NASIB

"Jangan bergantung harap pada orang. Bimbang dikecewakan. Jangan percayakan orang. Bimbang ditikam dari belakang."

 

Tak lagi aku tahu, siapa yang harus aku percaya. Siapa yang bisa aku bergantung harap di saat aku tak berdaya menanggung azab nya dunia. 

 

"Tuhan kan ada. Kenapa masih bersandar harap pada yang nyata?"

 

Walaupun telah diluahkan segala duka pada NYA. Masih saja tubuh ini menginginkan hangatnya pelukan manusia. Eratnya genggaman sepasang tangan. Tenangnya butir bicara yang menenangkan. 

 

Ah, semua itu khayalan. Mitos semata. Tiada insan yang begitu malaikat nya ingin bersama kau sepanjang masa. Masalah sendiri menggunung tinggi, ini kan pula ingin mendengar kekusutan orang lain. Bodoh kah? 

 

Aduh, bodoh nya aku. Beranggapan ada insan yang sudi mendengar luahan nasib diri ini. Tidak selalu aku penuh mulut bercerita. Sekali sekala ingin juga mengadu nasib. Tapi apa lah daya. 

 

"Setiap manusia hanya ada diri nya dan diri nya semata-mata."

 

Perit, perit, perit. Nasib, nasib, nasib. Mengadu sendu di laman sosial. Aduh, teknologi kini. 

Comments

You must be logged in to comment
namjinxed
#1
Wow