Chapter 1

SYNDROME

Luhan menutup telinganya dengan bantal. Mencoba mengabaikan suara ricuh didepan asramanya. Terlalu pagi untuk seseorang melakukan aktivitas pada jam 03.00am. Dan ini hari ke-4 Luhan berada di asrama. Demi Tuhan suara ricuh didepan asramanya sangat menganggu waktu istirahat dan juga telinganya.

Satu tarikan nafas panjang. Luhan bangkit dari ranjangnya, mengabaikan rasa kantuk dan lelahnya, kemudian pergi ke balkon didekat kamarnya.

Dibawah sana. Seperti terjadi pada film-film yang pernah ditontonnya. Sebuah mobil keren berkelas dunia terparkir didepan gedung asrama. Satu detik...dua detik...dan keluar seorang pria. Persis seperti pada sebuah film, banyak gadis atau mungkin fans pria pemilik mobil keren itu. Mereka mulai berteriak dan membuat kebisingan. Luhan dapat melihat bagaimana pria pemilik mobil keren itu terlihat kesusahan untuk mengambil jalan. Para gadis menghalanginya dengan kamera, banner dan lainnya. 'New idol? Aku tidak mengenalnya'.

Luhan kembali ke kamarnya. Menutup telinganya dengan headset dan mulai memejamkan mata. Tertidur dengan alunan musik favoritnya.

Dering dari jam waker mengusik tidurnya. Luhan mengerang. Ia benci untuk bangun pagi dan melakukan aktivitas pagi. Seperti jogging. Tapi karna Luhan telah menjadi trainee model, pihak agensi mengharuskannya bangun pagi dan melakukan olahraga pagi agar tubuhnya memiliki sixpack dan terlihat atletic.

Selesai mencuci wajahnya, Luhan mengambil handuk kecil pada lemarinya. Siap untuk berolahraga. Namun lagi-lagi ia mengerang ketika sebuah koper besar berada didepan pintu kamarnya tepat ketika ia membuka pintu dan hampir mendapat serangat jantung. Luhan berpikir, koper milik siapa dan mengapa diletakkan didepan pintu kamarnya. Melupakan alam fantasinya, Luhan bergegas meninggalkan kamarnya, atau ia akan terkena omelan karna tidak melaksanakan aktivitas pagi nya.

Sapasang headset putih tergantung dikedua sisi telinganya. Luhan menikmati joggingnya dengan alunan musik.

Saat tiba-tiba matanya menangkap sekumpulan gadis- gadis dan menghalangi jalannya. Luhan mendekat dan ia melihatnya. Pria pemilik mobil keren. Terlihat sama seperti dirinya yang ingin mendapat jalan namun terhalang oleh para gadis.

"Hei you! Can you help me?"

Pria itu berteriak pada Luhan dengan wajah penuh harapnya. 'Uh tourist? Aku tidak mengerti bahasa Inggris.'

"Uh..? Apa?" Luhan menjawab dengan Korea.

"Tolong bantu aku keluar dari para fans"

'Ah para fans? Apa dia idol?'. Berfikir apa Luhan akan membantunya atau tidak. Itu akan membuang waktu berharganya dipagi hari. Tapi melihat bagaimana frustasinya pria itu, Luhan mengangguk dan mulai menerobos kerumunan para gadis. Ia menarik tangan pria itu dengan kesusahan dan membawanya berlari menjauhi para gadis.

Bertumpu pada lututnya. Nafas Luhan mulai tak beratur. Setidaknya ia dan pria itu sudah aman dan jauh dari para gadis hiper.

"Ini"

Luhan mendongakkan kepalanya. Melihat pada tangan yang terulur. Tangan pria itu. "oh apa ini?"

"Uang. Ini untukmu karna sudah menyelamatkanku"

Luhan tidak pernah berfikir akan mendapatkan imbalan seperti uang. Ia benci saat membantu dan diberi upah. "Aku tulus membantumu, dan simpan saja uangmu"

"Aku tahu kau mengharapkan ini. Ambil saja, atau jumlahnya kurang?"

Luhan mengeraskan rahang. Apa ia tampak seperti itu? Mencari kesempatan dalam kesempitan. Luhan merasa terhina saat ini dan mulai berjalan dengan tangan terkepal saat tanganya ditarik dan pria itu menempatkan sejumlah uang pada tanganya.

"Dengar! Aku tahu kau banyak uang, dan aku sangat menghargai itu. Tapi asal kau tahu, aku membantu tulus tanpa mengharapkan imbalan". Luhan mengembalikan uang pria itu dengan senyuman yang dipaksakan. Luhan hanya berharap pria itu berterimakasih padanya bukan dengan uang. Ia hanya ingin pria itu mengatakan terimakasih, tapi sebaliknya pria itu tidak mengatakanya dan justru memberinya uang dan itu benar-benar menyinggung perasaannya.

Luhan selalu kagum akan cerahnya pagi dimusim panas kota Seoul. Udara yang sejuk dan kicauan burung yang menenangkan. Banyak gadis dengan pakaian y menyapanya. Ia bahkan belum menjadi model dan ia sudah mendapat sambutan hangat setiap berpapasan dengan gadis remaja. Mungkin Luhan akan menjadi icon baru untuk majalah musim panas mendatang. Itu impiannya, selain ingin menjadi penari yang hebat, Luhan juga ingin menjadi model. Ibunya selalu ingin melihatnya dengan brand-brand ternama. Terpampang dalam sebuah majalah.

Luhan terlalu menikmati musik dari headsetnya sehingga ia berlari terlalu jauh. Dari Apgujeong ke pusat perbelanjaan Myeong-dong. Itu hebat. Matanya menangkap beberapa gadis SMA yang tengah berebut majalah. Ini bahkan sudah hampir dimulai pelajaran untuk sekolah menengah, dan para gadis SMA itu masih diluar sekolah dan berebut majalah.

"Ini limited edition, kau tidak bisa memilikinya"

"Jung Eun itu milikku. Oh Sehun hanya milikku"

"Oh Sehun tampan, dia baru saja tiba tadi malam. Dan aku ingin majalah ini. Berikan padaku".

Gadis-gadis itu mulai mencakar satu sama lain, dan Luhan tidak bisa untuk membiarkanya. Jadi ia mendekat dan mengambil majalah itu. "Disana ada polisi, kalian bisa ditangkap karna membolos!"

Luhan menunjuk dua orang polisi diseberang jalan untuk menakuti para gadis SMA itu. Dan seakan lupa pada majalah yang mereka perebutkan, para gadis itu berlari. Itu membuat Luhan tertawa, betapa bodohnya gadis-gadis itu.

Luhan hampir mengembalikan majalah itu pada penjualnya. Tapi ia mengurungkan niatnya saat melihat sampul majalah dengan seseorang yang familiar. Itu adalah pria pemilik mobil keren dan pria yang sama dengan yang ia bantu tadi pagi. Luhan memutuskan membayar majalah itu dan membawanya ke asrama.

Luhan bersyukur tentang koper yang sudah tidak ada didepan pintu kamarnya, sehingga ia tidak perlu menggerutu kembali. Masuk ke kamarnya dan berbaring pada sofa putih panjang. Luhan membuka majalahnya.

Halaman pertama diisi dengan foto besar Sehun didepan sebuah mobil. Mengenakan pakaian dan kacamata trend. Rambut Sehun benar-benar trendy dan banyak diimpikan pria masa kini.

Halaman kedua foto Sehun pada sebuah sofa dengan kemeja hitam yang terbuka kancingnya. Itu benar-benar cool. "Uh kau y sekali Sehun!" Luhan mengakuinya. Dan ia mulai membaca artikel dibawah foto tersebut.

Ia bernama Oh Sehun. Seorang model internasional berumur 22 tahun yang baru saja kembali dari Montreal,Kanada. Dan artikel lain yang hanya berisi tentang perjalanan sang model Oh Sehun. Sekarang Luhan mengerti mengapa Sehun memiliki banyak penggemar. Sehun tampan dan juga seorang model internasional.

Luhan mengingat kembali pertemuannya dengan Sehun tadi pagi. Bohong jika Luhan tidak terpesona. Sehun sangat keren dan fashion nya benar-benar trendy. Tapi disisi lain Luhan juga tidak menyukai sifat Sehun yang arrogant. Sehun tampak seperti semua dapat diselesaikan dengan uang.

Ponselnya berbunyi. Dan Luhan segera mengambil ponselnya. Trainer nya mengirim pesan.

[L U H A N c e p a t l a h k e m a r i d a n m e m u l a i l a t i h a n ]

Sialan.

Luhan bahkan belum membersihkan diri dan trainer nya menyuruh untuk segera latihan. Cepat-cepat ia berganti pakaian. Tidak peduli jika ia belum mandi dan hanya menyemprotkan parfum pada tubuhnya.

"Se..Sehun kau?" Luhan terkejut saat ia membuka pintu kamar dan langsung bertatap wajah dengan Sehun. Ia mengerang antara terkejut, malu dan terpesona. Sehun sangat tampan jika ditatap dengan jarak yang dekat.

Tak ingin terlihat gugup. Luhan segera menutup pintu kamarnya dan berjalan melewati Sehun. Luhan pikir ini gila. Ia merasakan jantungnya bekerja dan berdetak begitu cepat dan ia bersumpah belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.

Luhan berada di studio latihan pemotretan, namun pikirannya jauh menerawang. Ia masih memikirkan Sehun. 'Aku bisa gila hanya dengan menatap wajah tanpa ekpresinya"

"LUHAN"

Trainer nya mengagetkan Luhan dari lamunannya. Ia segera membungkuk dan memperbaiki pose nya.

"Sehun-ah bisa kau ajari salah satu trainee ku? Dia begitu susah untuk dijinakkan"

Luhan bersumpah trainer nya sangat tidak menghargainya. Dijinakkan? Luhan pikir itu hanya untuk hewan peliharaan. Namun jauh dari itu, Luhan merasa jantungnya terpacu saat mendengar nama Sehun disebutkan. Ia menoleh ke kanan dan Sehun disana. Meletakkan tangannya diantara dada dan Luhan menangkap seringaian dari Sehun.

▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂­ ▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂TBC▂▂▂▂▂ REVIEW for next chapter. Disini hanya ada author POV. dan gue hanya mengambil dari sisi HunHan. Chap ini dari sisi Luhan. Dan chap 2 nanti dari sisi Sehun. Ini fluff!!!!!! Review kalau mau cepat update, kalau silent reader yasudah. Ga di update dah.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet