o n e

The Alchemist

TAHUN 844

SEBELUM RUNTUHNYA WALL SHIGANSHINA.

Franseza membiarkan angin menyelimuti tubuhnya yang sudah menggigil kedinginan.

Jubah hitam yang ia kenakan bernari-nari di udara, wajah pucatnya tertutupi oleh tudung jubah.

Matanya merah dan bengkak akibat menangis tiada henti, ia tidak peduli jika Fraud akan melihat keadaannya seperti ini.

Franseza yakin, Fraud akan mengerti tentang keadaan Franseza saat ini.

Franseza menjelajahi daerah sekitar dengan matanya yang tajam, mencari-cari Fraud dalam kegelapan.

Di atas atap rumah merupakan tempat yang tepat untuk memantau seseorang di malam hari, Fraud sangat cerdik untuk memilih tempat ini.

Sial, dia lama sekali. Franseza bergumam.

Ada 5 orang military police berjalan bolak-balik di sekitar rumah Fraud. Membawa pistol, dan 3DMG mereka.

Selama 2 hari mereka tidak ada hentinya mengawasi rumah Fraud, seperti yang Franseza duga. Pasti military police berfikir suatu saat ia akan mengunjungi rumah Fraud, karena Fraud seorang sahabat karib Franseza.

Terdengar suara batu yang bergeser dari tanah.

Franseza mengambil belatinya yang tercantum di pinggang, bersiap-siap menghadap siapapun yang akan muncul dihadapannya.

Walaupun, Fanseza tidak mempunyai pengalaman ataupun mahir dalam martial arts.

Ia tidak pernah masuk dalam militer, juga tidak pernah melatih diri agar fisiknya kuat.

Franseza hanya memakai bahan kimia, menyamar, dan membohongi military police agar ia bisa melarikan diri dari mereka.

Wajah orang yang keluar dari lubang kotak persegi di tanah tidak jelas, sampai ia berdiri.

Franseza tahu pasti, orang itu Fraud. Hal itu membuat Franseza menjadi tenang.

Ia tidak mengatakan apapun sampai Fraud naik ke atap dengan tangga kayu yang menempel dengan dinding rumah.

Setelah Fraud sampai di atap Franseza berkata, "aku gak bisa nunggu lama lama." Ia berusaha untuk membuat nada bicara menjadi lembut.

"Heh, sorry. Military police kadang suka susah buat dialihkan." Kata Fraud, menunjukkan giginya yang putih. Giginya tidak susah untuk dilihat pada keadaan yang gelap ini.

Mata biru lautnya mengalir pada malam hari, Franseza sangat menyukai matanya. Indah sekali.

Fraud mengerutkan dahinya, "kau memotong rambutmu?" Tanyanya.

Tadinya, Franseza kira Fraud akan bertanya tentang matanya yang merah dan bengkak.

Tapi, ternyata tidak. Franseza memotong rambutnya dua hari yang lalu, sekarang rambutnya hanya sependek bahu.

Tiga hari yang lalu ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, peristiwa yang ia akan tidak pernah lupakan.

Pada saat ia melihat peristiwa itu, Franseza tau, bahwa identitasnya ini tidak akan aman.

"Bukan masalahmu rambutku dipotong, sekarang kita kemana?" Franseza berkata.

"Tentu saja itu masalahku, kan kamu princess ezaku yang kecil, imut dan manis"

"Aku mohon, jangan panggil aku princess. Sudah berapa kali aku bilang kepadamu?"

"Omong-omong, kamu tetap terlihat cantik dengan rambut pendek."

"Sampai kapan kamu bertingkah seperti ini?"

Wajah Fraud berubah menjadi serius.

Fraud berkata, “poster wajahmu sekarang ada dimana-mana, bukan cuman di wall sina aja. Di koran, ada artikel tentangmu. Kalau kamu itu orang yang membunuh ayahmu sendiri. Tentu saja, masyarakat percaya hal itu.”

Itu tidak membuat Franseza terkejut, setelah 3 hari ia menghilang military police pasti mencoba semua cara untuk mencarinya.

“Namamu terkenal dalam masyarakat, siapa sih yang gatau seorang Franseza Lucier?” Fraud tertawa kecil. “Kau tahu, aku iri padamu.”

“Ada berita lain?” Franseza bertanya.

Matanya bertemu dengan mata biru laut indah Fraud.

“Bukan hanya wajahmu saja, Ez. Ciri-cirimu, seperti, tinggi badan, warna mata, rambut, semua hal tentang dirimu ada di poster itu. Kamu tidak boleh menganggap ini hal remeh.”

Fraud melirik ke pinggang Franseza.

“Walaupun kamu punya 3d maneuver gear, dan” ia mengetuk gas tank 3DMG.

“gas yang cukup banyak, kalau kamu tidak punya skill. Yah, jangan berharap bisa lolos dari military police.”

Franseza menyingkirkan tangan Fraud dari tank 3DMG yang ada di pinggangnya, “memang, aku tidak punya skill. Tapi aku punya rencana.”

"lalu? rencananya itu apa?” Franseza menatap atap rumah yang ia injak dan dirikan ini.

Ia menggulungkan bibirnya ke dalam.

Setelah ia menghabiskan beberapa menit untuk berfikir, Ia mengingat sesuatu penting, membuat matanya melebar.

“Oh iya! Kamu bilang aku boleh tinggal di tempat kamu, yang sering kamu pakai untuk mencari inspirasi, di dekat....shiganshina? Itu benar?”

Fraud mengangguk, “Iya, aku membawa kuncinya.” Tangannya memasuki kantung, mengeluarkan sebuah kunci cokelat.

Kunci itu karatan, Franseza bisa mengetahuinya saat menyentuhnya.

Franseza menaru kunci itu di sakunya.

“Itu ada di sebelah timur laut dari shiganshina. Di dalam hutan.”

Tempat yang bagus, tapi...

Franseza membuka mulut sedikit, lalu menutupnya. Ragu untuk berbicara.

“Ada apa?” tanya Fraud.

“Sebenarnya, aku punya rencana.” Franseza mengalihkan pandangan dari Fraud. Tidak ingin melihat ekspresi yang Fraud buat setelah ia mengetahui rencananya.

Fraud tidak mengatakan apa-apa, menunggu Franseza mengatakan rencananya.

Franseza menelan ludah, “Aku sudah memikirkan itu selama berhari-hari. Aku sudah yakin dengan ini. Anggap saja, itu rencana A."

“Ungkapkan saja.”

Sesudah Fraud mendengar rencana Franseza, matanya terbelalak, mulutnya terbuka lebar. Melihat Franseza seperti ia orang paling gila yang pernah Fraud temui.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Verniy
#1
Suki suki <3
Ini cerita sebelum Shiganshina diruntuhkan Collosal Titan dan Armored Titan