. Meet

Love Story

Setelah perdebatan yang dilaluinya dengan kakak keduanya, Namjoo  memutuskan untuk pergi ke Seoul secepatnya guna bertemu kakak pertamanya―sekaligus kakak kesayangannya yang amat ia rindukan.

Waktu 25 menit ia habiskan untuk mengantri di loket agar mendapatkan tiket dari Daejeon ke Seoul. Bukan itu saja, ia bahkan rela harus berdesakan dengan orang-orang agar dapat mendapatkan tiket ke kota tujuannya. Belum lagi waktu perjalanan yang harus ia tempuh. 
Mungkin sekitar 176 km, jaraknya.

"Huh! Melelahkan," keluhnya.

Drrtt

Dengan malas ia mengangkat ponselnya.
Tapi ketika melihat nama yang tertera pada layar ponselnya, ia menjadi sangat antusias.
Dengan cepat ia menggeser tombol berwarna hijau itu.

"Yeoboseyo?" 

"Namjoo-ya! Kau sudah sampai di mana?" tanya kakaknya dengan suara keras.

"Oppa, bisa tidak kalau sehari saja kurangi volume suaramu itu," katanya kesal. "Kau mau adikmu ini tidak menikah karena tuli, huh?" jelas gadis itu.

"Kau pasti akan laku nantinya. Apa sunbae yang sering kau ceritakan padaku tidak mau bersamamu?" kekeh kakaknya dari seberang sana.

"Aish, jangan membahas soal itu lagi. Lagipula aku saja tidak tahu dia sekarang ada di mana," kata Namjoo, "Sudah ya, aku tutup dulu." 

"Jangan lupa meneleponku ketika kau sudah sampai di Seoul. Aku akan menjemputmu." 

"Iya, kakakku yang bawel... Upss, maksudku tampan." 

"Apa kata―" belum sempat si kakak mengerluarkan amarahnya, buru-buru Namjoo menutup teleponnya.

"Huh, untung segera kuputuskan sambungannya." Namjoo kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang yang ia bawa bersamanya.

... 

"Aish! Oppa di mana sih?" Namjoo menghentakkan kakinya karena kesal. Kakinya sudah pegal sekali.
Pasalnya, ia sudah menunggu sang kakak hampir setengah jam.
Dan orang yang ditunggunya bahkan belum menampakkan batang hidungnya.

Drrtt

Dengan cepat ia menggeser tombol berwarna hijau itu saat mengetahui siapa orang yang menghubunginya.

"Ne! Yeoboseyo?!" jawabnya dengan kesal.

"Hey, kau marah padaku?" 

"Aish, kau di mana?!" 

"Maaf, Namjoo-ya!" kata kakaknya dengan menyesal, "Aku tidak bisa menjemputmu, Maaf ya. Tapi tenang, aku sudah menyuruh teman se-grupku untuk menjemputmu tenanglah. Kau jangan ke mana-mana, ya? Oppa sedang ada urusan. Annyeong!" kata kakaknya buru-buru.

"Astaga, dia membuatku menunggu selama setengah jam. Lalu dengan mudahnya, dia bilang aku harus menunggu sebentar lagi dan dia meminta teman se-grupnya untuk menjemputku? Bahkan aku tak mengenal orangnya." 

"Yakk!" gadis itu memekik. Ia merasa ada seseorang yang menepuk bahunya.
Saat ia berbalik, ia menemukan seorang namja dengan paras cantiknya.

"Kau Namjoo, bukan? Adiknya Myungsoo,kan?" tanyanya.

"Ya, saya adiknya Kim Myungsoo. Ada apa, ya?" tanya Namjoo dengan tampang polosnya.

"Apa jangan-jangan ini teman se-grup oppa yang ia minta untuk menjemputku?" batin Namjoo.

"Aku diminta oppa-mu untuk menjemputmu. Ayo, mobilku ada di sana." ajaknya.

Kim Namjoo mengikuti langkah namja itu sampai ke parkiran. Setelah itu ia memasuki mobil namja itu.

Hening.

Satu kata yang dapat menjelaskan suasana di sana. 

