Mulai!

Kakel
Please Subscribe to read the full chapter

“Ibu dengar-dengar dari Yuto, nilai Matematikamu jelek lagi?”

Wooseok baru saja akan mencomot udang goreng tepung yang ada di atas meja makan begitu ibunya datang ke dapur, menatapnya dengan tatapan tajam yang membuat Wooseok nyengir kecil. “Ehehe, Ibu.” Wooseok buru-buru memasukan udang itu ke dalam mulutnya dan mengunyahnya cepat. “Udangnya enak sekali! Apa Ibu ganti merek tepung? Atau malah ganti merek minyak goreng?”

“Jang Wooseok, jawab pertanyaanku.”

Wooseok menelan makanannya dengan kasar. Di dalam hatinya, ia sudah memaki-maki Yuto yang seenak dengkul mengadukan nilai-nilai ulangannya ke ibunya sendiri. Disogok oleh sushi jenis apa anak itu oleh ibunya.

“Tidak terlalu jelek, kok, Bu. Nilai Hyunggu masih lebih jelek daripadaku, dan nilai Yuto juga tidak sebagus itu,” jawab Wooseok, berusaha untuk membuatnya seperti masalah yang biasa. “Lagipula Nam ssaem mengatakan aku tidak perlu remedial.”

“Berapa digit nilaimu?” tanya ibunya, terdengar jauh lebih mengerikan ketimbang tadi.

Wooseok nyengir minta maaf. “Lima koma tiga.”

“NILAIMU LIMA DAN KAU BILANG ITU TIDAK TERLALU JELEK, JANG WOOSEOK?”

.

Wooseok melemparkan tasnya ke arah Yuto dengan kasar, membuat pemuda asal Jepang itu mengaduh keras. “Aku benar-benar membencimu, Adachi,” desis Wooseok ganas, sementara Yuto menyeringai kecil. “Kenapa kau mengadukan semua nilaiku ke Ibuku?!”

“Ibumu yang memintanya,” jawab Yuto singkat, masih dengan seringainya. “Hyunggu juga ditanya, kok. Benar, kan, Hyunggu?”

Hyunggu—yang duduk di belakang Yuto—menolehkan pandangannya dari layar ponselnya dan mengangguk. “Yap. Ibumu menanyakan kepadaku dan Yuto kemarin lusa, ketika kami berniat mengajakmu jalan-jalan dan kau masih bersiap-siap,” jawab Hyunggu, meletakkan ponselnya di atas meja. “Dia memberikanku dan Yuto sushi sashimi yang baru ia buat saat itu. Rasanya enak sekali, aku membawanya pulang dan ibuku langsung ingin mencoba membuatnya.”

Ketika Hyunggu baru menyadari apa yang ia katakan, ia hanya nyengir lebar sambil membuat tanda peace dengan jarinya. “Sori, Wooseok. Ini juga demi kebaikanmu, kok,” belanya, menyenggol-nyenggol bahu Yuto untuk meminta bantuan. Yuto pun ikut membuat tanda peace.

Wooseok mendesah keras. Sudah ia duga, kedua makhluk ini disogok dengan makanan oleh ibunya.

“Karena kalian semua, ibuku berniat mencarikanku tutor!” erang Wooseok frustasi, mengacak-ngacak rambutnya sendiri. “Aku tidak butuh tutor! Aku yakin aku masih baik-baik saja nanti sekalipun aku tidak memahami trigonometri.”

Hyunggu berdecak. “Ya, kau akan baik-baik saja sebagai gelandangan nanti.”

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Xiaoyizi #1
Chapter 1: Seru!
Ini kapan di next-nya thor? Cuma ini satu2nya fict WooYan :' padahal suka banget sama mereka :'*
Cepat di next ya author :*
noname101 #2
Chapter 1: Iconic ya kata2 Yanan XD
Lanjut author ^^