Coffee

Only You ( 오적너) English Version

Benar-benar menyenangkan menjadi seorang traveller, apalagi di travel agent milik ibunya sendiri. Itulah yang dirasakan Eun Hee. Gadis berusia 20 tahun yang sangat menyukai travelling. Entah hanya mengantarkan wisatawan berkeliling korea atau hanya sekedar melepas penat, bagi Eun Hee keduanya sangat menyenangkan.

 

Hari ini adalah jadwal Eun Hee mengantarkan wisatawan berjalan-jalan ke N Seoul Tower, jadi ia harus bergegas siap-siap dan menjemput wisatawan tersebut.

Eun Hee telah menyiapkan pakaian yang harus ia kenakan hari ini sejak semalam. Stoking hitam, jaket tebal berwarna coklat susu, dress coklat tua dan syal berwarna hitan, tidak lupa boot coklat tua kesayangannya.

Setelah bersiap siap Eun Hee langsung pergi menuju mobil birunya. Saat hendak menyalakan mesin mobilnya, tiba-tiba seorang pria mengetuk pintu mobilnya.

 

"Nuna, apa kau tidak melupakan sesuatu?" Tanya pria itu sambil tersenyum.

 

"Sepertinya tidak." Eun Hee memeriksa semua barang bawaannya dan ia yakin tidak ada yang tertinggal. "Aku sangat yakin tidak ada barang yang tertinggal, Chanwoo."

 

"Aigoo, kau benar-benar ceroboh Nuna. Dan saat kau menyadari kecerobohanmu itu, kau akan menyuruhku mengantar ini ditengah cuaca yang sangat dingin." Omel Chanwoo sambil menyodorkan kamera digital Eun Hee yang biasa ia gunakan untuk dokumentasi para wisatawan.

 

Celotehan Chanwoo membuat Eun Hee tertawa. Chanwoo adalah adik angkat Eun Hee. Ia diadopsi oleh orang tua Eun Hee sejak bayi. Meski hanya adik angkat, Eun Hee sangat menyayangi Chanwoo dan begitupula Chanwoo yang selalu melindungi Eun Hee.

 

"Gomawo Chanwoo-ya. Aku benar-benar lupa dengan kamera ini." Eun Hee langsung mengambil kamera itu dan menaruhnya di dalam tasnya.

 

"Nuna, ketika kau pulang, kau pasti melewati Geumseong cafe kan? Lava Cake disana sangat enak."

 

"Baiklah, aku akan membelinya nanti. Tapi kau tunggu sampai aku tiba dirumah."

 

"Arraseo." Chanwoo tersenyum pada kakak perempuannya dan melambaikan tangan. Eun Hee pun langsung melajukan mobilnya menjemput wisatawan yang akan berjalan-jalan ke N Seoul Tower.

 

Sesampainya di N Seoul Tower, Eun Hee membagikan tiket masuk kepada wisatawan yang ia bawa. Mereka menaiki kereta gantung untuk bisa sampai ke N Seoul Tower. Eun Hee menikmati hari-harinya sebagai traveller sekaligus tour leader, wisatawan yang pernah ia dampingi sangat akrab dengan Eun Hee.

Di dalam kereta gantung, Eun Hee sibuk memotret wisatawan yang ia bawa dengan background pepohonan hijau yang sangat luas dan indah jika terlihat dari ketinggian. Kabut putih menyelimuti pepohonan yang ada dibawah mereka sehingga terasa seperti diatas langit. 

 

Mereka pun tiba dipuncak N Seoul Tower. Sebagian besar pengunjung N Seoul Tower adalah pasangan kekasih. Mereka membawa gembok cinta yang sudah bertuliskan nama mereka dan menggantungkannya di pagar kawat sambil mengucapkan harapan untuk hubungan mereka. Eun Hee tertawa kecil melihat para pasangan yang memasang gembok cinta di pagar kawat tersebut.

 

"Nona, kami akan berfoto-foto di sebelah sana. Kau tetaplah disini." Kata nyonya Park Go Na, wisatawan yang ia bawa hari ini.

 

"A, ye. Aku akan tunggu disini. Jika kalian membutuhkan ku, panggil saja." Sahut Eun Hee sambil tersenyum.

 

Eun Hee memutuskan untuk berkeliling juga di N Seoul Tower. Ia melihat-lihat gembok cinta yang sudah terkunci dan membaca nama yang tertulis pada gembok tersebut. Sesekali Eun Hee tertawa. Ia merasa hal itu sangat konyol. Bagaimana bisa suatu hubungan bisa bertahan karena sebuah gembok cinta. Eun Hee tidak percaya dengan kepercayaan seperti itu.

Tiba-tiba Eun Hee tersadar dari lamunannya karena ponselnya berdering.

 

"Yeoboseyo."

 

"Nona, kami akan pergi menemui saudara kami yang tinggal didekat sini. Jadi kau tidak perlu mengantar kami." Kata nyonya Park Go Na.

 

"Jeoseonghamnida. Lalu, siapa yang akan mengantarkan kalian pulang?"

 

"Tenang saja. Saudara kami akan mengantar kami pulang. Jadi, pulanglah Nona. Kamsahamnida, Han Eun Hee-ssi." Nyonya Park Go Na pun menutup teleponnya.

 

Akhirnya Eun Hee memutuskan untuk langsung pulang kerumah dan beristirahat. Dalam perjalanan pulang, ia teringat bahwa Chanwoo memintanya untuk membeli lava cake di geumseong cafe. Eun Hee pun melajukan mobilnya dan menuju geumseong cafe. Banyak salju menutupi sisi jalan sehingga membuat Eun Hee harus mengendarai mobilnya dengan hati-hati. Sesampainya di geunseong cafe, Eun Hee berjalan pelan memasuki cafe.

 

"Annyeonghaseyo." Sapa seorang pria berperawakan tinggi dan berambut coklat yang seimbang dengan warna kulitnya yang seputih salju.

 

"Annyeonghaseyo. Aku ingin memesan Americano hangat. Oh iya satu lagi, dua lava cake untuk dibawa pulang." Kata Eun Hee sambil mengeluarkan uang dari dompetnya. Ia tak memperhatikan sekitarnya dan berjalan menuju sebuah meja yang terletak di pojok cafe dan berdindingkan kaca.

Mata Eun Hee tertuju pada salju yang turun diluar cafe. Hawa yang dingin membuat matanya terasa begitu berat, tanpa sadar Eun Hee menyandarkan kepalanya di dinding kaca cafe dan mulai menutup matanya. Kenapa hari ini terasa begitu lelah. Gumam Eun Hee dalam hati.

 

"Han Bin, antarkan pesanan ini pada wanita yang ada di sebelah sana. Biar aku saja yang jaga disini." Kata Nyonya Kim Tara, ibu Han Bin yang sekaligus pemilik Geumseong Cafe.

 

"Nee, Eomma." Sahut Han Bin.

 

Han Bin pun berjalan menuju meja yang di tempati oleh Eun Hee dan membawakan pesanannya.

 

"Ini pesanan anda, Nona. Jika ada sesuatu yang ingin kau pesan lagi, kau bisa memanggilku." Kata Han Bin sambil menaruh nampan yang berisikan Americano hangat dan dua lava cake yang dibungkus. Eun Hee tidak bergeming, ia tetap terlelap dalam tidurnya.

 

"Permisi Nona." Sapa Han Bin lagi.

 

Han Bin melihat ke sekitar dan duduk di kursi tepat di depan Eun Hee. Ia memandangi wajah Eun Hee. Wanita dengan wajah penuh kelelahan, matanya benar-benar tertutup rapat. Han Bin terus memandangi Eun Hee, rambut hitamnya benar-benar membuatnya terlihat sangat cantik. Baru kali ini Han Bin melihat wanita secantik ini dan membuat hatinya tertarik.

 

"Dia benar-benar cantik dan terlihat berbeda. Ya, dia berbeda." Gumam Han Bin.

 

Eun Hee terbangun dari tidurnya dan ia terkejut karena seorang pria telah duduk di hadapannya dan sedang memperhatikannya.

 

"Si..siapa kau? Kenapa bisa disini?" Kata Eun Hee kebingungan melihat Han Bin ada di hadapannya.

 

"Jeoseonghamnida, Nona. Aku tadi mengantarkan pesanan Nona, Americano hangat dan dua lava cake." Jawab Han Bin dengan gugup.

 

"Kenapa kau tidak membangunkanku ?"

 

"Tadi aku...." tiba-tiba saja Nyonya Kim memanggil Han Bin dan ia pun segera pergi menghampiri ibunya tanpa menyelesaikan jawabannya.

 

Eun Hee hanya memandang punggung Han Bin yang mulai menghilang dibalik pintu samping cafe.

Saat ia ingin meminum Americano hangatnya, terlihat secarik kertas biru disebelah cangkir kopinya.

 

"Kau memiliki kesamaan dengan kopi ini, terlihat berbeda dari yang lainnya." - B.I

 

Siapa yang meletakkan kertas ini? Apakah pria itu? Tetapi, siapa dia? Kenapa dia menuliskan ini?

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet