chapter 2

Demi Harkat dan Martabat

 

Pak Lurah Chanyeol dan para warga akhirnya sampai di TKP. Dari tempatnya berdiri Chanyeol dapat melihat seorang pemuda sedang nangkring di atas tabung listrik di ujung tiang. Dengan panik ia meminta pengeras suara pada Chen

"HEH, KAMU! JANGAN NEKAT! TURUNN!" teriak Chanyeol pake toa. Suaranya yang emang gedhe tambah menggelegar.

"siapa sih tuh sebenernya. Nggak keliatan saya" tanyanya kemudian, karena memang tiang listriknya kelewat tinggi dan sinar matahari yang silau membuatnya susah mengenali pemuda tersebut

"Ndak tau juga pak. Naiknya tinggi juga lagi. Nggak keliatan mukanya" sahut Chen menjawab Chanyeol sambil mendongakkan kepalanya. Satu tangannya berada di alisnya, menaungi dari silau sinar matahari.

Mereka yang masih menebak-nebak siapa gerangan yang sedang nangkring diatas tiang tersebut itu kemudian di kejutkan oleh teriakan Baekhyun dari arah belakang

"Astaghfirullahalazim...! Benerkan! Jongiinn!" teriak Baekhyun yang sudah mulai menangis. Ternyata firasat buruknya terbukti. "Turun Jong. Ngapain kamu Jongin! Turun, nak" sambil menangis tersedu-sedu ia membujuk Jongin turun

"Oh, ternyata itu Jongin, Pak" Chen

"Oalah, dasar bocah gendheng" Chanyeol

"Jonginnn! Turun! Ngapain sih kamu, Nak" Baekhyun masih terus membujuk anaknya tersebut untuk turun. Dia sangat khawatir tentu saja. Gimana kalau Jongin jatuh terus mati. Kan dia jadi nggak punya anak turunan Zimbabwe lagi.

Nggak denk, tentu saja dia khawatir takut Jongin kenapa-napa

"Tenang, Bu! Sesuai rencana Jongin semua ini, Bu. Jangan Khawatir" seru Jongin dari atas tiang. 'Yihii.. Sekarang satu kampung udah rame, gak lama lagi masuk tv nih' suara hati Jongin

Pak Lurah Chanyeol yang kesal karena merasa di permainkan pun menghampiri Baekhyun

"Bu Baekhyun, ngapain sih anak ibu bikin rame aja" labraknya ketus

"Nggak tau, Pak. Saya juga kaget ini lho, Pak"

"Yaudah, tolong urusin ya. Lomba panjat pinangnya jadi telat ini. Chen, tolong giring orang-orang ini kembali ke lapangan. Macem-macem aja" perintah Chanyeol. Sama sekali tidak peduli dengan keselamatan Jongin

*author : ihhh, Chanyeol jahat

Chanyeol : diem lu*

"siap, pak" hormat Chen ala militer kemudian berbalik ke arah para warga "Hayo,, Hayo,, para warga balik lagi ke lapangan. Panjat pinang lagi. Wong cuman si Kkamjong aja kok. Nggak penting" Chen menggiring para warga udah kaya nggiring bebek

"Oh~ si anak haram to ternyata. Kirain siapa. Yaudah yuk pulang-pulang" seru Onew ikut mengompor-ngompori

Para warga pun bubar sambil menyoraki Baekhyun tanpa kasihan sedikitpun. Pak Lurah Chanyeol juga ikut pergi

"Lho... Lho.. Lho.. Pak? Anak saya nggak di tolongin, pak?" Baekhyun mencoba menghentikan Chanyeol

"Udah gede, naik sendiri ya turun sendiri" kata Chanyeol jutek kemudian berlalu begitu saja tanpa menoleh ke belakang. Baekhyun hanya bisa menatap sendu punggung Chanyeol yang menjauh. Merasa benar-benar sedih karena laki-laki itu benar-benar meninggalkanya.

Sementara di atas tiang, Jongin bingung karena para warga mendadak pada pergi. Haduh bisa gagal rencana kalau begini.

"Woy...! Mau pada kemana!" teriaknya pada warga "Orang tipinya belom pada dateng. Woy balik. AHH... PANASS... Astaghfirullahalazim... Aaaaaaaaaa..."

BRUK

Karena saking nggak mau rencana yang sudah di susunnya gagal, Jongin sampai lupa menjaga keseimbangan saat para warga bubar tadi dan ia tidak sengaja memegang salah satu kabel hingga kaget karena kesetrum dan jatuh ke parit

"JONGIIIINNNNNN...!" teriak Baekhyun berlari kearah anaknya.

"Adeuuhh.. Allahuakbar Sakitnya!" erang Jongin kesakitan

"Jongin.. Ya ampun Jongin.. Astaghfirullah, jangan mati, Nak. Jangan mati. Satu-satunya anak turunan Zimbabwe lagi. Jangan mati, Nak! Nak!" Baekhyun meracau tidak jelas sambil membantu Jongin keluar dari parit dan menangis keras

"I-Ibu.. Ma-Maafin Jo- Jongin ya B.. Bu" Jongin terbata bata berbicara. Karena badannya sakit semua Ia membaringkan badanya di tanah berbantalkan paha Baekhyun

"kamu tuh ngapain to?" Baekhyun memeluk Jongin

"Jongin bikin janji sama pak Lurah, Bu. Kalau bisa ngaspal jalan masuk kampung kita, tanah kita mau dibalikin sekalian di urusin surat-suratnya" Jongin berusaha menjelaskan sambil menahan sakitnya

"Nha terus kamu ngapain mau bunuh diri, nak?"

"Jongin nggak beneran mau bunuh diri, Bu. Jongin cuman mau cari perhatian, biar tv - tv pada dateng kesini buat ngeliput. Nah nanti begitu tau jalanannya rusak kan sekalian diliput terus pemerintah tau deh, abis itu jalannya di aspal, Bu. Terus rumah kita di balikin lagi, Bu"

"Ya Allah sampai segitunya to kamu, nak. Kan ibu sudah bilang biarkan saja!"

"Nggak bisa, Bu. Jongin nggak bisa diem aja ngeliat ibu sedih. Karena kebahagiaan ibu yang terpenting buat Jongin. Nggak apa-apa Jongin begini yang penting ibu bahagia" Jongin ikutan menangis di pelukan ibunya.

Baekhyun memeluk Jongin semakin erat setelah mendengar penjelasan anaknya. Bagaimanapun ia merasa sangat bersyukur karena Tuhan telah berbaik hati memberikannya salah satu malaikat-Nya itu. Ia Merasa begitu bangga dan terharu dengan apa yang sudah dilakukan Jongin. Dari dulu anaknnya itu selalu menjaganya dan berusaha membahagiakannya ditengah situasi yang sangat buruk sekalipun. Baekhyun masih menangis sesenggukan sebelum akhirnya berdiri dan membantu Jongin berdiri untuk di bawa ke klinik dan di obati.

...

Di salah satu stasiun tv swasta, seorang staff sedang melapor pada atasannya. Dari nametag-nya di ketahui pria tinggi berambut blonde tersebut bernama Kris, sedangkan di meja sang bos terdapat papan nama bertuliskan Joonmyeon

"Pak, ada berita nih pak. Menarik, dapet dari sumber kita di Bucheon. Deket sana ada kampung namanya Esement. Kemarin ini baru aja ada warga yang loncat dari tiang listrik pak"

"Katanya kenapa itu?" Joonmyon menatap Kris penuh minat

"Sepertinya, sekarang kasus bunuh diri lagi trend deh, pak. Masuk desa juga nggak cuma di kota"

"Wah,, menarik itu. Berita cadas. Coba kamu kupas sampai tuntas. Setuntas waktu kamu ngeliput berita tentang penggelapan beras. Tapi kali ini jangan terlalu banyak ngabisin kertas. Jelas! Horas! Waduh panas, kamu ngeliat kipas"

Kris diem. Cengo dia mendengar perintah panjang lebar sang atasan yang sangat selaras dalam satu tarikan nafas

"Heh, kenapa kamu kok diem!" tegur Joonmyeon menyadarkan Kris dari keterpukauannya

"Eh, nggak pak. Takjub aja" setelahnya Kris langsung keluar ruangan dan segera melaksanakan tugasnya.

...

Seorang dokter sedang melepas stethoscope yang baru saja digunakannya untuk memeriksa Jongin. Yup, karena aksi nekatnya itu ia harus di rawat di klinik di karenakan tulang kakinya retak. Sehingga mengharusnya memakai kruk beberapa hari kedepan

"Besok insyallah udah boleh pulang. Jalan udah bisa kan?" tanya sang dokter pada Jongin

"Sudah, pak dokter. Cuman masih rada pincang" jawab Jongin sambil mengelus kakinya yang dibalut kain kasa

"Iya, untung kamu nggak sampe lumpuh. Kalo mendaratnya ditanah bisa langsung lewat kamu. Jangan diulangi lagi ya" nasihat sang dokter

"iya, pak. Nggak kok, saya kapok"

...

Tok.. Tok...Tok

"Jongin!" panggil ibunya dari balik pintu kamar Jongin.

"iya, Bu" Jongin membuka pintu kamarnya dan mendapati sang ibu berdiri disana

"Ada tamu tuh"

"siapa, bu?"

"nggak tau juga, itu ada di ruang tamu. Temuin sana, ibu mau bikin teh dulu"

Jongin mengangguk lalu berjalan ke ruang tamu. Dilihatnya seorang lelaki blonde memakai seragam berwarna biru dengan tulisan KBS di lengan kirinya sedang duduk disana. Pria itu berdiri ketika melihat Jongin datang dan menjabat tangannya

"Selamat siang"

"Siang" jawab Jongin ragu. Dia tidak pernah melihat orang ini sebelumnya

"perkenalkan nama saya Kris, reporter dari KBS tv. Slogan kami 'KBS taiye' pernah dengar?"

"eh~.. iya-iya.. Saya tahu"

"Jadi maksud kedatangan saya ini, tv Kami mau meliput tentang kejadian mas kemaren. Sebenarnya itu percobaan bunuh diri atau gimana, Mas? Kalau iya, apa sebabnya?"

Jongin diam sejenak kemudian menjawab "eh,, iya. Jadi sebenarnya saya prihatin dengan jalanan masuk kampung saya. Sudah rusak. Parah dari lama. Tapi pemerintah kok nggak ada action-nya ya. Jadinya saya~~" dan seterusnya Jongin menceritakan rasa kecewanya pada pemerintah yang seperti tidak peduli terhadap orang-orang kecil seperti dirinya

...

Besoknya, terlihat beberapa warga sedang menonton acara berita di sebuah warung pinggir jalan

"Sungguh cerita yang begitu mengharukan pemirsa seorang warga kampung Esement bernama Jongin, nekat loncat dari tiang listrik demi mendapat perhatian dari pemerintah. Alasanya cukup sederhana, agar pemerintah mau memperhatikan jalan masuk kampungnya yang sudah rusak parah bertahun-tahun. Dimanakah hati nurani para wakil rakyat, sehingga rakyat kecil seperti Jongin harus berbuat nekat agar suaranya didengar"

Dan bener aja, sejak kasus saya masuk tv, nggak lama kemudian jalanan masuk kampung diaspal sama pemerintah. Muluss ~ kaya jalan di Tol. Pak Lurah juga mau nggak mau, ya harus nepatin janjinya buat balikin tanah ibu saya sekalian urusin surat-suratnya. Dan sejak saat itu, saya bisa dibilang jadi pahlawan kampung situ.. Ha..Ha

Dan dengan ini, saya resmikan jalanan baru masuk kampung kita dengan nama jl. Jongin" Pak Lurah Chanyeol menggunting pita pink yang membentang di jalan itu sebagai tanda bahwa jl. Jongin sudah resmi di buka. Semua warga bertepuk tangan dan mengelu-elukan nama Jongin yang sudah menjadi pahlawan mereka

Memang Allah itu maha kuasa, bisa mengembalikan takdir orang semudah membalik telapak tangan. Hidup kami pun menjadi sempurna. Sampai suatu saat, Allah memutuskan untuk membalikan takdir dan nasib saya lagi

1 Tahun kemudian

"Hah, jadi beneran hamil lagi?!" Jongin kaget mendengar kabar yang baru saja disampaikan ibunya. Yah, meskipun itu hal lumrah yang pasti terjadi pada setiap pasangan suami istri. Tetapi tetap saja kan.

Baekhyun cuma tersenyum melihat reaksi anaknya kemudian kembali menemui suaminya yang sedang duduk di sofa ruang tamu rumah baru mereka. Di belakangnya, Jongin cemberut mengikuti ibunya untuk menemui sang ayah tiri

"Aku udah ngasih tau beritanya ke Jongin, yeobo" ucap Baekhyun tersenyum dan bergelayut manja di lengan suaminya. Suaminya itu balas tersenyum dan melingkarkan tangannya ke pinggang sang istri, kemudian menatap Jongin jenaka

"Cieeeee.. Jongin. Mau dapet adek baru ya?" godanya

"Ahhh~~ pak Lurah" rengek Jongin kesal

Yup, benar sekali. Ayah baru Jongin itu ya pak Lurah Chanyeol. Haha.

"kan turunan Zimbabwe udah. Turunan kampung Easement asli belum, Jong"

"Ahh ~~ Ibu" Chanyeol dan Baekhyun hanya tertawa mendengar rengekan Jongin

Sebenarnya, usut punya usut. Ibunya dan pak Lurah Chanyeol itu dulunya pacaran sebelum ibunya merantau ke Zimbabwe. Hanya saja Chanyeol jadi marah pada Baekhyun karena sepulang dari sana dia justru malah hamil. Dan rasa kecewa yang sangat besar itu lah yang menyebabkan ia jadi benci pada Baekhyun hingga menutupi rasa cintanya.

Namun setelah kejadian satu tahun yang lalu saat Jongin berhasil dengan gigih memperjuangkan rumahnya untuk membahagiakan ibunya, ia jadi sadar alasan kenapa sampai setua itu dia belum menikah juga karena ia masih mencintai Baekhyun. Hingga akhirnya di mulailah rencana CLBK-nya dan berhasil. Setelah 5 bulan pendekatan mereka langsung menikah. Jongin awalnya tidak setuju karena Pak Lurah Chanyeol adalah orang yang paling menyebalkan baginya. Tapi begitu melihat bagaimana bahagianya sang ibu selama Pak Lurah Chanyeol mendekatinya membuatnya luluh juga. Karena bagaimanapun seperti perkataannya waktu itu, kebahagiaan ibunya adalah yang paling penting.

Jongin hanya berharap jika suatu hari dia juga akan mendapatkan happily ever afternya.

End

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet