The Right One

The One

The Right One

By: -ssiihee-

Choi Siwon & Cho Kyuhyun

Romance, family, PG 15, BL, OOC, AU,

 

Siwon punya Kyuhyun, Kyuhyun punya Siwon, sedangkan WonKyu punya wks... Hehehe.. ^^

 

Don't Like, don't read !

Dilarang membashing WonKyu jika ingin hidup tenang!

(= ̄▽ ̄=)V

 

***

TRO

ssiihee©2015

Totally Reserved

***

 

Alert! Long Story~

 

“Bagaimana? Ada yang kau suka?”

 

Siwon menscroll puluhan foto gadis pada I-pad di tangannya yang disodorkan oleh ibunya. Keningnya berkerut banyak, menatap bosan pada wajah-wajah yang tersenyum manis. Mungkin. Sementara ibunya –Nyonya Choi-  menatap penuh harap putra semata wayangnya.

 

“Mereka putri dari teman-teman Umma dan Appamu.”

 

Siwon masih tidak memberikan responnya. Baginya gadis-gadis yang ibunya sarankan sama saja dengan gadis-gadis yang selama ini dia kencani. Sama sekali tidak ada yang menarik.

 

“Aku tidak tahu Umma.” Siwon menyerahkan I-pad tersebut kepada ibunya, namun ibunya sepertinya tidak akan menyerah.

“Kau lihat saja dulu Wonnie.” Nyonya Choi masih berusaha membujuk putranya untuk melihat gadis-gadis yang dia pilihkan.

 

Bukan tanpa alasan nyonya Choi melakukan hal ini. Dia hanya khawatir melihat putranya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan wanita-wanita yang mengelilinginya. Nyonya Choi tahu bagaimana sikap Siwon selama ini yang suka berganti pasangan. Playboy. Dia dan suaminya tidak mempermasalahkan hal itu, karena mereka percaya Siwon tidak akan bertindak berlebihan yang dapat mencoreng nama baik keluarga Choi, ditambah prestasinya memimipin Hyundai Corp sangat mengesankan.

 

Namun di usianya yang mulai meninggalkan kepala tiga, mereka pikir Siwon akan mulai memikirkan suatu hubungan yang serius seperti pernikahan. Tetapi saat mereka menanyakan hal itu, putranya hanya akan menjawab bahwa dia belum bertemu dengan seseorang yang memang di takdirkan untuknya. Bagaimana bisa ditemukan jika Siwon sama sekali tidak berusaha mencarinya. Untuk itulah dia mencoba mencarikan gadis dari rekan bisnis dan teman-temannya. Namun usahanya ini juga mengalami kendala karena Siwon sepertinya sama sekali tidak tertarik.

 

Sementara ibunya sibuk dengan pikirannya, Siwon terus menscroll foto-foto tersebut yang jumlahnya puluhan dengan bosan. Dia baru berhenti menggerakan telunjuknya saat matanya menangkap satu foto yang semakin membuat keningnya berkerut.

 

Umma, apa maksudnya ini?” Siwon menunjuk sebuah foto yang mengganggunya dan ibunya hanya tersenyum geli.

“Bagaimana? Kau menyukainya? Dia sangat manis,” jawab Nyonya Choi.

Umma…. Kau ingin aku menikah dengan seorang pria?”

 

Siwon sedikit kesal dengan tindakan ibunya. Apakah ibunya terlalu frustasi menginginkannya menikah bahkan jika itu dengan seorang pria. Hell. Siwon masih normal. Dia hanya ingin menikah dengan orang yang memang ditakdirkan untuknya. Seseorang yang mampu menggetarkan hatinya. Walaupun dia tidak tahu apakah itu seorang pria atau wanita. Wait. Tentu saja wanita.

 

Selama ini dia cukup serius dengan semua wanita yang pernah dia kencani, namun selalu berakhir karena Siwon tidak juga menemukan apa yang dicarinya. Tapi  dia cukup memahami kekhawatiran orang tuanya.

 

Umma berpikir jika kau menyukai seorang pria maka Umma dan Appa tidak akan menghalanginya, selama kau bahagia dan ada seseorang yang benar-benar akan menjagamu.” Nyonya Choi tersenyum kecil, “Untuk itulah Umma memasukan juga putra teman Umma itu. Bukankah dia sangat manis?”

 

Nyonya Choi megambil I-pad dari tangan Siwon dan mengutak-atiknya, lalu kembali memberikannya pada Siwon.

 

“Lihatlah, Umma punya banyak foto-fotonya.” Nyonya Choi menunjukan satu buah folder khusus berisi foto-foto pria yang dia anggap sangat manis dengan penuh semangat.

 

Sementara Siwon hanya menatap jengah dengan sikap ibunya. Pada akhirnya dia juga mengikuti ibunya melihat foto-foto tersebut. Foto seorang pria yang memang terlalu manis untuk ukuran seorang pria. Siwon mengira usia pria tersebut masih dibawahnya. Dan dilihat dari salah satu foto di mana pria tersebut sedang sibuk di meja kerjanya, sepertinya pria tersebut adalah salah seorang CEO di perusahaannya. Mungkin.

 

Siwon kembali memperhatikan foto-foto tersebut dan tiba-tiba saja dia seperti teringat bahwa wajah itu tidak asing baginya. Dia mengedikkan bahu. Itu bisa saja, mengingat mereka sama-sama pebisnis muda.

 

“Sudahlah Umma, pekerjaan ku masih banyak.” Siwon memberikan I-pad tersebut kembali pada ibunya lalu kembali fokus pada pekerjaannya yang terhenti saat tiba-tiba saja ibunya datang. Tidak tahu waktu.

 

Nyonya Choi hanya memajukan bibirnya dan memasukan I-pad tersebut kedalam tasnya. Lalu dia mengecup pipi kiri Siwon yang langsung menatapnya kesal. “Kau ini. Umma akan menemui Appamu. Jangan lupa makan siang atau kau mau makan siang bersama kami?”

 

Annie. Aku sudah ada janji.”

“Jessica?”

“Bukan.”  

“Syukurlah.

Ne?”

Annie. Sudah Umma keluar dulu sampai bertemu di rumah.”

Ne, hati-hati Umma.”

 

Nyonya Choi berhenti di depan pintu dan kembali memandang putranya dengan tawa kecil. “Umma hanya akan keruangan Appamu Siwon-ah.”

Siwon tertawa, “Ne, maksudku hati-hati dengan Appa. Ingatlah ini kantor.”

 

Kedunya tertawa bersama dan berakhir dengan Nyonya Choi yang meninggalkan Siwon masih dengan tawa kecilnya. Di usianya, orang tuanya memang masih terlihat romantis, hal itu membuat Siwon sering menggoda orang tuanya. Dan dia berharap dia juga menemukan seseorang seperti ayahnya untuk ibunya dan sebaliknya.

 

 

****

 

Seorang wanita paruh baya memasuki sebuah kamar bernuansa putih dengan sedikit kombinasi warna biru muda. Dia tersenyum melihat seorang pemuda yang terbaring di ranjang dengan kepala bersandar di headboard ranjang. Sementata matanya fokus pada benda berwarna hitam di tangannya. Wanita itu tersenyum lalu duduk dipinggir ranjang. Bahkan kehadirannya sama sekali tidak mengganggu pemuda tersebut. Akhirnya dia mengusap lembut rambut pemuda tersebut dengan senyum kecil di wajahnya. Walaupun pemuda tersebut hanya melirik sekilas sebagai respon.

 

"Kyuhyun-ah."

 

Pemuda yang dipanggil Kyuhyun itu akhirnya menatap wanita itu setelah meletakan benda berwarna hitam yang ternyata sebuah PSP di sebelahnya. Dia tersenyum kecil kepada wanita tersebut.

 

"Ne Umma?"

"Kau tidak ada acara dengan teman atau pacarmu?" Wanita itu bertanya ragu pada putranya yang kini tersenyum kecil membuatnya gemas. "Ini malam minggu, kalau kau lupa."

 

"Aku tahu Umma. Teman-temanku mungkin sedang sibuk dengan kekasih mereka. Dan aku tidak punya pacar." Kyuhyun mengangkat bahu acuh. Sementara nyonya Cho -ibunya- hanya menghela nafas.

 

Dia kembali mengusap lembut rambut putranya yang kini sibuk memainkan ponselnya. Tentu saja dia sudah tahu Kyuhyun akan menjawab seperti itu. Nyonya Cho sangat mengenal putranya. Sejak kecil anak satu-satunya itu hanya tertarik dengan pelajaran dan game. Bahkan nyonya Cho bisa menghitung teman-teman Kyuhyun sejak Junior High Scool hingga perguruan tinggi.

 

Setelah bekerja Kyuhyun lebih sibuk lagi. Setiap harinya dia hanya bekerja, melakukan aktifitas di rumah lalu kembali bekerja. Nyonya Cho pernah menanyakan tentang seorang teman gadis, atau kekasih namun Kyuhyun selalu menjawab tidak tahu. Tentu saja, jika dalam hidupnya hanya ada pekerjaaan dan game bagaimana dia bisa mengenal makhluk bernama wanita. Walaupun putranya itu pernah mengatakan bahwa jika sudah saatnya dia harus menikah maka dia pasti akan menikah dengan seseorang yang benar-benar tepat untuknya. Karena dia hanya ingin menikah sekali seumur hidupnya. Tetapi memangnya orang tersebut akan tiba-tiba muncul di altar saat Kyuhyun ingin menikah. Nyonya Cho kembali menghela nafas.

 

"Kalau begitu kau mau Umma kenalkan dengan putri teman-teman Umma?"

 

Pertanyaan ibunya langsung mendapat perhatian dari Kyuhyun. Dia menaikan sebelah alisnya, membuat nyonya Cho justru gemas melihat putranya yang tahun ini genap berusia 30 tahun namun masih terlihat menggemaskan.

 

"Umma tidak berniat menjodohkan aku bukan?" tanya Kyuhyun langsung. Memangnya salah jika sampai saat ini dia tidak memiliki kekasih. Kyuhyun masih senang dengan apa yang dia lakukan saat ini.

 

"Umma hanya memberikan jalan. Itu terserah padamu." Nyonya Cho tersenyum lembut pada putranya. "Mungkin saja akan ada seseorang yang menarik perhatianmu. Atau sebenarnya selama ini kau sudah memilikinya?"

 

"Maksud Umma?" tanya Kyuhyun bingung.

"Ayolah Kyunnie. Tidak perlu malu. Apa kau sudah punya seseorang yang menarik perhatianmu? Seseorang yang membuat hatimu bergetar bahkan saat dia hanya menatapmu? Seseorang yang membuat tubuhmu melemas saat dia menyentuhmu? Seperti apa yang Appa mu lakukan pada Umma."

 

Kyuhyun memutar matanya melihat sifat melankolis nan romantis ibunya. Terkadang hal itu membuat perut Kyuhyun mual. Tetapi tidak benar-benar terjadi saat dia melihat bagaimana tatapan ayahnya yang begitu mencintai ibunya dan sebaliknya. Dan mengenai seseorang yang menarik perhatiannya, yang membuat hatinya bergetar hanya dengan sebuah tatapan atau bahkan melemaskan tubuhnya saat dia menyentuhnya, Kyuhyun sudah pernah merasakannya. Ya. Dia pernah bertemu seseorang yang memberi efek seperti itu kepadanya. Hanya saja dia tidak pernah memberitahukan hal itu kepada siapapun.

 

Karena dia sudah berjanji untuk membuangnya, menghilangkannya. Kyuhyun tidak ingin orang tuanya terluka dan kecewa jika tahu apa yang dia rasakan saat itu dan kepada siapa perasaan itu dia tunjukan. Biarlah hal itu menjadi kenangan dan rahasia yang hanya dia yang mengetahuinya.

 

"Aku bukan Umma," jawab Kyuhyun pada akhirnya. "Aku tidak suka hal-hal seperti itu." Bohong Kyuhyun. "Dan satu lagi aku tidak suka perjodohan."

 

Dan nyonya Cho hanya mendengus melihat sikap datar Kyuhyun. Apa di dalam otak putranya hanya ada game dan rumus matematika. Tidak bisakah strategi dan perhitungannya itu membuatnya pintar menarik hati seorang gadis. Nyonya Cho tahu itu hanyalah khayalannya.

 

"Arasso. Tapi besok kau tidak akan ada acarakan?" Nyonya Cho akhirnya mengalah.

"Waeyo?"

"Besok teman lama Umma dan Appa akan datang untuk makan malam bersama. Kami sudah lama tidak bertemu, dia juga akan membawa keluarganya. Umma dengar mereka mempunyai anak..."

 

"Umma sudah ku bilang...."

"Ne," potong nyonya Cho. "Lagi pula anak mereka itu seorang pria. Kecuali kau mau menikah dengan seorang pria."

"Umma!"

 

"Ne. Baiklah." Nyonya Cho berdiri dan mengangkat kedua tangannya layaknya memohon ampun. Dia tertawa melihat wajah kesal putranya. "Pastikan kau ada di rumah besok." Kemudian dia melangkah meninggalkan Kyuhyun yang masih cemberut. Sebelum kembali menutup pintu kamar putranya, nyonya Cho kembali memunculkan kepalanya dan menatap Kyuhyun dengan wajah geli.

 

"Umma serius Kyunnie. Jika kau ingin menikah dengan seorang pria.... Oh baiklah." Nyonya Cho segera menghentikan ucapannya dan menutup pintu kamar Kyuhyun sebelum putranya itu melemparkan bantal padanya. Dasar anak kurang ajar. Tapi Kyuhyun tetap anak kesayangannya.

 

****

 

"Waaahhh apakah ini putramu Choi Junghoon? Mengapa sangat tampan?" Tuan dan Nyonya Cho menyambut senang kedatangan tamunya yang tidak lain adalah Choi Junghon dan istrinya. Teman lama mereka saat di perguruan tinggi.

 

"Tentu saja. Jika ayahnya saja tampan seperti ini," balas Tuan Choi setelah melepaskan pelukannya pada Cho Seunghan sang tuan rumah. Nyonya Cho dan Nyonya Choi hanya tertawa melihat suami mereka setelah saling bertukar sapa juga.

 

"Siwon-ah kenalkan, ini teman Appa yang sangat genius." Tuan Choi menunjuk Tuan Cho kepada Siwon, yang langsung menyalami tangan Tuan Cho dan membungkuk hormat padanya.

 

"Senang bertemu denganmu Adjushi," ucap Siwon dengan dimple dalam senyumannya.

"Aigo. Ku dengar kau salah satu pebisnis muda yang memiliki pengaruh yang cukup besar." Siwon hanya tersenyum mendengarkan ucapan Tuan Cho.

 

Sementara kedua keluarga itu saling melempar kekaguman, Kyuhyun yang sejak tadi bersandar di ujung tangga hanya mendengus melihatnya. Entahlah. Dia merasa situasi ini justru lebih mirip acara perjodohan daripada sebuah reuni dengan teman lama.

 

"Kyunnie mengapa kau berdiri di sana. Kemarilah." Nyonya Cho menggelengkan kepalanya melihat sikap cuek Kyuhyun. Terkadang putranya ini memang benar-benar menyebalkan. Tapi sekali lagi dia amat menyayanginya.

 

Kyuhyun menegakan tubuhnya. Saat ini bukan saat yang tepat untuk mengadakan perlawanan. Ibunya akan berbicara panjang lebar hingga esok jika dia bertingkah saat ini. Dengan pelan dia berjalan dan berdiri disamping ibunya. Dan ibunya  langsung melingkarkan tangannya pada lengan Kyuhyun kemudian tersenyum bangga kepada keluarga Choi.

 

"Ini putra kami Cho Kyuhyun. Dia sedikit menyebalkan tapi juga sangat menggemaskan."

 

Semuanya tertawa mendengar ucapan Nyonya Cho, kecuali Kyuhyun. Kalau saja wanita disampingnya bukanlah orang yang telah berjuang melahirkannya mungkin Kyuhyun sudah menyumpal mulutnya dengan kaos kaki Hyukjae, teman kantornya.

 

Kyuhyun melepaskan rangkulan tangan ibunya lalu tersenyum tulus. Bagaimanapun dia punya sopan santun. Dia membungkukan badannya dan menatap keluarga Choi satu persatu. Dia sedikit terkejut melihat putra keluarga Choi yang menatapnya intens namun bukan Kyuhyun namanya jika dia tidak bisa mengendalikan ekspresi wajahnya.

 

"Apa kabar? Aku Cho Kyuhyun. Senang berkenalan dengan Anda. Dan semoga orang tuaku benar-benar teman yang menyenangkan."

"Ya Kyunnie! Apa maksudmu?" Kyuhyun hanya memberikan senyuman termanis kepada ibunya sementara yang lain hanya terkekeh.

 

"Senang bertemu denganmu juga Kyuhyun-ah," balas nyonya Choi. "Kau jauh lebih menggemaskan daripada difoto."

"Ne?" Kyuhyun memicingkan mata menatap ibunya yang hanya tersenyum tanpa rasa bersalah.

"Dan ini Choi Siwon, putra kami. Ku rasa kalian akan cocok. Benarkan Wonnie?" Nyonya Choi menatap Siwon dengan senyum penuh maksud tersembunyi.

 

Sementara Siwon yang mengetahuinya hanya menaikan sebelah alisnya kemudian mengalihkan tatapannya kepada Kyuhyun. "Senang bertemu denganmu juga Kyuhyun-ssi."

 

"Mengapa kaku sekali. Kyuhyun-ah, kau harus memanggil Siwon dengan Hyung. Dia delapan tahun lebih tua darimu." Tuan Cho berucap pelan.

"Tidak semudah itu Appa."

"Tapi..."

"Sudahlah." Nyonya Cho segera menengahi ayah dan anak yang berdebat kecil itu. "Karena makan malam sudah siap bagaimana kalau kita segera ke ruang makan. Setelah itu kita bisa berbicara santai."

 

Akhirnya kedua keluarga itu memulai tujuan awal mereka bertemu dan berkumpul. Saat makan malam tidak banyak hal yang dibicarakan karena keduanya berasal dari keluarga yang sama-sama memiliki tata krama untuk tidak berbicara saat makan.

 

Setelah selesai barulah semuanya berkumpul di ruang tengah. Awalnya mereka terlibat satu sama lain dalam mengenang kembali masa-masa saat Tuan Cho dan Tuan Choi di perguruan tinggi sehingga baik Siwon juga Kyuhyun bisa menimpalinya. Namun setelahnya para ibu pindah ke dapur dan bergosip khas obrolan wanita paruh baya. SayupSiwon dan Kyuhyun mendengar keduanya saling berkeluh kesah tentang putra mereka yang belum menikah.

 

Kyuhyun mengambil gelasnya lalu berdiri dan melangkah ke arah kolam renang. Tuan Cho yang melihatnya hanya melirik sekilas dan kembali melanjutkan obrolannya dengan Tuan Choi. Sementara Siwon yang mulai bosan memutuskan untuk mengikuti Kyuhyun.

 

Saat sampai di kolam renang, Siwon melihat Kyuhyun sedang merebahkan dirinya di kursi dipinggir kolam. Dia menghampiri Kyuhyun dan menaikan alis melihat pemuda itu memejamkan matanya dengan kedua tangan melingkar di dadanya.

 

Kyuhyun tidak menyadari keberadaanya, entah karena tertidur atau memang pemuda itu mengabaikannya. Hanya yang Siwon lakukan berikutnya adalah dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Kyuhyun hingga dia bisa menghirup aroma manis dari tubuh Kyuhyun.

 

"Aku tidak tahu kapan dan di mana. Tapi aku yakin pernah bertemu denganmu sebelumnya," ucapan Siwon membuat Kyuhyun membuka matanya yang langsung bertatapan dengan mata Siwon yang sedang menatapnya. Ternyata pemuda itu memang mengabaikannya.

 

"Bisakah kau menjauh dariku?" pinta Kyuhyun dengan nada yang Siwon yakini sangat kesal.

"Tentu saja," Siwon menegakan tubuhnya dan meletakan kedua tangannya di saku celananya. "Maaf aku mengganggumu," lanjut Siwon. Kyuhyun hanya mendengus membuat Siwon terkekeh pelan. Lalu ia berdiri bersisihan dengan Siwon menghadap kolam.

 

"Kau tahu ternyata sikapmu tidak semenggemaskan wajahmu. Kupikir saat aku melihat fotomu kau adalah tipe anak yang manis dan penurut. Ternyata tidak sama sekali."

 

"Maksudmu?" Kyuhyun tidak mengerti ucapan Siwon namun setelahnya dia menyadari arti ucapan Siwon. "Ah Ummamu." Kyuhyun rasanya ingin mencubit hidung ibunya tapi tentu saja dia tidak akan pernah melakukannya.

 

"Siwon-ssi jika kau pernah melihat fotoku sebelumnya dan ku yakin itu dari ibumu. Kau tidak berpikir macam-macamkan?" Kyuhyun mengerutkan alis mendengar pertanyaan anehnya.

 

"Maksudmu?" Siwon terlihat bingung, namun saat teringat ucapan ibunya beberapa hari lalu dia tertawa. "Ah maksudmu perjodohan?"

 

Kyuhyun membulatkan mata. Bagaimanapun rasanya sungguh aneh membicarakan masalah perjodohan dengan seorang pria yang bisa saja di jodohkan dengannya. Hell. Kyuhyun semakin merasa aneh dengan pikirannya sendiri.

 

"Memangnya kau tidak tahu bahwa orang tua kita bahkan sepertinya sempat ingin menjodohkanmu denganku?"

 

"Mwo?!" Kyuhyun semakin tidak mengerti dengan ucapan mereka. Namun mengingat pembicaraannya dengan ibunya kemarin tidak heran jika Siwon bisa mengatakan hal itu.

 

"Ku pikir kau bukanlah tipe pria yang kesulitan mencari seorang wanita Kyuhyun-ssi." Siwon memperhatikan Kyuhyun dari kaki hingga ke wajah pemuda itu. Dan dia baru menyadari bahwa Kyuhyun mempunyai badan yang tinggi semampai. Bahkan tingginya tidak jauh berbeda dengannya. Hanya saja tubuh Kyuhyun lebih kecil darinya.

 

Kyuhyun sedikit risih saat Siwon menatapnya seperti itu. Baiklah. Dia baru menyadari perbedaan yang jauh antara tubuhnya dengan tubuh Siwon. Meskipun dia memiliki tinggi yang hampir sama dengan Siwon tapi untuk masalah kekar dia kalah jauh. Bagaimana tidak. Dia sama sekali tidak mengenal yamg namanya olah raga. Beruntung hobi makannya tidak terlalu mempengaruhi tubuhnya sehingga tidak ada lemak bersarang dalam tubuhnya.

 

"Atau kau memang tidak tertarik dengan wanita?" ucapan Siwon selanjutnya membuat Kyuhyun terkejut.

"Mwo?! Apa maksudmu Siwon-ssi? Aku memang tidak sepertimu yang dapat dengan mudah berganti pasangan. Tapi kau tidak berhak menilai ku seperti itu!" ucap Kyuhyun dengan kedua tangan  berada di pinggangya menatap Siwon kesal. Hal yang justru membuat Siwon tertawa.

 

"Kau menertawakanku?"

"Annie." Siwon berusaha menahan tawanya. Entahlah dia juga tidak tahu alasan mengapa dia tertawa.

"Lalu."

 

Siwon berdeham pelan dan menghentikan tawanya. "Hanya saja.... Tunggu barusan kau bilang aku dengan mudah berganti pasangan? Dari mana kau tahu?" Siwon menatap Kyuhyun yang kali ini terlihat bingung. Dia yakin pemuda itu mengetahui sesuatu tentangnya. Hal yang justru membuat Siwon ingin menggodanya. "Ah jangan bilang kau mencari tahu tentangku setelah ibumu memberitahukanmu tentang perjodohan?"

 

"Mwo?! Tentu saja tidak. Aku hanya... hanya menebak." Kyuhyun menjawab asal lalu melangkah melewati Siwon yang kembali tertawa. Dia berbalik dan menatap Siwon kesal. "Berhenti menertawakanku. Dan...." jeda sejenak.

"Dan apa?" tuntut Siwon.

"Berhenti mengucapkan bahwa aku menggemaskan. Aku tampan. Bahkan jauh lebih tampan darimu!" Kyuhyun segera meninggalkan Siwon, namun dia masih sempat mendengar ucapan Siwon yang semakin membuatnya kesal.

"Jadi kau mengakui kalau aku tampan Kyuhyun-ah?"

 

Kyuhyun berjalan cepat sampai dia menabrak pelan ibunya sendiri.

 

"Ya Kyunnie ada apa?" tanya Nyonya Chosaat melihat wajah putranya merah penuh kekesalan.

"Annie. Aku hanya mengantuk Umma." Kyuhyun segera berlari meninggalkan ibunya yang terlihat bingung.

 

Nyonya Choi bertanya kepada Nyonya Cho dengan tatapannya. Namun hanya dibalas dengan gelengan oleh nyonya Cho. Keduanya beralih menatap Siwon yang sepertinya terlihat sedang mengejar Kyuhyun.

 

"Ada apa Siwon? Apa yang kau lakukan kepada Kyuhyun?" Nyonya Choi menatap selidik putranya. Dia sadar putranya terkadang bisa sangat menyebalkan.

"Mian Adjumma. Sepertinya ucapanku membuat Kyuhyun kesal." Siwon menundukkan kepalanya sejenak pada nyonya Cho, merasa tidak enak.

 

"Memangnya apa yang kau katakan?" Nyonya Cho menatap Siwon dengan wajah penuh semangat. "Kyuhyun jarang sekali menampilkan ekspresi seperti itu. Terkadang aku tidak yakin apa dia benar-benar hidup." Nyonya Cho menatap tangga dengan wajah penuh pemikiran.

 

Sementara Siwon dan ibunya saling bertanya dengan tatapan tidak mengerti. Keduanya kemudian kembali fokus kepada nyonya Cho. "Siwon-ah? Maukah kau jadi teman Kyuhyun? Tidak apa jika kau terus membuatnya kesal. Jangan pernah menyerah untuk menjadi temannya. Kau maukan?"

 

Siwon terlihat bingung dengan ucapan Nyonya Cho. Tapi tentu saja dia mengiyakannya. Bagaimanapun mengganggu seseorang seperti Kyuhyun cukup menyenangkan.

 

"Adjumma tenang saja. Umma dan Appa saling berteman dengan kalian. Mengapa aku tidak bisa berteman dengan Kyuhyun," ucap Siwon dengan senyum manis sementara Nyonya Choi memicingkan mata mencoba menebak motif Siwon sebenarnya.

 

****

 

Ketika Siwon mengatakan bahwa mengganggu Kyuhyun sangat menyenangkan, dia benar-benar melakukannya. Entah hanya dengan mengiriminya pesan atau menemui pemuda tersebut di rumahnya. Yang tentu saja disambut baik oleh keluarga Cho. Dan Kyuhyun hanya mencoba untuk mengabaikan makhluk bernama Choi Siwon seperti saat ini, ketika Siwon tiba-tiba saja muncul di ruangan kantornya.

 

"Untuk apa kau kesini?" tanya Kyuhyun ketus dan menyenderkan tubuhnya pada kursi. Bagaimanapun dia sedang banyak pekerjaan dan saat ini bertengkar dengan Siwon adalah hal yang ingin dia hindari.

"Aku tidak sengaja menemuimu. Appa mengajaku kesini dan kupikir akan sangat menyenangkan memberikan kejutan untukmu?"

 

Kyuhyun mendengus. "Terima kasih Tuan Choi."

"Kyuhyun-ah?"

"Hem?"

 

Siwon menaikan alis. Biasanya pemuda itu akan menjawab dengan cepat dan ketus tapi sepertinya Siwon tidak datang dalam waktu yang tepat. Sepertinya pemuda itu sedang lelah. Lihat saja kini dia sedang memejamkan matanya.

 

"Kau yakin sebelumnya kita tidak pernah bertemu?" Siwon akhirnya menanyakan pertanyaan yang sudah lama menganggunya. Sejak dia melihat foto-foto Kyuhyun dan sejak dia bertemu pemuda itu di rumahnya. Sebenarnya itu hal yang tidak seharusnya mengganggu pikirannya. Hanya saja dia merasa melupakan sesuatu yang penting.

 

"Menurutmu?"

"Ya! Aku bertanya mengapa kau balik bertanya."

 

Siwon terkadang hampir lepas kontrol saat sikap Kyuhyun benar-benar menyebalkan. Bukan sekali dua kali. Tapi pemuda tersebut benar-benar sering menjawab pertanyaanya dengan pertanyaan lain. Entahlah Siwon merasa pemuda itu sungguh membencinya. Padahal selain ingin menganggu Siwon benar-benar ingin berteman dengan Kyuhyun. Bagaimanapun berteman dengan sesama pebisnis muda sangat bagus dalam perkembangan karirnya.

 

"Aku hanya akan menjawabnya saat kau sudah mengingatnya."

"Jadi kita pernah bertemu sebelumnya? Dimana? Kapan?"

"Hyung kenapa sekarang kau mirip Umma?" Kyuhyun membuka matanya dan menatap Siwon yang berdiri di depan mejanya dengan tatapan kesal.

 

Sementara Siwon hanya tersenyum lebar. Entah kenapa mendengar Kyuhyun memanggilnya Hyung sangat menyenangkan. Setelah memaksa Kyuhyun berkali-kali akhirnya pemuda manis itu menyerah walaupun panggilan itu hanya akan keluar saat Kyuhyun tidak sengaja merajuk padanya.

 

"Ayolah Kyuhyun kenapa kau tidak mau memberitahukannya?" paksa Siwon. Sejak kapan dia suka memaksa, tentu saja sejak mengenal Kyuhyun. Jika tidak dipaksa maka saat ini dia tidak akan berada di ruangan ini.

 

"Untuk apa aku mengatakan hal yang bahkan kau tidak ingat. Dan mungkin setelah mengingatnya kau akan menyesal."

 

Siwon menaikan alis lalu menghampiriKyuhyun. Dia memutar kursi Kyuhyun dan bersimpuh dihadapan pemuda itu. Hal yang membuat Kyuhyun risih walau tidak ada siapapun kecuali mereka berdua di ruangan ini.

 

"Katakan. Apa aku melakukan sesuatu hal yang aneh kepadamu? Atau aku bersikap menyebalkan saat itu?"

"Bukankah kau memang menyebalkan?"

"Karena kau keras kepala!"

"Mwo?! Aku...."

"Tunggu sebentar," Siwon memotong ucapan Kyuhyun saat ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Dia berdiri dan menjawab panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya.

 

"Hallo. Ne? Nugu?"

"...."

"Yuna? Yuna yang mana?"

"...."

"Ah mianhae.... Annie... aku tidak melupakanmu." Siwon sedikit menjauh dari Kyuhyun yang hanya memutar matanya bosan.

 

Setelah berbicara dengan Yuna yang sebenarnya wajahnya saja sudah Siwon lupa dia kembali menghampiri Kyuhyun. Memang sejak mengenal Kyuhyun dan mempunyai hobi mengganggu pemuda tersebut Siwon jarang menghabiskan waktu bersama gadis-gadis itu entahlah dia tidak tahu mengapa. Hanya saja melihat ekspresi kesal Kyuhyul lebih menyenangkan daripada menemani gadis-gadis itu belanja.

 

"Sampai mana tadi kita?" Siwon mendudukan dirinya di sofa saat melihat Kyuhyun sudah duduk di sana dan menatapnya dengan bibir mengerucut. "Kenapa?" tanya Siwon.

"Annie. Aku ingin bertanya sesuatu."

"Apa?"

"Kapan kau pulang? Kau menggangguku."

"Aish!" Siwon berpindah duduk disamping Kyuhyun lalu mencubit pipi pemuda itu gemas.

 

"Yaks! Hyung! Apa yang kau lakukan?" Kyuhyun berusaha melepaskan tangan Siwon sekuat tenaga. Dia baru sadar bahwa Siwon sangat kuat. Atau dia saja yang lemah terhadap pria di depannya. Aish. Pikirannya mulai aneh lagi.

 

"Kau menyebalkan Cho Kyuhyun." Kalau bukan karena gengsi Kyuhyun mungkih sudah tertawa melihat Siwon merajuk saat ini hanya saja dia lebih memilih melepas paksa tangan Siwon dari wajahnya. Aigo pipinya pasti memerah.

 

"Kau baru sadar?"

 

Perkataan Kyuhyun kembali membuat Siwon gemas. Dia menangkup wajah Kyuhyun dengan kedua tangannya. Lalu memaksa pemuda itu menatapnya. Siwon dapat melihat kulit putih Kyuhyun kembali memerah. Entah karena marah atau malu. Namun hal yang Siwon lakukan berikutnya membuat keduanya canggung satu sama lain. Bagaimana tidak. Siwon tiba-tiba saja menarik wajah Kyuhyun mendekat ke wajahnya lalu mengecup bibir pemuda yang selalu mengucapkan kata-kata ketus kepadanya.

 

Siwon bahkan tidak hanya mengecup tapi dia juga sempat melumat bibir bawah Kyuhyun. Setelah itu Kyuhyun hanya mematung sementara Siwon bingung dengan tindakannya sendiri.

 

"Itu hukumanmu." Pada akhirnya hanya itu yang Siwon ucapkan. Sebelum kemudian dia pergi menghindari amukan pemuda manis itu. Dan benar saja setelah kesadaran menguasai dirinya lagi Kyuhyun berteriak kencang.

 

"Choi Siwon sialan!" Kyuhyun mengacak rambutnya kesal. Lalu menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya. "Kau mengambilnya lagi," ucap Kyuhyun pelan.

 

****

 

"Kenapa kau terus tersenyum seperti orang bodoh Siwonnie?" Nyonya Choi menghampiri putranya yang tengah berbaring di ranjang dan duduk di sana mengahadap Siwon yang langsung mendudukan dirinya pada headboard ranjang.

 

"Annie. Ada apa Umma? Bukankah aku sudah bilang tidak ikut makan malam?" Siwon menekan ponselnya dan melihat jam sudah munjukan bahwa sudah lewat waktunya makan malam.

 

"Annie. Umma hanya ingin bertanya. Apa yang kau lakukan kepada Kyuhyun hari ini? Ummanya bilang Kyuhyun pulang dengan wajah berantakan penuh kekesalan. Dia juga mengurung dirinya sejak pulang kantor."

 

Siwon sedikit terkejut mendengar ucapan ibunya. Memang Nyonya Cho akan selalu bertanya padanya jika terjadi perubahan ekspresi kepada Kyuhyun dan biasanya wanita itu hanya tertawa mendengar ucapan Siwon. Jadi Siwon sudah terbiasa. Namun kali ini dia sendiri tidak yakin bagaimana reaksi Nyonya Cho mendengar tindakannya kali ini

 

"Annie Umma. Kami hanya terlibat pembicaraan panjang," dusta Siwon. Ia ragu menceritakan pada ibunya. Bisa-bisa dia akan di goda habis-habisan.

 

"Begitukah?"

"Ne."

 

Nyonya Choi menghela nafas dan kembali memandang putranya. "Kau tidak pergi dengan kekasihmu itu? Siapa namanya? Yura atau..."

"Yuna."

"Ne. Yuna."

"Dia bukan kekasihku Umma. Dan aku sedang malas keluar." Siwon kembali merebahkan tubuhnya.

 

"Benarkah?" Nyonya Choi menatap putranya heran. Seingatnya sejak mengenal Kyuhyun, Siwon memang jarang pergi keluar saat malam. Putranya itu lebih senang mengganggu Kyuhyun dengan mengiriminya pesan atau berkunjung ke rumah keluarga Cho. Hal yang Nyonya Choi baru sadari bahwa ada yang berubah dengan putranya.

 

"Siwon-ah."

"Hem?"

"Apa sangat menyenangkan mengganggu Kyuhyun?"

 

Siwon menatap ibunya serius. Selama ini ibunya hanya akan tertawa saat dia mendengar bagaimana Siwon menganggu Kyuhyun. Karena Nyonya Cho pun mendukungnya melakukan hal itu. Namun sepertinya kali ini ada yang mengganggu pikiran ibunya.

 

"Kenapa? Apa Umma tidak suka?" Siwon akan berhenti melakukan sesuatu jika ibunya memintanya berhenti. Seperti berhenti berganti pasangan. Siwon bisa saja berhenti melakukannya jika secara langsung ibunya memintanya. Namun wanita yang begitu dia cintai itu tidak pernah memintanya.

 

"Annie. Hanya saja...." jeda sejenak. "Apa kau melakukannya hanya karena memang kau menginginkannya atau karena kau menyukai Kyuhyun?"

"Maksud Umma?" Siwon tidak mengerti ucapan ibunya. Dia menyukai Kyuhyun? Sebagai teman? Tentu saja. Tetapi mengapa tadi dia mencium pemuda tersebut? Dan terlebih dia menyukainya.

 

"Apa kau melakukannyauntuk menarik perhatian Kyuhyun? Atau hanya memenuhi permintaan Nyonya Cho?"

 

Siwon tidak tahu. Tanpa nyonya Cho memintanya, Siwon yakin bahwa dia akan mengganggu Kyuhyun dengan sendirinya. Sedangkan jika dia melakukannya untuk menarik perhatian Kyuhyun, tentu saja. Pemuda itu jelas tidak akan menghiraukannya jika bukan Siwon yang menghubunginya. Seperti kata Nyonya Cho, Kyuhyun hanya tertarik dengan game dan pekerjaan.

 

"Aku tidak tahu Umma. Hanya saja memang sangat menyenangkan melihat ekspresi kesal Kyuhyun. Pipinya akan membentuk bulat saat dia kesal dan bibirnya juga akan mengerucut sambil berguman kata-kata yang tidak jelas. Bagaimana bisa pria berumur 30 tahun melakulan hal itu."

 

Tanpa sadar Siwon mengatakan hal itu kepada ibunya. Dan nyonya Choi hanya tersenyum mendengarnya. Dari apa yang dia lihat dan di dengarnya, dia yakin Siwon tertarik pada pemuda manis itu. Firasatnya memang tidak pernah salah. Sejak awal dia yakin bahwa Kyuhyun akan berefek banyak kepada Siwon. Dan dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk putranya.

 

****

 

"Choi Siwon brengsek!"

 

Maki Kyuhyun kesal. Kejadian siang tadi terus berputar di kepalanya. Bahkan dia masih bisa merasakan kehangatan saat Siwon melumat bibir bawahnya. Dan Kyuhyun bersumpah dia lumpuh seketika saat itu. Sama seperti saat pertama kali Siwon menciumnnya.

 

"Arghhhh...."

 

Kyuhyun menutup wajahnya dengan bantal untuk meredam kekesalannya. Bukankah dia sudah berjanji tidak akan mengingatnya lagi. Bahwa dia akan melupakannya. Tetapi kenangan itu semakin merangkak naik saat dia kembali bertemu dengan Choi Siwon.

 

Ya Choi Siwon. Pria yang berhasil melakukan apa yang dikatakan ibunya kepadanya. Seorang pria yang berhasil menggetarkan hati Kyuhyun hanya dengan tatapannya. Melumpuhkannya saat pria itu menciumnya pertama kali. Hal yang Siwon lupakan dan ingin Kyuhyun lupakan.

 

Namun takdir justru kembali mempertemukan Kyuhyun dengan pria tersebut. Andai saja Siwon tidak memperdulikannya mungkin hal ini tidak akan terjadi. Dia sudah berusaha untuk tidak menghiraukan Choi Siwon dan dia hampir saja luluh dan melunak kepada pria tersebut kalau saja dia tidak ingat bahwa Siwon melakukannya murni karena dia ingin berteman dengannya. Walau dia masih bingung mengapa pria itu menciumnya.

 

Kyuhyun hanya tidak ingin terluka, dia menyadari bahwa saat dia berusaha melupakan Siwon rasanya begitu sakit walau perasaannya saat itu belum begitu dalam dan dia masih ragu. Terlebih saat dia mengetahui bahwa sifat Siwon yang senang berganti pasangan. Maka dia memutuskan mengubur jauh perasaanya. Menghindarkan kekecewaan keluarganya karena putra mereka memiliki kelainan dalam hal orientasi seksual. Walau kenyataanya orang tuanya justru berniat menjodohkannya dengan Siwon, hal yang sempat membuat Kyuhyun ingin berteriak senang. Namun lagi-lagi ketakutannya membuat dia menghindari Choi Siwon.

 

****

 

Siwon memandang layar ponselnya dengan wajah memelas. Berharap pesan yang masuk kali ini berasal dari Cho Kyuhyun. Namun hal itu tidak berpihak kepadanya, karena pesan dari operatorlah yang dia terima. Menyebalkan. Dan ponsel itu berakhir dengan terhempas tidak berdaya di meja kerjanya.

 

Sudah seminggu sejak kejadian di ruang kantor Kyuhyun, pemuda itu sama sekali tidak membalas pesannya atau mengangkat panggilannya. Bahkan dengan terang-terangan Kyuhyun menolak untuk bertemu dengannya saat Siwon berkunjung ke kediaman keluarga Cho.

 

Kesibukannya pun membuat Siwon tidak bisa mengunjungi Kyuhyun bahkan saat jam makan siang. Sepertinya kali ini waktu benar-benar memihak kepada Cho Kyuhyun.

 

Siwon menghela nafas dan menyandarkan tubuhnya. Sejenak memejamkan matanya dan kejadian singkat siang itu langsung saja memenuhi pikirannya. Saat di mana dia mengecup bibir Kyuhyun yang dia yakini rasanya sangat manis. Untuk itulah dia sempat melumat bibir bawah pemuda itu karena gemas. Siwon menyadari saat ini dirinya tengah tersenyum. Ada apa sebenarnya dengan dirinya? Apa dia benar-benar menyukai Cho Kyuhyun?

 

"Siwon-ah cepatlah!"

 

Sebuah suara mengakhiri lamunan Siwon. Dia melihat kepala Donghae, sahabatnya, muncul di pintu menyuruhnya keluar. Lalu pria itu menghilang pergi tanpa menunggunya. Siwon melihat arloji ditangannya. Pantas saja. Ini sudah jam makan siang dan dia sudah ada janji akan makan siang dengan Donghae.

 

Dengan engan Siwon menyusul Donghae dan duduk di kursi penumpang mobil sahabatnya itu. Membuatnya menatap bingung Siwon.

 

"Dimana Gaby?"

"Aku sedang malas menyetir. Bukankah lebih baik menggunakan satu mobil, mengurangi polusi dan...."

"Ya...ya.... berhenti berbicara Siwon-ssi. Duduk saja yang manis," ucap Donghae dan langsung melajukan mobilnya menembus panasnya Seoul siang ini.

 

Setelah beberapa menit mereka sampai di depan sebuah restorant. Siwon baru akan bertanya dimana teman-teman yang lainnya saat tiba-tiba saja matanya menangkap seseorang yang membuatnya uring-uringan selama seminggu ini.

 

Siwon melihat Kyuhyun baru saja keluar dari restorant tersebut dengan seorang gadis yang melingkarkan tangannya pada lengan kiri Kyuhyun yang sama sekali tidak terganggu. Mereka berjalan sambil bersenda gurau. Siwon bahkan melihat Kyuhyun tersenyum senang. Hal yang tidak pernah dia lihat. Dan yang semakin membuat Siwon kesal adalah Kyuhyun tidak menolak saat gadis itu mengusap rambutnya. Padahal saat Siwon melakukannya pemuda itu mencubitinya habis-habisan dan mengatakan tidak ada yang boleh melakukan hal itu kepadanya.

 

Siwon mengepalkan tangannya dan berjalan kearah Kyuhyun yang sudah bersiap memasuki mobil. Namun gerakannya terhenti saat Siwon menarik lengan kirinya dan membuatnya menubruk dada Siwon.

 

"Yaks! Apa yang kau...." ucapan Kyuhyun terhenti saat dia menyadari siapa pria yang berdiri sangat dekat dengannya. Bahkan dia bisa merasakan nafas Siwon yang memburu di kulit wajahnya."Hyung?"

 

Kyuhyun tidak sempat berpikir karena Siwon sudah menariknya dan mendorongnya masuk ke dalam mobil. Sementara Siwon mengambil kunci mobil Donghae dan segera masuk ke kursi kemudi. Untuk saat ini dia menyesal meninggalkan gaby. Setelah itu Siwon segera melajukan mobil Donghae dengan kecepatan penuh. Membuat Kyuhyun berpegangan erat. Bagaimanapun dia pernah mengalami kecelakaan mobil. Jadi dia tidak begitu suka dengan kebut-kebutan.

 

Dan keduanya akhirnya berhenti di sebuah pantai. Kyuhyun segera keluar dan berlari dengan bertelanjang kaki kearah pantai. Membiarkan air laut membasahi kakinya. Rasanya dia kembali hidup setelah merasa akan mati di tangan Siwon. Mengingat nama itu membuat emosi Kyuhyun kembali tersulut. Dia berbalik dan menatap tajam kepada Siwon yang berdiri tidak jauh di belakangnya.

 

"Kau!" Kyuhyun menujuk Siwon dengan telunjuk kanannya. "Kau sudah gila? Kau bisa saja membunuhku? Apa kau selalu seperti ini bertindak sesuka hatimu?"

 

Kyuhyun menatap tajam Siwon yang kini sudah berdiri dihadapannya dengan nafas memburu. Terlalu dekat. Hingga dia kesulitan mengontrol dirinya sendiri. Bagaimanapun sudah hampir seminggu Kyuhyun tidak melihat pria itu. Dan dia merindukannya.

 

"Kau...."

 

Kyuhyun kehilangan kata-kata. Padahal saat di mobil ia sudah berniat akan memaki Siwon sampai pria itu tuli. Tidak benar-benar tuli. Tapi lagi-lagi dia tidak berkutik saat Siwon semakin mendekat kepadanya. Tangannya yang sejak tadi bersembunyi di balik saku celanya kini bergerak dan melingkari pinggang Kyuhyun, menariknya hingga tubuh mereka kini hampir menempel.

 

Siwon mendekatkan wajahnya dan membisikan sesutau yang membuat Kyuhyun merinding dan ingin membiarkan tubuhnya tergulung ombak lautan.

 

"Aku... merindukanmu Kyuhyun-ah"

 

Dan setelah itu yang Kyuhyun dengar hanya detak jantung Siwon yang berdebar kencang. Karena pria itu kini memeluknya erat. Membuat Kyuhyun semakin mematung karena kini nyawanya entah terbang kemana.

 

Sementara Siwon semakin mendekap erat tubuh Kyuhyun. Menghirup aroma khas pemuda tersebut yang begitu dia rindukan. Siwon merindukan tatapan tajam Kyuhyun, dia merindukan ucapan ketus pemuda tersebut dan dia menyadari bahwa dia begitu merindukan saat Kyuhyun dalam jangkauan matanya. Siwon merindukan pemuda tersebut hingga dia lupa diri dan berhasil membuat keduanya hampir mati jika Siwon kehilangan konsentrasi.

 

Siwon hanya iri. Iri karena Kyuhyun tidak tersenyum tulus kepadanya. Dia iri karena Kyuhyun selalu menolaknya. Tidak membiarkannya berada di sekitar pemuda itu. Siwon iri karena gadis itu bisa dengan mudah menyentuh Kyuhyun. Mengingat gadis itu membuat kekesalan Siwon kembali. Dia melepas pelukannya dan menatap Kyuhyun penuh tanya.

 

"Kyuhyun-ah. Siapa gadis itu?"

 

Kyuhyun yang tersadar segera berusaha fokus dengan pertanyaan Siwon. "Penting untuk memberi tahumu?"

"Apa dia kekasihmu? Kalau iya, maka aku akan membuat dia melepaskanmu!"

"Mwo?! Kau gila Siwon-ssi." Kyuhyun membulatkan matanya. Pikirannya mulai meliar membayangkan Siwon akan melakukan apa saja demi mewujudkan perkataannya.

 

"Ne. Aku memang sudah gila, aku gila karenamu Kyuhyun-ssi." Siwon mengguncangkan bahu Kyuhyun. "Karena sepertinya aku menyukaimu lebih dari yang aku bayangkan. Aku menyukaimu dan ingin memilikimu."

 

Sebagian diri Kyuhyun ingin berteriak dan menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Siwon namun sebagian lain menahannya. Memperingatkannya bahwa mungkin saja saat ini Siwon sedang melakukan hal yang sama seperti apa yang dia lakukan pada gadis-gadis bodoh berbedak tebal itu. Dan Kyuhyun tidak akan membiarkan dirinya jatuh hanya karena kata-kata seperti itu.

 

Dengan kasar Kyuhyun melepaskan tangan Siwon pada bahunya dan menatap kesal Siwon.

 

"Dengar Siwon-ssi. Sepertinya kau memang benar-benar sudah gila," jeda sejenak. "Kau pikir aku seperti wanita-wanita bodoh itu? Sebaiknya kau pulang dan tenangkan dirimu.”

 

Kyuhyun berjalan meninggalkan Siwon. Dia merogoh saku celananya dan membuka ponselnya yang ternyata kehabisan daya. Lalu dia mencari dompetnya namun tidak ada. Dengan terpaksa dia masuk kembali ke dalam mobil. Walaupun enggan, tetapi itu lebih baik daripada dia tidak bisa kembali.

 

Selama perjalanan pulang keduanya tidak ada yang berbicara sama sekali. Kyuhyun sibuk memaksakan pikirannya bahwa ucapan Siwon beberapa saat lalu hanya sebuah perkataan angin lalu dan dia tidak perlu memikirkannya.

 

Sedangkan Siwon sesekali hanya melirik Kyuhyun. Dia tidak menyangka pemuda disampingnya akan memberikan reaksi seperti itu. Tapi Siwon tidak akan menyerah. Dan dia akan membuktikan bahwa saat ini dia tidak sedang mempermainkan dan memperlakukan Kyuhyun seperti gadis-gadis lain. Perasaan Siwon pada Kyuhyun adalah perasaan yang berbeda yang dia sadari baru dia rasakan. Siwon tidak tahu apa dia benar-benar jatuh cinta dengan Kyuhyun. Karena dia tidak tahu cinta itu seperti apa. Yang dia rasakan saat ini adalah bahwa Siwon ingin melindungi Kyuhyun, Dia ingin terus Kyuhyun dalam jangkauan matanya. Dia ingin Kyuhyun menghiasi hari-harinya seperti beberapa minggu terakhir. Siwon ingin membuat Kyuhyun tersenyum.

 

Keduanya masih membisu hingga mobil yang dikendarai Siwon memasuki halaman parkir kediaman keluarga Cho. Kyuhyun memang meminta diantarkan pulang. Dia tidak bisa kembali ke kantor dalam keadaan emosi seperti saat ini.

 

Kyuhyun melepaskan seatbell dan segera bergegas memanjat keluar. Namun lengan kanannya ditahan oleh Siwon. Dia kembali memutar tubuhnya dan menatap Siwom datar.

 

Mianhae,” Ucap Siwon yang hanya mendapat respon diam oleh Kyuhyun sehingga dia memajukan tubuhnya kearah Kyuhyun membuat pemuda tersebut memundurkan tubuhnya hingga membentur pintu.

 

“A… Kau… mau  apa?” tanya Kyuhyun saat Siwon semakin mendekat. Membuat tubuhnya terkurung oleh badan pria tersebut. Dia tidak bisa bergerak karena seperti biasa tubuhnya membeku setiap Siwon berada terlalu dekat dengannya.

 

Kyuhyun menatap mata Siwon yang mandangnya intens. Dia memejamkan matanya saat bibir Siwon menyentuh dahinya dan mengecupnya cukup lama. Membuat pertahanan Kyuhyun hampir saja runtuh. Dia segera keluar saat Siwon menjauhkan tubuhnya. Meninggalkan Siwon tanpa menoleh lagi. Cukup untuk hari ini.

 

****

 

"Ada apa? Bertengkar lagi dengan Siwon?" Nyonya Cho menghampiri Kyuhyun yang sedang berbaring dan termenung di kursi pinggir kolam renang.

 

Kyuhyun menoleh dan menatap ibunya yang duduk di sampingnya. Memberikan senyum kecil kepadanya.

 

"Annie. Mengapa bertanya seperti itu. Aku jadi merasa seperti seseorang yang sedang merajuk." Kyuhyun mengerucutkan bibirnya membuat Nyonya Cho tertawa.

 

"Kau ini sudah hampir 30 tahun, tapi masih seperti ini." Nyonya Cho mengacak rambut Kyuhyun gemas. "Umma tidak tahu bagaimana nanti kau punya anak, hem? Kau mau saingan dengan anakmu?"

 

Kyuhyun semakin mengerucutkan bibirnya membuat ibunya terkekeh. Nyonya Cho jarang sekali melihat sikap Kyuhyun yang seperti ini, manja dan bertingkah selayaknya anak satu-satunya yang menjadi kesayangan orang tuanya. Jadi dia sangat menikmatk saat-saat seperti ini.

 

"Aku akan tetap jadi anak Umma walau sudah punya anak. Jadi teruslah menjadi ibu yang hebat untuk Cho Kyuhyun," ucap Kyuhyun. Dia memandang ibunya lekat. Menyadari ada hal yang mengganggu putranya Nyonya Cho balas menatapnya, meyakinkan Kyuhyun bahwa dia akan mendengarkannya.

 

"Umma…" jeda sejenak. "Seandainya, ini hanya seandainya..." Kyuhyun menggigit bibirnya. Rasanya sangat sulit untuk mengatakannya. "Seandainya aku tidak akan pernah bisa memberikan Umma seorang cucu?"

 

Dahi Kyuhyun berkerut mendengar pertanyaan anehnya. Tapi dia tidak bisa mengatakan maksud yang sebenarnya. Bahwa dia menginginkan Siwon bukan yang lain. Dan berarti Kyuhyun tidak akan bisa memberikan kedua orang tuanga cucu. Karena dia bukan perempuan yang bisa melahirkan dan dia tidak akan menikah dengan seorang perempuan.

 

Nyonya Cho ingin sekali tertawa mendengar pertanyaan putranya. Aigo keras kepala. Mengapa tidak mengaku saja kalau dia jatuh cinta dengan Choi Siwon. Nyonya Cho sudah mendengar semuanya dari Siwon dan meski pemuda itu mengatakan bahwa Kyuhyun menolaknya namun Nyonya Cho yakin bukan itu yang sebenarnya Kyuhyun rasakan. Putranya itu memang pandai menyembunyikan perasaannya. Namun dari sikapnya dan perasaannya sebagai seorang ibu, Nyonya Cho tahu bahwa Kyuhyun hanya takut dengan perasaanya.

 

"Aish. Lupakan yang ku katakan!" seru Kyuhyun saat ibunya tidak memberikan respon. Dia kemudian pergi meninggalkan ibunya dan bergegas ke kamarnya. Sementara ibunya hanya menghela nafas dan berharap Kyuhyun menemukan kebahagiaannya.

 

****

 

Siwon memijat pelipisnya pelan dan meletakan dokumen yang sedang dia baca di nakas ranjang. Dia lalu merebahkan dirinya dan memejamkan matanya sejenak. Kyuhyun kembali mendiaminya. Bahkan sekarang pemuda tersebut semakin sulit dihubungi membuat Siwon kesal karena saat ini dia begitu merindukannya.

 

"Belum tidur Wonnie?"

 

Siwon membuka matanya dan menatap ibunya yang menghampirinya dengan segelas teh di tangannya. Dia menerimanya saat ibunya menujulurkan gelas kepadanya dan meminunmnya setelah kembali mendudukan dirinya.

 

"Kali ini ada apa?"

 

Siwon menatap ibunya. Dia yakin sebenarnya ibunya sudah tahu apa yang terjadi karena Siwon sudah menceritakan kepada Nyonya Cho. Namun sepertinya ibunya ingin mendengarkannya secara langsung.

 

"Umma." Siwon memulai ucapannya. Sebenarnya dia ingin menyelesaikan masalah ini sendiri. Karena dia bukan remaja. Tapi jika ibunya bisa membantu tentu akan lebih memudahkannya.

 

"Apa tawaran Umma saat itu masih berlaku? Jika yang aku sukai adalah seorang pria. Apa Umma dan Appa tidak akan menghalanginya."

"Kau ingin menikahi Cho Kyuhyun?"

 

Siwon menelan ludahnya kasar. Ibunya sama sekali tidak bisa di jak basa-basi. Baiklah. Siwon memang harus mengatakan secara langsung saja.

 

"Ne," jawab Siwon pada akhirnya membuat Nyonya Choi tersenyum kecil. "Tapi sepertinya Kyuhyun membenciku."

"Dari mana kau tahu?"

 

Nyonya Choi mencibir putranya yang katanya pintar dalam hal menklukan wanita tapi begitu sulit menaklukan satu orang bernama Kyuhyun. Semua pengalaman dan pelajaran sepertinya tidak berguna saat satu orang memporak-porandakan hatinya.

 

"Entahlah. Sejak awal aku tahu Kyuhyun tidak menyukai ide bahwa aku selalu berada di sekitarnya." Siwon mengangkat bahu acuh.

"Kalu begitu jangan muncul dihadapannya lagi. Jangan menghubunginya dan membuatnya tahu keberadaanmu?"

 

"Maksud Umma?"

"Aigo anakku. Kau ini playboy kelas berapa? Kelas teri? Jika seseorang selalu mengeluh karena kau terus berada di sekitarnya bukankah satu-satunya jalan mengetahui perasaan orang tersebut yang sebenarnya adalah bertaruh bahwa ida akan merindukanmu saat kau tidak ada lagi didekatnya?"

 

Siwon menatap ibunya bingung membuat Nyonya Choi kesal karena putranya tiba-tiba saja menjadi bodoh.

 

"Pernah dengar istilah seseorang baru akan terasa sangat berarti saat kita kehilangannya. Kau harus menghilang dari kehidupan Kyuhyun jika kau ingin tahu bagaimana perasaanya kepadamu?"

 

"Tapi bagaimana jika Kyuhyun benar-benar tidak peduli?"

"Itu sudah nasibmu!"

"Ya! Umma!"

 

Nyonya Choi tertawa pelan melihat ekspresi putranya yang terlihat sangat menyedihkan.

 

"Kalau seperti itu maka kami sebagai orang tua akan melakukan otorisasi kami. Bukankah ada istilah cinta karena terbiasa." Nyonya Choi berdiri dan menatap sejenak putranya. "Sudahlah kau harus berusaha. Masa hal seperti ini tidak bisa kau tangani."

 

Setelah itu Nyonya Choi meninggalkan putranya dengan kekehan kecil di bibirnya. Putranya terlihat seperti remaja yang baru jatuh cinta. Benar-benar menggemaskan.

 

Siwon memikirkannya ucapan ibunya dan meyakinkan dirinya bahwa Kyuhyun memiliki perasaan yang sama kepadanya. Pemuda itu hanya meragukannya karena dia seorang player. Tapi Siwon akan membuktikan bahwa perasaannya kali ini bukan sesuatu yang harus dipermainkan dia yakin Kyuhyunlah orang yang tepat untuknya.

 

****

 

Kyuhyun memeriksa notif pada ponselnya yang hanya berisi pesan dari ibunya. Beberapa chat dari teman-temannya dan beberapa notif lainnya. Namun tidak ada satupun pesan atau panggilan dari Siwon seminggu ini. Apakah pria tersebut sudah menyerah? Secepat ini? Kyuhyun sedikif merasa kecewa. Namun dia cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Dan menegaskan bahwa bukankah ini baik. Sehingga dia bisa kembali ke kehidupannya sebelum kedatangan Choi Siwon.

 

"Aigo Kyuhyun-ah jangan memikirkannya!"

 

Kyuhyun menepuk-nepuk pipinya dan segera membereskan pekerjaannya. Di menyadari bahwa saat ini dirinya sangat kelaparan. Setelah itu dia keluar dari ruangannya. Dia berjalan menuju ruangan ayahnya berniat mengajaknya makan siang bersama. Namun saat dipersimpangan Dia tidak sengaja menabrak seseorang. Cukup keras hinga sempat membuatnya terhuyung kebelakang dan jatuh. Tapi tidak terjadi karena ada sepasang tangan yang melingkari pinggangnya dan menariknya kembali agar dia dapat berdiri tegak. Dan tangan itu milik Choi Siwon.

 

Jantung Kyuhyun berdetak dengan kencangnya saat hidungnya menangkap aroma maskulin dari tubuh Siwon. Belum lagi dia dapat merasakan deru nafas pria itu di telinganya karena posisi mereka saat ini, membuat pertahanan Kyuhyun hampir saja hancur dan dia berniat memeluk Siwon erat. Namun dia cepat-cepat menyadarkan dirinya dan mendorong tubuh Siwon pelan membuat pria tersebut melepaskan tubuhnya.

 

"Maaf," ucap Siwon pelan.

"Annie. Aku yang salah tidak berhati-hati." Kyuhyun menyadari ini pertama kalinya mereka kembali berbicara setelah kejadian di pantai.

"Kau ingin ke ruangan ayahmu?" Kyuhyun mengangguk. "Baiklah. Aku permisi dulu."

 

Kyuhyun mengedikan matanya. Hanya itu saja? Kemana sikap jahil Siwon? Biasanya pria itu selalu punya cara membuatnya kesal. Tapi mengapa Kyuhyun menginginkan itu terjadi? Bukankah ini yang dia inginkan bahwa Siwon tidak lagi mengganggu kehidupannya. Namun kenapa dia merasa sangat kecewa. Sekali lagi Kyuhyun menggelengkan kepalanya membuang pikiran aneh dalam dirinya.

 

Sementara Siwon yang sudah masuk kedalam lift menghembuskan nafas yang entah sejak kapan dia tahan. Saat meninggalkan pemuda tersebut Siwon berniat mati-matian untuk tidak berbalik dan memeluk Kyuhyun karena dia begitu merindukan pria tersebut. Dan entah mengapa dia sedikit tidak yakin dengan tindakannya menjauhi Kyuhyun karena sepertinya pria itu sama sekali tidak mengeluh atau mencarinya.

 

****

 

"Kyuhyun-ah, turunlah makan malam sudah siap." Kyuhyun menatap wajah ibunya yang muncul dibalik pintu kamarnya.

"Mian Umma. Sepertinya aku tidak akan ikut makan malam," jawab Kyuhyun pelan.

"Sayang sekali. Padahal keluarga Choi sudah menunggu."

"Keluarga Choi?"

"Ne. Turunlah untuk sekedar menyapa mereka. Arra?" Kyuhyun mengangguk pelan.

 

Setelah pintu kamarnya tertutup dia segera bangun dan melihat tampilannya di cermin kamarnya. Merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan juga memastikan di wajahnya tidak ada hal-hal aneh. Akan memalukan jika hal itu terjadi di depan Choi Siwon. Mengingat nama itu membuat Kyuhyun tersadar. Untuk apa dia memikirkan bagaimana keadaanya di depan pria tersebut. Kyuhyun mendesah dan segara keluar kamarnya. Dia hanya akan menyapa setelah itu kembali ke kamarnya.

 

Kyuhyun tidak sadar dia menuruni tangga dengan cepat. Dia bahkan hampir terjungkal jika nasib baik tidak bersamanya. Setelah menginjakan kakinya di lantai Kyuhyun mengatur nafasnya yang baru dia sadari memburu. Dia lalu mengatur ekspresinya seperti biasa dan menuju ruang tengah.  Di sana terlihat Tuan dan Nyonya Choi yang sedang bercengkrama dengan orangtuanya. Nyonya Choi yang menyadari kehadirannya tersenyum.

 

"Kyuhyun-ah bagaimana kabarmu?" Semua orang kini menatap Kyuhyun yang masih berdiri dengan senyum kecil di wajahnya.

"Aku baik-baik saja Adjumma. Adjuma dan Adjussi?" tanya Kyuhyun setelah menundukan wajahnya singkat.

"Seperti yang kau lihat Kyuhyun-ah, kami baik-baik saja," jawab Tuan Choi. "Ku dengar kau tidak akan ikut makan malam?"

 

"Ne. Maafkan aku Adjussi," ucap Kyuhyun saat ia mendudukan dirinya.

"Sayang sekali. Padahal tidak ada Siwon yang akan mengganggumu." Nyonya Choi tertawa kecil menatap Kyuhyun.

"Hyung sedak sibuk?" Kyuhyun memberanikan diri bertanya.

 

"Entahlah. Mungkin dia sedang bersama teman-temannya. Sudah lama dia tidak berkumpul dengan teman dan gadis-gadis kecentilan itu karena biasanya dia akan mengunjungimu bukan Kyunnie?"

 

Perkataan nyonya Choi membuat Kyuhyun tersenyum kaku. Dia lalu berdiri dan pamit kembali ke kamarnya. Jauh dalam hatinya berdesir kekecewaan karena dia tidak dapat melihat Choi Siwon. Kyuhyun mengakuinya kali ini, bahwa dia merindukan pria tersebut. Dia hanya ingin melihat Siwon sebentar karena sudah hampir sebulan dia tidak melihat pria tersebut. Terakhir hanya saat mereka berpapasan di kantornya.

 

Kali ini Kyuhyun menaiki tangga dengan langkah berat, bahkan rasanya sangat sulit. Dia menghirup nafas sebanyak-banyaknya karena rasa sesak di dadanya sungguh menyakitkan. Rasanya sama saat dia berusaha melupakan Siwon saat pertama kali mereka bertemu, bahkan kali ini jauh lebih sakit.

 

Kyuhyun berpegangan dengan kencang pada pagar tangga menopang tubuhnya agar tidak terjeremab. Namun malang tidak dapat ditolak kaki kanan Kyuhyun tidak berpijak dengan baik pada anak tangga menyebabkan tubuhnya oleng ke belakang. Hal terakhir yang dia ingat adalah dia merasa dunianya berputar sebelum kegelapan menyelubunginya.

 

****

 

Kyuhyun membuka matanya pelan, menyesuaikan pandangannya dengan bias cahaya sebelum pandangannya menangkap wajah seseorang yang terakhir kali dia pikirkan. Choi Siwon. Pria yang kini sedang menatapnya khawatir.

 

Kyuhyun mengangkat tangan kanannya dan memijat pelipisnya pelan. Kepalanya pusing dan tubuhnya terasa sakit. Dia baru ingat bahwa dia terjatuh di tangga dan saat ini sepertinya dia berada di rumah sakit.

 

"Kau baik-baik saja? Perlu ku panggilkan dokter?" tanya Siwon yang kini menggenggam tangan kiri Kyuhyun. Masa bodoh jika pemuda itu akan mengomelinya nanti yang jelas saat ini Siwon sangat lega Kyuhyun sudah sadar.

 

Semalam saat orangtuanya memberitahukan bahwa Kyuhyun dilarikan kerumah sakit karena terjatuh dari tangga, Siwon merasa dunianya jungkir balik. Selama ini dia mati-matian berusaha untuk tidak melihat pemuda tersebut namun memikirkan bahwa dia tidak akan melihat pemuda tersebut selamanya membuat Siwon hampir saja menjadi gila. Dia bahkan tidak sadar bagaimana dia bisa sampai di rumah sakit semalam.

 

"Annie. Aku baik-baik saja."

 

"Dokter bilang kaki kananmu terkilir namun tidak ada yang serius. Hanya saja mereka menyarankan untuk pemeriksaan yang lebih lanjut untuk memastikannya."

 

Kyuhyun diam tidak mengatakan apapun membuat Siwon melepaskan genggaman tangannya. "Maaf membuatmu khawatir," ucap Kyuhyun.

 

Siwon tertawa pelan membuat Kyuhyun menatap bingung pria di sampingnya. "Kau tahu Kyuhyun-ah," Siwon menatap Kyuhyun intens.

 

"Sejak aku mengatakan bahwa aku menyukaimu dan ingin memilikimu, aku tidak berhenti mengkhawatirkanmu. Apa kau baik-baik saja. Apa kau makan dengan baik. Apa tidurmu nyenyak. Apa kau sempat memikirkan aku sedikit saja. Apa kau bahagia karena aku tidak menganggumu lagi. Semua itu memenuhi pikiranku."

 

"Terkadang aku ingin berlari dan memelukmu, mengatakan bahwa aku sangat merindukanmu. Walau kau akan kesal tapi tidak apa-apa selama aku tahu kau baik-baik saja. Namun mendengar kau terjatuh dari tangga dan sedang merasakan kesakitan membuatku hampir gila."

 

Siwon mengacak rambutnya frustasi kemudian kembali menatap Kyuhyun yang saat ini hanya terdiam.

 

"Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan kepadaku Kyuhyun-ah? Kita bahkan belum lama saling kenal. Tapi kau berhasil menyita seluruh perhatianku tanpa aku sadari."

 

Siwon berjalan mondar mandir disamping ranjang Kyuhyun. Dia menghembuskan nafas kencang dan kembali menatap Kyuhyun. "Mianhae. Aku tidak bermaksud membuatmu tertekan. Lupakan yang aku katakan. Istirahatlah. Aku akan menghubungi orangtua kita."

 

Siwon berbalik hendak meninggalkan kamar Kyuhyun agar pemuda itu dapat beristirahat. Namun tertahan saat Kyuhyun memanggilnya.

 

"Hyung," Siwon berbalik dan mendekat kearah Kyuhyun. Pemuda itu tersenyum kecil padanya, senyum yang benar-benar tulus membuat Siwon merasa damai seketika. "Aku ingin jalan-jalan. Bisa kau bantu aku." Kyuhyun mengalihkan tatapannya pada kursi roda di sebelah kanan ranjangnya.

 

Siwon segera mendekat dan menyingkap selimut yang menutupi tubuh Kyuhyun. Lalu dia menyelipkan tangan kananya pada bahu Kyuhyun dan tangan kirinya pada tumit Kyuhyun. Dia sudah bersiap mengangkat tubuh Kyuhyun namun tersentak saat tiba-tiba saja pemuda tersebut melingkarkan kedua tangannya pada leher Siwon dan menarik kepalanya mendekat.

 

Kyuhyun tersenyum dan mengecup bibir Siwon singkat membuat pria itu mematung seketika. "Sekali lagi maaf membuatmu khawatir. Aku sangat membencimu saat ini. Kau sangat menggangguku bahkan saat aku sedang tidur. Aigo. Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan padaku Siwon-ah?"

 

Kyuhyun menirukan ucapan Siwon padanya dan kembali mengecup bibir Siwon yang saat ini belum bereaksi sama sekali. Dasar Choi pabbo.

 

"Sial sekali aku. Ini tidak romantis sama sekali. Seharusnya aku tetap diam dan menjauhimu Choi Siwon. Seharusnya aku... hemph..."

 

Kata-kata Kyuhyun tertelan saat Siwon tiba-tiba menciumnya dalam hingga Kyuhyun kembali berbaring dalam  ranjangnya. Dia membalas setiap kecupan dan lumatan Siwon padanya. Menyalurkan perasaannya yang selama ini tertahan. Meluapkan segala rasa yang dia punya untuk Choi Siwon. Agar pria itu tahu bahwa Kyuhyun merasakan apa yang dia rasakan. Kyuhyun sudah memutuskan bahwa dia akan menghadapi perasaanya pada Choi Siwon. Dia tidak akan lari, Kyuhyun akan mencobanya dan dia tidak akan takut untuk merasakan sakit. Diq hanya ingin Siwon tahu bahwa Kyuhyun sangat mencintainya jauh sebelum pria itu menyadari perasaanya.

 

****

 

“Kyu.”

“Hem?”

Baby.”

Ne.”

“Aku mencintaimu.”

 

Kyuhyun tidak menjawab dan tetap fokus pada PSPnya. Namun dia tidak dapat menahan panas di wajahnya. Saat ini mereka berada di kamar Kyuhyun. Duduk bersandar pada headboard ranjang dengan Kyuhyun bersandar pada dada Siwon.

 

Lima  hari lalu Kyuhyun sudah diijinkan pulang namun dia masih harus istirahat total dan baru bisa kembali beraktifitas setelah kaki kanannya pulih. Dan selama Kyuhyun dirawat di rumah, Siwon tidak pernah absen sekalipun untuk menemaninya saat dia selesai bekerja.

 

Setiap jamnya bahkan Siwon akan menelpon Kyuhyun hingga pemuda itu bosan dan kesal. Akhirnya Siwon akan menelpon ke kediaman keluarga Cho dan menanyakan keadaan Kyuhyun pada Nyonya Cho.

 

Baby.”

“Sekali lagi kau panggil namaku, sebaiknya kau pulang saja.”

 

Siwon tertawa mendengar jawaban ketus Kyuhyun lalu mengecup rambut Kyuhyun sayang.

 

“Aku tidak menyangka bahwa saat ini aku sangat suka mendengar suaramu.” Siwon mengecup belakang telinga Kyuhyun dan membuatnya memerah seketika. “Mungkin karena selama ini kau sangat pelit berbicara denganku.”

 

“Itu karena kau sangat menyebalkan.”

“Aku tahu. Untuk itulah kau jatuh cinta padaku.”

 

Kyuhyun mencibir ucapan Siwon namun kemudian tersenyum saat Siwon memeluknya erat dari belakang dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Kyuhyun.

 

“Memangnya kapan aku bilang kalau aku jatuh cinta padamu?”

Annie. Kau belum mengatakannya. Sejak kau menciumku…”
“Yaks! Sekali lagi kau katakan aku tidak akan membiarkanmu menciumku lagi!”

“Memang kau tahan tidak ku cium?”

 

Kyuhyun berbalik dan mendelik ke arah Siwon hal yang membuatnya mendapatkan kecupan dari bibir Siwon. “Lihatlah siapa sebenarnya yang tidak tahan.”

 

“Katakan kau mencintaiku baby.”

Annie.”

Waeyo? Kau tidak mencintaiku?”

Annie.”

“Yaks!”

 

Kyuhyun ingin sekali memukul kepala Siwon saat pria itu sangat cerewet sekaligus menyebalkan. Melihatnya mempoutkan bibirnya membuat Kyuhyun ingin sekali tertawa. Tapi Dia menahannya. Dia tidak ingin Siwon menciuminya berkali-kali seperti saat tempo hari Kyuhyun menertawainya yang tidak sengaja jatuh dari ranjangnya saat mereka bergulat di ranjang, dalam arti saat Siwon berusaha merebut PSPnya.

 

“Aku akan mengatakannya jika kau mengingat kejadian saat pertama kali kita bertemu. Bukankah kau sangat penasaran.”

Annie. Aku tidak menginginkannya lagi karena kau sudah disisiku.”

“Kalau begitu kau tidak akan mendengarnya.”

Arraso! Aku akan mengingatnya. Bisakah kau sedikit memberikanku klue?”

Annie.” jawab Kyuhyun cepat dan kembali memunggungi Siwon.

 

Siwon menggigit bahu Kyuhyun gemas membuatnya mendapat cubitan keras. “Kau tega sekali baby.”

“Kau baru tahu?”

“Aish.”

 

Kyuhyun tertawa melihat Siwon merajuk dengan mengusap-usap wajahnya pada bahu Kyuhyun. Bayangkan seorang CEO perusahaan terkenal sangat kekanakan saat merajuk. Namun Kyuhyun sangat bersyukur dengan keadaan mereka saat ini.

 

Menurut Nyonya Choi Siwon memang sering berganti pasangan sebelumnya. Namun dia tidak pernah sekalipun melihat Siwon memperlakukan gadis-gadis tersebut seperti dia memperlakukan Kyuhyun dengan penuh perhatian. Siwon bahkan rela pekerjaannya dia abaikan hanya untuk menjemput atau mengantar Kyuhyun chek up. Padahal sebelumnya pria tersebut sangat gila kerja.

 

Kyuhyun mempercayainya. Dia mempercayai Siwon dan dia tidak akan membuat Siwon goyah. Kyuhyun akan mempertahankan pria itu tetap di sisinya. Apapun yang terjadi. Salahkan Siwon yang mengulurkan tangannya dan membawa Kyuhyun ke dunia barunya hingga dia tidak ingin beranjak. Kyuhyun sangat mencintai Siwon walau dia tidak mengatakannya.

 

****

 

"Sudah kubilang aku bisa pergi sendiri."

 

Kyuhyun menatap kesal Siwon yang pagi-pagi sudah berada di depan rumahnya. Bahkan ayam saja belum sempat berkokok. Baiklah. Abaikan. Dia sudah mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan akan kembali bekerja seperti biasa. Namun kekasihnya bersikeras untuk mengantar jemputnya. Dia bukan anak kecil.

 

"Tapi kaki mu belum pulih baby. Kau tidak bisa membawa mobil sendiri." Siwon masih bersikukuh mempertahankan pendapatnya. Sebenarnya siapa yang sakit.

 

"Kakiku sudah sembuh Hyung." Kyuhyun menjulurkan kaki kanannya ke hadapan Siwon yang sedang duduk di ranjangnya dan memutar pergelangan kakinya. "Bahkan aku bisa menendangmu saat ini juga." Kyuhyun menarik kakinya kembali lalu kembali menghadap cermin di belakangnya. Memastikan tampilannya sudah rapih.

 

"Baiklah jika kau khawatir, aku tidak akan membawa mobil sendiri. Aku akan naik taksi. Ok?!" Siwon tidak mengiyakan juga tidak menolak membuat Kyuhyun memutar matanya. "Arasso! Ayo kita berangkat bersama."

 

Kyuhyun meninggalkan Siwon yang menyusul di belakangnya dengan senyum penuh kemenangan. Aigo. Kekanakan sekali. Keduanya segera bergegas pergi tanpa sarapan pagi. Selain sudah malas tetapi juga karena tidak ada orangtua Kyuhyun. Mereka sedang mengunjungi kerabat yang sedang sakit. Karena Kyuhyun baru sembuh orang tuanya tidak mengijinkan dia ikut serta.

 

"Nanti ku jemput," ucap Siwon saat mereka sampai di Hensan Grup, tempat Kyuhyun bekerja sekaligus perusahaan milik keluarganya.

 

"Ne," jawab singkat Kyuhyun. Setelah melepaskan seatbell dia bersiap untuk keluar namun kembali berbalik dan menatap Siwon yang sedang memandangnya. "Aku baik-baik saja." Kyuhyun mengecup singkat bibir Siwon dan keduanya tersenyum. "Sampai jumpa."

 

"Ne. Sampai jumpa."

 

****

 

"Aku tidak bisa Jess. Hubungan kita sudah berakhir."

"Tapi aku mencintaimu Oppa. Tidak bisakan kita kembali seperti dulu?"

 

Siwon mengehela nafas memandang gadis bernama Jessica di depannya. Gadis berambut pirang itu tiba-tiba saja datang dan mengatakan hal-hal yang membuat kesal Siwon. Jessica adalah salah satu dari sekian banyak gadis yang Siwon kencani. Namun hubungan mereka berakhir saat Siwon tidak sengaja melihat gadis itu sedang bercumbu dengan pria lain. Dan sekarang gadis itu datang dan menginginkan hubungan mereka kembali.

 

"Dengar Jess..." Siwon beranjak dari kursinya dan berdiri di depan Jessica. "Aku bukanlah Siwon yang dulu. Aku sudah menemukan orang yang benar-benar aku cintai. Aku akan menikahinya. Jadi kuharap kau... hepmh..."

 

Siwon membulatkan mata saat tiba-tiba saja Jessica menarik kerah bajunya dan menciumnya cepat. Dengan cepat Siwon mendorong bahu gadis tersebut hingga membuatnya terhuyung ke belakang.

 

"Apa yang kau...." Teriakan Siwon terhenti saat iris meatanya menangkap sosok di depan pintu yang memandang mereka tanpa ekspresi. "Kyu…" Siwon segera menghampiri Kyuhyun. "Sayang ini tidak seperti yang kau bayangkan."

 

"Memang apa yang ku bayangkan Siwon-ssi?" tanya Kyuhyun. Dari nadanya Siwon tahu Kyuhyun memendam kemarahannya.

"Oppa siapa dia?" Tiba-tiba saja Jessica bertanya dengan wajah sok polos membuat Kyuhyun menatapnya tajam.

 

"Aku?" Kyuhyun menjawab dengan memandang tajam Jessica. "Cho Kyuhyun kekasih Choi Siwon. Kuharap kau tidak menggangu kekasihku nona. Aku tidak suka milikku diganggu gugat." Setelah mengatakannya Kyuhyun segera meninggalkan ruangan Siwon berjalan pelan tanpa berlari seperti di adegan-adegan drama.

 

Di belakangnya Siwon mengikutinya hingga mereka tiba di parkiran dan Kyuhyun mendudukan dirinya di kursi penumpang mobil Siwon yang langsung di unlock saat Siwon menyadari keberadaan mereka.

 

"Kita kerumahmu."

"Ne?"

"Orangtua kita ada di sana. Mereka akan makan malam bersama." Kyuhyun melihat arloji di tangannya. "Ini sudah jam pulang bukan?"

"Ah ne."

 

Bagai robot Siwon hanya menjawab pertanyaan Kyuhyun lalu segera menstarter mobilnya menembus kota Seoul yang masih sibuk dengan aktifitasnya. Dalam perjalanan keduanya lebih banyak diam. Siwon menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan Kyuhyun.

 

Saat sampai Kyuhyun langsung turun duluan dan meninggalkan Siwon. Sampai di ruang tengah keluarga Choi dia melihat orang tuanya dan orangtua Siwon sedang bercengkrama. Dia berbalik dan menatap Siwon yang sudah berada di belakangnya. Lalu menarik tangan Siwon dan menggenggamnya.

 

"Adjuma dan Adjussi."

 

Tuan dan Nyonya Choi segera mengalihkan tatapannya kepada Siwon dan Kyuhyun begitu juga dengan orangtua Kyuhyun. Kedua pasang orangtua itu tersenyum melihat putra mereka.

 

"Kalian sudah datang," ucap Nyonya Cho.

 

"Adjuma dan Adjussi ada yang ingin aku katakan." Kyuhyun tidak menghiraukan ucapan ibunya. Sementara ke empat orangtua itu dan juga Siwon memandang Kyuhyun bingung.

 

"Ne. Kyuhyun-ah. Duduk lah dulu." Nyonya Choi menatap Siwon mencoba bertanya namun putranya hanya menggeleng.

 

Kyuhyun tersenyum sekilas lalu memandang Siwon sebentar sebelum kembali menatap Tuan dan Nyonya Choi. "Ijinkan aku menikah dengan putra kalian. Choi Siwon."

 

"Mwo?!"

"Mwo?!"

"Mwo?!"

"Mwo?!"

"Mwo?!"

 

Semua orang di ruang tamu termasuk Siwon melotot dan berteriak mendengar pernyataan Kyuhyun.

 

"Kau... Kyu... apa kau sedang melamar Siwon?" Tuan Choi yang pertama sadar dan bertanya membuat Siwon sekali lagi terkejut dan tersadar dengan apa yang sedang terjadi.

 

"Andwe! Ya baby harusnya aku yang melakukan itu!" Siwon memutar tubuh Kyuhyun yang sedang tertawa kecil menghadapnya.

 

Kyuhyun sendiri tidak tahu mengapa dia melakukan hal itu. Hanya saja apa yang Jessica lakukan membuat Kyuhyun semakin sadar dia tidak bisa kehilangan Choi Siwon. Pria itu segalanya baginya.

 

Sementara Siwon terlihat kesal dengan keadaan ini. Padahal dia sudah merencanakan banyak hal untuk melamar Kyuhyun meski hubungan mereka belum lama. Tapi Kyuhyun manghancurkan segalanya.

 

"Kau marah padaku karena kejadian tadi?"

"Annie?"

"Lalu mengapa kau lakukan ini kepadaku sayang." Siwon berteriak kesal membuat para orangtua tertawa melihatnya. Sementara Kyuhyun terkekeh puas.

 

"Kau mau tidak? Belum tentu aku menjawab iya jika kau melamarku."

"Annie. Tentu saja kau akan setuju."

"Jadi?"

"Arraso! Aku mau menikah denganmu Kyuhyun sayang," jawab Siwon tidak rela. Bagaimana pun harusnya dia yang melakukannya

 

Siwon mengusap rambutnya kesal namun berhenti saat Kyuhyun memeluknya. Dia membalas pelukan tersebut dan mencium rambut Kyuhyun perlahan.

 

"Terima kasih," bisik Kyuhyun pelan.

"Everything for you."

 

****

 

"Kau masih marah?" tanya Kyuhyun saat mereka berdiri di balkon kamar Siwon menikmati pemandangan malam.

 

Siwon menatap Kyuhyun lalu berdiri di belakang pemuda tersebut. Memeluk Kyuhyun dari belakang. Kyuhyun menyandarkan kepalanya di dada Siwon dan meletakan kedua tangannya di atas tangan Siwon yang melingkari pinggangnya.

 

"Annie. Jika itu membuatmu senang." Siwon mengecup pelipis Kyuhyun dan kembali memandang bintang-bintang yang kini berkelap kelip seolah ikut berbahagia dengan apa yang mereka rasakan.

 

"Hanya saja. Sebenarnya malam ini aku akan memberikan hal itu sebagai kado ulang tahunmu." Kyuhyun memutar tubuhnya dan menatap Siwon bingung. "Untuk itulah orangtua kita berkumpul bersama."

 

Kyuhyun tidak menyangka bahwa hari ini usianya genap 30 tahun. Dia memang jarang mengingat hal-hal seperti itu dan biasanya orang tuanya lah yang mengingatkannya. Namun Kyuhyun tidak menampik bahwa ulang tahunnya kali ini adalah yang paling berkesan. Selain ada orangtuanya di sisinya juga ada Siwon orang yang paling dia cintai saat ini dan selamanya.

 

"Saenggil Chukae baby." Siwon mengecup bibir Kyuhyun sekilas. "Malam ini aku berniat melamarmu. Tapi justru kau yang melamarku. Jadi aku bersedia menjadi hadiahmu untuk ulang tahun mu tahun ini dan tahun-tahun berikutnya."

 

Kyuhyun tersenyum dan memeluk Siwon erat. Pilihannya tidak salah. Dia yakin Siwon memang untuknya. Dan dia tidak akan pernah melepaskan Siwon seperti sebelumnya.

 

"Gomawo."

 

Keduanya saling melempar senyuman. Memberikan isyarat bahwa kehadiran keduanya membuat mereka bahagia satu sama lain hingga jarak mulai memisahkan mereka dan kegelapan menyelubun pandangan keduanya saat bibir Siwon mengecup bibir Kyuhyun yang dingin karena udara malam. Saling menghisap dan memberikan lumatan-lumatan manis. Melantunkan lagu cinta dari dua insan yang sudah lama saling mencari satu sama lain hingga menemukan bahwa keduanya merupakan bagian yang terpisah dan kini menjadi satu.

.

.

.

.

END.

 

Note: Cerita gaje dari penulis gaje… hehehehehehe

Thanks buat yang mau baca, maaf gak balas koment karena saya memang jarang balas koments… ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tika15 #1
Chapter 1: aigoo ^^ so sweet knp babykyu yg ngelamar siwon >< hrsnykan siwon kkkk
tika15 #2
Chapter 1: aigoo ^^ so sweet knp babykyu yg ngelamar siwon >< hrsnykan siwon kkkk
choinitha #3
Chapter 1: Aigoo...wonkyumemang selalu buat meleleh
Bener2 sweet hot moment deh
Wonmincho #4
Chapter 1: Oh so sweet... Ayo author buat cerita lagi.. #Fighting..:)