1 Tahun Kemudian...

Don't Say Goodbye - Special Chapter (Bahasa)

 

 

 

 

 

1 minggu sebelum pernikahan.

 

Rintik hujan membasahi Minhyuk saat berlarian menghampiri mobilnya yang terparkir di luar stadion. Latihan hari ini terasa lama baginya. Mungkin karena seorang gadis yang segera ingin ia temui. Ini benar-benar membuatnya heran, gadis itu, oh, gadis cantik itu selalu mengusik pikirannya kapanpun dan dimanapun. Terlebih setelah mendapat kabar dari Jung Yonghwa, ia bergegas mengganti pakaian di ruang ganti stadion dan membersihkan diri. Ia tidak sempat berpamitan pada rekan satu timnya karena ia harus segera pergi dari situ. Bahkan ia tidak mendengar beberapa teman meneriakinya dari belakang. Saat ini, konsentrasinya hanya pada gadis yang akan ia datangi.

 

Sesampainya di kediaman Jung, ia menekan intercom yang disambut oleh suara khas Seohyun.

 

“Oh, kau sudah datang? Suamiku baru saja akan menjemputmu. Padahal aku sudah memberitahunya bahwa kau pasti sedang ada latihan.” Seohyun membawanya masuk ke dalam rumah.

 

“Ne, aku tadi ada latihan. Baru melihat ada 21 panggilan tak terjawab. Maafkan aku..” Minhyuk masuk rumah dan hendak menuju kamar Soojung. Ia terbiasa berada di rumah keluarga Jung bahkan ia sudah terbiasa keluar masuk kamar Soojung.

 

“Yah, kau mau kemana?” Yonghwa meneriakinya dari dapur.

 

“Ah, hyung, bagaimana keadaannya? Maaf aku tadi sedang latihan, jadi tidak bisa menjawab panggilan telponmu.” Minhyuk menghampirinya sejenak.

 

“Arra, dari tadi dia hanya memanggil namamu dalam tidurnya. Kupikir ia merindukanmu. Jadi, mian, karena mengganggu latihanmu.” Jawab Yonghwa.

 

“Ah, gwenchana..” Minhyuk memperhatikan Seohyun yang sedang menyiapkan sesuatu.

 

“Berkali-kali aku memaksanya ke dokter, tapi ia tetap bergeming. Naiklah, dan bawa ini. Kuharap kali ini ia bisa menelannya dengan baik.” Seohyun memberikan bubur untuk Soojung.

 

“Apa dia masih memuntahkan makanannya? Aiiissh… gadis itu! Susah sekali di atur!” Minhyuk berjalan meninggalkan Seohyun dan Yonghwa yang berdiri di dapur memperhatikannya.

 

“Yeah… seperti itulah yang kurasakan selama hidup dengannya.” Yonghwa tertawa mendengar gumaman Minhyuk mengenai adiknya.         

 

“Sepertinya tugasmu akan tergantikan setelah ini. Tapi bagaimana dengan wedding ceremony mereka, yeobo? Apakah harus di tunda?” Seohyun menatap Yonghwa serius.

 

“Kuharap Minhyuk bisa membujuknya ke dokter setelah ini.” Yonghwa melipat kedua tangannya di dada. Ia sendiri tidak ingin terjadi sesuatu pada adiknya dan juga persiapan pernikahan yang sudah matang.

 

 

 

---- 0 ----

 

 

 

“Soojung-ah, bangun honey, kau harus mengisi perutmu. Makanlah..” Wajah Soojung terlihat pucat. Minhyuk mengusap dahi Soojung yang masih terasa panas. Suhu tubuhnya tidak kunjung normal, berkali-kali ia membujuk Soojung agar ke dokter, tapi gadis ini hanya menggelengkan kepala dan kembali tidur.

 

“Op… ppa…” Ia melihat Minhyuk duduk disampingnya memperhatikannya lekat.

 

“Eoh? Makanlah dulu, eoh? Aku membawakan bubur agar kesehatanmu pulih.” Minhyuk mengambil mangkuk yang berisi bubur dan menyuapinya.

 

“Oppa…” Soojung menggelengkan kepala. “Mual..” Ucapnya menggigil.

 

“Mual? Tidak apa, lebih baik kau memuntahkannya dalam kondisi perut terisi. Setelah ini, kita ke dokter.” Minhyuk mengusap rambut Soojung lembut dan kembali menyuapinya.

 

“Andwae! Setelah ini aku pasti sembuh, tidak perlu ke dokter, oppa. Aku hanya kelelahan.”

 

Dengan susah payah ia menelan suapan terakhirnya dan kembali memejamkan mata. Membayangkan persiapan pernikahan membuatnya menghembuskan nafas berat. Tidak disangka persiapan selama enam bulan membuatnya kelelahan seperti ini. Mengingat undangan sudah tersebar luas dan tanggal sudah di tetapkan membuatnya khawatir. Tapi ia selalu optimis pada kesehatannya dan tidak akan merusak hari kebahagiaan mereka.

 

“Soojung-ah, kupikir kita harus menunda pernikahan kita?” Minhyuk bergumam pelan. Ia mengkhawatirkan kesehatan Soojung tentu saja.

 

“Mwo? Andwae!! Don’t you dare oppa!! Aku baik-baik saja! Sudahlah..!!” Soojung menatap pria itu geram.

 

“Tapi kau sendiri tidak mau pergi ke dokter! Bagaimana bisa aku tidak mengkhawatirkanmu?” Minhyuk ikut geram menghadapi Soojung yang keras kepala.

 

“Aiishh… Pergilah! Aku hanya butuh istirahat.” Soojung cemberut dan memunggunginya.

 

Minhyuk justru memposisikan diri memeluk Soojung dari belakang. Mencoba menghalau dinginnya udara yang membuat gadisnya menggigil.

 

“Ya Tuhan.. bagaimana bisa aku menghadapimu seumur hidupku.” Minhyuk berbicara pada diri sendiri yang sangat jelas terdengar oleh Soojung.

 

“GARAGO…!! Aaiiissh….!!” Soojung mencoba melepas pelukan Minhyuk.

 

“Istirahatlah..” Minhyuk memeluknya semakin erat yang membuat Soojung semakin cemberut. Hingga pada akhirnya mereka sama-sama tertidur dalam kenyamanan yang tiba-tiba muncul.

 

 

 

---- 0 ----

 

 

 

“Kau siap?” Minhyuk menatap Soojung yang terlihat gugup. Ia menggenggam tangannya memastikan semua akan baik-baik saja. “Ini hanya konferensi pers, jangan khawatir.” Soojung tersenyum, semua akan baik-baik saja selama ada pria ini.

 

Mereka memasuki ruang konferensi pers yang disambut wartawan dan photographer dari berbagai media, baik itu media cetak, media elektronik maupun media online. Minhyuk masih menggenggam tangan Soojung. Kemudian duduk di tempat yang telah disediakan.

 

Moderator mempersilahkan Soojung dan Minhyuk menyapa para wartawan dan memberikan kesempatan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari mereka. Kebanyakan pertanyaan-pertanyaan yang terlontar menyangkut persiapan pernikahan mereka dan awal pertemuan mereka. Sebelum Minhyuk menjawabnya, ia memandang Soojung sekilas dan tersenyum.

 

“Karena pesta ulang tahun mantan dokter psikoterapi team kami, aku bisa bertemu gadis unik seperti dia. Dan setelah itu, mulailah kisah kami yang panjang dan akhirnya dia berkata ‘iya’ saat aku melamarnya.” Ungkap Kang Minhyuk.

 

Mereka juga menanyakan tentang bagaimana Kang Minhyuk melamarnya. Soojung melirik Minhyuk dan mereka sama-sama tersenyum.

 

“Ketika aku meminta kakaknya membawanya ke pertandingan, aku telah menyiapkan cincin dan berniat akan melamarnya di lapangan sepak bola usai pertandinganku. Aku bertanya padanya apakah ia mau menjadi ibu dari anak-anakku. Awalnya aku ragu melihat ekspresinya sulit ditebak, tapi akhirnya dia berkata ‘iya’ yang membuatku seperti ingin terbang.” Ungkapnya malu-malu yang disambut oleh tawa para wartawan. 

 

Salah satu wartawan menanyakan pertanyaan yang membuat Soojung tersenyum malu. “Untuk Soojung-ssi, bagaimana perasaan anda saat dilamar di tengah lapangan sepak bola? Bukankah itu sangat romantis?” Semua orang di ruangan itu berseru dan tersenyum pada mereka berharap mendapat jawaban yang memuaskan.

 

“Ehmm… Ya, awalnya saya tidak percaya, tapi… melihat ketulusannya, saya yakin dia bersungguh-sungguh. Seumur hidup, saya tidak pernah membayangkan dilamar di lapangan sepak bola, pada saat itu penampilannya benar-benar…” Soojung tertawa kecil melirik Minhyuk yang tersenyum padanya.

 

“Ya, pada saat itu saya sangat berkeringat, sebenarnya dia sedikit jijik melihat saya waktu itu.” Minhyuk menambahkan dan satu ruangan tertawa bersamaan.

 

Selama sesi tanya jawab, mereka berhasil memuaskan pertanyaan para wartawan. Mereka berdua bisa menjawab semua pertanyaan dengan baik. Bahkan Kang Minhyuk menatap Soojung kagum karena ia bisa mengatasinya dengan sempurna. Hingga di akhiri dengan pemberitahuan tanggal pernikahan mereka.

 

“Kami akan menggelar pernikahan pada hari Minggu, tepatnya pada tanggal 1 bulan Maret. Kami memohon doa dari semua pihak dan dukungannya. Semoga semua berjalan dengan lancar.” Ucap Minhyuk.

 

Di akhir acara, mereka berfoto bersama yang di abadikan para photographer. Soojung yang saat itu menggunakan rok mini hitam dan blues putih terlihat anggun. Ia tidak lepas dari lengan Minhyuk yang membuat para wartawan iri melihatnya.

 

Ya, semua tidak mengelak, hanya anti fans yang mengatakan mereka tidak cocok satu sama lain. Bahkan netizen pun turut mengucapkan selamat atas pernikahan mereka berdua. Dan masa depan mereka berdua, sudah berada di depan mata.

 

 

 

----- 0 -----

 

 

 

Untuk kesekian kalinya Soojung melihat bayangannya di cermin lebar yang berada di ruang tunggu pengantin. Ia memastikan wajahnya tidak terlihat pucat karena rasa gugup yang ia rasakan sejak satu jam yang lalu, gaun pengantinnya tidak kusut karena terlalu lama duduk di meja rias. Bahkan tarikan nafas panjang sama sekali tidak membantunya rileks. Hari ini, ya, tepat hari ini ia akan menempuh hidup baru. Hidup baru bersama seseorang yang tidak pernah ia bayangkan pernah bersamanya. Pria yang tiba-tiba datang di hidupnya, dan membuatnya mengetahui apa itu rasa sakit dan bahagia. Sekali lagi, ia menghembuskan nafas panjang.

 

“Tenanglah Jungie, semua pasti akan baik-baik saja.” Seohyun menepuk pundak Soojung. “Kau… Cantik.” Seohyun tersenyum meyakinkan.

 

Terdengar suara pintu dibuka dan Yonghwa masuk menggendong si kecil Mino. Memandangnya dengan raut wajah yang sulit ditebak.

 

“Juuung….” Yonghwa memberikan Mino pada Seohyun. “Mana senyummu?” Yonghwa menepuk pipi Soojung lembut. “Mengapa kau begitu cepat tumbuh dewasa, oh? Yaaaah… sebentar lagi kau akan menjadi Kang Soojung… Tapi bagiku kau tetap Jung Soojung.“ Soojung terharu mendengarnya. Selama ini, hanya kakaknya yang selalu menjaganya dari kecil. Memperhatikannya, selalu mengalah untuknya dan sangat menyayanginya.

 

“Jangan menangis!! Berapa kali oppa bilang padamu, huh? Jangan menangis kalau tidak ingin terlihat jelek. Kau ingin merusak make up mu?” Yonghwa menghapus air mata Soojung yang hampir menetes. “Neomu yeppo, uri dongsaeng.” Yonghwa tersenyum dan memberikannya pelukan hangat.

 

“Gomawo oppa…” Soojung membalas pelukannya.

 

“Soojung-ah, ayo siap-siap nak.” Eomma dan appa masuk ruangan.

 

“Sudah akan dimulai, eommoni?” Seohyun bertanya pada mertuanya.

 

“Eoh, semua sudah siap.” Ibu Soojung menepuk punggung Seohyun. “Ooh… Lihatlah putriku yang sudah tumbuh dewasa, kau cantik sayang.” Ibunya mengelus pipi Soojung, bangga.

 

“Sebentar lagi putri kecilku akan menjadi seorang istri.” Ayahnya ikut memeluknya sejenak. Ia tidak akan melupakan momen bahagia ini.

 

Semua sudah berkumpul. Soojung menggandeng lengan ayahnya. Ia menatap pintu yang sebentar lagi akan di buka. Hatinya semakin berdegup kencang. Semua akan baik-baik saja. Yakinnya dalam hati. Ia menarik nafas sejenak lalu memandang buket bunga yang ia genggam erat.

 

“Appa, jika aku terjatuh, cepat tangkap aku.” Soojung berbisik.

 

“Kau tidak akan terjatuh. Percaya pada appa.” Ayahnya menepuk tangan Soojung untuk menenangkan putrinya.

 

Pintu gereja terbuka. Alunan wedding march mulai terdengar. Inilah waktunya. Ia melangkah masuk dan dengan erat mencengkram lengan sang ayah. Semakin ia melangkah, masa depannya semakin terlihat.

 

 

 

---- 0 ----

 

 

 

Minhyuk menatap seseorang yang dinantinya melangkah anggun ke tempatnya berdiri. Senyumnya merekah, bukan hanya karena ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu, tapi hari dimana gadis yang dicintainya terlihat begitu cantik. Sangat cantik! Sangat anggun! Bahkan jika ada kata yang lebih dari sekedar ‘sangat cantik’, ia akan mengatakannya. Sungguh. Gadis itu tersenyum padanya, dalam genggaman sang ayah, senyum itu, senyum bahagia,. Membuat jantungnya berdegup kencang.

 

Satu detik…

 

Dua detik…

 

Tiga detik…

 

Ayah sang gadis menyerahkan putrinya padanya. Dengan mantap ia menerima tangan gadis ini. Ini adalah prosesi terhikmat dan tersakral yang pernah ia rasakan. Inilah saatnya, mereka mengucap janji setia. Janji sehidup semati. Janji untuk melewati hari-hari mereka baik itu suka maupun duka. Soojung meneteskan air mata saat gilirannya mengucap janji.

 

“Saya bersedia.” ucapnya.

 

Kemudian sang pendeta mengatakan bahwa mereka adalah sepasang suami istri. Setiap momen disini tidak akan pernah mereka lupakan. Saat ia resmi menjadi suami istri, rasa haru menyeruak di dada mereka.

 

Minhyuk merengkuh wajahnya. Walaupun air mata mengaburkan mata Soojung, ia menyadari bahwa pria yang berdiri dihadapannya ini adalah miliknya. Minhyuk menundukkan kepalanya dan Soojung berjinjit. Ia mengulurkan kedua lengannya — sambil masih memegang buket bunga — memeluk leher pria ini. Minhyuk menciumnya sangat lembut dan mesra. Seketika para tamu terlupakan. Yang teringat di benak Soojung hanyalah fakta bahwa pria ini mencintainya, menginginkannya, dan bahwa ia adalah milik Kang Minhyuk selamanya.

 

Di sela-sela ciumannya, Minhyuk bergumam. “You’re a beautiful bride that I’ve ever seen. Dan aku tidak akan pernah bosan mengatakan ini padamu. Aku mencintaimu.” Seketika, pipi Soojung merona.

 

 

 

----- 0 -----

 

 

Resepsi pernikahan mereka sangat meriah. Pasangan pengantin baru ini selalu tampak berdua dan tak terpisahkan. Membuat kerabat dan teman-teman mereka iri melihatnya. Untuk hari ini, biarkan mereka menikmati hari mereka. Semua larut dalam kegembiraan yang diciptakan oleh pasangan baru ini.

 

Tamu yang datang bukan hanya dari kalangan pesepak bola, bahkan artis dan idol seperti Yoo Jae Suk, Choi Minho SHINee, Kim Woobin, Song Jong Ki, Kim Yuna, Nichkhun 2PM, Victoria F(x), perenang Park Tae Hwan dan juga seluruh personil SNSD juga turut hadir memberikan selamat kepada kedua mempelai.

 

Di sudut ruangan tampak grandpa dan grandma berbincang-bincang kepada teman lama mereka. Kemudian Yonghwa dan Seohyun yang sibuk mengurus anak-anak mereka yang sudah cukup rewel untuk di ajak ke acara seperti ini. Dan orang tua Soojung sibuk menerima tamu dari kerabat mereka.

 

“Soojungie…” Nyonya Kang, yang tak lain adalah mertua Soojung memeluk menantunya dengan bahagia. “Kau sangat cantik nak. Aku bahagia karena pada akhirnya kalian dipersatukan. Jangan pernah ada air mata lagi, eoh? Kisah kalian masih panjang. Kehidupan suami istri tidak semudah bayangan kita. Kalian harus menjaganya dengan baik.” Nyonya Kang menepuk pundak anaknya dan menantunya.

 

“Ne, gamshamnida eomoni.” Soojung menitikkan air mata. Minhyuk memeluk pundaknya.

 

“Eomma yakin, Jonginie pasti bahagia di atas sana.” Nyonya Kang menitikkan air matanya juga.

 

“Eomma…” Kini Minhyuk memeluk pundak ibunya.

 

“Gomawo Soojung-ah, untuk kebahagiaan yang sudah kau beri pada keluarga kami.. Eomma berdoa untuk kebahagiaan kalian berdua.” Nyonya Kang menepuk pipi Soojung sekilas, kemudian pergi menemui tamu yang lain. Mereka berdua hanya saling tersenyum. Mereka sadar, tidak ada yang bisa menukar kebahagiaan yang mereka rasakan saat ini.

 

Tiba-tiba Minhyuk menggenggam tangannya. Menatapnya tajam seperti singa yang siap menerkam mangsanya. Perlahan mendekati Soojung.

 

“Neomu yeppo…” Minhyuk makin mendekat.

 

“Oppa… Apa yang kau lakukan?” Soojung terpaku.

 

“Menurutmu?” Pandangan Minhyuk masih tidak beralih darinya.

 

“Yah, Kang Minhyuk…!!” Soojung mundur selangkah. Dengan sigap, Minhyuk kembali mendekatinya. Semakin dekat dan semakin dekat.

 

“Hmmm? Kang Soojung?” Mwo? Apa yang baru saja ia katakan? Jujur, nama itu sedikit aneh baginya. Tapi dalam hati, ia senang mendengarnya.

 

“Oppa, kita di awasi banyak orang!” Soojung memperingatkan. Jarak mereka hanya tinggal sejengkal.

 

“So?” Soojung bisa merasakan hangatnya nafas Minhyuk sekarang, membuat bulu kuduknya merinding dan jantungnya berdegup kencang.

 

“Yah, kalian! Tidak bisakah adegan itu kalian tunda nanti malam?” Yonghwa menatapnya risih. Seohyun menyikutnya, dan beberapa tamu tertawa dibuatnya.

 

“Aiiissh…hyung..” Minhyuk pura-pura sebal. “Baiklah, masih banyak waktu untuk itu.” Minhyuk memberikan senyum mempesonanya untuk Soojung. Dan tanpa diragukan lagi, pipi Soojung bersemu merah. Membuat Minhyuk ingin segera membawa gadis ini pergi dari sana.

 

Ketika acara berakhir, Minhyuk dan Soojung bersiap untuk pulang. Tentu saja pulang ke rumah Kang Minhyuk yang kini menjadi milik mereka berdua. Setelah mereka berpamitan pada keluarga, mereka berjalan menuju mobil milik Kang Minhyuk yang menggandeng mesra tangan Soojung.

 

“Oppa, tidak bisakah kita pindah dari rumahmu dan mencari rumah baru?” Minhyuk menatap istrinya serius.

 

“We?”

 

“Aku… Hanya tidak ingin mengingat banyak…” Belum selesai Soojung mengatakan keinginannya, Minhyuk memahami apa yang dimaksud istrinya dan memotong pembicaraannya.

 

“Arraseo, nanti kita cari rumah baru.” Minhyuk berjanji.

 

“Benarkah?”

 

Minhyuk tertawa melihat ekspresi Soojung seperti anak perempuan berumur 5 tahun yang baru saja dapat boneka beruang besar.

 

“Eoh…! Oppa janji…!”

 

Seketika Soojung melompat memeluk suaminya. Minhyuk menangkapnya dan mengangkat gadis itu dengan erat.

 

“Ah, Oppa, bayi kit….” Soojung memegang perut dan membekap mulutnya sendiri. Ow Ow.. Kang Soojung..

 

Minhyuk melihat istrinya. Ia yakin baru saja mendengar kata ‘bayi’.

 

“Bayi?” Kemudian tatapannya beralih pada perut Soojung. Dan ia baru menyadari perut Soojung sedikit buncit. “Jelaskan padaku Soojungie, kau tadi mengatakan ‘bayi’?”

 

Kali ini Soojung tidak bisa mengelak. “Ehmmm, aku… aku hamil… Oppa..” Soojung menggigit bibirnya.

 

“Kau hamil?” Seketika benang merah muncul di kepalanya. “Jadi kau sering mual dan sakit akhir-akhir ini karena kau hamil?”

 

“Eoh, awalnya aku ingin memberikan kejutan padamu saat kita sampai di rumah. Tapi…” Soojung menundukkan kepala.

 

“Yaaaaah… Kau hamil? HAMIL?! Ya Tuhaaaan… Anugerah apa yang kau berikan padaku hari ini? Aku benar-benar mencintai istriku!!”  Ia kembali memeluk istrinya dengan erat.

 

“Aww, oppa, pelan-pelan..”

 

“Oh, mian..” Minhyuk melihat wajah istrinya memastikannya baik-baik saja. Kemudian ia mengelus perut Soojung. “Hey… baby. It’s okay, daddy’s here,” ucapnya.

 

Soojung hampir pingsan mendengar kata-kata itu. Kata-kata itu terdengar sangat melindunginya serta bayi mereka.       

 

Minhyuk menuntunnya ke dalam mobil, dengan semangat ia memasangkan sabuk pengaman dan kembali menginterogasi istrinya.

 

“Jadi waktu itu, kita…” Minhyuk bertanya dalam tawanya.

 

“Oh, satu bulan tiga minggu.” Soojung tidak tahan pada pertanyaan suaminya.

 

“Ya Tuhan!! Kenapa kau tidak mengatakannya padaku saat kau sakit? Jadi karena itukah kau tidak ingin ke dokter?” Minhyuk masih excited.

 

“Nde, oppa.. Aku tidak ingin kau tahu dulu.” Soojung memainkan jarinya.

 

“Dan kau berhasil Soojungie, kau berhasil menjadi istri yang membahagiakanku.” Minhyuk mengelus kepala istrinya sejenak. “Gomawo..”

 

 

 

---- 0 ----

 

 

 

Setelah berdiskusi cukup panjang, akhirnya Minhyuk memperbolehkan Soojung untuk membeli semua peralatan rumah tangga dan mendekorasi rumah baru mereka, asalkan ketika Soojung merasa capek, ia harus segera istirahat. Dan sedikit demi sedikit rumah mereka mulai terlihat lebih nyaman dan penuh kehangatan.

 

Bayi mereka lahir dengan sempurna di bulan Oktober.  Jenis kelaminnya perempuan yang mereka beri nama Kang Jia. Tidak heran putri mereka sangat cantik karena gen kedua orang tuanya yang tidak bisa diragukan kecantikan dan ketampanannya.

 

Soojung menatap Minhyuk yang menggendong putri mereka dan tertawa melihat kelucuan Kang Jia. Putrinya tertawa dalam pelukan ayahnya. Soojung melihat wajah mereka begitu mirip. Ia tidak pernah merasakan kebahagiaan yang melimpah seperti ini. Melihat suami dan anaknya saling bergurau satu sama lain. Yeah, life’s good, ucapnya dalam hati sambil mencoba menggoda mereka berdua. Minhyuk tersenyum menatap istrinya, dalam naungan kebahagiaan mereka yang sempurna, selamanya.

 

 

SEKIAN

 


Selalu tinggalkan feedback ya, kritik dan sarannya di tunggu, jangan cuma baca aja. Okay…!!

See yaaaa….!!

 

Dean_Pure

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LadyNoel #1
Chapter 1: Kasih feedback author tercinta....kekekeke^^ bikin lagi dunk special chapter berikutnya...kekekeke^^ reader kebanyakan minta....
kmh_giraffe
#2
Ga sabar liat ceritanya
Update soon~