Fin

Aku buat kamu
Please log in to read the full chapter

Air mata Irene tanpa terasa terjatuh.

Maafkan aku Irene, aku tahu setiap malam kau harus menangis.

 Ujar Wendy yang belum tertidur, ia bisa mendengar Irene yang menangis tertahan di belakangnya. Wendy pun menitikkan air mata. Mengapa orang tua Irene begitu tega kepada dirinya dan Irene. Sudah berapa kali Wendy menolak perjodohan konyol ini, karena Wendy sendiri sudah memiliki kekasih.

 

“Selamat pagi Wendy, sarapan di rumah ya, aku udah masak.” Wendy melihat Irene yang penuh harap.

Kali ini saja.

Ujar Wendy pada dirinya. Ia menarik kursi makan dan duduk, mulai memakan apa yang Irene siapkan di atas meja makan. Irene begitu senang, senyumnya melebar, sesekali Wendy melihat gadis itu.

Sebegitu senangnya kah ia, aku hanya sarapan di rumah.

“Aku selesai.”

“Besok mau di masakin apa lagi Wen.”

“Nggak usah.” Ujarnya ketus. Wajah Irene yang awalnya cerah berubah muram.

“Besok aku bikinin sandwich aja ya biar bisa di bawa ke kantor.”

“Nggak perlu.” Ucap Wendy dingin kepada Irene. Entah pagi ini, Irene sudah tidak tahan lagi, ia memangis di hadapan Wendy.

“Selama ini hanya aku yang berusaha dipernikahan ini, aku Lelah.” Wendy hanya tertunduk tak tahu harus berkata apa.

“Kalau kamu memang tidak mau meneruskan pernikahan ini kamu bisa gugat cerai aku, aku nggak akan keberatan, dari pada aku harus berada dipernikahan seperti ini.” Wendy berdiri dari tempat duduknya mendekati Irene yang masih tersedu. Irene cukup terkejut karena seketika Wendy segera memeluknya.

“Maafkan aku Irene, aku bukan pasangan hidup yang baik.” Dengan sedikit ragu Irene membalas pelukan Wendy.

“Aku juga tidak tahu mengapa kau setuju dengan perjodohan konyol ini, sedangkan kita sama-sama mempunyai kekasih.” Ujarnya masih datar.

“Kita tidak bisa berpisah begitu saja Irene, nama baik keluarga kamu akan hancur. Kamu tahu sendiri, walaupun kita sudah hidup di zaman modern, tetap saja perceraian akan mempengaruhi masa depanmu.” Irene tahu akan hal itu.

“Tapi tak bisa kah kau tersenyum sedikit saja pada ku?” isak Irene lagi.

“Aku akan berusaha.” Tapi tetap dengan nada yang dingin. Wendy melepas pelukannya.

“Aku berangkat ke kantor dulu. Besok masak lah yang kamu suka, aku akan memakannya.” Wendy akhirnya pergi meninggalkan Irene yang mengusap wajahnya, menghapus air matanya.

 

Keesokan harinya benar saja, Wendy menepati janjinya untuk sarapan di rumah. Melihat Wendy yang perlahan memakan makanannya Irene tersenyum lebar. Ia bahkan hampir menangis saking terharunya.

“Aku ke kantor ya.” Ujar Wendy pada Irene yang masih sedikit takjub. Wendy memang tidak mengubah sikap dinginnya namun perlahan ia mulai sarapan di rumah, hal itu saja sudah membuat hati Irene senang.

 

“Pesta Perusahaan nanti unnie ngak bakal bawa Irene unnie?” tanya Joy yang merupakan sekretaris Wendy, namun yang di tanya hanya diam dan terus memeriksa berkas yang di bawa Joy untuknya.

“Unnie, sekarang Irene unnie lah istrimu, kalian sudah menikah selama 6 bulan. Tak bisa kah kau bersikap selayaknya seorang pasangan kepadanya?” Joy tahu persisi bagaimana sikap Wendy kepada Irene, Wendy sangat dingin pada istrinya, ia tahu Wendy tidak mencintai Irene.

“Unnie, kenyataan kau sekarang menikahi Irene unnie, jangan menyia-nyiakan  Wanita yang memperlakukan mu dengan baik, aku yakin ia juga pasti lelah dengan sikap dingin  dan tertutup mu seperti ini.” Ujar Joy menasehati bos juga sahabatnya itu.

 

Wendy mengingat perkataan Joy tadi di kantor, Ketika ia pulang Irene sudah tertidur, karena ia lembur malam ini. Lama ia memerhatikan sosok Irene yang tertidur pulas, sampai saat ini pun ia tidak habis pikir, mengapa keluarga terhormat seperti keluarga Bae mau menikahkan anaknya pada seorang Shon Wendy yang hanya seorang biasa, dan mempercayakan seluruh urusan Perusahaan kepadanya, yang bahkan baru saja mereka kenal. Wendy memang bekerja di Perusahaan Bae, namun banyak karyawan yang mempunyai kompetensi seperti dirinya, namun mengapa keluarga itu memilih dirinya. Ia menarik nafas panjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan menyusul Irene tidur.

Irene mengenakan dress putih dengan menampakkan pundaknya yang indah, banyak pasang mata yang tak lepas dari memandang sempurna nya ciptaan Tuhan itu. Irene sengaja mengenakan pakain seperti itu, ia ingin melihat bagaimana reaksi Wendy, namun Wanita itu tetap saja datar tanpa ekspresi dan itu sedikit membuat Irene kecewa.

Irene melihat sosok yang selama ia menikahi Wendy tidak pernah ia lihat lagi, tapi malam ini ia yakin melihat sosok itu.

Seulgi, itu benar Seulgi.

 Irene ingin mengejar sosok itu namun langkahnya di hentikan oleh Wendy dengan meraih tangannya.

“Semua mata tertuju padamu.” Bisiknya pada Irene, dan Irene melihat ke sekelilingnya dan benar saja, banyak orang yang memerhatikannya.

“Tetaplah berada di sisiku, setidaknya sampai pesta selesai baru kau bisa menemuinya.” Wendy tau seberapa besar cinta Irene kepada keksihnya Kang Seulgi, karena hampr setiap malam ia masih menyebut – nyebut nama itu, Itulah kenapa Wendy tidak bisa bersikap berlebih pada Irene, karena ia tahu Irene masih menyimpan seseorang di hatinya. Itulah mengapa sampai saat ini ia tak habis pikir mengapa Irene menyetuji perjodohan yang menurut Wendy sangat lucu. Seorang Irene Bae anak dari konglomerat Bae Seung Ho mau di jodohkan dengan seorang biasa seperti dir

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baeismine03 #1
Chapter 1: Sweet sangatt!. Btw ga ada niat bikin yang panjang nih ceritanya? Wkwkwk maaf ngelunjak
envyou2908
#2
Chapter 1: 👏👏👏👏