Chapter 2 - It's Over

SHE IS BACK

 

MIN SUNRA POV

Hmm… aku rasa aku harus mengenalkan diriku secara langsung. Aku memposisikan diriku agar lebih dekat dengan tempat para model pria duduk. “Annyeonghaseyo, Rae Yuuki imnida. Mohon kerjasamanya untuk esok. Bangapseumnida” aku membungkukkan badanku sedikit, sopan santun ala Korea. Sesudah bowing itu, aku refleks menutup mulutku. OMO…. Mereka? Aku baru menyadari siapa saja yang berada dalam ruangan ini. Mereka adalah member Super Junior M. Pakaian mereka saja sama dengan pakaian yang mereka kenakan waktu acara Fan Idol Gathering tadi. Aku lihat si Kyuhyun menyebalkan itu tersenyum gaje waktu aku menunjukkan ekspresi terkejutku tadi.

“Silahkan duduk” ujar salah seorang dari mereka yang aku yakini adalah Siwon Oppa. Aku langsung menarik kursi kosong yang ditinggalkan pemiliknya keluar yang berada paling dekat denganku. Namun, seseorang menarik tanganku pelan. Ia melontarkan senyum manisnya yang mau tak mau aku langsung membalas senyumannya itu. Ia menarik tanganku agar mengikutinya. Ia mendorongkan sebuah kursi padaku, mempersilahkanku untuk menempatinya. Setelah aku duduk, ia pun duduk di kursi di sebelahku. Entah mengapa, perlakuannya seperti adegan romantis yang biasa kulihat di drama-drama. Bisa kulihat tatapan aneh dari member Super Junior M lainnya, melihat kelakuan romantis salah satu member mereka, Henry Oppa.

“Ya!! Kenapa bisa kau yang menjadi model yang dibicarakan staf majalah tadi” ucap Kyuhyun Oppa sok galak.

Aku tersenyum mendengar ucapannya. “I don’t know. It is fate. Don’t ask me why. Okay?”

“Cishh, jangan gunakan Bahasa Planetmu di sini” dengan nada menyuruh.

Aisshhh, dia ini suka sekali memerintahku. Ah, lebih baik aku kerjai saja dia. “Aku betul-betul tak menyangka aku bisa bekerjasama dengan calon tunanganku sendiri”. Haahahaha, ide gila yang sama muncul lagi.

“TUNANGAN?” secara serempak member lainnya memandang Kyuhyun Oppa dengan wajah tak mengerti.

“Baby, what’s going on?”. Sepertinya Mochi Oppa ikut termakan ucapan gilaku. Aku membisikkan ide gilaku padanya. Ia mengangguk mengerti, kemudian tersenyum mengejek pada Kyuhyun Oppa. Aku tersenyum kecil melihat tingkah mochi oppaku yang satu ini, jelas sekali Kyuhyun Oppa kesal pada kami.

“Kyuhyun-a, kau tidak bercerita kalau kau mau bertunangan” ujar Sungmin Oppa.

“Hah?? Jangan bertanya padaku? Tanyakan saja pada yeoja itu” si setan menyebalkan itu menunjukku dengan dagunya.

“Tapi kelihatannya calon tunanganmu ‘akrab’ sekali dengan Henry” ujar salah satu member Super Junior M yang tak kukenal. Nada bicaranya kelihatan sekali menyindir mengenai kedekatanku dengan Henry Oppa.

“Ya begitulah” ujar Mochi Oppa dengan suara riang.

Aku terkekeh pelan mendengarnya. Tentu saja kami akrab. Kami kan sahabat dekat. “Hmmmm…..Bisakah kalian memperkenalkan diri terlebih dahulu? Tak adil rasanya kalau aku sudah menyebutkan namaku, namun aku tak mengetahui nama kalian”. Jujur saja, aku memang mengenal sebagian besar dari member Super Junior M, tapi sebagian lainnya akukan tak kenal.

“Ah ye, women shi Super Junior M” jawab mereka kompak.

Aku mengernyit mendengar cara perkenalan mereka. Telingaku agak sakit, karena Henry Oppa sengaja sedikit berteriak di dekat telingaku. Cishh, dia ini mau pamer ya.

“Naneun Hankyung imnida. Aku adalah leader dari Suju M. Mohon kerjasamanya” ia pun mengajakku berjabat tangan.

“Siwon”

“Eunhyuk”

“Zhoumi, kita pernah bertemu di Hongkong. Apa kau masih ingat?” ia berbicara dengan logat korea yang aneh,menurutku karena lidah cina dengan lidah korea berbeda. Aku menganggukkan kepala. Ternyata dia masih ingat kepadaku.

“Nan Sungmin. Kau terlihat cantik sekali dengan gaunmu itu” puji Sungmin Oppa.

Aku memperhatikan gaun pink yang sedang kupakai. “Ah, pink?”

“Ne?” tanya Sungmin oppa.

Aku menyunggingkan senyum kecil untuk menjawab pertayaannya. Membuat ia makin penasaran saja, kekeke~~~. Apa dia tak ingat? Ia adalah orang yang rajin merecokiku dengan segala benda yang berwarna pink setiap kami bertemu.

“Kyuhyun, kalau kau bilang kau tak mengenalku aku akan mencekikmu”. Aku dan Henry tertawa pelan mendengar ucapannya.

“Henry Lau, aku juga akan mencekikmu kalau kau bilang tak mengenalku”. Aku langsung merespon ucapannya dengan menyikut bahunya pelan.

“Donghae, Yuuki-ssi you are so gorgeous”. Orang yang bernama Donghae ini tersenyum manis sambil mengerling menggodaku. Aku bergidik melihat caranya memujiku. Tapi maaf saja aku tak terpikat oleh pesonanya. Kukkuku~~~~

“We meet now like you want” bisikku pada Henry.

“Hmm, but it is not private” balasnya.

Aku menganggukkan kepalaku setuju.

“Ya!! Apa yang kalian bicarakan? Hentikan saling berbisik begitu dengan bahasa planet yang tak kumengerti” ujar Kyuhyun Oppa. Sepertinya bisikan kami terdengar olehnya yang duduknya berdekatan dengan kami. Kyuhyun Oppa duduk tepat di hadapan Henry Oppa.

“Sepertinya Kyu cemburu melihat calon tunangannya dekat dengan uri-Henry” ujar Eunhyuk Oppa dengan nada menggoda.

Aku dan Henry saling berpandangan dan tersenyum setelahnya mendengar pernyataan tak masuk akal dari Eunhyuk Oppa.

“Ryeowook-ah, ayo perkenalkan dirimu. Jangan diam saja” ucapan leader mereka membuat tubuhku tersentak pelan. Kenapa aku bisa lupa? Diakan salah satu member Super Junior M? God, semoga aku bisa bersikap professional. Aku meremas tanganku kuat-kuat untuk menahan berbagai macam perasaan yang berkecamuk dalam hatiku.

“Kurasa aku tak perlu mengenalkan diriku lagi. Tentu saja ia sudah mengenal diriku. Bukankah begitu Yuuki-ssi, ah aniya.. Sunra-ah. Apa kau sudah lupa pada Ryeowook Oppamu ini?”

Bahuku bergetar mendengar ucapannya. Kenapa ada nada kesal di ucapannya itu? Aku tak mengerti mengapa ia masih membenciku. Sebenarnya apa salahku? Geeezz….dia adalah orang yang berusaha kulupakan, namun ternyata hal itu tak sepenuhnya bisa kulakukan. Henry Oppa meletakkan tangannya di bahuku, sepertinya ia tahu bagaimana perasaanku saat ini.

Ne, oraenmanieyo Ryeowook-ssi” ujarku setelah aku berhasil mengumpulkan keberanian untuk bicara.

Oraenmanieyo” balasnya dengan ketus.

Aisshh, aku semakin bingung. Kesalahan besar apa yang membuatnya begitu membenciku sampai detik ini.

“Oh jadi, Yuuki-ssi, atau siapa nama koreanya tadi, Wookie-ah?” Tanya Eunhyuk Oppa.

“Sunra” balas Ryeowook Oppa cepat.

“Ah ye, Sunra-ssi kau sudah mengenal tiga orang diantara kami ya. Semoga kedekatan kalian bisa menghasilkan kerjasama yang baik untuk pemotretan besok” ujar Eunhyuk Oppa memecahkan jeda yang sempat tercipta karena ucapan Ryeowook Oppa yang ketus itu.

“Kalian itu juga sudah saling kenal. Siwon hyung dan Sungmin Hyung juga lumayan dekat dengannya. Apa kalian tak ingat?” sela Ryeowook Oppa kasar.

Entah kenapa rasanya sikap Ryeowook Oppa jadi kasar begini. Dia seperti orang yang tak kukenal? Atau ini karena ia sebegitu tak sukanya melihatku?

Jinja? Aku tak ingat pernah mengenal yeoja yeoppo sepertimu?” Tanya Eunhyuk Oppa.

“BABO” ucap Ryeowook Oppa kasar.

Kami semua menoleh padanya. Aku rasa itu bukanlah kata yang pantas untuk diucapkan saat ini.

“Ehemmm, Wookie-ah, bisakah kau menjaga sopan santunmu untuk saat ini” ujar leader mereka bijak.

“Cish” dia mendengus kesal.

“Apa kita saling mengenal Sunra-ssi? Maaf sepertinya wajahmu memang familiar, tapi aku tak ingat” ujar Sungmin Oppa.

Aku menyunggingkan senyum tipis.  Kemudian berusaha menemukan suara dan keberanian untuk kembali berbicara. “Ne, kita saling kenal. Mungkin oppa tak ingat padaku karena sudah empat tahun berlalu”

Aku berdiri dan membungkukkan badan. Memperkenalkan untuk yang kesekian kalinya. Coba kalian hitung, berapa kali aku memperkenalkan diriku dalam satu hari ini?

“Annyeonghaseyo, choneun Min Sun Ra imnida. Aku adalah sepupu dari Kyuhyun Oppa. Lama tak bertemu Sungmin Oppa, Siwon Oppa, Eunhyuk Oppa, Rye…wook Oppa” suaraku sedikit ragu untuk menyebut namanya.

“Nah sudah jelas kan hyung? Dia itu sepupuku bukan tunanganku” ucap Kyuhyun Oppa.

“Coba kuingat, sepupu Kyuhyun? Hmmm~~~~~~~~Min Sun Ra? Sun Ra…..? Ah ye, aku ingat Min Sun Ra. Kau adalah temannya Jiwon kan?”. Ah, ternyata Shiwon Oppa masih mengingat diriku sebagai sahabat yeodongsaengnya kesayangannya.

“Ne”

“Kau sepupu Kyuhyuun yang pindah ke Jepang itu ya?” Tanya Sungmin Oppa.

“Ne”

“Ah ye, Sunra. Dongsaengku tersayang. Bagaimana kabarmu? Empat tahun tak bertemu kau sudah jadi gadis cantik begini” ujar Eunhyuk Oppa.

“Seperti yang oppa lihat. Aku baik. Aku anggap ucapanmu tadi pujian oppa” ujarku.

“Aku serius waktu aku bilang sekarang kau jadi makin cantik” balas Eunhyuk Oppa.

“Ne, gomawo”

“Apa kau bermaksud mengerjai kami, huh? Tunangan Kyuhyun? Aku tak bisa membayangkan jika hal itu benar-benar terjadi. Apa kalian mau membuat suatu kisah yang penuh sensasi, cinta terlarang” ujar Sungmin Oppa.

“Hahahahaha,  mian. Habis aku yakin tak akan ada yang mengenaliku. Aku sudah banyak berubah ya sampai kalian tak mengenaliku lagi?”

“Dia itu sempat mengerjaiku habis-habisan tadi” sela Kyuhyun Oppa.

“Jarang-jarangkan aku bisa mengerjaimu oppa. Gantian dong, masa aku terus yang dibuat menangis akibat ulahmu” jawabku memberi alasan.

“Hahahhahaha” sontak semuanya tertawa mengejek pada Kyu Oppa.

“Terkadang kau harus merasakan bagaimana tidak enaknya dikerjai Kyu” sela Sungmin Oppa pedas. Kyuhyun Oppa tampak makin cemberut mendengar pernyataan dari teman baiknya itu.

“Oh ya, ada satu hal yang ingin kutanyakan. Jika Sunra-ssi tidak keberatan menjawab pertanyaanku. Memangnya kau dulu seperti apa? Sehingga membuat orang yang dulu kenal denganmu jadi sedikit lupa tentangmu?” Tanya Donghae padaku.

Aku bingung mau menjawab apa atas pertanyaan yang diajukannya.“Aku rasa aku yang dulu sama saja dengan yang sekarang”

GOTJIMAL” serentak ucapan itu keluar dari mulut Sungmin Oppa, Eunhyuk Oppa, dan Kyuhyun Oppa.

Aku tidak bohongprotesku.

“Dulu sikapmu tak anggun sama sekali” ujar Eunhyuk Oppa.

“Kau tak pernah memiliki benda atau baju yang berwarna pink”. Heh (=_=”)?Kenapa Sungmin Oppa selalu berkomentar tentang PINK. Terserah aku dong.

“Kau itu suka meledak-ledak. Emosimu tak stabil, aneh,…”

“Oppa, kau mau membuat citraku menjadi jelek di hadapan teman kalian ya?”Yang benar saja, kalau aku tak memotong ucapan Kyuhyun Oppa, bisa-bisa citra gadis manis dan anggun yang terlihat malam ini berantakan di mata member lainnya.

“Karena kita sudah saling kenal, aku harap kita semua bisa bekerjasama dengan baik untuk pemotretan besok” ujar leader mereka bijak.

“Cisshh” terdengar dengus kesal suara Ryeowook Oppa.

Aku hanya menghela napas. Ya Tuhan, semoga aku bisa sabar. Sikapnya yang menyambutku dengan buruk memang menyakitkan hati. Tapi….mungkin ini lebih baik. Jika ia bersikap baik padaku, itu bisa membuatku benar-benar makin tidak bisa mengubur masa laluku, dan akan tetap mencintainya. Akan lebih sulit membunuh perasaan ini.

“Sepertinya hubunganmu dengan uri-Wookie kurang baik” komentar yang dilontarkan Donghae membuatku terdiam seribu bahasa. Aku rasa air mataku sudah mengenang, siap untuk ditumpahkan, namun dengan cepat kutahan. Aku tak ingin kelihatan cengeng lagi. Aku bukanlah Sunra yang cengeng seperti dulu. Hey, bukankah sudah kukatakan aku sudah berubah !! Atmosfer di ruangan ini menjadi sedikit kaku. Tak ada yang menanggapi perkataan Donghae. Aku meremas kuat gaunku. Henry yang menyadari perubahan ekspresiku, langung mengengam tanganku yang sedikit gemetaran di bawah meja, berusaha memberikan ketenangan padaku.

“Hey, ada apa ini kenapa semuanya jadi diam begini?” ujar Zhoumi.

Aku tersenyum manis “No problem, hubungan kami baik-baik saja. Mungkin karena sedikit canggung karena sudah lama tak bertemu” ujarku berbohong. Kulihat Donghae dan Zhoumi tersenyum lega.

“Yuuki-san, eh..Sunra-ssi senang bisa bekerja sama lagi denganmu” ujar Zhoumi.

“Na do” ucapku singkat. Semoga aku bisa bersikap professional seperti biasanya. Aku harus tenang.

“Hmmm, maaf sepertinya aku tak bisa lama berada disini, keluargaku sudah menunggu”

“Ne, sebaiknya kau segera ke ruangan keluarga kita. Oh ya, katakan pada uri-eomma kalau aku tak jadi pulang bersama mereka” ujar Kyuhyun Oppa.

“Ye, oppa”.

“Haaaahhh… sayang sekali, padahal aku harap kita bisa mengobrol lebih banyak Sunra-ssi. Mungkin kita bisa menjadi lebih akrab” ujar Donghae.

Aku tersenyum kecil, aisshhh aku tak suka tipe lelaki seperti dia “Ne, sayang sekali”. Sebagai seorang model profesioanal, aku harus bersikap baik dan manis, bukan? Walaupun itu pada  orang yang tak begitu kusukai.

“Annyeonghi Kyeseyo”. Keteika aku akan membuka handle pintu , aku ingat kalau aku harus menitip pesan untuk manajerku. “Kyuhyun Oppa, sampaikan pada manajerku kalau aku pulang duluan dengan Appa dan Eomma”

“Ne, nanti kusampaikan”

“Lebih cepat kau pergi dari sini lebih baik” terdengar gumaman kecil dari Ryeowook Oppa. Hey, aku bisa mendengarmu. Tak bisakah kau bersikap biasa saja padaku?

“Annyeong” akupun melangkah keluar dari ruangan ini.

Aku segera menuju toilet wanita. Dadaku sesak, air mataku mengalir membentuk sungai kecil di pipiku. Aku menangis dalam diam. Kata-katanya sungguh membuat hatiku terluka. Aku janji, ini adalah hari terakhir aku menangis karenamu KIM RYEOWOOK-ssi. Mulai sekarang kau adalah orang yang paling KUBENCI. Sekarang aku sadar, tidak seharusnya selama ini aku masih mengharapkan dirinya. Huffttt betapa bodohnya aku selama ini. . Mulai sekarang, Good bye Ryeowook Oppa.

 

***

KIM RYEOWOOK POV

Akkhh… apa yang telah aku katakan padanya. Kali ini aku pasti benar-benar membuatnya terluka dengan sikapku barusan. Dia dengan santainya bisa bersikap biasa, sedangkan aku malah meluapkan emosiku yang tak karuan. Setelah dia pergi dari ruangan ini, aku langsung berteriak, membuat semua member terkejut dengan kelakuanku yang tak biasa ini.

“YA!!! WAEIRAE ???” respon Sungmin Hyung yang duduk di sampingku.

“Hyung, kenapa aku begitu babo? Kenapa aku bisa bersikap kasar seperti tadi padanya?”. Aku menutup mukaku dengan telapak tangan. Aku rasa airmataku akan tumpah sebentar lagi, menyesali perbuatan bodoh yang baru saja aku lakukan.

“Huh!! Dasar. Tak bisakah kau bersikap biasa saja, heh? Aku heran sebenarnya ada apa diantara kalian berdua. Kau kelihatan sangat membenci Rae-ya, setahuku dia bukanlah tipe orang yang mudah dibenci” ujar Kyuhyun kasar.

“Aku tahu, tidak seharusnya aku bersikap seperti itu. Aku menyesal Kyuhyun-ie”

“Wookie-ah hubungan kalian sudah selesai sejak empat tahun yang lalu. Bukankah kau yang memintanya putus darimu. Tapi kenapa sekarang kau yang marah?” ucap Shiwon Hyung.

“Hyung, seharusnya…..”

“Diam kau Henry, ini tak ada hubungannya denganmu!” aku membentak Henry. Apa dia mau menasihatiku?. Aku benci melihat kedekatannya dengan Sunra seperti tadi. Kenapa ia begitu dekat dengan Sunra? Padahal seharusnya mereka tak sedekat dulu lagi kan? Sedekat waktu Sunra masih belum menjadi yeojachinguku, yah bisa dibilang sedekat waktu mereka masih dalam status pacaran.

“Wookie-ah……” ucap Sungmin Hyung lembut.

“Jangan menasihatiku lagi. Aku tak tahu apa yang baru saja aku lakukan. Aku menyesal.” Aku menekuk kepalaku, arrgghhhh aku frustasi.

Ruangan ini kembali hening. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Hmm..sebenarnya ada apa antara Wookie dan sepupu Kyuhyun tadi?” Tanya Donghae hyung memecah keheningan.

“Dulu Wookie dan Sunra…………………………..” Eunhyuk Hyung menjelaskan hubunganku dengan Sunra. Sesekali Siwon hyung dan Sungmin Hyung menimpali ucapan mereka. Henry hanya diam menyimak penjelasan mereka.

Hankyung hyung, Zhoumi hyung dan Donghae hyung hanya mengangguk kepala mengerti mendengar penjelasan dari Eunhyuk hyung. Sedangkan Kyuhyun menatapku dengan pandangan tak suka. Sepertinya ia marah karena aku telah berhasil menyakiti hati adik sepupunya itu.

Tak lama kemudian manajer kami, manajer Sunra dan staf dari majalah Style masuk ke ruangan ini. Dengan cepat aku menghapus air mata yang sempat mengalir. Manajernya menanyakan dimana Sunra, dan Kyuhyun menyampaikan pesan dari Sunra tadi. Karena urusan kami sudah selesai, kamipun pulang.

Selama perjalanan pulang menuju dorm, kenangan yang kami lalui empat tahun yang lalu memenuhi otakku. Di dorm kami disambut oleh Yesung hyung yang masih sibuk bermain dengan ddangkomanya.  Aku menuju kamar, dan tidur-tiduran di atas kasur.

Tercium bau alkhohol dari ruang tamu. Aku menuju ruang tamu dan mendapati Leeteuk hyung, Heechul hyung, dan Kangin hyung sedang meminum soju yang tergeletak di atas meja.

Akhhh, aku perlu alkhohol untuk menenangkan diriku. Akupun bergabung dengan mereka dan ikut meneguk soju. Aku terus minum sambil terisak, air mataku keluar dengan sendirinya. Sungmin hyung keluar dari kamarnya untuk mengusir para hyung yang menemaniku minum.

Yesung hyung membantuku untuk kembali ke kamar, dan merebahkanku ke kasur. Akh…. Aku rasa kesadaranku sudah mulai hilang. Air mataku semakin deras seiring kenangan tentang Sunra kembali melintas di benakku. Mianhamnida Sunra-ya.

 

***

March 2005, 4 years ago

Author POV

“Oppa, kau datang” seorang yeoja berkata riang ketika menyadari seorang namja yang dipanggilnya Oppa menghampiri dirinya di sebuah bangku taman.

“Hmmm…..”

“Oppa, kau pasti capek ya? Aigoo kasihan sekali”

Namja itu mendudukkan dirinya di bangku taman, di samping yeoja itu.

“Aku yakin kau akan datang, tidak sia-sia aku menunggumu selama dua jam disini”

Namja itu masih diam, mendengarkan setiap ocehan yang keluar dari gadis yang duduk di sampingnya.

“Wookie oppa, kenapa daritadi diam saja?” gadis itu bertanya pada orang yang dipanggilnya Wookie Oppa. Ya, namja itu adalah Ryeowook yang merupakan namjachingu dari gadis tadi, Sunra.

“Aku capek” jawab Ryeowook pendek.

“Mian, mungkin tidak seharusnya aku memaksamu bertemu saat ini” Sunra tampak bersalah.

“Gwenchana. Lagipula aku yang memintamu datang ke sini, kau juga bersedia menungguku berjam-jaman di sini. Kau gadis yang baik, Sunra-ya” Ryeowook memandang Sunra dengan lembut.

“Oppa juga baik padaku, tapi suka jahil juga sih” Sunra mengalihkan tatapannya dari Ryeowook. Ia mengayun-ayunkan kakinya. “Tapi aku juga rindu dengan kejahilan yang oppa lakukan. Akhir-akhir ini kita jarang bertemu, aku kesepian”.

“Bagaimana kalau kita akhiri saja hubungan kita ini?”

“MWO??” Sunra kembali menatap Ryeowook. Matanya berusaha menangkap kesungguhan dari ucapan namjachingunya itu.

“Setidaknya itu yang terbaik untuk saat ini”

“Wae? “

“Kau menjadi beban untukku saat ini”

Sunra menatap Ryeowook syok. Ia tidak percaya dengan kalimat yang baru didengarnya. BEBAN? Apakah ia terus-terusan menjadi beban untuk orang-orang terdekatnya.

BEBAN BEBAN BEBAN. Orangtuanya meninggalkan Sunra sendirian di Korea karena urusan pekerjaan. Appanya merupakan seorang Ketua Yayasan di sebuah Sekolah Seni di Jepang, ia bisa memaklumi kesibukan dari Appanya. Ummanya menjalankan usaha Restoran di Jepang dan Taiwan, jadi harus sering bolak-balik antara Korea-Jepang-Taiwan. Ia berusaha memakluminya, walau ummanya betul-betul tidak pernah memperhatikan Sunra dengan baik. Sunra tinggal di rumah keluarga Cho yang merupakan kakak dari ibunya. Ummanya tak pernah sekalipun menanyakan kabar anaknya sama sekali. Apakah ia sudah makan dengan baik? Apakah sekolahnya berjalan dengan baik? Apakah ia dalam keadaan sehat? Dan pertanyaan lainnya. Tak pernah sekalipun ucapan itu terlontar dari mulut ummanya.

Terkadang Sunra berpikir orangtuanya hanya mementingkan pekerjaan, mungkin bagi mereka Sunra adalah nomor sekian dari urusan penting lainnya. Apakah mendapatkan sedikit perhatian dari orangtuanya sendiri tidak pantas untuk ia dapatkan? Apakah ia betul-betul menjadi beban bagi kedua orangtuanya?

Iasedikit bisa melupakan pikiran itu sejak Ryeowook mulai mengisi hari-harinya.Dan sekarang, namjachingu yang dengan tulus dicintainya juga mengatakan bahwa ia adalah beban. Ryeowook yang selama ini memberikan banyak perhatian padanya. Ryeowook yang selama ini berhasil membuat Sunra keluar dari pikiran negatif bahwa ia adalah beban bagi orangtuanya. Dan sekarang bagi Ryeowook, ia adalah beban bagi dirinya.

“Mulai saat ini, jangan menggangguku lagi” Ryeowook siap untuk beranjak dari duduknya.

“Oppa~~~~” Sunra menahan tangan Ryeowook. Sudah ada aliran sungai air mata menghiasi wajahnya.

“Jangan pernah meneleponku ataupun mengirimkan sms konyol lagi”. Ryeowook berusaha melepaskan tangan Sunra yang memegang tangannya dengan erat.

“Memang apa salahku? Jika aku memang berbuat suatu kesalahan, aku  minta maaf”

“Kesalahanmu adalah kau selalu mengangguku” jawab Ryeowook ketus.

“Mengganggu?”

“Kau menganggu hidupku, apa selama ini kau tak sadar akan hal itu?”

“Mwo?”

“Aku muak padamu. Aku harap kau mengerti hal ini”

“Tapi, oppa adalah satu-satunya orang yang menyayangiku. Hikss~~~ aku tidak hiks~~ mau berpisah dengan hikss~~ oppa”

“Kau masih punya Henry kan?”

“Henry?”. Sunra menatap Ryeowook dengan pandangan bingung.

“Aku tahu kalau kau masih berhubungan dengan Henry di belakangku”

“Kami hanya berteman” bela Sunra.

“Setidaknya dulu hubunganmu dengan Henry lebih dari sekedar teman” ujar Ryeowook kasar.

“Ini bukan tentang Henry, oppa”

“Mulai saat ini kau bisa menghapus diriku dalam ingatanmu. Lupakan apa yang pernah terjadi pada kita. Lupakan semuanya. Sekarang kau berhak berhubungan dengan siapapun yang kau mau.”

“Oppa hikss~~”. Sunra mengengam tangan Ryeowook erat.

“Aku akan melupakan semua tentang dirimu. Aku akan menghilangkan memoriku tentang semua yang berhubungan denganmu. Aku akan mengangapmu tak pernah hadir dalam hidupku”. Ryeowook menyentak tangan Sunra dengan kasar. Ketika tangan Sunra sudah terlepas dari tangannya, Ryeowook berjalan cepat meninggalkan Sunra yang masih tak percaya dengan kata-kata yang baru saja ia ucapkan.

***

Gerimis kecil membasahi Kota Seoul di malam awal musim semi. Terlihat di salah satu rumah kawasan elit, tampak seorang ibu dan anak lelakinya yang terihat sibuk mondar-mandir di dalam ruangan. Raut kecemasan tampak jelas di wajah mereka.

“Aigoo hari sudah malam begini, mengapa Sunra belum pulang juga?. Aigooo, kemana anak itu pergi. Hyun-ie, apa kau sudah menghubungi semua teman Sunra?” umma Kyuhyun menatap anaknya dengan gusar.

“Aku sedang mencobanya umma” ujar Kyuhyun tanpa mengalihkan perhatiannya pada handphone yang sedari sibuk ia gunakan untuk menelepon teman-teman Sunra.

Nyonya Cho terlihat sangat gusar. Berkali-kali ia menengok ke halaman rumahnya. Berharap keponakan kesayangannya pulang. Ia berdoa semoga tak ada kejadian yang buruk menimpa Sunra. Tak biasanya Sunra pulang malam tanpa pemberitahuan seperti ini.

“Apa kita perlu melapor pada polisi ?” gumam Nyonya Cho.

“Mwo?”

“Kita laporkan pada polisi kalau Sunra hilang. Siapa tahu dengan begitu kita bisa menemukan Sunra dengan mudah” usul Nyonya Choi.

Kyuhyun menatap ibunya dengan pandangan tak yakin. “Mana mungkin polisi mau menerima laporan tentang hilangnya Rae-ya, umma. Ini bahkan belum 24 jam sejak Rae-ya tak bisa dihubungi” Kyuhyun memberi alasan.

“Aigoo, bagaimana ini? Apa yang harus Umma katakan jika Appamu pulang nanti?”

Detik-detik berlalu terasa lambat. Berkali-kali mereka menengok ke arah jam yang terhias manis di dinding. Gerimis kecil tadi berubah menjadi hujan deras, membuat kedua ibu-anak ini makin cemas pada nasib Sunra yang entah dimana.

***

“Apa Sunra masih tak mau makan?” Tanya Nyonya Cho pada suster yang disewa olehnya yang ditugaskan merawat Sunra.

“Aku sudah berusaha membujuknya, tapi ia tetap tak mau. Ia hanya berkata kalau tidak ada gunanya ia hidup di dunia ini lagi, tak ada orang yang menyayanginya lagi” lapor suster itu.

“Huffttt~~~” Nyonya Cho menghela napas panjang.

“Menurut saya, Sunra-ssi terkena depresi berat” tambah suster itu lagi.

“MWO?” Nyonya Cho membelalakan matanya. Depresi? Benarkah keponakannya itu mengalami depresi berat seperti yang dikatakan oleh Suster Park, suster yang merawat Sunra. Tapi kenapa?

“Ia pernah mengingau kalau semua orang-orang yang disayanginya meninggalkan dia sendirian.”

“Tapi kami di sini sangat menyayanginya.”

“Menurut saya, yang dimaksudkan Sunra-ssi adalah orang yang paling dekat dengannya. Hmmm, orangtuanya mungkin?”

“Orangtuanya?” Nyonya Cho tampak berusaha memikirkan kalimat Suster Park. Ia mengingat-ingat, kapan terakhir kali orangtua Sunra, menghubungi anaknya. Sudah lebih dua bulan, mereka tak pernah menanyakan kabar Sunra. Mereka juga tak menghadiri, upacara kelulusan sekolah Sunra. Mungkinkah? Apa karena ia merasa tak mendapat perhatian dari orangtua kandungnya, Sunra bisa depresi seperti ini?

***

“Kalian harus merubah sikap kalian mulai saat ini. Bagaimanapun Rae-ya itu adalah anak kandung kalian sendiri,” nasehat Tuan Cho pada pasangan suami-istri yang duduk di hadapannya.

“Aku betul-betul tak menyangka kalau dia bisa sampai seperti ini, Oppa.” ujar Nyonya Min, umma Sunra.

“Kalau bisa mulai saat ini, kalian harus mencurahkan semua perhatian kalian padanya. Kalian bisa mengurangi frekuensi kesibukan kalian, kemudian menemaninya seharian” saran Nyonya Cho.

“Tapi aku tak mungkin mengurangi kesibukanku, Onnie. Aku bahkan baru saja membuka cabang untuk restoranku”

“Jangan membantah lagi, Myungri-ah” Tuan Cho meninggikan suaranya.

“Ne, algessemnida oppa” Nyonya Min tertunduk mendengarkan ucapan dari Tuan Cho.

“Tapi Rae-ya tidak mengacuhkan kami sama sekali” sela Tuan Min.

“Itu tugas kalian sebagai orangtua” jawab Nyonya Cho.

“Melihat kami saja ia tak sudi begitu” ujar Nyonya Min.

Keempat orang ini terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Memikirkan cara terbaik yang bisa dilakukan saat ini.

***

“Rae-ya, ayo buka mulutmu. Umma sengaja memasakkan bubur special untukmu” bujuk Nyonya Min.

Sunra mengalihkan wajahnya, ia tak mau menatap ummanya sama sekali. Sudah lima hari ia belum menyentuh makanan sama sekali. Segala cara sudah diupayakan untuk membujuk Sunra agar ia bisa makan setidaknya sesuap saja.

“Rae-ya, kau tidak suka bubur ini ya? Umma akan memasakkan makanan yang kau suka. Kau mau umma masakkan apa?”

Sunra tetap terdiam. Matanya kosong menatap keluar jendela. Hati, pikiran dan jiwanya sudah kosong sejak kejadian itu. Fisiknyapun makin lemah karena sudah lima hari tak diberi asupan makanan. Mukanya pucat, dan tubuhnya sedikit dingin. Ia bagaikan manusia tanpa jiwa, ia adalah manusia yang tak siap menghadapi masa depannya.

***

“Rae-ya, Ahra nuna mau berbicara denganmu” Kyuhyun menyodorkan handphonenya pada Sunra. Ia menatap ke arah Kyuhyun dan handphone itu bergantian. Walaupun ia mengacuhkan semua orang, terkadang ia merespon Kyuhyun. Ahra yang saat itu sedang dalam graduation trip-nya di Jepang, langsung menelepon rumahnya setelah tahu keadaan Sunra sudah mulai membaik.

“Loudspeakerkan saja” ucap Sunra bersuara, suranya terdengar pelan dan lemah. Dengan semangat Kyuhyun menuruti permintaan adik sepupunya itu.

