[1/1]

Eyes to Eyes

Kantin sekolah adalah salah satu tempat paling strategis di sekolah untuk melakukan banyak hal. Oh tunggu, banyak hal? Jika jalan pikiran kita tidak sama saat ini, tolong diingat lagi bahwa tempat ini masih berada dalam area sekolah.

Tentu saja hal-hal yang bisa dilakukan hanyalah hal wajar antar pelajar; seperti makan bersama, membicarakan guru beserta cara mengajarnya atau mungkin hanya untuk sekedar bersantai bersama. Layaknya tiga gadis yang tengah terkikik geli di meja mereka yang terletak pada deretan ketiga dari sebelah kanan.

"Hei pipi tembam! Aku bersumpah demi kakiku yang jenjang, beberapa hari ini aku selalu melihatnya menatapmu seperti itu. Apa kau tak merasa seperti mendapat lubang dalam punggungmu? Tatapannya itu benar-benar—" Ucap salah satu gadis di sana. Mata sipitnya kian tak terlihat saat ia mencoba menajamkan penglihatan pada sekumpulan siswa yang duduk di seberang meja mereka.

"Ah, kau menyadarinya juga, Yoongi? Aku kira hanya aku yang melihatnya.." Timpal gadis lain bername tag Kim Seokjin sembari menyeruput cairan terakhir dalam minuman kaleng yang ia beli tadi.

Yoongi berdecih pelan, "Kim Taehyung, bukan? Ketua klub biologi yang sedikit err—aneh?"

Mendengar nama seseorang yang menjadi penyebab pipinya tak bisa berhenti bersemu merah sejak kepindahannya ke sekolah itu, membuat gadis termuda di antara mereka bertiga tersedak kue yang tengah dikunyahnya.

"Kookie, kau tak apa? Aku tahu kau sangat menyukai makanan manis itu, tapi jangan tergesa memakannya, sayang.." Seokjin menepuk pelan punggung si gadis berambut hitam sepinggang tersebut.

Sedangkan Yoongi hanya mengernyitkan keningnya bingung, melihat tingkah laku sepupu kecilnya yang tak biasa ia dapati.

Jeon Jungkook –gadis berpipi tembam pemilik gigi kelinci- itu kemudian membalik tubuhnya untuk melihat ke arah yang dimaksud dua orang di depannya. Benar saja, pangeran tampan Kim Taehyung sedang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Ya Tuhan! Dia benar-benar sedang melihat ke arahku, 'kan? Oh, atau mungkin ke sampingku? Kanan? Kiri?" Jungkook berkata dalam kepalanya lalu menolehkan kepalanya ke kedua sisinya juga.

Saat tak mendapati siapapun di sekitarnya yang mungkin sedang beradu pandang dengan si ketua klub biologi, ia yakin bahwa laki-laki itu memang benar tengah menatapnya. Dengan segera ia memberikan senyuman terbaiknya dan menganggukkan kepalanya sekali untuk menyapa sang kakak kelas.

Namun setelah sekian detik, ia tak juga mendapat balasan dalam bentuk apapun dari laki-laki tersebut. Membuatnya perlahan menarik kembali senyumannya dan membalik badannya menghadap Yoongi dan Seokjin dengan cepat.

Kedua gadis remaja itu hanya tertawa pelan saat Jungkook kembali memakan potongan kuenya hingga kedua pipi gembilnya menggembung lucu. Senyum nakal lalu menghiasi wajah cantik keduanya saat mereka melihat Taehyung yang salah tingkah dan samar-samar mereka juga dapat mendengar dua teman laki-laki berambut pirang yang tergabung dalam klub menari menyebutnya bodoh karena tak mampu membalas senyuman gadis yang ia suka.

Jungkook sendiri gagal untuk menyadari sekitarnya yang menjadikan ia sebagai topik perbincangan karena terlalu fokus dengan pemikirannya sendiri. "Kenapa Taehyung sunbae tak membalas senyumku? Apa senyumanku begitu jelek hingga ia terdiam seperti itu? Ah, pasti karena pipi tembamku, 'kan? Membuatku terlihat seperti beruang kutub." Gadis itu menghembuskan nafas berat. Detik berikutnya, dua mata belonya membulat sempurna saat ia mengingat suatu hal, "Ah, iya.. pasti karena minggu lalu aku membuat tikus-tikus untuk eksperimen klub biologi lari dari kandangnya. Oh Tuhan, dia pasti sangat membenciku sampai mengacuhkan sapaanku seperti tadi.."

Gadis bersuara emas itu kemudian meletakkan garpu yang ia gunakan untuk makan dan meminum jus jeruk yang tadi ia pesan, dengan cepat. Kemudian ia berdiri dan berjalan menuju meja Taehyung. Membuat tak hanya laki-laki berambut pirang dan kedua temannya saja yang tercengang, namun juga Yoongi dan Seokjin.

Jungkook melangkah dengan pasti meski jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Saat ia berhasil berdiri di depan Taehyung, ia menghela nafas dalam lalu membungkukkan badannya, "Maafkan aku sunbaenim, jika ini karena kejadian seminggu yang lalu, aku benar-benar tidak sengaja menjatuhkan kandang tikus itu, hingga membuat bahan eksperimen kalian kabur dari tempatnya.. Aku benar-benar minta maaf atas kecerobohanku waktu itu.. Kau mungkin tak akan pernah bisa memaafkanku dan membenciku karena hal itu.. Aku akan menerimanya.." Jungkook berujar panjang lebar lalu melangkah pergi setelah ia selesai.

Taehyung terdiam, mencerna apa saja yang baru saja dikatakan oleh si gadis.

"Dia menangis?" Jimin –salah satu teman Taehyung- bertanya lirih, menepuk pelan bahu sahabatnya itu untuk menyadarkannya dari pemikirannya.

"Apa lagi yang kau tunggu? Kejar dia, Tae!" Hoseok menggebrak meja karena gemas melihat Taehyung yang masih saja tak bergeming dari duduknya.

"A-ah y-ya!" Taehyung akhirnya berdiri dan berlari keluar kantin sekolah untuk mengejar gadis yang ia suka. Meninggalkan kedua temannya yang menggelengkan kepala tak habis pikir.

"Kau tak berniat membeli popcorn, Jin? Sepertinya drama ini mulai menarik.." Yoongi melirik gadis yang sedari tadi terkikik pelan melihat tingkah laku empat adik kelasnya.

"Yah.. Dan pastinya kita akan berada di barisan paling depan sampai drama ini selesai ditayangkan, Yoon!" Seokjin bertepuk tangan riang setelahnya.

.

.

"Hei! Tunggu nona kelinci!" Suara berat Taehyung menggema di lorong sekolah, membuat siswa-siswi di sana memberinya pandangan tajam. Namun laki-laki yang tengah berada di tahun keduanya itu tak ambil pusing, yang ada di pikirannya hanya gadis yang tadi meneteskan air mata di depannya.

Jungkook yang dapat mendengar suara Taehyung, dengan segera mempercepat langkahnya menjauh. "Ya Tuhan! Apa dia akan memukulku sekarang? Aku kan sudah meminta maaf.. Yak! Bagaimana ini? Yoongi unnie! Seokjin unnie! Tolong aku.." Ia bergumam kecil.

"Yak! Jangan berlari! Berhentilah!" Taehyung menambah kecepatan berlarinya untuk mengejar Jungkook yang terlihat semakin jauh.

GRAB

"Sunbaenim, maafkan aku.. Aku benar-benar tak sengaja waktu itu.. Aku akan melakukan apa saja asalkan kau tidak memukulku.." Gadis bermarga Jeon itu kemudian memohon saat tangan kanannya dapat diraih Taehyung, membuat langkahnya terhenti.

Taehyung yang masih mengatur nafas, mengernyitkan dahinya bingung, "Memukul? Dia? Sebenarnya apa yang sedang ada dalam pikirannya?"

"Hei! Tatap aku, nona kelin—"

"Namaku Jeon Jungkook!" Gadis itu menyergah cepat dengan bibir yang dikerucutkan tanpa sadar.

Taehyung tersenyum, "Jungkookkie.."

Semburat merah merambati pipi gembil Jungkook, panggilan sayang dan juga senyuman dari orang yang ia suka sukses membuat wajahnya memanas dan jantungnya sekali lagi berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. "Bisa-bisa aku terkena serangan jantung kalau terus-terusan seperti ini.." Ucapnya dalam hati.

"Aku ke sini bukan untuk memukulmu.. Bahkan aku tak pernah memiliki pemikiran untuk marah kepadamu karena hari itu.. Kenapa tadi kau sampai menangis begitu?" Taehyung mengutarakan isi pikirannya.

Jungkook mendongakkan kepalanya menghadap laki-laki di hadapannya, kedua maniknya menatap wajah sang kakak kelas. "Benarkah? Kalau sunbae tidak marah kepadaku, kenapa tadi tidak membalas senyumku?"

Taehyung lalu menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal menggunakan tangannya yang tak menggenggam tangan si gadis, "Aku tadi terlalu kaget saat kau tiba-tiba melihat ke arahku dan tersenyum.. Kau terlihat manis sekali hingga aku tak mampu lagi berkata-kata.." Ucapnya pelan diiringi warna merah yang menghiasi wajah tampannya.

Kini keduanya tengah terdiam, merasakan detak jantung yang saling bertalu lebih cepat. Senyuman khas orang kasmaran pun terlihat mengembang di wajah mereka, membuat orang-orang yang melewati mereka memberikan pandangan aneh.

.

"Oh Tuhan, rasanya aku ingin muntah!" Yoongi berdecih pelan.

"Yoongi-ya, kau tak akan berkata seperti itu saat kau memiliki orang yang kau suka.." Seokjin berujar tanpa melepas fokus dari ponselnya yang tengah merekam interaksi antara Taehyung dan Jungkook.

Yoongi menatap Seokjin jengah. "Aku pergi!" Ia keluar begitu saja dari persembunyiannya dan Seokjin, berjalan menuju kelasnya.

Gadis yang terkenal dengan lidah tajamnya itu bergumam tak jelas sepanjang jalan, sampai tak menyadari ada siswa yang tengah berlari berlawanan arah dengannya. Jelas saja tabrakan itu tak terelakkan. Yoongi yang terlambat menelaah situasi pun hanya bisa terdiam, ia menutup mata, "Ah! Kenapa pantatku tak sakit? Bukankah seharusnya tubuhku sudah menyentuh tanah? Kena- eh tunggu dulu, ada sesuatu yang menyentuh pantatku.. Eh!"

"Yak! Mesum!" Yoongi segera berdiri dan membuka mata lebar-lebar –jika mungkin- kemudian menunjuk-nunjuk orang yang sebenarnya sudah menyelamatkan pantat seksinya.

Siswa yang hanya bisa terdiam melihat tingkah tiba-tiba Yoongi, menggelengkan kepalanya kuat, "Ti-tidak sunbae-nim, aku ha-nya mencoba memegangmu agar tak jatuh.."

Yoongi menarik kedua kerah baju si adik kelas, "Kau pikir aku percaya pada anak kecil sepertimu? Kau tak akan selamat dariku— Park Jimin!" Ucapnya dengan nada mengancam setelah membaca nama laki-laki tersebut yang tertera di seragamnya.

Jimin membatu setelah gadis berambut kemerahan itu melangkah pergi. "Aku bersumpah aku tidak bermaksud memegang pantatnya.. Aku kan hanya melakukan sesuatu agar rok nya tak tersingkap ke atas.." Teman sekelas Taehyung itu bergumam.

.

"Huahahaha.. Drama yang lain? Woah.. Sepertinya aku memang membutuhkan popcorn dan mungkin soda juga untuk ini semua.. Apa sebaiknya aku memberitahu Namjoon tentang ini? Ah, aku jadi merindukannya.. Dasar Kim bodoh, meninggalkan kekasihmu sendiri di sini.." Seokjin menghembuskan nafas kasar setelah selesai merekam Taehyung dan Jungkook, dan melihat interaksi singkat antara Yoongi dan Jimin –kalau ia tak salah ingat nama adik kelasnya itu-, yang dengan sukses membuatnya merindukan sang kekasih yang memutuskan untuk bersekolah di luar negeri.

.

.

.

A/N: first trial of writing taekook!! and I hope I'll be able to write moarr~ huhuh! Cause I swear taekook is just too sweet to ignore! <3

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cangkirkopi #1
Chapter 1: this is too cuteee.. tambahin lagi moment fluffnya kak^^
kudoedogawa #2
Chapter 1: Asem, kece dan lucu banget lah, hahahhaa sequel pelisssssssssssss *puppy eyes
vkook957 #3
Chapter 1: Wahhhhhhhhh fluff bangettttt. Jarang" loh ada vkook yang bahasa di aff