It's Gonna Be Okay, Hyukkie~ah! (The Story)

It's Gonna Be Okay, Hyukkie~ah!

 

Eunhyuk POV

BRAKK!!!

Aku menutup pintu dorm dengan keras.Aku memang selalu begini kalau sedang frustasi atau kesal. Kesal? Saat ini memang aku sedang kesal. Suasana hatiku sedang benar-benar kacau sekarang. Aku iingin sekali berterika kencang untuk meluapkan semua kekesalanku. Aku masuk ke dalam dorm dan tak menemukan seorang pun di ruang nonton tv. Kemana semua orang? Ah, aku lupa. Semua member sedang ada kegiatan masing-masing. Aku lalu masuk kamar dan merebahkan diri di tempat tidurku. Rasanya sudah lama sekali aku ingin beristirahat seperti ini. Aku berusaha memejamkan mataku, tapi rasanya sulit sekali. Aku masih memikirkan masalah tadi. Aku benar-benar belum siap menghadapi masalah ini.

Biasanya kalau sudah seperti ini, Donghae selalu ada di sampingku. Dia pasti akan mendengarkan semua curhatanku. Dia bisa menjadi pendengar yang baik bagiku. Tapi terkadang juga dia kekanak-kanakan jadi aku malas kalau dia sudah bertingkah seperti itu. Ah,,ikan itu sedang apa ya? Aku jadi iri dengannya. Dia sedang liburan ke Saipan bersama Teukie hyung. Aku baru saja pulang dari Ceko. Tadinya aku mau ikut dengannya dan Teukie hyung, tapi tidak jadi. Aku ke Ceko bersama Sora noona. Aisshh, aku sedang tidak ingin membicarakannya. Huft..

Lebih baik ku telfon saja si ikan itu, mungkin saja moodku bisa membaik karenanya. Aku bangun dari tidurku dan mengambil ponselku. Segera kuhubungi Donghae.

“Yeobosaeyo? Hyukkie-ah.. waeyo?” kata Donghae dari seberang telpon.

“Hae-ah.. sedang apa kau?” kataku. Aku penasaran sekali apa yang dilakukannya disana bersama Teukie hyung.

“Na? Aku sedang siap-siap akan ke pantai nih.. Aku kangen sekali dengan pantai dan laut. Walaupun tidak sama dengan Mokpo tapi setidaknya kau bisa melihat laut dan pantai. Rasanya seperti pulang ke rumah. Kau tahu kan aku dibesarkan di daerah pantai. Menyenangkan sekali disini!” kata Donghae memulai curhatnya.

“Ya! Neo! Kenapa kau jadi curhat? Membuatku iri saja” kataku kesal.

“Keuhahahaha….” Dia tertawa. Ingin sekali aku menyumpalnya dengan kaos kakiku saat ini. Pasti ikan itu langsung diam.

“Hae-ya.. Teukie hyung eodiseoyo? Aku ingin bicara dengannya!” kataku.

“Mollayo. Tapi sepertinya tadi dia sedang menghubungi Kang Sora-ssi. Kau tahu, dia sepertinya benar-benar suka dengan Sora-ssi. Dia terus-terusan membicarakannya. Aku sampai bosan”  kata dongahe. Jadi sekarang Teukie hyung benar-benar tertarik pada Sora-ssi. Memang sih, menurutku dia orang yang baik dan cantik.

“Oh,,arraseo. Ya sudah, tadi ya aku ingin curhat kepadamu tapi sepertin ya waktunya tidak pas. Kau kan sedang liburan. Mianhae aku mengganggumu” kataku akhirnya. Aku benar-benar tidak mau mengganggu liburannya.

“Hyukkie-ah,,Neo gwaenchana?” Donghae bertanya padaku. Sepertinya dia tahu aku sedang tidak baik.

“Ne, gwaenchanna. Teruskan saja liburanmu. Salam untuk Teukie hyung ya.. cepatlah pulang, nan bogoshippeoyo…” kataku.

“Nado hyukkie-ah” katanya.

Aku menutup telpon duluan. Aku bingung harus bercerita pada siapa. Aku memutuskan untuk tidur sambil menunggu member yang lain pulang. Siapa tahu ada yang bisa aku ajak bicara dan curhat. Ah, sepertinya Sungmin hyung bisa kuajak bicara. Tidak mungkin kan aku mengajak curhat Kyuhyun atau Yesung hyung. Yang ada nanti malah aku tambah bad mood. Aku mulai menutup mataku. Tak terasa air mataku menetes setelah mataku benar-benar terpejam.

Eunhyuk POV end

Author POV

“Hyung, aku sebentar lagi sampai di dorm. Aku bawakan banyak oleh-oleh untukmu dan semua member! Tolong suruh Wookie untuk memasakkan makanan yang enak-enak untukku ya hyung! Gomawo!!!” kata Kyuhyun di ujung telepon.

“Ne kyu.. Cepatlah sampai. Aku sudah tidak sabar menunggu…” kalimat Sungmin terputus.

“Arraseo,arraseo hyung,aku tahu kau pasti kangen denganku. Jangan manja begitu hyung. kau harus menjaga imejmu” kata Kyuhyun dengan pedenya.

“Ya! Cho Kyuhyun! Kau ini maknae tidak tau sopan santun. Aku belum selesai bicara! Aku tidak sabar menunggu oleh-olehmu tau!” kata Sungmin.

“Bilang saja kau malu mengatakan yang sebenarnya hyung! Aku tahu itu” kata Kyuhyun lagi. Sungmin mulai kesal bagaimana menghadapi evil maknae yang satu ini.

“Terserah kau saja kyu-ah.. Kau ini memang evil” kata Sungmin akhirnya menyerah juga.

“Hahahahahahahahaha…” kyuhun hanya tertawa evil karena merasa menang.

Sungmin POV

Dasar evil maknae tidak tahu diri. Bisa-bisanya dia menjatuhkan imejku seperti itu. Kalau saja dia bukan Kyuhyun, sudah pasti aku hajar dengan martial artku. Huft,, sepertinya kau harus memanggil Shindong hyung untuk makan bersama sekalian menunggu Kyuhyun pulang.

“Wookie-ah,aku ke atas dulu. Aku mau memanggil Shindong untuk makan bersama kita. Oh ya, sebentar lagi Kyuhyun sampai” kataku sambil berjalan kea rah dapur. Kulihat Wookie sedang menyiapkan piring di atas meja makan. Sepertinya dia sedang sibuk sekali. Wookie menghentikan kegiatannya menata piring kemudian menatapku sebentar

“Ne hyung~” dia menjawab singkat kemudian melanjutkan kegiatan menata piringnya. Aku lalu keluar dorm dan menuju ke lantai 12. Setelah sampai di depan pintu aku langsung masuk. Ini sudah waktunya makan malam, mungkin Heechul hyung dan Shindong hyung sudah berada di dorm.

“Heechul hyung! Shindong hyung! Neo eodiseoyo?” aku setengah berteriak karena tidak ada orang di ruang nonton tv.

“Waeyo Sungmin~ah?” kata Shindong hyung muncul tiba-tiba dari dalam kamarnya.

“Ah, hyung. Ayo kita makan bersama. Wookie sudah membuatkan banyak makanan untuk kita. Oh ya, Heechul hyung mana?” kataku.

“Dia sedang mandi. Sepertinya masih lama. Biarkan saja nanti dia menyusul” kata Shindong hyung.

“Oh,ne.. arraseo. Kaja hyung..” kataku menarik tangan Shindong hyung.

Kami kemudian turun kembali ke lantai 11. Begitu sampai di depan pintu, aku dan Shindong hyung terdiam sebentar. Kami mendengar suara Wookie sedang berteriak-teriak. Aku memandang Shindong hyung. Dia juga memandangku.

“Hyung, sepertinya kita sepikiran. Jangan-jangan…” kataku. Shindong hyung langsung membuka pintu dorm kami langsung menuju sumber suara. Setelah sampai, ternyata apa yang kami bayangkan dan pikirkan berbeda dengan apa yang kami lihat sekarang. Wookie sedang memeluk-meluk Kyuhyun sambil melompat-lompat kegirangan. Di tangannya ada sebuah buku yang dipegangya erat sekali. Kyuhyun hanya tersenyum.

“Ya! Wookie~ah. Ada apa ini?” kataku.

“Hyuuuuunnnggg!!!!” Wookie berteriak dan langsung menubruk tubuhku. Aku memberikan tatapan apa-yang-kau-lakukan pada Kyuhyun. Kyuhyun hanya nyengir. Aku tidak melihat adanya tanduk di kepalanya. Apa dia sudah bertobat. Mana tanduknya?

“Hyung, Kyuhyun membelikanku sebuah buku resep. Makanan-makanan Perancis hyung! aku senang sekali!” kata Wookie. Oh, jadi Kyuhyun membelikannya buku resep masakan. Pantas saja dia senang seperti itu.

Wookie melepaskan pelukannya dan beralih kepada Kyuhyun lagi. Dia lalu menariknya ke meja makan.

“Ayo Kyu, makan yang banyak ya! Sekali lagi gomawo atas buku resepnya!” katanya.

Aku dan Shindong hyung juga menempatkan diri di sebelah Kyuhyun. Wookie memasak banyak sekali makanan. Seperti pesta saja. Padahal hanya beberapa member yang ada di dorm. Oh ya, aku jadi ingat Eunhyuk. Apa dia sudah bangun ya?

“Wookie~ah, mana Eunhyuk?” kataku.

“Sepertinya dia masih tidur hyung. Apa perlu ku bangunkan?” tanya Wookie.

“Nde, cepat bangunkan dia” kataku.

Eunhyuk POV

“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…”

Aku terkejut dan langsung terbangun dari tidurku. Sepertinya itu suara Wookie. Aaarrrgghhh,, kepalaku jadi sakit gara-gara bangun mendadak. Mereka tidak tahu apa kalau aku sedang bad mood? Moodku benar-benar belum kembali.

Aku berusaha menutup mataku lagi tapi susah sekali. Aku sudah terlanjur bangun dan tak bisa tidur lagi. Padahal baru setengah jam yang lalu aku tertidur. Badanku benar-benar masih butuh istirahat sekarang. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Kulihat Wookie memasang tampang innocentnya. Ah, aku jadi muak melihat mukanya. Dia menutup pintu kembali dan menghadapku lalu menghampiriku.

“Hyung, irreonna! Palli.. aku sudah memasak banyak untuk semua member” katanya dengan wajah sumringah.

“Shireo” kataku pelan. Aku benar-benar malas untuk makan. Aku tidak bernafsu makan saat ini.

“Ya! Waeyo hyung? Ireona! Palli!” katanya lagi sambil mengguncangkan lenganku.

“Kim Ryeowook!! Berhentilah bersikap kekanak-kanakan! Aku sudah bilang tidak mau ya tidak mau! Jangan memaksaku! Arraseo?” kataku sambil menghempaskan tangan Wookie. Aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku. Rasanya aku ingin melampiaskan kemarahanku pada setiap orang.

Wookie terkejut ketika kau menghempaskan tangannya. Senyuman hilang dari wajahnya. Dia berdiri dan terlihat takut kepadaku.

“Arraseo hyung. Mianhae. Nanti biar aku sisakan makanannya untukmu”, kata Wookie lirih. Ah, wooki~ah., mianhae. Harusnya aku yang minta maaf. Tapi yang kulakukan saat ini hanyalah menatapnya dingin. Tanpa diinginkan, aku mengedikkan kepalaku ke arah pintu. Menyuruh Wookie untuk keluar dari kamarku. Dia langsung menagkap maksudku dan keluar dengan takut-takut. Dari dalam aku bisa mendengar Wookie terisak. Aku juga bisa mendengar Sungmin hyung, Shindong hyung dan Kyuhyun mulai menenangkan Wookie. Ah,mianhae Wookie~ah…

Tiba-tiba Sungmin hyung masuk ke kamarku. Mimik wajahnya tidak menandakan bahwa dia marah. Ah, hyung. semoga saja aku bisa bercerita tentang masalahku kepadamu. Aku kira kau akan memarahiku karena tadi aku berteriak pada Wookie.

“Eunhyuk~ah,kau kenapa tadi? Kenapa kau memarahi Wookie?”kata Sungmin hyung dengan tenang. Tak ada nada marah sedikitpun dalam suaranya.

“Aku.. Aku hanya…” belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, Sungmin hyung sudah berkata lagi.

“Kau salah. Cepatlah minta maaf pada Wookie. Dia sudah capek-capek memasakkan makanan untuk kita semua. Kau malah memarahinya” kata Sungmin hyung dingin. Sepertinya ini bukan saatnya untuk menceritakan masalahku pada Sungmin hyung. dia sekarang malah menyalahkanku. Sepertinya dia tidak berpihak padaku.

“Bukan aku yang salah hyung, sebenarnya… arrghh.. sudahlah hyung. Sebaiknya hyung keluar saja. Aku sedang tidak ingin diganggu” kataku tanpa melihat Sungmin hyung.

“Ya! Lee hyukjae! Kau ini kenapa? Sudah jelas kau yang salah! Sekarang kenapa kau mengusirku?! Kau tidak menganggap aku sebagai hyungmu?! Terserah kau saja lah!” kata Sungmin hyung. Dia lalu meninggalkanku. Dia menutup pintu dengan keras. Aku tahu sekarang dia benar-benar terpancing emosi. Sama sepertiku. Aku sungguh muak dengan semuanya. Kenapa tak ada yang berpihak padaku? Sekalipun itu keluargaku. Hufftt…

Eunhyuk POV end

Heechul POV

Aku keluar dari kamar mandi setelah setengah jam menenangkan diri di bathtub. Rasanya segar sekali. Walaupun sekarang kegiatan wamilku lebih ringan dari kegiatan sebagai member Super Junior, tapi tetap saja aku merasa capek. Apalagi tidak ada member lain yang menemaniku. Kalau sudah begini rasanya aku lebih memilih bekerja sebagai member Super Junior saja.

Aku segera memakai bajuku dan keluar dari kamar. Kulihat Shindong sedang menonton tv bersama dengan Heebum dan Baengsin. Ah, anak-anakku ternyata tidak kesepian karena kutinggal. Pasti Shindong mengurus mereka dengan baik.

“Shindong~ah.. aku lapar. Apa ada makanan?” kataku.

“Ah, hyung! turunlah ke lantai 11. Wookie tadi sudah masak banyak. Dia juga menyisakan makanannya untukmu. Makanlah dulu.” Kata Shindong.

“Ah,ne… aku ke bawah dulu ya!” aku langsung menuju ke lantai 11. Rasanya perutku sudah keroncongan. Semoga saja Wookie sudah menyisakan banyak makanan untukku. Makanan~~ aku dataaang…

Sungmin dan Wookie sedang menonton tv ketika aku datang. Aku langsung menuju ke dapur mencari makanan.

Heechul POV end

Author POV

Di dapur, Heechul sedang menikmati makanannya dengan leluasa. Ia makan cukup banyak. Tidak diragukan lagi bahwa makanan Wookie memang paling enak. Ketika ia sedang menyuapkan suapan terakhirnya, Eunhyuk muncul di depannya. Eunhyuk menatapnya dingin.

“Eunhyuk~ah.. kenapa aku jarang sekali melihatmu? Kau tidak pernah pulang ke dorm?” kata Heechul sambil mengunyah suapan terakhirnya.

“Ya, hyung.. kau memakan jatahku!” kata Eunhyuk dingin.

“Mwo? Ini jatahmu juga? Aku tidak tahu. Pesan saja makananmu” kata Heechul santai.

“Kau harus menggantinya” kata Eunhyuk dingin.

“Ya! Kenapa bicaramu seperti itu? Sopanlah sedikit. Aku kan lebih tua darimu!” kata Heechul. Nada suaranya mulai meninggi.

“Ya! Jangan mentang-mentang kau lebih tua dariku! Memangnya kenapa kalau aku tidak sopan padamu Kim Heechul?!”kata Eunhyuk emosi.

Heechul membuang sumpit yang ia pegang ke arah Eunhyuk. Eunhyuk hanya bisa memandang Heechul dengan tatapan dingin. Tangannya mengepal menahan emosi. Ia tak ingin ada keributan tetapi Heechul membuat moodnya semakin buruk.

Heechul segera pergi meninggalkan Eunhyuk sendirian. Sampai di ruang tengah, ia berteriak, “Katakan padanya bagaimana cara bersopan santun! Aku muak melihat wajahnya!”. Eunhyuk bisa mendengarnya dengan jelas. Air matanya langsung menetes. Ia berlari keluar dorm tanpa mempedulikan panggilan Sungmin dan Wookie. Ia berlari keluar apartemen tanpa penyamaran apa pun. Ia masih menangis. Sedangkan beberapa orang mulai mengenalinya.

“Lihat! Bukankah itu Eunhyuk Super Junior?” kata seorang yeoja.

“Ya, benar. Sedang apa dia disini? Sepertinya dia sedang menangis! Kenapa dia?” kata yeoja yang lain.

Eunhyuk hanya bisa terus berlari tanpa mempedulikan setiap pasang mata yang melihatnya dengan tatapan heran dan beberapa yeoja meneriakkan namanya. Sampai di pinggir jalan, dia berhenti. Tiba-tiba ada mobil berhenti di depannya. Pintu penumpangnya terbuka. Eunhyuk bisa dengan jelas melihat siapa yang ada di dalam mobil itu. Ia terkejut menyadari siapa yang ada di dalam mobil. Matanya membulat dan mulai mengeluarkan air mata lagi.

“Hyung!” kata Eunhyuk parau.

Eunhyuk POV end

Hankyung POV

Aku sedang berkeliling kota Seoul yang sudah lama tidak aku datangi. Rasanya senang mengenang saat-saat aku bersama Super Junior. Aku rindu sekali dengan mereka. Tiba-tiba mataku menangkap sosok yang sangat ku kenal. Mataku menyipit memperjelas apa yang aku lihat. Dan benar saja. Apa yang dia lakukan disitu? Aku merapatkan mobilku dan mendekatinya. Aku membuka pintu mobilku. Aku bisa melihat ekspresi terkejutnya. Dia adalah salah satu yang kurindukan.

“Hyung!” katanya parau.

“Masuklah..” kataku menyuruhnya masuk. Kemudian ia masuk dan duduk di sampingku. Kami terdiam beberapa saat. Rasanya masih canggung kalau bertemu seperti ini. Rasanya sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. Tak berapa lama kemudian, Eunhyuk mulai menangis keras. Pundaknya bergetar. Ia menutup mukanya dengan kedua tangannya. Aku benar-benar bingung mau berbuat apa. Kuputuskan mendiamkannya dulu, mungkin dia ingin meluapkan emosinya lewat tangisannya. Tiba-tiba ia membuka kedua tangannya. Matanya sembab, hidungnya merah. Bibirnya pucat. Sepertinya dia belum makan.

“Kenapa semua orang menyalahkanku? Kenapa tak ada yang berpihak padaku? Apa mereka ingin membuatku semakin hancur? Mereka benar-benar tak bisa kuharapkan untuk tempat berkeluh kesah. Ada apa dengan mereka?”, kata Eunhyuk dengan suara parau. Ia berbicara sambil menangis. Inilah kebiasaan Eunhyuk. Dia selalu meluapkan semua emosinya, jangan pernah untuk menyelanya atau dia kan semakin marah.

“Aku pergi pun tak ada yang mencegahku. Waeyo? Mungkin kalau aku mati sekarang pun tak akan ada yang peduli!!!”, Eunhyuk mulai menangis lebih keras lagi.

“Apa yang kau katakana Eunhyuk~ah? Kau tidak boleh berbicara seperti itu!”, kataku menenangkan Eunhyuk.

“Biarkan hyung! Biarkan aku mati! Aku memang tidak berguna!”, kata Eunhyuk lagi. Aku shock mendengar kata-katanya. Aku tak pernah melihat Eunhyuk seemosi ini. Sebelumnya ia tak pernah marah seperti ini. Aku diamkan dulu dia supaya sedikit lebih tenang dan berpikir jernih.

“Kita Super Junior kan hyung? Kita akan selalu bersama? Tapi kenapa mereka tidak bisa mengerti aku?”, kata Eunhyuk lirih. Tangisannya belum berhenti.

“Apa masalah di rumah tidak cukup membuatku hancur seperti ini? Ku pikir aku bisa berbagi dengan member yang lain”, katanya lagi.

“Apa kau sudah coba bicara dengan mereka?”kataku. dia pasti belum mencoba untuk membicarakan masalahnya dengan member yang lain. Tidak mungkin kan mereka membiarkan Eunhyuk seperti ini.

“Sebelum kucoba bahkan mereka sudah tidak berpihak padaku. Donghae dan Teukie hyung sedang di Jepang. Aku tak mau mengganggu mereka. Sungmin hyung? heh, dia bahkan langsung menyalahkanku. Heechul hyung membuat moodku semakin buruk saja”, katanya dingin.

“Sudahlah, lebih baik kuantarkan kau ke dorm ya?”, tawarku. Aku benar-benar takut dia melakukan hal gila kalau tidak ada yang mengawasi. Dia hanya diam saja, jadi kuputuskan untuk membawanya kembali ke dorm.

“Hyung, kau tidak ke dorm? Apa kau sudah tidak peduli dengan Super Junior?”, kata Eunhyuk.

“Super Junior adalah masa laluku. Mianhae, tapi aku belum bisa menemui member yang lain sekarang. Ini bukan waktu yang tepat”, kataku.

“Tapi hyung..”, kata Eunhyuk.

“Sudahlah. Aku pergi tanpa pamit. Apa itu baik jika aku tiba-tiba kembali? Jangan ceritakan pada member lain kalau kau telah bertemu denganku. Jika saatnya tepat, aku janji akan kembali pada Super Junior”, kataku mantap.

“Yaksokhae hyung?”, kata Eunhyuk.

“Ne, yaksok!”, kataku. Aku janji akan kembali pada Super Junior. Tunggu aku kawan.

Hankyung POV end

Author POV

Sungmin dan Wookie mondar-mandir di ruang nonton tv. Mereka berdua tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Eunhyuk. Tidak seperti biasanya dia bersikap seperti itu. Mereka mencoba menghubungi ponsel Eunhyuk tetapi ponselnya mati. Tiba-tiba Kyuhyun muncul dari dalam kamar.

“Sudahlah hyung, sepertinya dia memang sedang tidak ingin diganggu”, kata Kyuhyun.

“Tapi Kyu, dia tidak seperti biasanya begini. Dia tidak pernah semarah ini sebelumnya. Dia bahkan berani tidak sopan kepada Heechul hyung”, kata Sungmin. Ada nada kecemasan di suaranya. Wookie yang tadinya hanya diam, kini mulai ambil suara.

“Ini semua salahku hyung. Aku yang pertama membuat moodnya jadi buruk. Aku yang salah hyung, aku yang salah. Eottohkae? Kalau ada apa-apa dengan Eunhyuk hyung, akulah yang pantas disalahkan”, kata Wookie mulai terisak. Dia teringat dengan masalah antara dia dan Eunhyuk tadi. Sungmin memeluk Wookie, mencoba menenangkan.

“Sudahlah Wookie~ah. Lebih baik sekarang kita berdoa semoga Eunhyuk tidak melakukan hal yang tidak-tidak”, kata Sungmin mengelus punggung Wookie yang masih menangis. Tiba-tiba ponsel Sungmin berbunyi. Dia melepaskan pelukannya dan mengambil ponselnya.

“Yeobosaeyo? Ada apa Donghae~ah?”, kata Sungmin. Ternyata itu telfon dari Donghae.

“Hyung, Eunhyukkie gwaenchana?”, tanya Donghae cemas. Sungmin sedikit terkejut dengan pertanyaan Donghae. Bagaimana dia tahu jika Eunhyuk sedang ada masalah di dorm? Pikirnya.

“Hae~ah, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Hari ini dia marah-marah dan sekarang kami tidak tahu dimana dia sekarang”, kata Sungmin sedih.

“Waeyo hyung? Tadi dia juga menghubungiku. Dia bilang ingin menceritakan sesuatu tetapi karena takut menggangguku jadi dia tidak jadi bercerita. Aku sungguh khawatir dengannya”, kata Donghae.

“Jeongmalyo? Aish, anak itu bahkan belum makan sejak tadi siang. Di luar sedang dingin pula, dia tidak membawa baju hangat atau jaket”, kata Sungmin mulai panik.

“Biasanya dia memang begitu. Tapi tadi bahkan sampai minta maaf karena mengganggu liburanku. Dia tidak pernah seperti itu sebelumnya. Hiks.. Hyung, carikan Eunhyuk. Aku khawatir dengannya hyung”, kata Donghae mulai menangis. Sungmin bisa mendengar Teukie hyung sedang menenangkannya.

“Hae~ah, uljima. Sebaiknya kau tenangkan dirimu saja. Biar aku yang bicara dengan Teukie hyung”, kata Sungmin akhirnya. Donghae menyerahkan ponselnya ke Teukie.

“Yeobosaeyo? Sungmin~ah, tolong kau cepat carikan Eunhyuk. Jangan sampai dia kenapa-kenapa. Aku akan sangat bersalah kalau tak bisa menjaga para member dengan baik. Aku percaya padamu”, kata Teukie.

“Ne hyung, arra. Percayakan padaku. Tolong tenangkan Donghae, jangan sampai merusak liburan kalian”,kata Sungmin menutup pembicaraan.

Sungmin menghela nafas panjang. Ia sedang berpikir keras dimana Eunhyuk berada. Tiba-tiba dia mendengar pintu dorm terbuka. Wookie langsung berlari menuju pintu masuk sambil berteriak, “Hyuuuung… mianhae!!!”.

Author POV end

Eunhyuk POV

Aku keluar dari lift menuju ke dorm. Perutku sudah perih sekali menahan lapar. Mungkin maagku kambuh lagi. Aku memang belum makan dari tadi siang. Badanku lemas sekali. tenagaku benar-benar terkuras akibat emosi yang kukeluarkan sejak tadi siang. Aku sampai di depan pintu dorm. Ah, bahkan member lain tidak berusaha mencariku. Aku memang benar-benar sudah tak dianggap rupanya.

Aku membuka pintu dorm. Aku bisa mendengar Wookie berlari dan berteriak, “Hyuuuung… mianhae!!!”.

Suara Wookie bukannya semakin keras tapi semakin menjauh rasanya. Kakiku lemas sekali dan tak bisa menopang badanku lagi. Aku bisa melihat samar-samar Wookie berlari ke arahku. Tapi pandanganku mengabur dan semuanya tiba-tiba gelap.

Eunhyuk POV end

Ryeowook POV

“Hyung.. hyung.. gwaenchana?”, aku berteriak setelah melihat Eunhyuk hyung pingsan setelah masuk ke dorm. Sungmin hyung dan Kyuhyun menghampiriku dan Eunhyuk hyung.

“Ya! Eunhyuk~ah, apa yang terjadi padamu?”, teriak Sungmin hyung sambil mengguncang-guncangkan badan Eunhyuk hyung.

Kami bertiga membawa Eunhyuk hyung masuk ke dalam dan menidurkannya di kamarnya. Aku meletakkan punggung tanganku ke dahi Eunhyuk hyung. Badannya panas sekali. Sepertinya ia demam.

“Hyung, badannya panas sekali. Aku akan mengambilkan kompres untuknya”, kataku lalu berlalu meninggalkan Kyuhyun dan Sungmin hyung. Rasanya aku semakin bersalah. Aku yang telah menyebabkan Eunhyuk hyung jadi seperti ini. Tanpa terasa air mataku kembali mengalir. Kini lebih deras dari sebelumnya. Aku kembali ke kamar Eunhyuk hyung dan menyerahkan kompres ke Sungmin hyung. Kemudian Sungmin hyung langsung mengompres dahi Eunhyuk hyung.

Ryeowook POV end

Author POV

Kyuhyun mengambil selimut dan kemudian menyelimuti Eunhyuk. Kyuhyun tidak ingin menjahili hunyngnya ini, ia tahu bahwa sekarang bukan saatnya untuk itu. Tiba-tiba Eunhyuk mulai mengigau.

“Noona, kajima.. Jebal, kajima”, kata Eunhyuk. Ia mengigau tentang noonanya. Sungmin, Kyuhyun dan Wookie terkejut. Mereka merasa bahwa Eunhyuk sedang ada masalah dengan noonanya. Tiba-tiba Eunhyuk mengeluarkan air matanya dan mengigau lagi. Keadaannya sungguh tidak baik. Dia benar-benar terlihat seperti orang yang depresi. Wajahnya pucat sekali.

“Noona ~ya.. kajima.. Jangan tinggalkan aku, noona”, kata Eunhyuk lagi.

Sungmin, Kyuhyun dan Wookie mulai kebingungan. Mereka benar-benar tidak tahu apa ynag terjadi pada Eunhyuk. Mereka hanya bisa melihat Eunhyuk tersiksa seperti itu.

“Hyung, kau kenapa? Bangunlah hyung, kami ada disini untukmu”, kata Wookkie.

Perlahan Eunhyuk membuka matanya. Samar-samar ia bisa melihat Wookie, Sungmin dan Kyuhyun.

“Eunhyuk~ah, kau sadar? Apa yang terjadi denganmu, huh?”, kata Sungmin khawatir. Tangan Eunhyuk meraih tangan Sungmin.

“Hyung.. mianhae. .”, kata Eunhyuk lemah. Matanya beralih ke Wookie.

“Wookie~ah, mianhae..”, kata Eunhyuk lagi. Wookie hanya mengangguk dan tersenyum.

“Nado hyung,,”, kata Wookie.

Eunhyuk tersenyum lemah. Ia kini tahu bahwa mereka semua mengkhawatirkannya. Matanya terpejam lagi. Badannya terasa lemah sekali.

“Hyung, lebih baik kita tinggalkan Eunhyuk hyung dulu. Aku takut tidak tahan untuk menjahilinya”, kata Kyuhyun terkekeh.

“Kyu, kau memang tidak pernah berubah. Selalu saja begitu!”, kata Wookie.

Mereka bertiga pun keluar dari kamar Eunhyuk. Membiarkan Eunhyuk beristirahat.

Keesokan paginya…

Sinar mentari pagi menembus jendela ruang kamar Eunhyuk, memaksa si pemilik kamar itu membuka matanya. Eunhyuk ingin meregangkan badannya tapi sesuatu yang berat menindih perutnya. Eunhyuk memperhatikan seseorang yang sedang memeluk perutnya erat. Sedetik kemudian dia sadar siapa yang ada di atas perutnya. Reflek ia langsung menendang orang itu sampai jatuh ke lantai.

“Ya!! Lee Hyukjae! Nan appo!”, teriak Donghae. Dia lalu bangkit dan langsung memeluk Eunhyuk. Eunhyuk hanya bisa pasrah dipeluk oleh Donghae.

“Omona.. uri Eunhyukkie.. nan bogoshippeoyo~”, kta Donghae manja.

“Ya! Fishy~ah.. jangan manja seperti itu. Aku kan baru sakit. Kau harusnya menyingkir. Buatkan aku makanan. Aku lapar sekali..”, kata Eunhyuk.

Donghae melepaskan pelukannya. Ia tersenyum. Ternyata couplenya sudah sembuh.

“Ne, arraseo my anchovy.. akan ku ambilkan makanan untukmu”, kata Donghae sambil berlalu meninggalkan Eunhyuk. Tak lama kemudian Kyuhyun masuk membawa nampan makanan untuk Eunhyuk.

“Ya! Kyuhyun~ah. Kenapa kau yang membawakan makananku? Mana si ikan badut itu? Aku kan masih kangen dengannya”, kata Eunhyuk.

“Cck, kau ini hyung. Kalian berdua homo ya? Apa tidak puas semalam kalian tidur berdua?”, kata Kyuhun terkekeh. Ia duduk di pinggir tempat tidur Eunhyuk.

“Mworago? Jadi dia disini sejak semalam?”, kata Eunhyuk kaget.

“Tidak sih, baru 2 jam yang lalu dia pulang dari Jepang. Dia khawatir sekali denganmu, jadi dia merengek minta pulang”, kata Kyuhyun.

“Aigoo~ anak itu..”, kata Eunhyuk.

“Ya sudah hyung, aku tinggal dulu ya. Kau makanlah sendiri. Donghae hyung sedang mandi dulu, nanti juga dia kesini lagi”, kata Kyuhyun sambil meninggalkan Eunhyuk. Eunhyuk kemudian meraih nampan yang diletakkan Kyuhyun di meja. Ia makan dengan lahap. Ia sudah benar-benar kelaparan sejak kemarin siang.

Eunhyuk POV

Huh, kenyang sekali rasanya. Tenagaku akhirnya kembali lagi. Aku memutuskan untuk keluar kamar dan menemui member lain. Aku harus minta maaf pada mereka semua karena sikapku yang kekanak-kanakan. Aku menuju ruang nonton tv dan melihat Sungmin hyung, Kyuhyun, Wookie, Leeteuk hyung, Shindong hyung dan Yesung hyung. Aku berdiri di depan mereka. Terdiam sebentar dan mulai membuka suara.

“Mianhae..”, kataku sambil membungkuk di hadapan mereka. Aku masih membungkuk ketika Teukie hyung berjalan ke arahku. Dia menegakkan badanku dan langsung memelukku. Ah, aku rindu dengan pelukan hangatnya. Aku bisa merasakan satu persatu member mulai bergabung dalam pelukan kami. Aku mulai terisak lagi karena mereka ternyata begitu sayang padaku.

“Mianhae..”, kataku sekali lagi. Kini bisa kurasakan bahu Teukie hyung mulai bergetar. Apa dia menangis? Aigo~ malaikat ini selalu saja cengeng. Satu persatu member melepaskan pelukannya. Mereka semua tersenyum padaku. Kulihat satu satu mata mereka. Semuanya menyiratkan kekhawatiran. Aku tahu itu. Bahkan saat aku melihat mata Kyuhyun, dia terlihat seperti malaikat. Aku tahu, ada ketulusan di balik sikapnya selama ini. Mataku berhenti saat memandang Wookie. Aku langsung memeluknya. Aku benar-benar merasa bersalah padanya. Aku telah memarahinya dan menjadi hyung yang buruk baginya.

“Hyung, badanmu bau. Kau belum mandi dari kemarin ya?”, kata Wookie dengan polosnya. Aku terkekeh sebentar lalu melepaskan pelukanku. Semua member mulai menertawakan kepolosan si eternal maknae kami.

“Ya! Lepaskan Hyukkieku! Cuma aku yang boleh memeluknya”, kata Donghae sambil menjauhkanku dari member-member lain. Dia tiba-tiba muncul dari dalam kamar mandi.

“Ja.. jigeum, apa kau mau menceritakan kepada kami apa yang sebenarnya terjadi padamu, Hyukkie~ah?”, kata Teukie hyung memulai pembicaraan. Mungkin ini saatnya aku bercerita tentang semuanya. Tentang Sora noona.

“Aku sedang ada masalah dengan keluargaku. Dengan Sora noona terutama”, kataku.

“Waeyo? Kemarin kau juga mengigau memanggil-manggil noonamu”, kata Shindong hyung.

“Noonaku akan menikah”, kataku lirih.

“Mwo??!!”, kata semua member serempak.

“Chukkae, hyung!”, kata Wookie riang.

“Wah, aku keduluan ya?”, kata Shindong.

“Makan-makan dong!”, kata Kyuhyun.

“Aku akan mengajak ddangko brother dan kkoming ke upacara pernikahannya. Mereka pasti senang!”, kata Yesung semangat.

“Wah, noonamu menyusulku rupanya”, kata Teukie hyung.

“Aku mau membantunya memakai make up!”, kata Sungmin hyung.

“Ya! Bukankah noonamu akan menikah denganku?”, kata Donghae kecewa.

“Aish,jinjja.. kalian ini. Aku tidak setuju kalau noonaku menikah!”, kataku frustasi. Sepertinya tidak ada yang sepikiran denganku. Mereka semua mengeluarkan ekspresi bingungnya. Kenapa mereka? Batinku.

“Aku tidak mau noona meninggalkanku. Nanti kalau aku pulang, aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Dia kan tinggal bersama suaminya di Jepang”, kataku kemudian.

“Yang penting kan noonamu akan bahagia bersama suaminya”, kata Teukie hyung.

“Noona cuma akan bahagia dengan 2 orang namja. Aku dan appaku”, kataku tak mau kalah.

“Kau egois hyukkie~ah. Noonamu sudah menemukan pasangan hidupnya. Suaminya akan menjaganya selamanya”, kata Sungmin hyung.

“Tapi kan hyung, aku tidak rela”, kataku lagi.

“Hyukkie~ah, pernikahan bukanlah sesuatu yang main-main. Noonamu pasti sudah mempertimbangkan segalanya”, kata Shindong hyung.

“Tapi aku.. aish..”, kataku mulai gusar.

“Kau cemburu ya hyung?”, sekarang Kyuhyun yang mulai buka surara. Cemburu? Apa aku terlihat seperti itu?

“An..Anniyo.. eobseo!”, kataku tergagap. Ah, apa benar kalau aku cemburu?

“Kau kan selalu begitu hyung. Kau harus terima kenyataan bahwa noonamu sudah menemukan belahan jiwanya. Makanya, kau carilah yeojachingu biar kau bisa merasakan hal yang sama dengan noonamu”, kata Wookie.

“Andwae!!! Si ikan teri itu milikku! Dia tidak boleh mencari yeojachingu. Aku ini yeojachingunya!”, kata Donghae sambil berteriak.

“Hae~ah, kau juga carilah yeojachingu juga. Kalian berdua sudah seperti homo saja. Selalu menempel seperti perangko”, kata Sungmin hyung.

“Hyung, kau dan Kyuhyun juga seperti itu”, kataku tak mau kalah. Sungmin hyung terkejut, sementara Kyuhyun terkekeh.

“Aku dan Wookie juga. Bahkan YeWook couple sudah mempunyai anak. Iyakan Wookie?”, kata Yesung hyung sambil mengedipkan mata ke Wookie. Aish, mereka itu.. Wookie memasang wajah innocentnya.

“Ya! Contohlah aku dan Shindong! Kami berdua normal”, kata Teukie hyung menengahi.

“Aish, jinjja. Sekarang aku harus bagaimana? Aku tidak mau kehilangan noonaku”, kataku. Sepertinya pembicaraan ini sudah keluar dari topik.

“Kau harus merelakannya Hyuk~ah. Hanya itu satu-satunya cara. Kau tidak mau kan merusak kebahagiaan noonamu?”, tanya Teukie hyung.

“Ne hyung. arra. Aku akan coba menerimanya”, kataku akhirnya. Walaupun hatiku sakit, tapi aku harus kuat. Lagian ini bukan akhir dari segalanya kan? Aku tetap bisa bertemu noona walaupun tidak sesering dulu.

“Gomawo semuanya. Aku jadi merasa lega setelah menceritakan semuanya pada kalian”,kataku sambil tersenyum.

“Nah, sekarang ceritakan yang sebenarnya terjadi. Kenapa kemarin kau begitu marah?”, kata Sungmin hyung. cck, kenapa ia bertanya lagi? Bukankah sudah kuceritakan tadi?

“Hyung, aku sudah cerita semuanya”, kataku jujur.

“MWO???”, semua member terkejut mendengar jawabanku. Kenapa mereka terkejut sih? Ada yang salah?

“Kekanak-kanakan sekali!”, kata Sungmin hyung pergi meninggalkan kami.

“Hanya gara-gara itu? Ayo semuanya tinggalkan monyet gunung ini”, kata Teukie hyung.

“Hyung, waeyo? Ada yang salah?”, kataku masih tidak mengerti. Shindong hyung dan Yesung hyung memberikan tatapan hanya-karena-itu-? nya mereka kemudian berlalu.

“Sepertinya aku membuang-buang waktu saja mendengarkan ceritamu hyung”, kata Wookie lalu beranjak ke dapur. Kyuhyun juga mengikuti Wookie ke dapur. Aku bisa mendengar Kyuhyun dari dapur. Dia menirukanku, “Noona, kajima..”, dengan suara dimanja-manjakan. Kini tinggal aku dan ikan badutku duduk berdua di sofa.

“Fishy~ah, ada apa dengan mereka?”, kataku meminta penjelasan kepadanya. Tapi Donghae hanya memberikan tatapan dinginnya padaku. Tanpa merubah ekspresi dinginnya, ia berkata, “Aku baru sebentar sampai di pantai Saipan lalu tiba-tiba teringat padamu. Aku dan Teukie hyung langsung memutuskan untuk pulang buru-buru. Aku mengkhawatirkanmu karena Sungmin hyung bilang kalau kau pingsan. Kau tahu betapa kalutnya aku saat itu”, kata Donghae dingin.

“Jinjja? Gomawo my fishy..”, kataku senang.

“Dan kau tahu apa?”, tanyanya.

“Apa?”, kataku.

“Aku mengorbankan liburanku demi mendengarkan keluhanmu yang tidak penting itu?”, nada bicaranya meninggi. Omona! Apa dia marah sekarang?

“Tapi hae, aku benar-benar..”, kalimatku terputus karena Donghae bangkit dan berjalan meninggalkanku. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Apa aku terlalu berlebihan??

-END-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet