Chapter 12

With You
Please Subscribe to read the full chapter

Pusing dan berat, itulah yang Jessica rasakan ketika membuka kedua matanya di pagi itu. Meskipun sering seperti itu setelah minum banyak ia tak kapok untuk minum alkohol yang sebenarnya sangat tak baik untuk kesehatannya.

Jessica dengan sekuat tenaga mencoba mengangkat tubuhnya dan duduk di sofa yang ia gunakan sebagai tempat tidur semalam. Ia menyibak sebuah jas yang menutupi tubuhnya tadi. Beranjak menuju dapur, mengambil air minum untuk tenggorokannya yang kering.

Jessica meneguk air dari botolnya sambil mengarahkan pandangannya keseluh sisi dapur. Ia segera menyemburkan minumannya saat menyadari jika meja makan yang selalu bersih itu kini malah nampak penuh dengan panci berisi sup, nasi dan telur goreng.

"Makan sup ini supaya tenagamu cepat pulih. Noona, mulai sekarang jangan minum lagi, tidak sehat. Oh iya, terima kasih karena kau sudah membuatku kesusahan semalam. Heran, bagaimana bisa tubuh kurus kerempeng seperti itu beratnya minta ampun.? Intinya sup itu harus dihabiskan! Tidak boleh ada sisa. From: Si bocah brengsek~ Ps. Noona, aku minta maaf."

Jessica termangu setelah membaca pesan yang ditinggalkan Amber pada secarik kertas untuknya. Ia mencoba mengingat kejadian semalam, tapi semua itu sia-sia karena ia tak ingat sama sekali.

"Apa ini? Semalam dia yang membawaku pulang? Bagaimana bisa?" gumam Jessica dengan wajah tak percayanya.

Jessica malu, karena ia takut mungkin saja Amber melihat kebiasaan buruk yang biasa teman-temannya keluhkan saat ia mabuk

Key dan seluruh isi kelas 3-1 di SMA Seoul mengarahkan pandangan mereka pada seorang siswa yang nampak tersenyum dan hanyut dalam dunianya sendiri sampai tak sadar jika sang guru memanggil namanya untuk mengerjakan soal di papan tulis.

Amber membungkuk sambil meminta maaf beberapa kali pada gurunya saat berjalan menuju depan kelas untuk mengerjakan soal tersebut.

"Aneh, ada yang aneh." gumam Key melihat wajah sumringah Amber saat memasukkan nasi kedalam mulutnya.

Amber yang kembali sibuk dengan dunianya sendiri saat mengingat tingkah lucu Jessica ketika mabuk itu sama sekali tak mendengar kerisauan yang sejak tadi Key gumamkan tepat dihadapannya.

"Kau baru menang lotre?"

"..."

"Amber?"

"..."

"Hei, bodoh."

"..."

Key yang semakin kesal karena diabaikan terus oleh Amber itu segera mengangkat tangannya untuk memukul sang sahabat yang hanya senyum tak jelas sejak tadi pagi.

"Ujian masuk universitasnya masih lama, kalau mau stres besok-besok saja." sahut Key pada protes Amber.

"Tapi ini sakit Key!" pekik Amber mengelus kepalanya.

"Iya kau sakit jiwa."

"Yah,!!"

"Salah sendiri kau senyum terus seperti itu. Kau aneh, membuatku merinding. Ada apa denganmu?"

"Ah, tidak ada." jawab Amber asal saat tahu alasan dibalik amarah Key.

"Cepat katakan padaku! Kalau tidak aku akan terus bertanya."

"Serius, tidak ada. Aku hanya teringat dengan wanita bodoh tapi lucu yang aku temui kemarin."

"Wanita? Siapa? Jangan bilang kau bertemu Irene lagi." tanya Key hampir kesal dengan tebakannya.

"Kau gila? kenapa aku harus menemuinya."

"Terus siapa??" tanya Key lagi. Ia bahkan tak menghiraukan ponselnya yang berdering sejak tadi.

"Yah, berhenti merengek seperti itu, menjijikkan.! Angkat telfonmu! Berisik." kesal Amber melanjutkan makan siangnya yang tertunda sementara Key mulai mengambil ponsel yang ia simpan dalam saku karena mendapat telfon dari seseorang.

Amber seketika memandang Key saat sahabatnya itu menyebut nama Jessica dalam telfonnya. Ia dengan seksama mencoba mendengarkan percakapan mereka tapi semua itu tak berhasil.

"Siapa?" tanya Amber setelah Key menutup telfonnya.

"Jessica Noona, ada yang aneh dengannya." lirih Key tak yakin membuat Amber mulai gusar.

"Aneh apanya? Kenapa? Ada apa?!"

"Manga yang aku pinjam kemarin belum selesai aku baca. Tapi hari ini dia malah memintaku menemuinya karena ia ingin meminjamkan koleksinya yang lain padaku. Bukankah itu aneh?"

"Ah, bukankah itu bagus? Bahan bacaanmu bisa banyak karena dipinjami Sica Noona lagi. Terima saja kalau ada orang yang ingin berbuat baik."

"Apa ini?! Kau juga aneh. Sejak kapan kau memandang Sica Noona sebagai orang baik? Bukankah selama ini kau menganggapnya sebagai orang yang paling menyebalkan dan buruk?"

Amber tersedak mendengar perkataan Key yang membuatnya tersadar dan malu akan kelakuan buruknya dulu.

Key menerima tumpukan manga yang Jessica bawa untuknya itu. Sebenarnya Key tak masalah dan cenderung bahagia karena Jessica mau meminjamkan koleksinya itu, hanya saja hal tersebut membuat Key bingung untuk membaca yang mana terlebih dahulu.

Key yang sedang larut dalam rasa sukanya itu seketika mengernyit bingung saat Jessica beberapa kali menanyakan tentang kegiatannya di sekolah hari ini.

"Noona, sebenarnya apa yang ingin kau tanyakan padaku?" selidik Key yang mulai curiga dengan maksud Jessica.

"Eh? Ha, apa maksudmu? Tidak ada." jawab Jessica asal, tapi Key tak mudah percaya dengannya.

"Apa hari ini Amber bercerita sesuatu padamu?" tanya Jessica setelah meyakinkan dirinya.

"Eh? Apa maksud Noona?"

Belum sempat Jessica menjelaskan maksudnya kedua orang itu seketika menoleh saat ada seseorang yang memanggil nama mereka.

"Apa yang sedang kalian lakukan disini? Aku boleh gabung?" tanya Amber basa basi kemudian langsung duduk di depan Jessica yang sedang menundukkan kepalanya. Wanita itu bahkan mengabaikan sapaan Amber padanya.

Amber dengan santainya berbicara panjang lebar seakan tak pernah ada yang terjadi, bahkan terhadap Jessica yang ia antar pulang semalam.

Tak kuat dengan rasa canggung yang ia tanggung, Jessica memutuskan untuk berdiri dan pergi. Bukannya ikut Key, Amber malah mengikuti langkah Jessica menuju mobilnya.

"Noona~" panggil Amber berkali-kali karena diabaikan.

Lelah diabaikan Amber pun mempercepat langkahnya dan menghadang Jessica agar berhenti dan bisa ia ajak bicara.

"Kakimu pendek tapi kenapa bisa jalan cepat?" ledek Amber.

"Apa?!"

Amber tersenyum tipis melihat sikap ketus Jessica yang kali ini nampak manis. Ia seketika membungkuk, meminta maaf pada Jessica atas kelakuan dan perkataan buruknya pada wanita itu beberala waktu yang lalu.

"Aku kira bocah bodoh semacam dirimu tidak akan pernah sadar."

"Aku baik, makanya bodoh. Jadi maafkan aku ya."

"Eh? Bicara apa kau? Kalau bodoh ya bodoh, kalau baik ya baik. Kau itu bodoh sekaligus brengsek yang buruk."

"Aigoo, masih saja memanggilku brengsek setelah aku antar sampai rumah dengan selamat."

"Isshh~ Aku paham! Jangan bahas masalah itu lagi. Sekarang minggir." Jessica menyikut Amber untuk beranjak menuju mobil. Namun langkahnya seketika terhenti dan langsung berbalik saat Amber mengatakan sesuatu tentangnya.

"Noona, kalau kau sedang mabuk kelihatan imut." teriak Amber tersenyum mengingat kelakuan konyol Jessica semalam.

"Yah!! Apa yang aku lakukan semalam?" tanya Jessica dengan wajah penasarannya.

"Tidak ada. Intinya Noona imut. Haha. Sampai ketemu lagi Noona." salam Amber kemudian berlari pergi mengejar Key meninggalkan Jessica yang terus meneriakkan nama dan meminta penjelasan bocah SMA itu dengan pipi yang memerah karena dibilang imut olehnya.

~

Bosan, Amber berkali-kali memainkan ballpoint nya dengan pikiran kosong. Selama ini ia tak pernah merasa bosan jika berada di perpustakaan seorang diri karena membaca dan belajar adalah satu-satunya hal yang ia sukai, berteman dengan buku lebih baik daripada berteman de

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
llamaber18 #1
Chapter 3: mntepp thorr
khezzia09 #2
Chapter 1: english version of this please
Ayanmorelos123 #3
Chapter 34: English ver. Please ?
Ayanmorelos123 #4
English version pleaseeee author?
myhh92
#5
Chapter 34: Great ending!very good job authorr~!
Aapark #6
Amazing
myhh92
#7
Chapter 27: awwww
myhh92
#8
Chapter 23: Wait wtf what?
myhh92
#9
Chapter 20: AAAAAAAAAAAAAAAAA SO CUTEEEE