1

Did You Mine -___-

Did You Mine? -__-

 

Jongdae menatap kearah lapangan bola yang terletak bersebrangan dengan kantin, tempatnya berada sekarang. Sangat tepat jika orang-orang yang kelelahan di lapangan bisa langsung berlari ke kantin. Jongdae tak peduli siapa orang-orang kelelahan itu. Pandangan matanya tak bisa lepas dari sosok tinggi berkulit tan yang tengah menggiring bola di lapangan.

Kim Jongin, salah satu bintang lapangan di sekolahnya. Yah, mungkin Jongin tak sejago Luhan dalam mencetak gol, atau mungkin Jongin tak selincah Minseok saat menahan serangan bola di bagian bek. Mungkin Jongin hanya pemain gelandang, tapi bagi Jongdae, Jongin lah bintang lapangannya.

-nya. Bukan berarti Jongdae ingin mengaku-ngaku berhak atas hak milik seorang Kim Jongin. Tapi kenyataannya, namja berkulit tan itu memang miliknya. His love.

Saat orang yang sedari tadi diperhatikan Jongdae menoleh, Jongdae tergagap seketika. Terlebih saat sosok itu menggerling genit padanya. Sebelum kembali focus pada bola yang berada di kakinya.

Jongdae mengerjapkan matanya sesaat. Menggerling genit. Jongin tadi menggodanya. Menggodanya?! Di tengah-tengah permainannya?!

Dan karena perbuatan Jongin tadi, Jongdae bisa merasa semua mata tertuju kepadanya sekarang. Terlebih tatapan sinis dari para yeoja yang berada di sekitar pinggir lapangan. Membuat Jongdae mau tak mau menundukkan kepalanya dan berpura-pura sibuk dengan makanan yang sedari tadi ia anggurkan.

“Dasar, hanya karena Jongin menggerling padamu para yeoja gatal itu menatapmu seolah ingin membunuhmu.” Jongdae kembali mengangkat kepalanya. tapi kali ini untuk menatap Baekhyun, yang duduk tepat di seberangnya.

“Ya ya ya, itu salahnya jika berpacaran dengan cassanova sepertinya. Auw! Sakit Baekkie..” Chanyeol, sosok tinggi itu langsung dihadiahi jitakan cukup keras di kepalanya oleh kekasihnya.

“Sudahlah Jongdae. Menjadi pacarnya bukan sebuah kesalahan kok. Percaya padaku.”

Jongdae tersenyum. Berterima kasih secara tak langsung pada Baekhyun yang telah berusaha menghiburnya. Mungkin percuma. Karena Jongdae sendiri juga tak tau, apa menjadi pacar seorang Kim Jongin merupakan sebuah kesalahan? Kadang, sebuah jawaban ‘Ya’ selalu terlintas di otak Jongdae.

Lalu, kenapa Jongdae menerima namja itu setahun yang lalu?

Cinta. Yeah, walau merasa menjadi kekasih seorang Kim Jongin adalah kesalahan, tapi bagaimana pun Jongdae sudah terlanjur mencintainya. Jatuh cinta pada namja berkulit gelap itu saat namja itu menyatakan cinta padanya. Kata-katanya lah yang seolah menghipnotisnya waktu itu.

 

“Hei, Jongin kesini.”

Bisikan Baekhyun membuat Jongdae tersadar dari lamunannya. Namja manis itu segera mengalihkan wajahnya kearah lapangan. Kedua bola matanya dapat melihat sosok Jongin yang berjalan sambil tersenyum manis kearahnya. Kedua bola matanya yang tajam seolah mengunci bola mata Jongdae untuk tak berpaling dari menatapnya.

“Sudah pesan makanan?”

Pertanyaan itu yang terlontar dari mulut Jongin saat namja itu berada tepat di samping meja yang ditempati Jongdae, Baekhyun dan Chanyeol. Tangannya merangkul pundak Jongdae dan saat itu juga jantungnya mulai berdetak tak karuan.

“Sudah tau ada piring didepan kita.” Bukan Jongdae yang menjawab, melainkan Chanyeol. Membuatnya dihadiahi sikutan dari Baekhyun dan tatapan tajam dari Jongin.

“Kau mau kupesankan makanan?” Jongdae tiba-tiba berdiri dari duduknya. Hendak beranjak menuju ke counter kantin untuk memesan makanan. Tapi tangan Jongin menahannya dan memaksannya untuk duduk lagi.

“Aku sudah meminta Luhan untuk memesankan makanan untukku tadi. Nanti ia dan Minseok akan bergabung disini. Boleh kan?”

“Siapa yang melarang triple date? Auw, baeekkiiee~” lagi, entah yang keberapa, Baekhyun harus menyikut Chanyeol.

Jongin mengacuhkan Chanyeol kali ini dan tatapannya hanya tertuju pada Jongdae. Namja manis itu mengangguk pelan, sebelum menundukkan kepalanya. sayang sekali, Jongin sudah menangkap noda merah di kedua pipi Jongdae. Membuat Jongin tersenyum lebar lalu mengambil posisi duduk disampingnya. Bersebrangan dengan Chanyeol. Dan untuk beberapa saat kedepan, Jongin menghabiskan waktu dengan hanya menatapi Jongdae (yang masih menundukkan kepalanya) sampai Luhan dan Minseok datang untuk bergabung.

 

 

 

 

Banyak yang mengatakan bahwa cinta tak memandang usia, penampilan, bahkan financial. Jika kita sudah merasakan banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam tubuh jika berada didekat orang itu, itu artinya kita sedang jatuh cinta. Itu yang Jongdae rasakan, saat Jongin menembaknya, setahun yang lalu.

 

Jongin menggenggam kedua tangan Jongdae lembut. Membuat namja manis yang sedari tadi sibuk menatap ujung sepatunya mengangkat kepalanya. kedua bola matanya membulat.

Sekarang.. namja terkenal di sekolahannya tengah menggenggam tangannya. ya, tangannya. setelah tadi menariknya ke taman belakang sekolah.

Entah apa yang membuat Jongdae menatap kedua bola mata milik Jongin seketika. Dan pandangan yang dikeluarkan kedua bola mata itu, seolah menghipnotis Jongdae agar tak mengalihkan wajahnya kearah lain.

“Do you know any beautiful things in this world?”

Jongdae memiringkan kepalanya ke samping, mendengar pertanyaan aneh Jongin. Jongin tak bisa menahan senyumnya saat namja didepannya terlihat begitu menggemaskan.

“.. Flowers?”

“No.”

“Umm.. Stars?”

“No?”

“Sky? Mountain? Waterfall? River?”

Jongin terkekeh, saat namja didepannya terlihat frustasi menyebutkan satu persatu nama benda-benda yang terlihat indah.

“No, that’s all wrong. How can you don’t know beautiful things that right in front of me?”

“Huh?”

“You. You are the most beautiful things in this world, for me.”

 

Entah apa yang Jongdae rasakan saat itu. entah ia sendiri tak tau apakah kakinya masih berpijak pada tanah atau tidak. Yang ia tau, wajahnya memanas sekarang. Ia ingin sekali berlari dan mencari semak-semak untuk menyembunyikan dirinya sekarang. Bagaimana berlari jika mengalihkan pandangan dari Jongin saja ia tidak bisa sekarang. Mata Jongin seolah memerintahnya untuk tetap menatapnya.

“Because you are my  most beautiful things in this world, would you be mine?”

 

Would you be mine.. Would you be mine?!

 

Jongdae mencubit pipinya untuk memastikan bahwa ia tidak sedang bermimpi. Dan hasilnya, ringisan kecil keluar dari bibir mungilnya.

“Kenapa dicubit?”

Jongdae tak tau ada apa dengan jantungnya, yang mendadak berdegup kencang saat tangan Jongin menyentuh pipinya, mengusap bagian dimana ia mencubit pipinya tadi.

“Jongdae?”

Dan entah Jongdae mungkin sudah merasa gila melakukan hal ini. Tubuhnya bergerak secara tiba-tiba memeluk tubuh Jongin erat. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jongin.

Bagaimana kalau Jongin hanya bercanda? Atau ia salah dengar tadi? Mau taruh dimana wajahnya setelah ini?

“Gomawo Jongdeae-ah.. Jeongmal saranghae..” tapi Jongin berujar pelan. Membalas pelukan Jongdae ke dalam pelukan yang tak kalah erat. Menghirup aroma tubuh Jongdae.

Itu semua mematahkan keraguan Jongdae..

 

Jongdae menghela nafasnya. Jika ia sedang memikirkan apakah ia salah menjadi seorang kekasih dari Kim Jongin, kejadian masa lalu itu selalu terulang. Dimana Jongdae, yang selama ini tak tertarik dengan daya tarik Jongin, jatuh cinta hanya karena untaian kata indah yang diucapkan Jongin. Dan sekarang ia terjatuh semakin dalam di lubang cinta Jongin.

 

Salah jika ia berstatus sebagai kekasih dari Kim Jongin? Ya, sangat salah. Seharusnya Jongdae tau dari dulu ia tak seharusnya menerima Jongin. Jika tau, menjadi bagian dari hidup Jongin adalah kesalahan besar baginya.

Jongdae tau, Jongin memiliki tunangan, yang baru ia ketahui dari Baekhyun. Sialnya ia, karena tunangannya itu adalah saudara sepupu Baekhyun, sahabatnya. Do Kyungsoo. Namja mungil bermata bulat penuh dan penuh perhatian serta jago memasak. Setidaknya itu yang diberitahu Baekhyun padanya.

Lalu kenapa, Jongin masih menjadikannya kekasih jika ia sudah memiliki tunangan sesempurna Kyungsoo? Yah, jawabannya hanya satu. Hanya untuk mempermainkan Jongdae.

 

“Aku dan Kyungsoo dijodohkan, Jongdae. Aku akan membatalkan perjodohan kita jika Appa dan eommaku sudah bisa menerima keputusanku. Apa kau masih tak percaya jika hanya dirimu yang ada di hatiku?”

 

Selalu itu yang Jongin jawab setiap Jongdae mulai membuka pembicaraan untuk mengakhiri hubungan mereka. Dan berakhir dengan ia yang gagal mengatakan “aku ingin kita akhiri hubungan ini” pada Jongin.

 

Mungkin Chanyeol benar. Menjadi kekasih seorang cassanova seperti Jongin adalah kesalahan besar.

 

 

 

 

Hujan turun dengan deras saat kaki Jongdae melangkah keluar ruang kelas. Jongdae bisa melihat beberapa siswa yang masih berada di tengah lapangan segera berhamburan menuju koridor untuk berteduh. Jongdae menghela nafasnya. Ia lupa membawa payungnya hari ini.

Jongdae merogoh saku celananya untuk melihat ponselnya. Dan membaca dua pesan masuk dari Baekhyun dan Chanyeol. Intinya, dua sahabatnya itu mengatakan bahwa mereka ada acara lain sehingga harus pulang lebih dulu. Yah ‘acara lain’ itu bisa disebut kencan untuknya.

 

Jari Jongdae yang sedari tadi berkutat dengan ponselnya terhenti seketika sebelum menyentuh tombol hijau. Otaknya berpikir keras. Haruskah ia menelpon Jongin untuk meminta pulang bersama?

 

“Jongdae!”

Jongdae membalikkan tubuhnya saat suara itu terdengar. Menemukan sosok Jongin yang berlari menghampirinya. Dengan senyum manis di wajahnya.

“Kajja kita pulang,”

Jongin segera meraih tangan Jongdae saat sosok itu sudah berada disampingnya. Namun langkah kakinya terhenti saat tangan Jongdae menahannya. Jongin memutar tubuhnya menghadap Jongdae dan menaikkan satu alisnya.

“Kita tidak bisa hujan-hujanan, Jongin.”

Jongin terdiam sesaat sebelum mengangguk-anggukkan kepalanya. tangannya melepaskan tangan Jongdae lalu beralih melepaskan jas sekolahnya. Kemudian ia rangkul pundak Jongdae agar tubuh mereka merapat. Ia sampirkan jas itu diatas kepala mereka.

“Jja, kita jalan.”

 

Dan mereka berdua menembus hujan dengan jas sekolah Jongin sebagai payung. Berjalan dibawah guyuran hujan bersama membuat dingin yang menusuk kulit menjadi terasa hangat bagi Jongdae.

 

Ini salah satu alasan kenapa Jongdae tidak bisa melepas Jongin begitu saja..

 

 

 

 

Jongdae menatap pepohonan yang bergerak berlawanan arah dengan gerakan mobil Jongin. Tangannya memegang safety-beltnya, meremasnya pelan.

Jongdae tak suka saat ia berada di dalam mobil Jongin. Ia tidak suka saat ia harus menemukan benda-benda asing yang bukan milik Jongin. Saat ia baru masuk tadi, ia menemukan boneka yang sebelumnya tak berada di dashboard mobil Jongin. Boneka anjing itu kemarin belum ada disitu. Dan aroma mobil Jongin, ini bukan aroma kesukaan Jongin. Jongin pernah mengatakannya, saat Jongdae menemaninya membeli beberapa peralatan untuk mobilnya.

 

Jongdae menghela nafasnya. Jongin tak salah. Tapi Jongdae juga tak bisa menekan rasa cemburunya. Tak perlu bertanya pada Jongin, Jongdae tahu bahwa yang mengganti semua benda di mobil Jongin adalah Kyungsoo.

“Ada apa Dae?”

Jongdae sedikit tersentak saat suara bass Jongin memecah keheningan didalam mobil. Membuat namja manis itu menoleh sesaat kearah Jongin, sebelum menatap kaca disampingnya lagi.

“Tidak apa-apa.”

“Yakin? Kau tak biasanya diam. Biasanya kau akan bercerita kekonyolan yang Chanyeol buat di kelas, lalu bagaimana kau, Baekhyun dan Chanyeol berbuat ulah di kelas?”

Jongdae memajukan mulutnya mendengar ucapan Jongin. Membuat namja tan itu terkekeh.

“Aku terdengar seperti murid berandal jika kau berkata seperti itu.”

“Iya, maaf maaf. Kau yakin tak apa-apa?”

Jongdae mengangguk pasti dan tersenyum manis. Jongin menganggukkan kepalanya puas sebelum kembali focus ke jalanan. Sementara Jongdae langsung menyenderkan tubuhnya di jok mobil dan menyenderkan kepalanya ke jendela.

 

 

TBC

 

Author’s note : How is it? It’s really weird right? Haha, I’ve expected that. Yeah, about this couple, I think there’s no many fanfics about Jong brothers. Sometime, I found them really cute together. Like my friend said, Kai always look into Chen so intense when he sang, or he speak with his cute tone. I wrote this as my friend told. She is hardshipper of XiuHunHan, and she really likes un-official couple like this. Maybe only ChanBaek the official couple she likes. She’s a picky person ._. Soo, as my friend asked me to do, i wrote this. Before, I’ve wrote EXO fanfics for her too in my other account. And now, she really likes telling me to write again and again over EXO. She gave me an idea, and I just wrote it. Because her, I abandoned my Howon T-T. It’s alright, Hobaby, I’ll take a care of you after this *plak*. Yeah, but this couple is really cute, right? ;)

Jong-Jong brothers ;) 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LovelyHaeFishie
#1
Chapter 1: Lannjjuùuttttt...
JYP-MTY #2
lanjut thorr!!
kek nya seru...
LeeHanRa
#3
Chapter 1: Lanjutttt thorr...susah nyari ff kaichen scho life bahasa indonesia so keep writing please...*author hwaiting!!!
baejun13 #4
Chapter 1: kaichen? aaaaaaaa lanjut thor!!!
keren>< chennya gimanatuh sama kyungsoo?
hwaiting ne?
sparkyu_cloudsung #5
Chapter 1: you know, your friend have the same mind as me...
and I am glad to know there are some one who like unofficial couple like me

by the way, your story is cute
keep writing author-nim :D