‘Yoboseyo, Rae-ya’ terdengar suara penuh semangat Ahra di seberang sana.

“Hmm~~”

‘Aigoo,, kenapa kau jadi tak semangat begitu. Kudengar dari umma kau sakit ya?’

“Hmmm”

‘Rae-ya, apa kau tak merindukanku?’

“Hmm”

‘Rae-ya, apa kau mau mendengar ceritaku?’

“Hmm”

‘Tapi sebelumya, kau harus mengucapkan kata selain ‘hmm’ arachi?’

“Ne, onnie”

‘Ya! KYU AKU TAU KAU ADA DI SITU. Rae-ya, suruh dia keluar dari kamarmu. Kita akan terlibat pembicaraan, antar perempuan, women only’.

“Aisshhh, memangnya kalian mau bicara apa? Kenapa aku juga tak boleh mendengarkannya?”

‘Ini hanya pembicaraan antar yeoja. Kalau kau merasa dirimu yeoja, kau boleh mendengarkannya. Apa kau sudah berganti kelamin jadi yeoja, anakku sayang?’

“Araseo nuna, aku akan keluar”. Terlihat raut kesal dari wajah Kyuhyun.

Sunra mendengarkan percakapan antar kakak-beradik ini dengan sedikit senyum terukir di wajahnya. Senyum pertama yang ia keluarkan sejak kejadian itu. Sebelum keluar dari kamar Sunra, Kyuhyun sempat melihat senyum itu yang membuat ia juga ikut tersenyum kecil.

‘Apa Kyuhyun sudah keluar, Rae-ya’

“Ne”

‘Hmmm, kau siap mendengar ceritaku’ nada semangat kembali terdengar dari mulut Ahra.

“Ne” Sunra menjawabnya dengan suara lemah.

‘Begini, aku punya teman yang keluarganya …bla…bla…bla…’

­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­_____________________

‘Tapi menghukum diri sendiri bukanlah cara yang tepat karena selain kita yang terluka, pasti ada orang lain yang bersedih karena kita. Waktu tidak akan bisa diputar kembali untuk mencegah berbuat salah, tapi kita selalu mendapat kesempatan untuk memperbaiki kesalahan sekaligus mengobati luka hati diri sendiri dan orang lain. Kau bisa memaafkan orangtuamu, dan mencoba untuk memperbaiki semua hal yang salah selama ini. Jangan membawa beban dunia di pundakmu selama masih ada orang yang mau menerima sebagian beban supaya kau bisa merasa sedikit lebih ringan’

 

Kalimat-kalimat itu terngiang-ngiang di kepala Sunra. Sudah saatnya ia berhenti menyiksa diri selama ini. Ahra  Onnie benar, ia masih mempunyai orang-orang yang sangat menyayanginya selain orangtua kandungnya dan ‘orang-yang-akan-kau-lupakan-dalam-ingatanmu’. Ia masih mempunyai Keluarga Cho, yang siap melimpahkan kasih sayang mereka pada Sunra.

Sunra bisa memulai hidup baru lagi. Ia berjanji tak akan terpuruk seperti ini lagi.

***

“Appa dan Umma sudah memilihkan sekolah yang bagus untukmu. Kami sudah mengurus semuanya” ujar Tuan Min, Appa Sunra.

“Ne, Appa.”

“Apa semua barang-barangmu sudah kau masukkan dalam koper”

“Sudah” jawab Sunra singkat.

“Kau tahu, rumah kita di Jepang sana sangat cantik. Kau pernah bilang ingin mempunyai rumah yang halamannya luas dan banyak ditumbuhi pepohonan, bukan? “ sela Umma Sunra.

“Ne, aku suka sekali rumah seperti itu”

“Sekarang putri cantik umma tidur ya. Kita akan berangkat ke Jepang besok. Jaljayo” orang tua Sunra mengecup kening anaknya bergantian.

“Jalja, appa umma” ujar Sunra. Kemudian ia merebahkan dirinya ke temapt tidur dan dengan perlahan mulai menutup matanya.

Nyonya Min, mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur. Kemudian kedua orangtua ini keluar dari kamar anaknya.

Begitu kedua orangtuanya keluar, Sunra bangun dari tempat tidurnya. Ia mendekati meja belajar, mengambil benda mungil yang tergeletak manis di atas sana. Sudah berhari-hari ia mematikan benda mungil itu, ia menghidupkannya. Sedikit mengernyit ketika melihat banyaknya panggilan tak terjawab dan sms yang masuk.

Ia mengirimkan pesan singkat pada beberapa orang, sekedar untuk berpamitan dan meminta maaf karena tak menghidupkan handphonenya selama beberapa hari ini. Sebelum tidur, tak lupa ia menghapus nomor telepon ‘seseorang-yang-tak-akan-diingatnya’.

“Sekarang aku tak akan menganggumu lagi” ujarnya ketika nomor itu sudah terhapus dari phonebook handphonenya.

***

Apakah feel sad-nya dapet? Huffttt, klo g dapet, maafkan saya *pundung di pojokan.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet