Chapter 10
L_I_S_T_E_N ( There's a Something Here In My Heart )Ting Tong….
Suara bel di pintu depan apartement Taecyeon langsung direspon cepat oleh Jang Wooyoung.
Wooyoung yang sedang asyik memasak sarapan pagi untuk dirinya dan Taecyeon langsung berlari ke arah pintu masuk, masih dengan celemek yang melindungi pakaiannya dari kotor akibat kegiatannya di dapur.
Ting tong…
“ Iya tunggu sebentar… “ ujar Wooyoung ketika kembali menyadari nampaknya orang di balik pintu tersebut tidak sabar untuk menunggu.
Bersamaan dengan tangannya yang bergerak memutar kenop pintu, Wooyoung mempersiapkan senyumnya yang paling manis untuk menyambut kedatangan tamu tersebut.
“ Woo… “
Tapi seketika senyum Wooyoung langsung menghilang, saat mendapati bahwa sosok di balik pintu tersebut adalah Nichkhun.
Kelebatan rasa perih dan sakit hati yang Nichkhun sebabkan padanya, hanya mampu membuat Wooyoung berdiri mematung memandang sosok Nichkhun yang tengah memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
“ Woo… “
Tidak ada respon. Wooyoung tetap hanya diam di tempat seolah beku.
Sementara di sisi lain, Nichkhun sedikit khawatir dengan sikap diam yang diambil Wooyoung. Nichkhun tidak pernah bisa menebak apa yang akan Wooyoung lakukan jika sudah mematung seperti ini. Seumur hidupnya bersama Wooyoung, tebakan Nichkhun selalu meleset jika dihadapkan pada situasi seperti sekarang ini. Nichkhun tidk pernah tau apa yang akan Wooyoung lkukan berikutnya. Marah kah? Atau menangis kah? Atau bahkan diam saja.
Tapi nichkhun kembali tertarik dari alam pikirannya, saat menyadari genangan air mata di mata sipit Wooyoung. Seketika panik melanda Nichkhun. Dengan sigap, nichkhun segera mengayun langkahnya untuk maju menggapai Wooyoung. Tapi kembali langkahnya terhenti.
“ Siapa yang datang, honey? “ suara Taecyeon dari dalam apartement disertai derap langkah kakinya, terdengar semakin mendekat.
Segera Wooyoung menghapus air matanya sebelum menoleh menyambut Taecyeon yang kini sudah berada beberapa meter di belakangnya dengan senyuman.
“ Khun hyung, Hyung… “ jawab Wooyoung singkat.
Taecyeon yang jelas baru selesai mandi, karena rambutnya masih terlihat setengah basah, terus berjalan mendekati Wooyoung. Langkahnya baru terhenti bersamaan dengan melingkarnya kedua tangannya di pinggang Wooyoung.
Wooyoung sedikit menggeliat merespon tindakan Taecyeon. Bukan tidak ingin dipeluk oleh Taecyeon. Tapi sosok Nichkhun yang menyaksikan semua adegan lovey dovey mereka dengan wajah sanyu itulah yang sedikit mmembuat Wooyoung kurang nyaman.
“ Ada apa, Khun? “ tanya Taecyeon sambil mengistirahatkan dagunya di pundak mungil Wooyoung.
Nichkhun yang sedari tadi membiarkan pikirannya melayang tak tentu arah, seketika tersadar.
“ A-aku hanya ingin mengingatkan Wooyoung… H-hari ini dia ada jadwal pemotretan, sekitar jam 11 siang nanti. Itu saja.. “
Nichkhun benar-benar mati gaya. Semalaman Nichkhun mempersiapkan diri mati-matian untuk menghadapi Taecyeon dan Wooyoung yang dalam imajinasinya akan menyambut kedatangannya penuh amarah atau bahkan menolak habis-habisan kehadirannya. Tapi respon mereka yang biasa-biasa saja, nampaknya malah membuat Nichkhun kelabakan setengah mati. Wooyoung yang nyaris menangis saat melihatnya barusan, dan sikap Taecyeon yang nampak seperti tidak pernah ada masalah di antara mereka, benar-benar membuat Nichkhun nyaris gila.
“ Apakah Wooyoung harus pergi? Tidak bisakah dia tiak pergi? Aku tidak ingin berbagi dirinya dengan orang lain lagi. “ ucap Taecyeon dengan nada sedikit merajuk pada Nichkhun sebelum berganti memandang Wooyoung dengan mata penuh harapnya.
Sekali lagi Nichkhun hanya membuka mulutnya tapi berakhir dengan menutupnya lagi rapat-rapat.
“ Kau ini apa sih, hyung… “ celetuk Wooyoung sambil menyikut pelan perut Taecyeon.
“ Tapi aku benar-benar tidak trima kalau harus berbagi lagi dengan orang lain. Bisakah kau berhenti menjadi seorang star? Aku sangat mampu membiayai seluruh hidupmu, tanpa kau harus bekerja lagi, Woo.. Kau tau itu khan? Tinggallah di rumah dan jadilah huswife-ku yang baik. “ rengek Taecyeon lagi sambil mengeratkan pelukannya pada Wooyoung.
Wooyoung tidak merespon. Hanya terdiam dengan wajah yang memerah sambil menatap Taecyeon yang tengah menatapnya dengan tatapan memohon.
“ Ehm… “
Moment saling pandang antara Wooyoung dan Taecyeon segera berhenti saat mendengar Nichkhun berdehem.
“ Maaf… Aku kemari hanya ingin mengingatkan jadwal Wooyoung. “ ujar Nichkhun menatap Taecyeon, sebelum mengalihkan pandangannya pada Wooyoung. “ Nanti kutunggu jam 10. “
“ Tidak perlu, Khun. Aku akan mengantar Wooyoung. Aku ingin menemani kekasihku… “ ucapan Taecyeon seketika langsung menarik perhatian Nichkhun dan merubah ekspresinya yang tadi tenang menjadi sedikit keruh.
“ Oh… Baiklah. Kalua begitu aku permisi. “
Tanpa menunggu jawaban lagi dari Taecyeon dan Wooyoung, Nichkhun segera mengayun langkahnya meninggalkan mereka.
“ Kekasih… “ gumam Nichkhun sambil menyeka air mata yang sudah tidak dapat di bendungnya lagi, dari pipinya.
Rentetan adegan lovey dovey antara Taecyeon dan Wooyung terus berputar di kepalanya. Senyum wooyoung yang nampak begitu bahagia. Wajah memerah Wooyoung dan Seluruh ucapan Taecyeon. Benar-benar mampu mengoyak hati Nichkhun.
“ Bagaimana ini? Wooyoung nampak bahagia. Bagaimana ini? “ sambil mengambil ponselnya yang berdering dari dalam saku celananya, Nichkhun terus saja bergumam.
“ Hallo…? “
“ Hallo, Chan?! Aku sangat mencintai Wooyoung. Tapi nampaknya Ok Taecyeon itulah yang sanggup membuatnya bahagia. Aku tidak ingin keilangan wooyoung, Chan… “ tangis Nichkhun pecah saat Chansung menelephone-nya di saat yang tepat.
“ Hyung… tenanglah dulu… Kau dimana? “ suara Chansung terdengar sanga panik saat mendapat respon histeris dari Nichkhun.
“ Apartement… “
“ Tetap di sana. Aku dan Junho akan ke sana. Kita mengobrol lebih lanjut nanti. “
Berbarengan dengan Chansung menutup telephone-nya, Nichkhun pun berhasil masuk ke dalam apartement miliknya. Setelah pintu tertutup, Nichkhun berteriak histeris. Melemparkan ponselnya hingga jatuh membentur lantai dan menjambaki rambutnya sebelum duduk di sofa dan menangis sejadi-jadinya.
“ Karena kebodohanmu, Khun… Dia memilih pergi… “
*****
Comments