari ini aku melewati banyak masalah mulai dari datang terlambat hingga sepedaku yang rusak, tapi lihat pada akhirnya aku bisa berdua bersama Jongin.

 

 

To Be Continue

 

 

The four chap is ready!! Yeay^^ Gimana? Chapter ini? Masih belum keliatan ya konfliknya. Ditunggu aja ya. Cerita ini masih lama.

 

Sekali lagi saya ucapkan terima kasih buat yang udah mau nungguin cerita ini. Saya sangat senang padahal saya ini masih amatiran tapi seneng aja ada yang suka sama cerita saya. Gomawo buat semuanya.

 

Ditunggu Chap selanjutnya ok??!!

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DewiDream
hari ini bakal update chap 3 dan 4. selamat baca^^

Comments

You must be logged in to comment
Tikakyu #1
Chapter 4: Ah, Chanyeol-a kenapa kau tidak mengantar jieun tadi?
Eummm, jongin memperhatikan jieun rupanya... Chukhahae jieun-a
Tikakyu #2
Chapter 3: Chanyeol sangat genit, tapi romantis juga. :-)
Salsal28 #3
Chapter 3: Aaah keren keren thor. Pokoknya paling suka deh ama pairing chanyeol-jieun ditambah ada jongin didalemnya :P.
Apalagi kalo hari ini double update, jadi makin cinta deh <3 :*
Lilyxxi #4
Chapter 2: Buruan apdet ya thor hihi cie chanyeol flirting2
Tikakyu #5
Chapter 2: Ya! Chanyeol-a. Kau sungguh genit.
Ditunggu chapter berikutnya Author-nim. :-)
Tikakyu #6
Woah...
Sungguh sial jieun hari ini (?)
semoga menjadi hari sial yg terakhir... Eoh!?
itawindi #7
Chapter 2: keren deh ceritanya tambah suka sama cerita ini , di tunggu kelanjutanya thor
nindyakesuma #8
Chapter 2: Cool, kaya tom & jerry ya mereka ?! Hehehe... Ditunggu part selanjutnya thor, Fighting !!
itawindi #9
aku suka tor next thor aku tunggu oh iya rival jieun itu chanyeol kan thor