Mr. Perfect
This is Love (One-Shot Collection)Maaf untuk typo-nya ^^
*
Langsung saja tanpa pendahuluan.
**
Bagaimana rasanya jika kau harus berhubungan dengan orang yang super duper perfect? Satu kata menurut Wooyoung menyebalkan. Oh tidak bahkan sepuluh ribu kata menyebalkan dan sangat menyebalkan. Bagaimana bisa seperti itu? Bayangkan saja jika kau harus berhadapan dengan orang yang akan membeli satu biji permen mint dan orang tersebut harus memastikan terlebih dahulu berapa kadar lemaknya, kadar karbohitratnya, jumlah proteinnya, jenis pewarna sintetis apa yang digunakan? Apakah berbahaya bagi tubuh atau tidak? Dan harus memastikan bahwa kemasan permen tersebut 100% dalam kondisi baik. Padahal itu sekedar membeli satu biji permen saja, belum masalah asupan makanan sehari-hari yang harus sesuai takaran 2000kkal. Ditambah masalah pakaian selain harus modis, pakaian itu benar-benar harus licin tak boleh ada satu garis, pun yang membuat kusut. Ini hanya beberapa contoh kecil saja dan sudah mampu membuat Wooyoung harus menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Wooyoung harus bersabar, karena Wooyoung menyayangi orang yang dibilang menyebalkan tersebut. Wooyoung menyayangi Nichkhun.
**
“Wooyoung bangun, palli palli!” Chansung berusaha membangunkan Wooyoung.
Wooyoung justru mengeratkan selimut tebalnya.
“Udong! Sepuluh menit lagi Nichkhun akan memjemputmu dan tepat jam enam pagi dia sudah ada di depan rumah kita. Jadi cepat banguuuun!” Chansung menarik paksa selimut Wooyoung.
“hhggm, aku malas lari pagi chan. Aku ngantuk.” Wooyoung memilih menarik bantal satunya dan menutupi kepalanya, malas mendengar ocehan chansung.
“Lalu kenapa kau menyetujui permintaan Nichkhun dulu? Dan berpesan kepadaku agar membangunkanmu hah!”
“Aku menyesalinya, seharus –“
‘ting tong’
“What??? Dia sudah datang. Chan, bilang pada Nichkhun agar menunggu sebentar. Aku akan ganti baju dulu.” Kantuk Wooyoung hilang. Wooyoung segera meloncat dari kasurnya dan melesat keluar menuju kamar mandi, mencuci muka, menyikat giginya sampai bersih, kembali lagi ke kamar berganti baju dengan kaos tanpa lengan dan celana pendek, menyemprotkan parfum sebanyak-banyaknya, berlari keluar memakai sepatu. Wooyoung menghela nafas perlahan, membuka pintu siap menemui Nichkhun yang sudah menunggu di mobil hitam mengkilatnya, yang tak ada satu debu, pun yang menempel.
**
“Woo, kau sudah membuatku menunggu lima menit dua puluh sembilan detik dan apa kau tidak mandi terlebih dahulu? Kau terlalu wangi hari ini, kau terlalu banyak menyemprotkan parfum dalam tubuhmu. Dan seharusnya kau sudah tahu, mandi di pagi hari itu sangat baik, karena air yang menyirami tubuhmu dapat menghilangkan ion-ion negatif dalam tubuhmu, sehingga rasa malas di pagi hari akan hilang dan kau akan bersemangat menjalani kegiatanmu seharian nanti.” Jelas Nichkhun panjang lebar seraya menjalan mobilnya menuju taman untuk berolahraga. Sedangkan Wooyoung, melipat tangannya di dada dan menghadap ke samping, menatap kaca jendela mobil ke arah luar, menyembunyikan dengusannya.
]
Oke, perkataan Nichkhun memang benar. Tapi adakalanya di hari minggu, Wooyoung ingin bersantai saja, seharian merebahkan dirinya di kasur empuknya setelah senin sampai sabtu dia sudah bekerja sampai sore bersama chansung di sebuah perusahaan kecil di bidang periklanan. Namun Wooyoung harus merelakan keinginan bersantai di ranjang empuknya seharian penuh itu, karena di agenda Nichkhun sudah terjadwal setiap minggu pukul enam pagi sampai sepuluh, Wooyoung harus menemani Nichkhun berolahraga.
Nichkhun mengambil kotak bekal yang berisi roti gandum yang penuh dengan kismis dan memberikan pada pangkuan Wooyoung. “woo, kau pasti belum sarapan. Jadi makanlah roti ini dulu. Sekaligus buah apel ini dan susu cokelat ini. Kau butuh energi untuk kita berolahraga.” Nichkhun tersenyum lebar.
Ini yang membuat Wooyoung luluh. Wooyoung memang kesal sebelumnya, tapi jika Nichkhun sudah memberikan perhatian kecil ditambah dengan senyuman manis Nichkhun, hilang sudah kekesalan Wooyoung. Dan Wooyoung akan memakan bekal yang dibawa Nichkhun dengan lahap. Toh semua itu memang kesukaannya.
**
“Kerjaku sudah selesai, jadi aku boleh pulang sekarang kan?” Pinta Wooyoung pada junho –atasan Wooyoung dan chansung– setelah menyerahkan design untuk iklan restoran ayam goreng yang baru dibuatnya pada junho.
Junho tersenyum sampai matanya hampir terpejam puas dengan pekerjaan Wooyoung “Ayam goreng ini akan cepat sampai pada pelanggan, karena kau telah membuat ayam ini begitu menggoda. Baik, kau boleh pulang. Eum satu lagi, suruh chansung ke ruanganku, aku akan memintanya menyalin pekerjaanmu ke komputer.”
“Kau memanggil chansung untuk bekerja atau untuk melakukan hal lain di luar pekerjaan.” Kata Wooyoung sambil berjalan keluar ruangan junho.
"YAH, aku ini atasanmu. Jaga bicaramu!” Junho berteriak dengan pipi yang merona. Junho malu, seminggu yang lalu dia keperkok berciuman dengan chansung karena Wooyoung tiba-tiba masuk ruangan kecilnya tanpa mengetuk pintu.
Wooyoung hanya terkikik mendengarnya, Junho memang atasan Wooyoung dan chansung namun mereka adalah sahabat. Mereka akan bersikap formal jika berhadapan dengan klien atau bawahan mereka yang hanya berjumlah tujuh orang. Gedung perusahaan kecil mereka juga tidak besar, hanya dua lantai yang bercorak warna kayu, menggambarkan keminimalisannya.
Wooyoung membereskan meja kerjanya sampai rapi, memakai tas ransel hitamnya, siap untuk pulang terlebih dahulu ke rumah yang di kontraknya bersama dengan chansung. “chansungie... Aku pulang dulu. Aku ada janji dengan Nichkhun. Nanti malam kau tidak perlu masak, karena aku akan makan malam di luar.” Kata Wooyoung senang.
“Yakin aku tidak perlu memasak?” Sepertinya chansung sudah bisa menduga apa yang akan terjadi.
“Yup, karena Nichkhun tidak akan mengajakku makan salad, tapi ayam goreng.”
“Yeah, aku harap ayam goreng itu bisa mengenyangkanmu.” Ledek chansung.
“Tentu saja aku akan kenyang dengan satu paket reguler karena aku bukan kau yang selalu memesan ayam dengan paket jumbo.”
“Wajar saja, tubuhku memang besar. Sudah cepat pulang, mandi sampai wangi dan pilih baju yang tepat, agar penampilanmu tidak di kritik oleh Nichkhun.” Chansung mengingatkan.
Wooyoung menghela nafas, chansung benar. Wooyoung memang harus selalu tampil baik dihadapan Nichkhun seorang pengusaha muda. Rambut Wooyoung harus tertata baik oleh gel, jika Wooyoung memakai kemeja maka harus licin, wajah Wooyoung pun harus terlihat segar maka Wooyoung perlu waktu sedikit lama untuk mandi dan berdandan demi Nichkhun.
**
Pukul tujuh malam tepat, tidak lebih satu detik pun, bel rumah Wooyoung berbunyi dan Wooyoung sudah siap memakai kemeja putih di tambah rompi hitam terbuat dari kulit yang membuatnya terlihat tampan. Wooyoung membuka pintu, Nichkhun tersenyum hangat. Nichkhun menarik tangan Wooyoung dan menggenggamnya lembut, siap ke tempat tujuan.
*
Wooyoung sudah mempunyai firasat buruk ketika dia dibawa Nichkhun di restoran elit di ruang privat yang sudah dipesannya. Bukan restoran ayam goreng renyah lengkap dengan nasi hangat yang dipintanya pada Nichkhun. Nichkhun selalu saja seperti itu, dia bilang terserah Wooyoung ingin makan apa? Tapi ujung-ujungnya Nichkhun selalu menentukan tempatnya sekaligus menu apa yang akan di santap oleh mereka.
Wooyoung cemberut ketika Nichkhun menjelaskan tidak boleh memakan ayam goreng di malam hari, karena bisa membuat kolesterol didalam tubuh meningkat cepat. Ditambah lagi ketika pelayan hanya menyajikan sepotong steak yang penuh hiasan cantik diatas piring putih bersih lebar ditambah segelas wine, didepannya. Hei, mana mungkin selembar daging sapi tipis dan kecil mampu mengenyangkan perut Wooyoung yang kelaparan. Dan bukankah daging sapi plus wine juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh dengan cepat? Wooyoung ingin berteriak kesal, namun ia harus menahannya, dia tidak mau merusak nuansa romantis yang disiapkan oleh Nichkhun.
Setelah selesai menyantap hidangan tersebut, Nichkhun membuat ulah lagi dan seenaknya sendiri.
“Woo, di dalam sini sudah ada tux dan sepatu yang akan kau pakai besok malam. Besok malam kau harus menemaniku di perjamuan dengan klienku, perayaan proyek yang telah disepakati. Sekaligus aku ingin memperkenalkanmu kepada mereka bahwa kau adalah calon pendamping hidupku.” Kata Nichkhun setelah meletakkan bungkusan kotak besar warna cokelat muda di atas meja.
“Haruskah besok malam aku menemanimu? Ini terlalu cepat dan aku juga belum siap.”
“Besok malam adalah waktu yang tepat, ada daddy dan mom yang akan datang.”
“Tapi –“ Wooyoung ragu, mereka baru menjalin hubungan satu tahun. Wooyoung memang sudah akrab dengan ibu Nichkhun tapi tetap saja
Comments