Chapter 1

My Dream

 

Waktu masih menunjukkan pukul 06.00 pagi, dimana sebagian besar orang masih terlelap di alam mimpinya akantetapi di sebuah kamar hotel mewah tampak sepasang namja yang sedang beradu argumen

“Tak bisakah kau pertimbangkan lagi Taec-hyung?” tanya namja yang lebih pendek

“Maafkan aku Junho-ya, ini sudah keputusan finalku, menikahinya adalah yang terbaik untuk keluarga dan perusahaanku, ini akan sangat menguntungkan” jawab namja yang lebih tinggi yang memiliki nama Taecyeon.

“Lalu bagaimana dengan hubungan kita hyung? Apakah kamu tidak memikirkanku hyung?” mata Junho memandang penuh harap pada Taecyeon, berharap Taecyeon dapat mengubah keputusannya untuk menikah dengan yeoja cantik pilihan keluarganya.

“Maafkan aku Junho, dari dulu kamu tau saat ini akan tiba, tapi aku yakin kamu pasti bisa melaluinya, kamu adalah namja kuat yang pernah aku temui. Nanti kita bisa atur waktu kita untuk bertemu Junho-ya. Aku akan buktikan kalau aku tidak akan pernah meninggalkanmu, aku akan tetap berada di sisimu saat kamu membutuhkanku, pernikahanku hanya untuk status saja Junho-ya” jawab Taecyeon enteng.

“Tapi tetap saja hyung kamu adalah suami orang dan mana bisa aku berhubungan denganmu lagi aku tidak mau merusak rumah tanggamu hyung, aku tidak mau menyakiti hati istrimu nantinya. Sudahlah hyung, kita akhiri saja hubungan kita ini”

“Aku tidak mau!! Kita berdua masih saling membutuhkan Junho jadi tidak ada alasan untuk mengakhiri hubungan kita, pokoknya aku tidak mau! Aku bisa mengatur waktu untukmu Junho-ya, kumohon beri aku pengertian, kamu tau? Bahkan bila perlu tepat setelah menikah nanti pun aku akan mengunjungimu” ucap Taecyon sembari duduk berlutut di hadapan Junho yang kini sedang duduk di tepi tempat tidur, berusaha meyakinkan Junho.

Junho menghela nafas panjang “Entahlah hyung, tampaknya aku tidak bisa. Setidaknya ijinkan aku datang pada upacara pernikahanmu nanti biar aku bisa memutuskan apakah aku bisa bertahan atau tidak.”

“Tidak boleh Junho-ya, kamu tidak boleh datang ke acara pernikahanku. Aku tidak mau kamu datang.”

“Tenanglah hyung aku tidak akan mengacaukan pernikahanmu, aku hanya ingin melihatnya saja, mungkin saja setelah melihatnya aku justru memutuskan untuk bertahan denganmu”

“Tidak!! Aku tau kamu tidak akan mengacaukannya Junho-ya, aku percaya padamu, hanya saja aku memang tidak ingin kamu datang. Sudahlah Junho-ya tunggulah di hotel ini saja, bersantailah di sini, dan bila kamu ingin bertemu lagi denganku nanti di sini cukup perpanjang saja waktunya nanti aku yang akan membayarnya. Lihatlah di sini kamarnya cukup nyaman, pelayanannya bagus, makanannya enak, pemandangannya bagus, dan ada kolam renangnya kamu bisa menungguku sambil berenang dan nanti sore aku bisa menyusulmu lagi ke sini, bagaimana?”

Junho terdiam, ‘tapi bukan itu yang aku inginkan hyung’ pikir Junho dalam hati, “Baiklah terserah kamu saja hyung.”

“Terimakasih Junho-ya aku tau kamu memang kekasih yang sangat pengertian” ucap Taecyeon sembari mengecup kening Junho. “Aku akan bersiap-siap dulu Junho, aku sudah harus tiba di tempat rias sebelum jam 8, atau nanti mereka akan panik mencariku”

“Ah ne, jam berapa nanti acaramu hyung?”

“Jam 12 sampai jam 2 saja dan setelah itu kamu bisa menghubungiku lagi Junho-ya”

“Ne..”

Taecyon merapikan kemejanya, sembari mengenakan dasinya menghadap ke arah cermin sedangkan Junho masih terduduk di tempat tidur hanya memandang Taecyeon dari belakang.

“Aku berangkat dulu Junho-ya, sampai jumpa nanti” Taecyeon mengecup kening Junho kemudian pergi meninggalkan Junho yang kini hanya terduduk sendiri di kamar hotel mewah tersebut. Sepeninggal Taecyeon Junho hanya terdiam berpikir keras, bagaimana mungkin namja yang menjadi kekasihnya tersebut akan menikah dengan orang lain hari ini padahal baru semalam mereka berdua memadu kasih dan bagaimana dia bisa melalui hari-harinya nanti dengan menjadi orang ketiga. Seketika rasa bersalah merasuk ke hati Junho. Ia tidak ingin nantinya mengganggu rumah tangga Tecyeon, ia tidak ingin menyakiti hati istri sah Tecyeon nantinya. Setelah mempertimbangkan baik-baik Junho meyakinkan dirinya untuk mengambil keputusan menyudahi saja hubungannya dengan kekasihnya tersebut, karena ia sadar mempertahankan hubungan yang tidak sehat hanya akan membuatnya lebih tersiksa. Meskipun sebenarnya Junho merasakan sakit hati namun sampai saat ini dia tidak menangis, entah karena dari dulu dia tau saat seperti ini akan tiba atau karena memang dari awal hatinya sebenarnya tidak begitu yakin kepada Taecyeon, Junho sendiri juga tidak tau, yang jelas saat ini Junho yakin akan keputusannya untuk menyudahi hubungannya dengan namja tinggi yang tampan tersebut.

Junho menghela nafas panjang lalu memperhatikan keadaan sekeliling kamarnya, merekamnya baik-baik dalam memorinya karena itu bisa dia pastikan sebagai tempat yang akan menyimpan kenangan terakhir kebersamaannya dengan Taecyeon. Setelah dirasa cukup Junho segera berkemas, membersihkan dirinya dan memutuskan untuk keluar dari hotel tersebut. Junho melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya, waktu masih menunjukkan pukul 8.30 pagi dan ia belum makan pagi, tapi siapa yang menginginkan makan pagi dalam kondisi seperti itu? Ia lalu memutuskan untuk pergi ke taman saja, menghilangkan kepenatan yang ada dipikirannya. Sesampainya di taman, Junho memilih untuk duduk di sebuah bangku di bawah pohon rindang di tepi taman, ia hanya memandang lurus ke arah air mancur yang berada jauh di tengah taman, pikirannya melayang kemana-mana. Hingga tanpa ia sadari di sebelahnya duduk seorang namja tampan berhidung mancung menepuk bahunya perlahan “Nuneoo...apakah kamu baik-baik saja?”

Mendegar suara yang sudah familiar baginya ia lalu menoleh ke arah sumber suara tersebut, “Chansung-ah....” mata sipit Junho tampak terbelalak memperhatikan namja yang ada di sebelahnya tersebut, “Apa yang kamu lakukan di sini?”

“Harusnya aku yang menanyakan itu padamu Nuneo-ya, apa yang kamu lakukan pagi-pagi di sini dengan wajahmu yang sangat kusut itu, apakah kamu baik-baik saja?”

“Ah iya aku baik-baik saja, tidak ada apa-apa, aku hanya ingin menikmati udara pagi hari di taman.”

“Nuneoo...kamu tidak bisa membohongiku, aku tau kamu kenapa-kenapa, aku sudah sangat memahamimu Nuneo, kamu tampak kalut saat ini, kenapa Nuneo? Adakah yang bisa kubantu?”

Mendengar kata-kata tersebut emosi Junho menjadi tersulut “Haahh benarkah kamu memahamiku? ha ha ha, kenapa aku merasa sangat lucu mendengarmu mengatakan hal itu di hadapanku secara langsung. Cih hentikan omong kosongmu!!” Ekspresi wajah Junho berubah menjadi kaku.

Chansung menyadari kesalahan yang dia lakukan yang membuat Junho menjadi seperti itu, sehingga dengan tatapan mata sendu dan dengan nada bicara selembut mungkin Chansung berusaha melunakkan hati Junho “Nuneo....aku tau aku melakukan kesalahan besar padamu dimasa lalu, ku akui itu, tapi kumohon beri aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaikinya Nuneo, aku tidak akan pernah menyakitimu lagi Nuneo, maafkan kesalahanku Nuneo....”

Deg...Jantung Junho bedebar dengan keras, ada apa lagi ini?? Satu masalahnya dengan Taecyeon belum selesai dan kini harus ditambah lagi dengan pengakuan Chansung yang membuatnya semakin bingung.

“Menurutmu maaf cukup Chansung?”

“Tentu tidak Nuneo, aku tau itu, maka dari itu ijinkan aku membuktikannya dengan sikapku kepadamu, ne? Mari kita mulai hubungan kita dari awal lagi.”

“Arrrgghhhh!! Entahlah Hwang Chansung aku tidak tau! Aku malas membahasnya. Aku sedang banyak pikiran!”

“Tentu aku tau itu, karena itu ceritakan padaku Nuneo apa yang terjadi padamu? Kamu tampak kalut saat ini dan aku tau itu bukan karena aku” Chansung menatap Junho dengan tatapan teduh dan mengusap punggung tangan Junho, seolah-olah memberi kekuatan pada Junho bahwa semuanya akan baik-baik saja.

‘Aku benci tatapan itu, tatapan yang pasti sanggup meluluhkan hatiku dari dulu, bahkan sampai saat ini tidak berubah, tatapan itu akan selalu meluluhkan hatiku.’ Gumam Junho dalam hati, ia merasa percuma mengelak dari namja yang ada di hadapannya ini, karena Chansung memang sangat memahami Junho dan Junho sudah lelah berdebat ia lalu mulai bercerita pada Chansung “Hari ini Taecyeon hyung akan menikah Chansung-ah dan aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami.”

Chansung tampak terkejut mendengarnya, ia sekarang paham kenapa Junho tampak kalut, dengan refleks ia menarik Junho ke dalam pelukannya, ia lalu mengusap punggung Junho dengan penuh kasih sayang. Tentu saja hal ini sukses membuat Junho tenang, karena pelukan Chansung akan selalu menenangkan Junho, ketenangan Chansung seperti air bagi api amarah Junho, amarahnya akan mereda setiap kali ia ditenangkan oleh Chansung. Namun ada yang aneh kali ini, bila biasanya Junho hanya akan merasa tenang kali ini ia kembali merasakan denyutan lain di jantungnya, ia kini berdebar-debar kembali tapi bukan karena emosinya meninggi, dan debaran ini membuat Junho kembali takut, ia takut ia akan kembali terjebak pada masa lalunya yang memang tidak pernah bisa ia lupakan selama ini, bahkan saat ia sudah mencoba menjalin kasih dengan Taecyeon namja satu ini tidak bisa lepas sepenuhnya dari hatinya karena cintanya yang begitu dalam. Tangan Junho berusaha mendorong Chansung menjauh agar melepas pelukannya namun Chansung justru lebih mengeratkan pelukannya pada Junho.

“Nuneo...jangan lepaskan pelukanku, biarkan kita seperti ini dulu. Aku tau kamu merindukanku sebesar aku merindukanmu Nuneo..”

Mata Junho mulai memanas, hatinya terasa sakit mendengar ucapan Chansung yang benar-benar tepat sasaran, karena kerinduannya yang begitu besar pada Chansung. Nafas Junho mulai tidak teratur, ia sudah akan menangis. Chansung dapat merasakan perubahan nafas Junho, ia lalu mengusap-usap punggung Junho dengan penuh rasa sayang, “Nuneo-ya jangan menangis nanti matamu tambah hilang” suara Chansung terdengar bergetar karena sebenarnya ia sendiri juga sedang menahan air matanya ia ikut merasakan sakit yang Junho rasakan.

Bila Chansung dapat merasakan perasaan Junho, begitupun sebaliknya, Junho juga dapat mengetahui apa yang sedang Chansung rasakan, Junho yang awalnya terdiam kini menggerakkan tangannya ke punggung Chansung membalas pelukan Chansung, dan kini air mata pun tidak dapat tertahankan dari kedua namja tersebut. Mereka saling menangis dalam pelukan mereka, setelah merasa lebih tenang Chansung melepas pelukannya pada Junho, ia lalu menyeka air mata Junho, menatapnya penuh sayang dan menggenggam tangan Junho.

“Nuneo, ijinkan aku kembali menjagamu, aku tidak akan membiarkan kamu tersakiti lagi baik karena diriku maupun karena orang lain. Ijinkan aku menyayangimu sepenuhnya Nuneo..”

Junho bingung harus menjawab apa, kata-kata Chansung bagaikan segelas air yang ditawarkan setelah ia lelah berlarian disiang hari, sangat menarik dan sulit untuk menolaknya.

“Bila aku mengijinkanmu lalu bagaimana nasib istrimu Channie?”

“Tidak usah kamu fikirkan Nuneo karena sebenarnya saat ini kami memang sedang dalam proses perceraian dan sidang terakhirku tinggal minggu depan”

Junho memandang Chansung keheranan “Apa sudah kamu fikirkan baik-baik Channie? Bagaimana kalau ternyata istrimu hamil? Apakah kamu tidak kasian anakmu nanti?”

“Hahaha kamu tidak perlu khawatir Nuneo aku bisa menjamin 100% istriku tidak akan hamil dan seandainya dia sampai hamil aku pun bisa menjamin itu bukan anakku”

“Bagaimana kamu bisa seyakin itu?”

“Karena kami tidak tinggal bersama Nuneo dan dari dulu sampai sekarang aku tidak pernah menyentuhnya.”

(o.O) Junho tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, “Bagaimana bisa begitu? Lalu untuk apa kamu menikahinya?”

“Hahaha itulah kebodohanku Nuneo, hanya karena dulu aku takut diasingkan karena menyukai sesama namja aku meninggalkanmu dan memilih untuk menikah dengan sembarang wanita tanpa berpikir panjang. Maafkan aku yang dulu tidak yakin padamu, pada perasaan kita yang ternyata jauh lebih kuat daripada yang aku bayangkan. Maafkan sikap kekanakan dan sikap pengecutku dulu Nuneo”

“Oooh jadi itu alasanmu dulu meninggalkanku begitu saja??”

“Iya Nuneo, aku tertekan oleh orang-orang di sekitarku yang sering menggunjing hubungan kita, bahkan orang tuaku juga terus-terusan menekanku untuk meninggalkanmu, maafkan aku Nuneo harusnya aku dulu lebih kuat mempertahankanmu karena nyatanya memang aku benar-benar menyayangimu.”

“Lalu apakah menurutmu sekarang mereka sudah menerima keadaanmu Channie? Apakah mereka tidak akan menekan dan menggunjingmu lagi?”

“Aku sudah tidak peduli lagi Nuneo, selama kamu ada di sisiku. Itu yang lebih penting untukku. Dan orang tuaku sudah menerima kenyataan ini karena memang perasaan bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan dan setidaknya aku sudah mencoba berusaha menuruti kemauan mereka namun ternyata kenyataannya memang aku tidak bisa.”

“Apa kamu yakin orang tuamu bisa menerimaku?”

“Tentu saja aku yakin Nuneo, aku sudah membicarakan pada mereka aku ingin mencarimu lagi sesudah proses perceraianku selesai, namun tampaknya tuhan memiliki kehendak lain, bahkan sebelum proses perceraianku selesai aku sudah dipertemukan lagi denganmu, bukankah ini pasti sudah takdir Nuneo”

“Hmmm... bagaimana kalo kita bertemu tapi ternyata aku bersama dengan orang lain?”

“Maka aku akan pastikan aku akan merebutmu dari orang tersebut Nuneo”

“Eiiiiiy pede sekali kamu Hwang Chansung..”  (-_____-)”

“Tentu saja. Karena aku selalu percaya padamu, aku bisa merasakanmu yang masih selalu memikirkanku walau dari kejauhan, benar kan?” Chansung tesenyum jahil dan seketika pipi Junho merona

“Aaaaaachh... Ya!!! Sakit Nuneooooo, kenapa kamu memukulku??” Chansung meringis kesakitan sambil mengelus-elus bahunya yang dipukul oleh Junho

“Babooo...” Junho tersenyum yang kemudian dibalas senyum yang tak kalah lebarnya dari bibir Chansung

“Jadi, kamu mau memaafkanku kan Nuneo? Kamu mau kan jadi kekasihku lagi?”

Junho tertunduk malu, ia lalu menganggukkan kepalanya, dengan senyum yang terkembang di bibir dan matanya.

“Gomawo Nuneo-yaaaaaa.....” Chansung memeluk Junho erat kemudian mencium kening dan kedua pipi Junho.

“Tapi awas kalo kamu sampai meninggalkanku lagi aku akan membunuhmu saat itu juga!” ancam Junho

“Bunuh saja aku Nuneo karena meninggalkanmu sama saja seperti aku bunuh diri juga”

Mereka berdua lalu tersenyum, melupakan sejenak semua masalah yang awalnya memenuhi pikiran mereka saat ini hanya kebahagiaan yang membuncah lah yang mereka rasakan.

“Kenapa aku begitu mudah memaafkanmu Channie, setelah apa yang kamu lakukan padaku?”

“Karena kamu sangat menyayangiku Nuneo-ya, seperti aku yang juga sangat menyayangimu, karena perasaan kita berdua yang tulus itulah yang akan menjaga hubungan kita, perasaan itu lah yang akan memberi kita kekuatan dan menyembuhkan kita dari sakit hati yang dulu-dulu”

Junho menjatuhkan kepalanya di bahu Chansung, salah satu tangan Chansung merengkuh punggung Junho sedangkan tangan satunya menggenggam tangan Junho erat seolah takut Junho akan meninggalkannya. Junho yang mampu merasakan kekhawatiran Chansung lalu mengaitkan jari-jari tangannya dengan jari-jari tangan Chansung, dan ikut menggenggamnya erat seakan mengisyaratkan bahwa ia pun merasakan hal yang sama, ia juga takut kehilangan Chansung. Perasaan hangat kini menyelimuti dada pasangan ini.

“Aku juga sangat merindukanmu Channie, aku tidak sepenuhnya menyalahkanmu Channie, karena aku pun juga tidak berusaha keras untuk menahanmu pergi dariku dulu. Kenapa dulu kita sangat bodoh ya Channie, begitu mudah menyerah hanya karena hal-hal sepele” Junho tersenyum kecil mengingat kenangannya dulu bersama Chansung

“Tentu saja karena dulu kita masih bocah Nuneo, kita masih belum bisa berpikir panjang. Aaah kalau dipikir-pikir lagi memang tidak seharusnya kita berpisah hanya karena dipandang sebelah mata oleh orang lain Nuneo, untuk apa kita berpisah hanya karena pandangan orang lain, toh kitalah yang menjalani hubungan ini” Chansung ikut tersenyum kecil, mereka berdua terdiam sejenak menikmati kehangatan suasana yang tercipta saat ini.

“Kamu pasti belum makan kan Nuneo?”

“Kamu tau dari mana Channie?”

“Kamu selalu seperti ini, kamu pasti melupakan makanmu jika sedang banyak pikiran atau banyak perkerjaan.”

“Dan kamu pasti selalu tau karena kamu lah yang akan selalu lapar, begitukah Channie?”

“Hahaha... hmmm itu tidak sepenuhnya salah Nuneo”

“Dasar kamu beruangkuu....” Junho lalu mencubit perut Chansung gemas, mereka lalu tertawa kecil

“Ayok kita cari makan Nuneo”

Di tengah-tengah acara makan mereka Junho teringat bahwa ia belum memberitahu Taecyeon mengenai keputusannya, karena itu Junho segera mengambil handphone nya mengetikkan pesan pada Taecyeon

Hyung, aku sudah mengambil keputusan, mari kita akhiri saja hubungan kita. Mari kita berteman saja hyung, aku tidak marah padamu hyung. Semoga kita bisa menemukan kebahagiaan kita masing-masing. Sampai jumpa Taec-hyung, terimakasih banyak untuk semuanya dan selamat atas pernikahanmu hyung.”

Junho mengirimkan pesan tersebut kemudian melanjutkan acara makannya bersama Chansung. Waktu menunjukkan pukul 10.00 ketika tiba-tiba handphone Junho bergetar menandakan ada panggilan untuknya, Junho mengambil handphonenya, melihat nama yang tertera di layar Ok Taecyeon, dengan ragu Junho mengangkat panggilan tersebut

“Halo..”

“Junho-ya kamu ada di mana?”

“Aku sedang makan hyung”

“Kamu makan di mana Junho, aku akan segera menyusulmu”

“Makan di luar hyung dan kamu tidak perlu menyusulku, ini sudah jam 10 hyung”

“Aku tidak perduli! Kamu di mana Junho-ya aku benar-benar akan menyusulmu?!”

“Tidak perlu hyung, sungguh. Sudahlah hyung fokus saja pada acaramu nanti, oke? Aku tidak apa-apa hyung, aku sudah merelakanmu”

“Aku serius Junho-ya! Aku akan menyusulmu, kalau perlu sekarang juga aku lepaskan jasku ini untuk berlari mengejarmu!”

“hahaha tidak perlu hyung, sungguh, menikahlah hyung aku tidak akan melarangmu, aku turut berbahagia untukmu”

“Junhoo...aku tidak mau hubungan kita berakhir!"

“Maafkan aku hyung keputusanku sudah bulat. Kita berteman saja hyung, aku tidak marah padamu hyung, jadi tenanglah hyung, aku masih bisa menjadi temanmu”

“Tidaktidaktidaak! Itu tidak boleh terjadi! Aku masih membutuhkanmu Junho-ya! Aku tidak mau berakhir! Apa yang harus kulakukan untuk meyakinkanmu kalau aku masih membutuhkanmu Junho? Kamu mau aku membatalkan pernikahanku? Kalau perlu sekarang juga aku akan membatalkannya Junho, asalkan kamu masih mau bersamaku”

“Tidak perlu hyung, lanjutkan pernikahanmu hyung, keputusanku pun sudah final hyung. Aku ingin mengakhirinya entah kamu jadi menikah atau tidak aku tetap ingin mengakhiri hubungan kita hyung. Aku rasa percuma saja kita teruskan hubungan kita, kita hanya akan mengambil keuntungan satu sama lain, lebih baik kita sudahi saja hyung, aku mohon....”

“Aku akan mencarimu sampai ketemu Junho-ya!"

“Hyuuuung.......”

Sambungan telpon diputuskan sepihak oleh Taecyeon, Junho sangat terkejut ia mulai merasakan takut, Junho memang tau Taecyeon bisa melakukan apapun untuk mendapatkan yang ia inginkan namun Junho tidak menyangka akan sehoror ini ketika Junho sendiri mengalaminya.

“Nuneo-ya, ada apa? Kenapa kamu tampak ketakutan begitu?”

Mengingat keadaan sudah seperti ini Junho tidak mempunyai pilihan lain selain mengatakan hal yang sejujurnya pada Chansung

“Taecyeon hyung bilang ia akan mencariku sampai ketemu, dia tidak mau aku mengakhiri hubungan kami, ia ingin menemuiku. Aku takut Chansung-ah, bagaimana ini?"

“Tenanglah Nuneo, ayok kita masuk ke mobilku lalu kita bisa segera berjalan pergi dari sini untuk bersembunyi, kita bisa bersembunyi di apartemenku atau di rumahku yang ada di luar kota”

“Ne..”

Mereka segera memasuki mobil Chansung dan mulai mengendarai mobilnya, sepanjang jalan Junho dan Chansung tampak gelisah. Beberapa kali handphone Junho berbunyi menandakan adanya panggilan masuk, anehnya handphone Chansung pun juga tak berhenti berbunyi menandakan adanya pesan maupun panggilan masuk, namun mereka berdua tak menggubrisnya.

Chansung semakin mengeratkan genggamannya pada kemudi mobil saat ia melihat ke arah spion mobilnya, terlihat sebuah mobil sedan hitam terus mengikuti mobilnya, mobil sedan hitam tersebut kemudian mendahului mobil Chansung sehingga sekarang posisi mobil tersebut tepat berada di depan mobil Chansung, perasaan Chansung mulai terasa tidak enak karena sepertinya ia mengenali mobil tersebut. Sementara Chansung masih fokus mengemudi, Junho akhirnya memutuskan untuk mengangkat telponnya

“Kamu tidak bisa lari dariku Junho-ya, aku tau kamu di mana, sudahlah apakah kamu tidak lelah? Menyerahlah Junho, berhentilah dan mari kita bicarakan baik-baik masalah kita, aku tidak mau ada yang terluka”

“Apa maksudmu hyung?”

“Aku tau kamu berada di dalam mobil Porsche putih Junho-ya, aku tau kamu tidak berada di mobilmu sendiri, berhentilah Junho, mari kita bicarakan baik-baik, aku ingin bertemu denganmu”

“Hyung aku mohon hentikan tindakanmu ini, ini tidak akan mengubah keputusanku hyung, aku akan tetap memutuskan hubungan kita meski kita bertemu, jadi percuma saja hyung, lebih baik kamu fokus ke acara pernikahanmu hyung”

“Aku harus berbicara denganmu dulu Junho!!”

Ciiiiiiiiiitt

“Aaaaah!!!” Junho berteriak karena terkejut Chansung yang tiba-tiba mengerem mendadak dan membanting kemudi mobilnya ke kiri membelok tajam.

“Nuneo, tampaknya kita sudah tersudut lihatlah tadi depan dan belakang mobil kita selalu diikuti oleh mobil sedan dan van hitam terus dan aku tidak tau apakah jalan ini buntu atau tidak”

“Tenanglah Chansung-ah, belum tentu mereka tadi mengikuti kita dan bagaimana mungkin mereka tau aku berada di mobilmu, mungkin saja tadi mobil-mobil tersebut hanya kebetulan melewati jalur yang sama dengan yang kita lewati, dan bila nanti ada tempat yang memungkinkan untuk bersembunyi kita bisa berhenti, kamu bisa melanjutkan mengendarai mobil ini untuk mengecoh mereka dan aku bisa bersembunyi Channie” Junho mencoba menenangkan Chansung meski sebenarnya ia juga takut setelah menerima telpon dari Taecyeon yang sepertinya sudah tau di mana Junho

“Tidak bisa Nuneo, aku tidak akan meninggalkanmu apalagi aku yakin itu mereka, mereka sudah tau kita berada di mana, ini akan percuma saja Nuneo..”

“Bagaimana mungkin kamu bisa seyakin itu mereka sudah mengetahui kita Channie?”

Chansung hanya terdiam sambil tetap fokus mengemudi

“See, itu hanya ketakutanmu yang tidak beralasan Channie, tenanglah kalaupun sampai ada yang menghentikan perjalanan kita nanti cukup bilang saja kamu tidak mengenalku dan selesai”

“Ini tidak semudah itu Junhoo...”

“Pasti bisa dan pasti mudah kalau kamu tenang Channie” Junho mengelus bahu Chansung perlahan dengan tangannya namun seketika Chansung menghentikan mobilnya karena di depannya telah ada sebuah mobil sedan hitam yang muncul dari salah satu gang, Chansung berusaha berputar balik namun percuma karena dari arah belakang muncul sebuah mobil van hitam, ya dua mobil yang sedari tadi Chansung curigai mengikutinya. Kini mereka tersudut di salah satu jalan yang berada di sebuah kompleks perumahan.

“!!”

Salah satu pria berwajah tampan turun dari mobil sedan hitam tersebut lalu mendekat ke arah mobil Chansung

“Kalian sudah terkepung! Tidak ada jalan lain lagi! Kami hanya ingin mengajak Junho-ssi berbicara saja, aku tidak ingin ada yang terluka! Jadi keluarlah!!” perintah pria tersebut.

Junho memandang horor ke arah pria tersebut, Chansung bersiap membuka pintunya

“Nuneo, tetap duduklah di sini biar aku yang menghadapi mereka”

“Tidak mau!! Jangan keluar Channie, aku mengkhawatirkanmu, aku tidak mau kamu kenapa-kenapa karenaku, biarlah aku saja yang keluar, akulah yang mereka inginkan”

“Tidak Junho, kamu harus tetap di dalam mobil apapun yang terjadi kamu harus percaya padaku” suara Chansung terdengar tegas menandakan ia tidak ingin adanya argumen lebih lanjut lagi, Junho memahami itu, ia hanya bisa menyetujui saran Chansung

“Baiklah, tapi berjanjilah kamu akan berhati-hati dan bila aku melihat terjadi sesuatu padamu jangan salahkan aku bila aku akan langsung keluar menghampirimu.”

Chansung tersenyum mencium kening Junho sebelum akhirnya ia benar-benar membuka pintu mobilnya dan keluar, berjalan mendekat ke arah pria tampan tersebut.

“Khun hyung....”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Amaliaambar
#1
Chapter 1: Daebak ceritanya author-nim
Taeyeon_ssJH
#2
Daebak
ovygaara
#3
Chapter 2: Ugh. This fic full of sweetnes. I think i'll get diabetes from this. Haha.
Good job thornim. (^o^)/
ayudaantariksa #4
Chapter 2: Sukaaaa liat channuneo kaya ginii,romantis bangetttt ^_^