Part 4

The Invisible

Gadis berambut hitam sebahu itu masih saja duduk tenang kursi yang terletak disudut sebuah ruangan sekolahnya. Tempat itu tidak begitu luas. luasnya hanya sekitar 2 x 3 meter. Beberapa macam alat musik seperti piano,gitar akustik, violin, drum dan peralatan sound system bertengger rapih ditempatnya masing masing. Membuat tempat yang dibilang sempit itu,menjadi lebih sempit karenanya. 
Yeri, gadis berambut sebahu tadi masih saja diam dengan kepala tertunduk. Bukan diam karena ia sedang melamun atau yang semacamnya, melainkan diam karena gadis itu sedang tidur dengan posisi duduk. Dan itu bisa dilihat dari matanya yang terpejam-yang tersembunyi di balik rambut hitamnya-yang menutupi sebagian wajahnya.
“Hey!!” sebuah suara mengagetkanya. Sentak membuatnya berdiri dan menatap sekeliling dengan raut wajah yang sedikit bingung bercampur kaget.
“Kenapa kau malah asik tidur?” ujar Sehun dengan wajah bersulut kesal, berkacak pinggang menatap yuri-yang masih mengatur degup jantungnya.
“Sialan! Oh Sehun! Aku hampir saja mati jantungan karenamu”
“Yak! salah siapa kau malah enak-enakan  tidur disini!” Oh Sehun masih menatap kesal gadis di hadapannya.
“Apa tidur termasuk tindakan yang tidak baik? Aigoo.. bahkan kau tak menyapa adikmu dulu.”gerutu Yeri sembari memperbaiki posisi duduknya.
“Semakin hari kau semakin cerewet! Ayo cepat bantu aku!” Sehun menarik sebelah lengan Yeri agar berdiri dan mengikutinya.Sedangkan pemilik lengan hanya menatap Sehun jengah.
“Haish! Kau membangunkanku hanya agar aku  membantumu?”
“ya! Bocah! Mulutmu benar-benar harus dikasih pelajaran rupanya.”decak Sehun kesal
“Kau tidak usah repot- repot memberi pelajaran kepada mulutku oppa. Mulutku sudah cukup pintar.”
“Terserah kau sajalah.” 
“Kau mau kemana oppa?” Yeri sedikit bingung melihat kakaknya-Oh Sehun- yang baru saja meminta bantuan-justru pergi begitu saja.” Kau tidak butuh bantuanku lagi?” tanyanya setengah berteriak.
“Tidak perlu.” Jawab Sehun singkat tanpa berniat untuk menoleh atau memberhentikan langkahnya yang semakin panjang menjauh dari Yeri.
Beberapa detik kemudian,seakan teringat sesuatu. Ia segera berlari menyusul jejak Sehun yang telah menghilang dari pandangannya.
“Oppa! Oppa! Tunggu aku!”teriak Yeri seraya mencoba untuk mensejajari langkah Sehun yang berada jauh di depannya.
“Ada apa?” sahut Sehun malas dan enggan untuk berhenti.
“Aku ingin tanya sesuatu”kini Yeri telah berhasil mensejajari langkah Sehun Meskipun masih terengah-engah karena berlari untuk mengejar Sehun-yang langkahnya tidak bisa dibilang lambat.
Sehun masih tetap diam dalam langkahnya menuju ruang kelas. Sedangkan Yeri sesekali menoleh untuk melihat raut wajah Sehun-untuk memastikan bahwa kakaknya itu tidak sedang marah padanya. Dan Yeri dapat bernafas lega tatkala ia tidak melihat raut Sehun yang seperti itu. Hanya saja, Sehun memang terkadang tidak banyak bicara dan dingin. Yeri sangat mengerti Sehun jika sedang marah, ia tidak akan mengeluarkan satu katapun. Walaupun hanya untuk menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’. Tapi akan berbeda jika lawan bicaranya memang orang yang dikenal baik oleh Sehun ataupun sebaliknya.
“Bagaimana menurut oppa? Disini tidak menyeramkan bukan?”tanya Yeri antusias
“Biasa saja.”lagi-lagi Sehun hanya menjawab singkat pertanyaan Yeri.
“oppa belum bertemu dengan hantu itu? Bukankah hantu itu berada dikelas oppa selama ini?”
“hantu apa yang kau maksud?”kening Sehun berkerut samar.
“hantu yang sering aku ceritakan. Yang meninggal karena bunuh diri.”
“maksudmu hantu perempuan itu?” Yeri mengangguk, membenarkan pertanyaan Sehun. Detik berikutnya wajah Sehun berubah sedikit masam setelah ia kembali mengingat beberapa hal yang membuatnya kesal setengah mati karena keberadaan hantu itu.
“apa hantu Sooyoung mengganggumu oppa?” Sehun  mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Yeri yang terdengar sangat penasaran.
“Siapa yang mengira tujuanku untuk pindah sekolah adalah untuk menghindari segala hal yang berkaitan dengan hantu, justru tak tercapai sama sekali.”
“salah siapa kau memiliki kemampuan aneh seperti itu.” timpal Yuri yang segera mendapat tatapan tajam dari Sehun
“kau pun sama saja”balas Sehun tak mau kalah dengan adik perempuannya.
“tidak, aku tidak sepertimu.” 
“oh ya?”
“hey kau kan tahu. Kemampuanku tidak semengerikan milikmu. Jika aku berada di sisimu aku sudah tidak bisa membayangkan akan jadi apa aku ini. Untunglah aku hanya bisa merasakan auranya.”
“tutup mulutmu sekarang juga! Atau akan aku sumpal dengan tong sampah itu” ujar  Sehun seraya menunujuk sebuah tong sampah di samping koridor yang tengah dilewatinya bersama Yeri.
“sayangnya, mulutku terlalu kecil untuk tong sampah yang besarnya sama seperti  kepalamu.”celetuk Yeri terkekeh geli. Sedetik kemudian ia meringis sakit tatkala Sehun memukul kepalanya kuat kuat.
“yya! Appo! ini  kekerasan dalam keluarga  namanya.”ujar Yeri seraya mengelus kepalanya yang terasa sakit.
“rasakan itu!” Sehun tersenyum penuh kemenangan ke arah Yeri-yang hanya mengerucutkan bibirnya kesal.
Oh Sehun dan Oh Yeri. Kakak beradik yang tidak seperti pada umumnya. Disetiap detik dan menit pertemuannya selalu berhias pertengkaran maupun perdebatan kecil. Yang pada akhirnya salah satu dari merekalah yang akan tersenyum senang atau hanya tersenyum kecut. Tetapi di balik itu semua, tersimpan sebuah rasa yang sering kali tidak bisa diucapkan melalui kata-kata. Hanya dengan menatap matanya, maka mereka akan saling mengerti. Di balik kalimat ejekan yang sering kali muncul di antara mereka,tersimpan sebuah kata yang sarat akan kerinduan dan kasih sayang. Di balik sebuah pertengkaran kecil yang terjadi di antara mereka, tersimpan sebuah suasana hati penuh kebahagiaan yang menimbulkan sebuah senyum hangat yang bukan keluar dari mulut mereka, melainkan muncul dari hati mereka. dan kemampuan spiritual yang dimiliki keduanya ada bukan tanpa alasan. Ibu mereka adalah seorang indigo sewaktu kecil. Meskipun saat dewasa ia sudah sembuh, siapa yang menyangka jika kemampuan itu justru muncul kembali pada kedua anaknya. Asal kalian tahu saja, Oh Yeri tidak hanya sekedar Oh Yeri. Sebenarnya nama Yeri cukup sulit untuk diucapkan oleh lidah orang korea, maka dari itu, ibunya menyebutnya dengan Oh Yeri. Aschie Yerria.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
Chapter 6: Ceritanya bagus kok! Semangat author-nim ^^
aina_0419panda #2
Chapter 6: author-nim fighting ❤❤❤❤❤