Chapter 7

With You
Please Subscribe to read the full chapter

Sepanjang perjalanan Amber terdiam dalam rangkulan Jessica. Pikirannya hanya terpusat pada satu orang yaitu Irene. Setelah dirasa cukup jauh Jessica mulai merenggangkan rangkulannya dilengan Amber dan memandang pria disampingnya itu dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Aku tak pernah mengira kalau ternyata kau orang semacam itu." ucap Jessica membawa Amber kembali ke dunia nyata.

Amber berbalik menatap Jessica dan mulai menarik tangannya dari rangkulan wanita itu setelah sadar.

"Seperti apa memangnya?!" pekik Amber merasa malu.

"Lihatlah caramu berteriak, artinya kau memang mengakui jika kau orang semacam itu. Kau benar-benar anak yang tidak bisa ditebak."

Amber berdeham lalu mengalihkan pandangannya dari Jessica yang masih setia mengeluarkan tatapan tak percayanya.

"Sudahlah, kau sudah makan atau belum?" tanya Amber mengalihkan pembicaraan Jessica.

"Kenapa?"

"Aku lapar, mau cari makan. Kalau mau ikut kalau tidak pulang saja sana." ucap Amber dingin membuat Jessica heran sampai membuka mulutnya lebar-lebar. Apakah memang seperti itu cara seseorang menawarkan makanan pada orang lain. Hal itulah yang Jessica pikirkan.

Jessica yang sebenarnya baru saja makan di cafe itu sengaja mengatakan tidak dan mulai mengikuti Amber karena ia pikir pasti akan bosan jika harus menghabiskan waktunya di rumah seorang diri sebelum berangkat kerja. Dengan ikut Amber maka ia tak akan sendirian dan memiliki teman.

Keduanya langsung duduk di meja yang ada disebuah kedai tenda yang menjajakan beberapa makanan hangat. Amber sibuk menyebutkan beberapa menu makanannya pada sang pelayan, selesai dengan Amber pelayan itupun balik menanyai pesanan Jessica.

"Kenapa hanya ttokkpokki? Beri dia sup juga Bik." timpal Amber setelah Jessica usai menyebut menunya.

"Yah, aku baru saja ma " Jessica urung melayangkan protesnya karena tak ingin menanggung malu.

"Baru saja apa??"

"D-diet, maksudku aku baru saja mulai diet." gagap Jessica dengan ekspresi anehnya.

"Badan kurus kerempeng seperti itu masih saja diet."

"A-apa kau bilang??!! Yah, berani sekali kau menyebutku kerempeng?! Badanku ini lebih seksi dan sempurna dibanding kebanyakan wanita di luar sana."

"Pendek seperti itu bagaimana bisa dibilang seksi? Wanita yang kakinya jenjang dan panjang itu baru seksi." timpal Amber mulai menggoda Jessica yang mulai kebakaran jenggot.

Jessica yang sangat benci saat orang lain mulai membahas mengenai tinggi badannya itu mulai mengeluarkan sumpah serapahnya pada Amber. Dalam ukuran seorang wanita Jessica memang tak bisa dibilang tinggi ataupun pendek, maka dari itulah ia akan marah jika ada seseorang yang memasukkannya kedalam kategori pendek.

"Dan kau!! Kau itu siswa sekolah terbaik di negeri ini tapi kenapa kau tidak punya sopan santun?! Sejak awal sampai sekarang kau terus saja memanggilku dengan sebutan 'kau', dasar tidak sopan!!"

"Aku lebih nyaman memanggilmu seperti itu."

Jessica kehilangan kata-kata dan akal setelah mendengar jawaban tanpa ekspresi yang baru saja Amber lontarkan. Pria itu tersenyum simpul melihat wajah tak percaya Jessica yang membuatnya nampak sedikit manis.

"Terima kasih Noona," lirih Amber membuat Jessica terkejut.

"K-kau bilang apa tadi!? Noona?? Terima kasih??"

"Tidak ada." datar Amber pada Jessica seakan menyesali ucapannya tadi.

Sebenarnya ia merasa sangat bersyukur karena Jessica bisa membawanya pergi sebelum ia merasakan sakit yang lebih perih lagi karena melihat pasangan tadi.

Jessica mulai tertawa geli ketika melihat pipi dan telinga Amber yang memerah saat ia mengeluarkan tudingannya yang benar terhadap kejadian di mall tadi.

"Jadi kau memang selingkuh dengan pacar temanmu?" tanya Jessica yang sangat penasaran.

Kesal melihat Jessica yang mulai ikut campur lagi Amber pun  kembali menampakkan wajah garangnya. Melihat Amber naik pitam Jessica pun mulai menenangkan pria itu agar tenang dan kalem dengan menggunakan segala cara.

Tak seperti biasanya, hawa dingin yang selalu melingkari keduanya kali ini seakan memudar. Jessica terus melemparkan ceramahnya seakan-akan jika dia adalah seorang ekspert dalam urusan semacam itu saat SMA.

Perhatian Amber beralih saat ponselnya mulai berdering karena mendapat telepon. Melihat Amber hanya berdiam diri memandang layar ponselnya Jessica pun segera merebutnya dan memutuskan untuk ikut campur lagi.

Amber sangat terkejut dan kesal bukan main saat Jessica mengangkat telfon dari Irene tanpa seijinnya.

Irene yang mengkhawatirkan keadaan Amber itu hatinya seketika merah padam ketika mendengar suara wanita yang seharusnya adalah suara Amber lah yang ia dengar.

"Siapa kau?"

"Aku? Jessica, yang tadi bertemu denganmu di mall. Ini Irene kan? Sedang mencari Amber ya? Dia sedang ada di kamar mandi. Ingin aku panggilkan?" papar Jessica panjang lebar sambil mencoba menutup mulut Amber agar tak bersuara.

Mendengar orang yang dicari tak ada ditempat Irene memutuskan untuk menolak dan menutup telfonnya dengan perasaan sakit.

"Apa yang kau lakukan??!!" teriak Amber setelah Jessica menutup telfonnya.

"Membantumu."

"A-apa??!"

"Wanita, akan kembali padamu jika kau sudah berhasil membuat mereka cemburu dan merindu."

Amber mengernyit bingung dengan penjelasan Jessica. Ia ingin sekali mendengar penuturan wanita itu. Namun rasa gengsinya tak mengijinkannya.

Jessica segera mengambil barangnya untuk mengikuti Amber yang sudah melangkahkan kakinya untuk membayar tagihan mereka.

"Terima kasih makan siangnya. Lain kali biar aku yang bayar. Oh iya kalau berubah pikiran dan penasaran cepat hubungi aku. Ok~" pekik Jessica segera berlalu meninggalkan Amber yang sedang mengeluarkan umpatan untuknya.

~

Seorang wanita menggerutu tak jelas di ruang istirahat karena kerepotan mengurus sang pelanggan yang rempongnya minta ampun.

"Sudahlah, mau bagaimana lagi. Pelanggan adalah raja." sahut Jessica yang sedang sibuk memainkan game di ponselnya pada omelan Sunny.

"Dia yang minta minuman itu, sudah aku ambilkan malah dia sendiri yang marah karena kemahalan. Kalau tidak punya uang seharusnya jangan datang ke tempat ini. Isshh!"

"Woahh, jahat sekali. Haruskah kita beri

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
llamaber18 #1
Chapter 3: mntepp thorr
khezzia09 #2
Chapter 1: english version of this please
Ayanmorelos123 #3
Chapter 34: English ver. Please ?
Ayanmorelos123 #4
English version pleaseeee author?
myhh92
#5
Chapter 34: Great ending!very good job authorr~!
Aapark #6
Amazing
myhh92
#7
Chapter 27: awwww
myhh92
#8
Chapter 23: Wait wtf what?
myhh92
#9
Chapter 20: AAAAAAAAAAAAAAAAA SO CUTEEEE