Character: 

Melanie 

Height: 168 cm

Eye : hazel

Age : 18

Hair : Long brunette

Netherlands-Indonesian

Brianna 

Height : 165 cm

Eye : Dark brown

Age : 18

Hair : Black

Indonesian

 Melanie's POV 

9 Juni 2014

Akhirnya Ku menemukanmu

Saat hati ini mulai merapuh

Akhirnya Ku menemukanmu

Saat raga ini ingin berlabuh

Kuberharap engkaulah

Jawaban segala risau hatiku

Dan biarkan diriku

Mencintaimu hingga ujung usiaku

Jika nanti ku sanding dirimu

Miliki aku dengan segala kelemahanku

Dan bila nanti engkau tak disampingku

Jangan pernah letih tuk mencintaiku

Ku putar ulang lagu ini dalam playlist iPod ku lagi dan lagi. Sepertinya ini akan jadi salah satu lagu favoritku. Mama memberikan ku iPod yang berisi lagu-lagu lawas Indonesia di hari ulang tahunku bulan kemarin, aneh memang memberi kado anak remaja dengan lagu-lagu lawas, tapi terkadang Mama memang sulit ditebak..

So here I am! Duduk di lobi Bandara Internasional Soekarno-Hatta..

Ini sudah hampir satu jam sejak terakhir Mama menelpon dan bilang kalau dia gak bisa jemput karena mendadak keluar kota dan malah meminta seseorang—Uuuhhh, nyesel banget tadi gak sempet denger Mama bilang siapa yang akan jemput gara-gara udah kecewa duluan dengan kata-kata “Mama gak bisa jemput” mana dicoba telpon handphone Mama malah voicemail.

Ini orang mau jemput gak sih, gak nongol juga. Apa jangan-jangan dia udah disini tapi gak ketemu ya?

Okay jangan panik Mell..

Sekarang duduk manis, jangan lengah.. lihat sekeliling apa ada orang clingak-clinguk nyari orang bawa selembar kertas bertulisan “Melanie Alyssa Morgan”

Pasti datang..

15 menit kemudian..

Aduuhhh..ini bangku udah panas banget rasanya. Kayanya ini orang yang mau jemput udah dateng deh, tapi kira-kira siapa ya? Orangnya kaya gimana?

Berpikir Mell.. come on! 

Okay let’s make a list then, siapakah kira-kira orang itu...?!!

Family

Karena Mama di Jakarta gak ada saudara dan karena satu-satunya saudara Mama tinggal di Surabaya, so... family X

Rekan kerja

Mama kerja di Bandung, so... Rekan kerja X

Tetangga

Mama baru pindah, so it’s also XXXXX

Teman

Kayanya ini kemungkinan yang paling masuk akal, so.. Teman(

Tapi siapa? Aku gak kenal teman-teman Mama.. Arrrggghhh..this is so frustating!

Okay..lima belas menit lagi gak ada yang dateng terpaksa aku naik taksi.. ke Bandung? Tapi supir taksinya mau gak ya?

Ahh..ini beneran keterlaluan..

Dengan emosi yang gak bisa dibendung lagi akhirnya aku putuskan untuk pergi naik taksi saja, tapi saat aku akan meraih pintu keluar bandara tiba-tiba..

“Aawww..” teriak seseorang yang baru saja menabrakku dan kami pun jatuh bersamaan

“Hey!” timpal ku, kami sama-sama mengelus kening kami yang baru saja bertubrukan

Seorang gadis kira-kira seumuranku, memakai baby blue summer dress dengan leather jacket dan ballet shoes. Why leather jacket? Seriously dia akan terlihat lebih baik dengan cardigan.. what you thinking Mell, she’s just bumps your head!

Dan.. kemudian.. dia menurunkan tangan dari keningnya, dan mata kami bertemu ‘she has a beautiful eyes’ 

Ini terjadi hanya beberapa detik, tapi serasa selamanya.. what the hell!

Dia terlihat nervous dan salah tingkah tapi malah membuatnya lebih cutes meski dengan benjol didahinya.

“I am so sorry I didn’t see you” katanya dengen senyum menyesal

Aku membalas senyumnya tak berkata apa-apa

“I’m sorry I have to go.. and sorry again” kemudian dia berlalu dengan berlari kecil. Sepertinya dia terburu-buru.

Aku hanya mengangkat bahuku dan melangkah menuju parkir bandara.

Tiga puluh menit kemudian..

Firasatku gak salah, gak ada taksi yang mau mengantar ke Bandung, malahan nawarin ke stasiun. Mungkin nunggu beberapa menit lagi atau beberapa jam lagi gak ada salahnya “Yeah my life!”

Aku memasang headsetku dan mulai memutar lagu itu lagi, pandanganku tak lepas dari sekiling. Merasa lelah berdiri kemudian aku duduk dibangku dekat parkiran.

Dari kejauhan aku melihat dia, gadis yang tadi menabrakku berlari kesana kemari dengan memegang selembar kertas.

“No.. She can’t be.. “aku menghela nafas seraya menggelengkan kepalaku..

Tanpa mengalihkan pandanganku, aku berdiri dan berjalan ke arahnya

Dan benar saja, kertas itu bertuliskan “Melanie Morgan”

Berdiri tepat didepanku, ternyata dia tersangka yang membuatku menunggu sekian lama. Sebelum dia berkata apa-apa aku menganggukan kepalaku.

“You.. ben- je- Melanie? (jadi kamu Melanie?)” tanya nya dengan terbata-bata sambil melihatku dari atas ke bawah

“Ja dat ben ik (Ya itu saya)” jawabku heran apa ada yang salah dengan penampilanku

“mijn- naam- is Brianna (nama ku Brianna)” ungkapnya sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman, jelas sekali dia merasa canggung dengan bahasa belanda 

“Oh..okay, wait” 

“Uhh?” aku mengerutkan keningku heran

Dia kemudian mengeluarkan secarik kertas dari saku jacketnya yang sepertinya itu adalah text bahasa belanda.

“Ik- kwam om- u- op, te halen-omdat je moeder kan niet- omdat ze biuten de- stad (Saya datang untuk menjemputmu selagi ibumu tak bisa datang karena keluar kota)” setelah membaca text tersebut kemudian dia tersenyum.

This is ridiculous..

“Ik weet het, door de manier waarop je kijkt zo gek (Aku tahu, dan BTW kamu terlihat bodoh)” Aku membalas dan tersenyum

Tak tahu apa yang mau di ucapkannya lagi dia terlihat frustasi, melihatnya seperti itu aku sangat ingin tertawa 

“Come” dia mengajaku ke arah parkir mobil “I hope you speak english at least” dia bergumam

“No..” Aku balik bergumam, berharap dia mendengar.

“What kind of person who doesn’t speak english” dia meneruskan gumamannya sambil berjalan menuju tempat mobilnya diparkir.

Seriously for someone as beautiful as you, you are so dumb..

“I do understand what are you saying, but english isn’t my thing” mendengar perkataanku seketika dia menghentikan langkahnya dan berbalik menatapku

“Really” dia berkata kemudian tertawa

Ohh, ternyata dia bukan hanya bodoh tapi juga gila..

“I feel so fool. .with the stupid dutch language I tried to tell you, why didn’t you tell me you can speak english?” tanya nya kesal

“You didn’t asked” aku menjawab simple

“Oh right.. this is our ride, please get in” perintahnya, aku bisa lihat kekesalan diwajahnya saat kami tiba didepan Nissan Juke berwarna orange metalik “Brengsek!” dia mengumpat

“Excuse me?” aku yakin sekali barusan dia berkata ‘Brengsek’. Sepertinya Miss Princess sudah mulai kesal, aku hanya bisa menyeringai.

Itu namanya balasan karena membuatku orang lain menunggu selama berjam-jam.

“Gek wijf (dasar cewek gila)” Aku berkata padanya, saat dia menoleh heran aku hanya tersenyum puas.

Selama perjalanan kami hanya saling berdiam diri, sesekali aku menoleh kearahnya, tapi dia hanya fokus memperhatikan jalan.

Tak berselang lama iPhone ku berdering.

“Hello Ma” 

“Hey honey.. maaf tadi Mama sedang ada rapat, jadi handphone Mama matikan. Gimana sudah ketemu sama tante Ira?” 

“Tante Ira siapa Ma?” Aku bertanya, namun seketika pengemudi yang gak tahu aturan ini mengijak pedal rem dengan tiba-tiba dan membuat telponku terpental berantakan di kolong dashboard. Thanks God for the seatbelts.

“Are you crazy! you would kill both of us!” Spontan saja aku membentak miss Princess ini. dan kemudian terdengar bunyi keras klakson dari belakang mobil yang kami tumpangi

“You speak Indonesian?” Tanya nya heran tak peduli dengan apa yang barusan dia lakukan.

“Of course I do.. My Mother’s Indonesian you Idiot!” 

“You unbelieveble!” dia berkata

Apa yang ada dalam pikirannya..

“Okay.. can you please continue to drive, but please becareful” Aku mengingatkannya

Dan kemudian bukannya menuju arah tol cikampek, dia mengemudi ke arah tol lingkar luar kota.

“Are we going to Bandung?” tanyaku memastikan kami tidak salah arah

“Of course no!” dia jawab

“But why? my mom live in Bandung” Aku mencoba menjelaskan

“But I’m not, I live in Jakarta”

“I thought you’ll drive me to Bandung?” Tanya ku, karena ku pikir dia akan mengantarkanku ke Bandung

“And you’re wrong then” apa ini balasan dia karena aku kerjai tadi

“So.. where are we going to?”

“My house” Apa aku gak salah dengar? Buat apa kerumahnya.

“No..I want to go to Bandung” Aku bersikeras

“Is it obvious to you? Your Mother isn’t home, she’s in Pontianak. She asked my Mom to let you stay at our house ‘till she’s back. My Mom was supposed to pick you up at the airport, but she had a migrain and instead send me to pick you up” 

“I can live in a hotel” Aku tak percaya padanya, mungkin saja dia seorang psikopat

“Listen here Miss Europe, I know you didn’t like me, but that’s fine because I didn’t like you either. But I’ll keep my promise to my Mom to bring you home. Your’re not allowed to make decision, it is an order. Got it?!” aku tahu mungkin benar dia psikopat, buktinya sekarang dia mengancamku.

“This is kidnapping” Aku bisa melihat dia memutar bola matanya merasa tidak percaya

“Whatever Miss Europe” jawabnya tak peduli

“Jerk!”

“Bawel!”

“Apa kamu bilang?”

“B.A.W.E.L.. Bawel!”

“So you!” Kata ku gak mau kalah

“Can you please shut up and let me drive in peace? I don’t want to get accident because of you”

“Hellooo.. you’re the one who make us almost got killed" orang ini nyebelin banget

“Because of you”

“What?”

“Because you so annoying” 

“And you so ignorant”

Dia menolehkan wajahnya “Sshhhhh...”

“Don’t shush me”

“Sshhhhh...”

“I said don’t shush me”

“I won’t if you stop talking.. and yelling”

“Okay fine”

“Good”