Meet
A Cup Of Coffee
A Cup Of Coffee
Derap langkah kaki yang sedang berlari itu menggema dikoridor, deru nafas tak beraturan bahkan sampai terdengar. Kampus itu sebenarnya tidak terlalu sepi masih ada mahasiswa-mahasiswa yang belum memulai jadwalnya. Gadis ini memang sedang terburu-buru. Jadwal perkuliahanya sudah dimulai sepuluh menit yang lalu.
Astaga! dia merutuki gedungnya yang panjang dan lebar.
Tok! Tok!
Gadis itu mendorong pintu kelasnya, menyembulkan kepalanya dan memperlihatkan seluruh mahasiswa bahkan proffessornya memperhatikannya. Gadis itu berjalan mendekat kearah Proffessor tersebut.
“kau terlambat empat belas menit, nona” sahut si professor
“maaf karena keterlambatankku Prof, aku tak akan mengulanginya lagi” gadis tersebut sambil menundukkan kepalanya
“baik. Sekarang kembali ke tempatmu” sahut si Proffessor lagi
Sejenak gadis itu bernafas lega, dan berjalan menuju kearah seorang gadis berpipi tembam. Baru saja mendudukan dirinya dan mengambil perlengkapan belajarnya, gadis berpipi tembam itu sudah bertanya.
“kenapa kau terlambat, Lu?” Tanya gadis berpipi tembam sambil berbisik tak ingin suaranya terdengar sampai ke telinga Proffessor yang sedang menjelaskan
“aku mengerjakan tugas untuk minggu depan yang disuruh oleh Proffessor Kim sampai pagi, Xiu” Xiumin hanya menggelengkan kepalanya. Sahabatnya itu kelewat rajin.
LuHan dan XiuMin atau bernama asli Kim MinSeok ini adalah dua orang mahasiswa yang bersahabat sejak kecil. LuHan berkewarganegaan China sementara Xiumin berkewargaan Korea Selatan. Tapi karena orangtuanya mempunyai bisnis di China jadilah ia sejak kecil berada di China.
Mereka berdua punya cita-cita yang sama yaitu ingin menjadi seorang desaigner terkenal di Paris. Tetapi karena mereka tidak ingi merepotkan orang tuanya untuk membiayai hidup mereka di Korea, jadilah mereka membangun usaha sebuah café Coffe and Cake. Dengan logo café yang berwarna pink kemerah-merahan
Mereka membangun café tersebut dengan uang tabungan mereka sedari kecil yang tadinya untuk menjadi desaigner.
Bel sudah berbunyi lima menit yang lalu. Keduanyapun berjalan ke arah kafetaria perut kosong mereka meraung minta diisi.
Sampai di kafetaria, mereka langsung memesan makanan dan duduk dekat dengan jendela. Sampai akhirnya seseorang mendudukan dirinya disamping Luhan. Luhan menoleh dan mendapati seorang pria berkulit tan dengan senyumnya yang merekah.
“hai manis” sapa pria tersebut.
“hai Jongin, kau tak ada jadwal?” Tanya Luhan
Pria bernama Jongin itu menggeleng “jadwalku sudah selesai tadi” lanjutnya.
“kalau begitu, mau membantu kami di café?” Tanya Xiumin yang sedang mengaduk jusnya.
“boleh. Kau mau menggajiku berapa noona?”
“aku akan menggantinya dengan penawaran yang lebih menarik” jawab Xiumin dengan mengangkat alisnya
“seperti?” Jongin dibuat penasaran dengan penawaran yang diajuakan noonanya ini. Tapi perasaannya juga was-was karena Xiumin sering menjahilinya.
“tambah mend
Comments