Fin

Winter
Please log in to read the full chapter

“Ms Son, ada yang ingin bertemu anda,” sekretaris Wendy menunjuk ke arah gadis yang tengah berdiri seperti orang kebingungan dan takut. Wendy melihat lekat-lekat pada gdis itu, namun ia sama seklai tidak bisa mengenali gadis itu. Akhirnya ia putuskan untuk menghampirinya . Ia berterima kasiih pada sekretarisnya dan meminta izin kepada tamu yang sedang ia ajak bicara.

“anda mencari saya nona?” Tanya Wendy ketika ia berada tepat di belakang gadis itu.

“Wendy unnie.” Gadis itu membalikkan tubuhnya dan menatap mata Wendy yang begitu tidak percaya dengan siapa yang ia temui.

“Winter.” Wendy segera menarik tangan gadis itu ke tempat yang tidak ramai. Ia segera memeluk gadis itu lama.

“Akhirnya kau mau menemuiku.”

“Wendy unnie.” Hanya itu yang dikatakan Winter di dalam pelukan Wendy dan sambil terus menangis. Wendy pun menangis karena sangat bahagia, ia bisa memeluk Winter lagi.

“Wendy..” Irene terhenti ketika melihat Wendy masih memeluk Winter.

“Irene,” Wendy melepaskan peukannya. Ia meraih tangan Winter mendekati Irene.

“Irene ini perkenalkan Winter, ia adalah ..”

“Teman lama,” Potong Winter, Wendy sedikit terkejut dengan jawaban Winter.

“Aku adalah adik tingkat Wendy unnie, nona.” Winter mejabat tangan Irene untuk memperkenalkan diri sambil tersenyum.

“Tamu-tamu mencari mu Wendy.”

“Baiklah, aku akan kembali ke pesta.” Wendy mengeluarkan kartu namanya.

“Hubungi aku, banyak yang ingin ku bicarakan.” Wendy dan Irene kembali ke pesta. Irene menoleh sekali lagi pada Winter yang menatap kartu nama yang diberikan Wendy padanya.

 

“ Rene, kok dari tadi kamu melamun.” Tanya Wendy pada kekasihnya yang sejak tadi hanya diam, selama perjalanan menuju rumahnya.

“Nggak, cuman lagi kepikiran kerjaan di kantor.” Wendy menautkan ke dua tanggannya, ia merebahkan kepalanya di pundak Irene, ia cukup lelah dengan pesta tadi, di tambah pertemuannya dengan Winter yang masih mengganggunya. Selama ini gadis itu menghilang dan tiba-tiba muncul dengan menangis. Ia berharap gadis itu baik-baik saja, ia ingin sekali berbicacra lebih banyak dengan Winter, ia harap Winter akan menmuinya.

“Bye Irene, Love You.”

“Bye love.” Wendy mengecup singkat bibir Irene, dan menunggu gadis itu untuk masuk ke rumah.

 

“Ms Son, ada seseorang gadis yang ingin bertemu dengan anda, namanya Winter.”

“Silahkan dia masuk, dan siapkan air minum dan makanan ringan, untuk kami. Dan tolong jangan biarkan siapa-siapa masuk.”

“Baik miss.”

Wendy segera bangkit dari tempat duduknya, ia segera memeluk gadis itu dan menggiringnya ke sofa.

“Aku bersyukur kau mau menemui ku Winter.”

“unnie” air mata mulai jatuh di wajah Winter.

“Mengapa kau menangis?”

“Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, aku putus asa unnie.”

“Kau bisa menceritakan apa yang terjadi padamu Winter.”

“Aku seperti orang yang tak tau diri, aku hanya menemui unnie karena aku punya masalah.”

“Tidak Winter, kau adalah adikku. Tidak ada hal semacam itu.”

“Unnie, omma…”

“Kenapa omma mu?”

“Iya mengidap penyakit jantung dan harus segera operasi. Butuh biaya banyak, tapi aku sama sekali tak mampu membiayai operasinya unnie, dengan pekerjaan ku sebagai pelayan hotel. Aku belum siap kehilangan omma unnie.” Kali ini Winter menggenggam tangan Wendy dan kembali menangis.

“Aku tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa unnie, hanya dirimu lah yang ada dipikiranku.”

“Tenanglah Winter.. unnie akan membantumu". Wendy meraih Winter dalam pelukannya. Ia mengusap pelan punggung Winter, berusaha menenangkan adiknya itu.

“Kita akan segera urus operasi omma, jangan khawatir, unnie akan ada untukmu. Unnie mohon jangan pergi lagi,” Winter mengangguk di dalam pelukan Wendy.

 

“Hasil observasi kami, nyonya Soo Hee harus segera mendapat tidakan miss Son.”

“Lakukan yang terbaik dokter Cha.”

“Baik nona.” Wendy keluar dari ruangan dokter dan menggandeng tangan Winter, dan tersenyum kepada adiknya, ia meyakinkan Winter, kalau omma nya ditangani oleh dokter terbaik.

“Ommonie.”

“Wendy ah, terima kasih.”

“Ommonie jangan khawatir ya, dokter di sini adalah dokter terbaik dibidangnya. Ommonie harus tetap yakin bahwa ommonie akan sembuh.” Wendy tersenyum dan memberi semangat pada wanita itu.

“Aku harus kembali ke kantor. Winter untuk sementara kau jangan bekerja dulu, rawat omma di sini, aku akan mengurus semuanya.”

“Baik unnie.”

“Aku pergi dulu ya.” Wendy membelai wajah Winter yang lama ia rindukan.

“Terima kasih unnie.” Winter memeluk Wendy sebelum berpisah.

 

Irene menutp hanphone nya, ia menarik nafas dan menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya yang cukup empuk.

“Nona, ada nona Wendy di luar.”

“Izinkan dia masuk.” Sekterars Irene keluar dan tak lama Wendy masuk.

“Apa aku datang di saat yang tidak tepat, sepertinya kau sangat lelah.”

“Kemarilah, dan peluk aku.” Wendy menghampiri Irene dan segera memeluk kekasinya itu.

“Wen kamu sayang sama aku kan?”

“Kok nanya gitu Rene?, kenapa?”

“Jawab aku Wen.” Irene belum melepas pelukannya dari Wendy.

“Kamu tau jawabannya Irene. Kamu  orang yang paling aku sayang Rene. Kamu kenapa?” Wendy melepas pelukannya, mencari jawaban di mata Irene, ia melihat Irene menundukkan wajahnya, ia terlihat sedih.

“Cerita rene, ada apa?” Irene hanya menggeleng.

“Aku nggak tahu kamu kenapa kalau kamu nggak cerita Rene.”

“aku baik-baik aja Wen.” Wendy tahu, ada yang mengganggu pikiran Irene, tapi ia tidak mencari tahu lebih jauh jika Irene tidak ingin menceritakannya.

 

Winter menangis sejadinya di dalam pelukan Wendy. Wendy hanya bisa mempererat pelukannya, ia tidak bisa berkata apa-apa, untuk menenangkan Winter, yang bisa ia lakukan hanya meyakinkan Winter, kalau saat ini ia masih memiliki Wendy.

“Omma pergi ninggalin aku, aku sama siapa sekarang.”

“Udah ya, kamu masih punya unnie Winter. Unnie janji, akan jaga kamu.”

“Unnie.” Hari itu adalah pemakaman Soo Hee, operasi yang dilakukan gagal karena kondisi tubuh Soo Hee yang tidak mampu bertahan.

 

“Pelan-pelan makannya.” Ujar Wendy sambil tersenyum melihat kea rah Winter yang lahap menyantap makan malam nya. Ia mengelap bibir Winter dengan tangannya. Tanpa ia sadari seorang memmotret moment itu.

Please log in to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Favebolous #1
Chapter 1: Kukira angst
Pop0429
#2
Chapter 1: Please more story bout these two couple as sibling and couple.. so cute 🥰🥰🥰
Vanvorvan
#3
Chapter 1: Again pls
Vanvorvan
#4
Chapter 1: This cute thankyou. Wenrene and winrina. 🫶