Diam-diam ia melirik namja yang berparas seperti wanita itu yang sedang menyetir mobilnya.

"Apa oppa tidak takut berteman dengannya? Wajahnya itu mirip yeoja. Lantas apa oppa itu gay?" pikirnya.

"Berapa umurmu?" 

"Ne?" Namjoo terkejut dan dengan bodohnya ia menunjuk dirinya sendiri padahal ia tahu kalau di dalam mobil hanya ada mereka berdua. "Aku?" 

"Iya, kau." 

"Umurku 16 tahun," katanya, "Oh, ya. Namaku Kim Namjoo. Kau teman oppa-ku, bukan. Senang bertemu denganmu."

"Sungjong, Lee Sungjong," namja itu melanjutkan, "Dan aku 18 tahun." katanya sambil tersenyum.

...

"Terima kasih Sunjong-ssi." katanya sambil membungkuk dengan sopan. 

"Oppa-mu ada di dalam." ujar lelaki itu dengan sopan. Lalu pergi memarkirkan mobilnya.

Dengan perasaan ragu, ia masuk ke dalam apartemen itu. Ya, apartemen. Dua 
tahun yang lalu kakaknya memang datang ke Seoul untuk mengikuti Training dan akhirnya lolos dan akhirnya debut bersama Trainee lainnya. 

Namjoo sendiri bahkan belum tahu nama boygrup kakaknya. Bahkan, semua anggota di grup itu. Ia hanya tahu lelaki itu, yang menjemputnya di stasiun tadi. Itu pun baru saja ia ketahui. 

Akhirnya dengan langkah ragu ia masuk ke apartemen itu. Apartemen Boygrup itu berada di lantai 3 Nomor 62. Ia mengetahuinya dari lelaki yang tadi mengantarnya, Sungjong. 

Dengan santai ia berjalan dan terus berjalan. Sampai akhirnya, ia menubruk tubuh seseorang yang lebih tinggi dari nya.

Brugh

“Maaf, aku benar-benar tidak sengaja.” dapat ia dengar orang yang baru saja ia tabrak itu meminta maaf kepadanya. Suara itu.... Sepertinya familiar di indra pendengarannya. 

Gadis itu menengadahkan kepalanya. Melihat ke arah orang itu berada. Matanya membola, mulutnya mengangga, hatinya terasa diremas, rasanya sakit sekali. Tenggorokannya terasa tercekat, tapi akhirnya ia berani bertanya―ingin memastikan penglihatannya. 

S-sunbae?” 

“Namjoo? Kim Namjoo?” lelaki itu terkejut bukan main. Ia mengucek matanya sebentar, lalu memastikan lagi penglihatannya. 
“Namjoo, kau benar-benar Kim Namjoo, bukan?” lelaki itu menyerangnya dengan berbagai pertanyaan. 

“Iya, aku Kim Namjoo. Kau Sungyeol sunbae, kan?”

“Benar. Lama tak bertemu, Namjoo-ya.” lelaki itu tersenyum. Membuat gadis itu merasakan perasaan senang. Lalu melanjutkan, “Sepertinya Tuhan sangat baik. Membiarkan kita bertemu setelah sekian lama.” lelaki itu terkekeh pelan.

Namjoo menjawab, “Benar. Tuhan memang sangat baik, sunbae. Tuhan mempertemukan kita di sini setelah sekian lama,” ujarnya membenarkan perkataan lelaki itu. “... Dan membiarkanku merasa sakit untuk ke sekian kalinya.” batin Namjoo. 

“Oh ya, kau ke mari ingin bertemu siapa?”
lelaki itu bertanya padanya.

“Aku ingin bertemu dengan kakakku.” jawab Namjoo

“Benarkah?” dahi lelaki itu berkerut. “Taehyung ada di sini? Kenapa aku tidak melihatnya, ya?” gumam lelaki itu pelan.

“Bukan sunbae. Aku punya kakak yang lainnya selain Taehyung oppa.”

“Oh, ya? Siapa namanya?” tanya lelaki itu penasaran.

“Ah, namanya Kim M―” 

Drrtt

“Ah, maaf sunbae. Sepertinya aku harus segera pergi. Kakakku sudah menungguku. Mianheyo sunbae.” Katanya dengan menyesal.

“Tidak apa-apa. Pergilah.” lelaki itu melambaikan tangannya pada gadis itu. Kemudian berlalu dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

... 

“Nomor 62..... Ah, ketemu!” gadis itu berteriak dengan riang. Akhirnya setelah lama mencari apartemen nomor 62 itu. 

Ding Dong

Tak ada jawaban. Mungkin sekali lagi.

Ding Dong

Masih tak ada jawaban. Baiklah, mungkin lagi. 

Ding Dong

Tak ada jawaban juga. 

Okay, sekarang gadis itu kesal. Sangat kesal. 

Ding Dong

Ding Dong 

Ding Dong

Ding Dong

Brakk

Yakk! Siapa sih?! Kau ingin membuat bel-nya rusak!?” pekik seorang lelaki berhidung mancung sambil menyembulkan kepalanya ke luar pintu.
Ups, maaf. Kau siapa dan ingin mencari siapa?” tanya lelaki itu dengan sopan.

“Saya adik dari Kim Myungsoo. Kim Myungsoo-nya ada?” tanya gadis itu pelan. Ia merutuki kebodohannya sendiri karena menekan bel itu terlalu kasar. 

Oh, kau adiknya si es batu itu, ya? Silakan masuk,” lelaki berhidung mancung itu membuka pintunya lebar kemudian mempersilakan gadis itu masuk. “Yakk, Kim Myungsoo! Kau di mana?! Adikmu ada di sini. Cepat keluar.”

“Ada apa sih, hyung?” lelaki yang dipanggil itu keluar dari kamarnya dengan langkah malas. 
“Astaga! Namjoo-ah, kau sudah sampai?!” pekik lelaki itu kegirangan saat melihat wajah adiknya itu, adik perempuan satu-satunya. 

Lelaki itu langsung memeluk adiknya, melepas semua rasa rindunya. Mereka saling bercerita sampai melupakan ada seseorang yang menjadi nyamuk di antara mereka berdua.

“Eh? Ada Woohyun hyung ternyata. Oh ya, Joo, ini teman se-grup ku, Woohyun hyung. Dia Main Vocal dari grup kami, lho.” jelas Myungsoo panjang lebar pada adiknya itu. 

Namjoo menjabat tangan lelaki berhidung mancung yang ia ketahui namanya adalah Woohyun.

“Ah, di mana Sungjong?” tanya Myungsoo. 
Err.. Dia sedang memarkirkan mobilnya, oppa.”

Ding Dong

“Ah, kemungkinan itu Sungjong. Aku akan membuka pintunya dulu ya.” setelah menjadi nyamuk selama beberapa menit, akhirnya lelaki berhidung mancung itu memilih membukakan pintu untuk Maknae-nya itu daripada menjadi nyamuk lagi.

Sementara, Kim Myungsoo menarik pergelangan tangan adiknya kemudian mencari semua hyung-nya untuk diperkenalkan pada adiknya.

...

“Namjoo-ah, ini Sunggyu hyung, leader di grup kami, Infinite. Dan yang ini Dongwoo hyung, Hoya hyung.” Myungsoo memperkenalkan semua member di grup-nya. 

“Ah, annyeonghaseyo Kim Namjoo imnida.” gadis itu memperkenalkan dirinya sambil membungkuk 90° ke arah mereka yang hanya dibalas dengan senyuman manis mereka semua.

“Ah, ada satu member lagi yang tertinggal.” ujar lelaki berparas manis itu. 
“Yeol-ie hyung.”

“Yeol-ie? Kenapa namanya mirip dengan nama Sungyeol sunbae, ya? Aish, Namjoo-ya, Yeol-ie bukan saja nama akhiran Sungyeol sunbae. Bisa saja orang lain.” batin Namjoo.

Ne, tadi Yeol-ie sedang ke minimarket.”

“Tidak apa-apa, mungkin kami bisa berkenalan di lain waktu,” jawab Namjoo. 
“Ehm.. Tapi kenapa aku merasa aneh dengan nama akhiran itu.” batin Namjoo.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Guguysdxcc
Hope you'll like this story

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet