Chapter 14

With You
Please Subscribe to read the full chapter

Amber merintih kesakitan sambil mengejar Jessica yang berlari pergi setelah melemparkan beberapa tinju padanya. Mobil sedan Jessica sunyi senyap karena sedari tadi ia mengabaikan Amber yang terus saja bertanya tentang penampilannya.

Mobil sedan hitam yang dikemudikan Jessica berhenti tak jauh dari rumah Amber saat pemuda itu menyuruhnya untuk berhenti disana. Hawa dingin seketika keluar dari tubuh Amber yang hanya memandang lurus ke depan tanpa menghiraukan Jessica yang bertanya padanya.

"Aku turun disini saja. Terima kasih tumpangannya, kalau sudah sampai telfon aku."

Pipi Jessica merona mendengar Amber menyuruh untuk menghubunginya. Dirinya bukankah wanita yang kurang perhatian dari orang lain karena semua pria akan memberikan perhatian mereka secara cuma-cuma hanya untuknya. Namun akhir-akhir ini setiap perhatian dan sikap baik Amber terhadapnya entah mengapa berhasil membuat hatinya berbunga dan menari kesenangan, sama seperti saat itu.

Jessica urung menyetel mesin mobilnya saat melihat Amber menghampiri dua orang yang tengah berdiri cukup jauh dari tempatnya sata itu. Ia hanya mengamati dari kejauhan karena Amber dan kedua orang itu sepertinya terlibat percakapan yang sangat serius.

Rasa penasarannya semakin meninggi ketika melihat Amber mulai cekcok dengan seorang pria yang nampak lebih tua darinya. Tak berhenti disitu, satu-satunya wanita disana bahkan sempat menampar Amber setelah pemuda itu melayangkan tinju pada pria yang sepertinya adalah teman wanita itu.

Disaat Amber sibuk mencerca kelakuan Ibunya yang tak kunjung baik itu ia dikagetkan dengan kehadiran Jessica yang memanggil namanya dari belakang. Orang yang dia suruh pergi sejak tadi itu ternyata masih ada disana dan melihat semua kejadian yang baginya sangat memalukan itu.

"Apa yang kalian lakukan? Kau tidak apa-apa?" tanya Jessica menarik Amber menjauh dari Victoria yang nampak kesal.

Amber diam karena rasa malunya terhadap Jessica yang saat itu melihat salah satu kekacauan dalam hidupnya.

"Hari ini kau diskors, bukannya di rumah malah pergi keluyuran sampai malam dengan wanita?! Siapa dia?!"

"Apa peduli ibu aku mau pergi dengan siapa."

Jessica terpaku ketika sadar jika wanita yang menampar Amber tadi adalah ibunya.

"Kalau begitu kau juga jangan campuri urusan ibu. Mau pergi dengan siapa itu juga urusan ibu."

"Ibu bukan wanita lajang!! Ibu punya suami dan anak. Mau sampai kapan ibu akan pergi dengan para bajingan itu?!"

"Suami? Dia hanya pria yang bisanya merusak hidupku."

Amber tak kuasa menahan amarahnya hingga ia mengeluarkan sebuah kata yang sangat kasar terhadap ibunya.

"Kalau begitu kenapa kau melahirkanku? Kenapa kau membawaku ke dunia yang menyusahkan seperti ini?! Akan lebih baik sejak dulu kau membunu dan tak melahirkanku jika kehidupan seperti ini yang kau berikan padaku!!"

"Amber," lirih Jessica tak percya melihat sisi lain Amber yang tak pernah ia lihat sebelumnya. 

Di mata Jessica pemuda bodoh nan keras kepala yang selalu berusaha berdiri dengan kedua kakinya sendiri itu nampak sangat lemah dan rapuh kali ini.

Keinginan Jessica untuk menenangkan Amber dengan meraih lengannya itu seketika hilang saat pemuda itu dengan kasar menepis tangannya.

"Pulanglah." pinta Amber yang kepalang malu karena telah menampakkan sisi terburuknya pada Jessica.

"Amber, "

"Aku bilang pergi!! Sejak tadi aku menyuruhmu pergi kenapa kau masih disini?!" teriak Amber frustasi dengan matanya yang memerah pada Jessica.

Senyuman yang seharian ini Amber sunggingkan hilang dan berganti dengan tatapan kemarahan yang bisa membuat siapapun paham akan rasa sakit yang dia miliki.

Jessica sebenarnya paham dengan sikap kasar yang Amber tampakkan padanya kali ini. Hanya saja ia merasa sedih dan hatinya tak mau menerima karena si lembut Amber berubah menjadi manusia kasar yang seakan tak peduli dengan perasaan siapapun.

Sakit hati dengan ucapan Amber tadi Jessica pun berbalik pergi, meninggalkan Amber dengan rasa sakit dan khawatir di hatinya.

~

Sepi, hanya suara televisi yang mengisi setiap sudut di rumah itu. Jessica duduk di atas lantai sambil memandangi aquarium berisi ikan yang ia letakkan di meja tengah.

"Kenapa kalian tidak makan?" tanya Jessica pada ketiga ikan yang sepertinya enggan memakan makanan yang ia berikan.

Jessica berbicara panjang lebar, menceritakan isi hatinya yang terasa sakit setiap kali mengingat Amber belaku kasar padanya. Namun rasa sakit itu seketika berubah menjadi rasa khawatir mengingat wajah Amber yang nampak sangat rapuh dan hampir menangis pada malam itu.

"Kalian sedih? Kenapa? Karena bocah itu?. Apa kalian tak mau makan karena dia juga tidak makan disana?" papar Jessica mengingat ucapan Amber tentang ibunya yang tak peduli bahkan jarang menyiapkan makan untuk keluarganya.

"Haruskah aku telfon dia? Dia makan dengan teratur kan?" gumam Jessica yang risau karena sudah dua hari ia tak mendapat kabar dari Amber setelah kejadian malam itu.

Ruang istirahat yang dikhususkan untuk Jessica dan teman-temannya malam itu nampak cukup ramai. Layaknya para wanita pada umumnya Sunny, Yoona, Hyoyeon, dan Seohyun pun nampak menghosipkan berbagai hal mulai dari pekerjaan mereka, pakaian, hingga pria. Namun diantara semua yang ada disana hanya Jessica lah yang setia duduk seorang diri dengan kesunyiannya.

"Yah!! Sedang apa?" pekik Hyoyeon yang penasaran dengan Jessica.

Jessica hanya menggeleng pada setiap pertanyaan yang dilontarkan beberapa temannya itu dengan isi kepala yang hanya memikirkan Amber seorang. Ingin rasanya ia marah karena bocah itu menghilang begitu saja setelah membentaknya dengan keras padahal dia sama sekali tidak salah terhadapnya.

~

Rasa malu yang Amber tanggung terhadap Jessica semakin besar. Ia tak ingin permasalah rumahnya yang kacau itu diketahui oleh orang lain, terlebih Jessica.

Berkali-kali Amber menatap layar ponselnya, kadang ia memainkan beberapa game yang ada di ponsel iti dengan pandangan kosong dan ekspresi datar.

"Kenapa aku harus berteriak padanya." gumam Amber setelah kalah pada salah satu gamenya.

Lemparan sebuah roti yang jatuh tepat di pangkuan Amber itu berhasil membuatnya mendongakkan kepala yang sedari tadi hanya menunduk.

Key diam dalam dunianya sendiri. Amber hanya melihat Key yang sedang membaca sebuah manga dengan cover seorang bocah berkacamata yang selalu memecahkan kasus kejahatan yang ia temukan dengan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
llamaber18 #1
Chapter 3: mntepp thorr
khezzia09 #2
Chapter 1: english version of this please
Ayanmorelos123 #3
Chapter 34: English ver. Please ?
Ayanmorelos123 #4
English version pleaseeee author?
myhh92
#5
Chapter 34: Great ending!very good job authorr~!
Aapark #6
Amazing
myhh92
#7
Chapter 27: awwww
myhh92
#8
Chapter 23: Wait wtf what?
myhh92
#9
Chapter 20: AAAAAAAAAAAAAAAAA SO CUTEEEE