The Project

The Lucky One

Seoul,  02.02 KST

Kai sudah selesai dengan tugasnya membeli kebutuhan pangan para member. Kakinya melangkah keluar mobil ke arah sungai Han yang terlihat sepi. Langkahnya terus menepi pada pagar yang membatasi area sungai. Tangannya menopang di atas pagar itu. Kepalanya terlihat mengamati air sungai yang tenang. Uap dingin keluar dari mulutnya.

“Yaa! Yaa! HYEMI-YA!”

Kai menoleh ke arah suara, mendapati seseorang sedang meloncat-loncat tidak jelas sekitar 50meter dari arahnya berdiri. Ia memperhatikan gadis yang sudah berulang kali membuat keributan dengan hidupnya. Rambut yeoja itu terlihat acak-acakan. Sedang wanita yang satunya hanya memperhatikannya dengan cemas. Sesekali, wanita bermata sipit itu menepuk pundak Hye Mi dengan keras.

Hye Mi tertawa di tengah ketidak sadaraannya. Sepertinya ia sedang mabuk berat. Rona wajahnya merah, badannya tetap berputar-putar menari dengan angin malam. Ia bahkan tidak menyadari kalau telinganya sudah sangat merah karena membeku.

“YAA! GEUMANHAE! Sudah tahu kau tidak bisa minum! Hanya 5 gelas soju saja kau sudah mabuk berat begini! Haish menyusahkan sekali!” Teriak gadis bermata sipit itu lagi. Ia kini mengikuti langkah Hye Mi yang bergerak ke arah Kai.

Mata Hye Mi terbelalak. Kai hanya memandangnya dengan datar, ingin melihat lebih jauh apa yang akan dilakukannya jika ia menyadari ada dirinya di tempat itu.

“Yaa! Yaa! Hye Mi ya! Kau mau kemana?” Teriak gadis dibelakangnya lagi yang kini terlihat panik. Matanya bolak-balik menatap Kai dan Hye Mi secara bergantian.

Hye Mi menyeringai. Harus diakui, lesung pipi gadis itu terlihat sangat menawan. Matanya menyipit seperti bulan sabit, “Neo!” tunjuknya pada Kai, kemudian tertawa tidak jelas. Kai mendecak sambil menyeringai melihat tingkah gadis di hadapannya. “Neo! Kim Jong In?” ucap gadis itu lagi semakin tidak jelas. Kai lagi-lagi menatapnya tanpa ekspresi. Namun dengan tiba ekspresi wajahnya berubah kaget saat Hye Mi memegang coat miliknya sambil tersenyum polos. Kai berkacak pinggang dengan malas, membiarkan kelakuan gadis didepannya.

“Yaa! Aigo! Yaa! Hye Mi ya!” Seul Gi menyadarkan Hye Mi yang kini memegang erat kerah baju hangat namja di depannya, “Yaa! Hentikan! Kau akan malu!” Seul Gi masih berusaha untuk melepaskan tangan Hye Mi dari namja tersebut. Namun yang dilakukan Hye Mi setelahnya hanya menangkis lengan gadis itu dengan keras.

“Wae?” pekiknya seketika. Mukanya terlihat sangat merah. Bibirnya bergetar kedinginan. Mulut kecil Hye Mi terlihat membentuk huruf O kemudian. Seul Gi terbelalak kaget. Begitu pun dengan mata Kai yang langsung melotot melihat apa yang dilakukan Hye Mi.

-

Kedai Kopi, 02.25 KST

Jung Kook melirik jam dinding yang terpasang di dalam kedai. Semua orang kini sudah tergeletak kecapek-an karena bersenang-senang. Botol gelas soju berserakan di atas meja. Ia memegang kepalanya yang sedikit pusing. Lalu mengedarkan pandangannya sekali lagi. Kakinya melangkah ke arah pintu keluar kemudian untuk mencari gadis yang tidak ditemukannya dalam kedai.

-

Kai meringis melihat coatnya, begitu pun dengan Seul Gi. Sedang wajah Hye Mi hanya tersenyum lega dengan polosnya. Kai berdecak kesal melihat gadis yang baru saja memuntahi coatnya. Ia buru-buru melepas coat yang dipakainya dengan hati-hati. Untung masih ada baju hangat yang membalut badannya.

“Omo! Hye Mi-ya!”

Kai melirik apa yang terjadi dan lagi-lagi meringis kesal melihat gadis bernama Hye Mi sudah berada di atas pangkuan Seul Gi. Hye Mi pasti sudah pergi ke alam bawah sadarnya. Bagaimana tidak? Isi perutnya sudah ia keluarkan barusan, dan bahkan ia bisa tidur dimana saja selain tempat tidurnya. Namja itu pun ingin cepat-cepat hengkang dari tempat yang diinjaknya detik itu.

“Chogiyo…”

Kai tahu hal ini akan terjadi. Ia menghentikn langkahnya kemudian melirik Seul Gi yang menatap ke arahnya dengan tatapan memohon, bibirnya tersenyum canggung, “Chogi..mianhae..apa kau bisa membantu kami?”

-

Jung Kook mengedarkan pandangannya keluar kedai. Ia tidak melihat tanda-tanda Hye Mi ada di sekitar kedai. Kemudian, kakinya ia langkahkan ke arah apartemen gadis itu. Detik selanjutnya, matanya menyipit melihat kejauhan, Seul Gi dan seorang pria yang berjalan berdampingan sambil menggendong Hye Mi diatasnya. Bahkan namja itu tidak memakai coat. Apa ia tidak merasa kedinginan?

Kakinya cepat-cepat berlari menghampiri Hye Mi yang dengan tenang tidur di atas punggung namja itu.

“Apa yang terjadi? Apa ia baik-baik saja?” Tanyanya pada Seul Gi dengan panic. Kai yang menangkap nada khawatir pada pertanyaan Jung Kook hanya meliriknya dengan malas. Siapa dia?

“Ah gwaenchana,” jawab Seul Gi tenang.

Jung Kook menghembuskan nafas lega. Matanya menatap Hye Mi dengan khawatir. Gadis itu sungguh polos dimatanya. Ia melihat namja yang kini sedang menatap ke arahnya kemudian. Laki-laki itu tersenyum dengan malas, “Apa kita akan terus di sini? Kau tidak bisa merasakan betapa dingin cuaca malam ini?”

Jung Kook dan Seul Gi tersadar. Mereka sudah terlalu lama berdiri diluar. Dan terlebih lagi, namja yang menggendong Hye Mi tidak memakai coat. “Ah, biar aku saja yang mengantarkannya. Kau bisa pulang,” ucap Jung Kook pada Kai.

Kai berdecak sebal, wajahnya lagi-lagi memasang mimic malas. Alisnya sedikit terangkat ke atas, “Yaa! Andwae! Menurutmu untuk apa aku datang ke sini? Akan sia-sia perjuanganku membawa cewek ini. Cepat tunjukkan dimana ia tinggal!” Jawab Kai ketus. Yang benar saja, jika ia mengantarkan gadis itu setengah jalan, lalu apa artinya ia berdingin-dingin ria tanpa memakai coat mengantarkan Hye Mi? Usahanya akan sia-sia. Pikirnya.

Seul Gi dan Jung Kook saling tatap mendengar jawaban Kai yang membuat mereka agak kaget. Namun yang mereka lakukan saat itu adalah langsung menunjukkan jalan ke apartemen Hye Mi agar namja yang baru mereka temui dan Seul Gi sadari kalau itu Kai EXO, tidak berkoar-koar lagi.

-

Setelah membaringkan Hye Mi di atas kasurnya….

Kai melangkahkan kakinya ke arah mobil yang ia parkirkan di Sungai Han. Jarak antara Sungai Han ke apartemen Hye Mi untungnya tidak jauh. Selain mengantarkan gadis itu pulang, satu tujuannya lagi adalah untuk meminjam jaket miliknya. Tubuhnya akan menjadi es batu jika ia pulang hanya mengandalkan baju hangat saja.

Ah, iya jadi ingat. Untung saja, tubuh Hye Mi tadi terbilang hangat. Entah karena gadis itu demam atau karena ia memakai coat yang sangat tebal. Atu mungkin memang suhu tubuhnya seperti itu. Yang pasti, itu sangat membantu Kai yang hanya memakai baju hangat saja. Pikirannya kemudian teralih pada wajah Hye Mi saat itu. Mulutnya terkekeh tak habis pikir. Dia memang gadis yang punya otak namun otaknya itu tak ia gunakan untuk berfikir panjang.

“Hacccih,” Kai bersin. Hidungnya telrihat memerah. Ia kemudian mengeratkan jaketnya. Kepalanya mendongak karena merasakan sesuatu yang dingin menyapa ubun-ubun. Salju. Kai menengadahkan telapak tangannya, ingin merasakan salju pertama mendarat di tangannya. Setelah itu, kakinya berlari ke arah mobil yang terparkir tepat di seberang jalan.

-

KBS Inkigayo, 26 Desember 10.10 KST

“Yaa! OH SEHUN! Dari mana saja kau?” teriak Suho dengan lantang. Semua member kini menatap ke arah namja yang baru datang yang sekarang dengan sigap duduk di meja rias. Kai meliriknya sudah biasa.

“Mianhae hyung,”

“Yaa! Apa kau akan begini terus?” jeda Suho, “Apa kau akan terus begini? Menghiraukan kata-kata hyungmu dan terus menerus bermain-main di luar sana? Oh Sehun, kau mempunyai tanggung jawab sebagai member EXO!” pekiknya lagi. Amarahnya sudah diambang batas. Dari semalam, pria bernama Oh Sehun tidak pulang-pulang dan juga tidak member kabar. Walau member yang lain sudah menenangkannya, tapi ia sebagai leader tetap tidak tenang memikirkan maknae dari EXO tersebut.

Baekhyun meliriknya dengan wajah shock. Baru kali ini Suho terlihat marah di backstage. Biasanya ia selalu bisa menahannya sampai kita semua berkumpul di dorm, “Yaa hyung. Sudahlah.” Tenang namja itu kemudian. Chanyeol yang duduk tak jauh dari baekhyun hanya ikut memperhatikan. D.O pun hanya memasang wajah flat-nya, tak ingin ikut campur.

Suho terlihat sedikit tenang, namun alisnya masih saja mencerminkan amarahnya yang ia coba redam, “Bagaimana aku tidak bisa tenang. Pria di depanku ini tidak pernah memikirkan kekhawatiran hyungnya!”

Kai melirik ke arah Sehun melalui cermin, kemudian menegaskan namja itu untuk meminta maaf pada Suho lewat gerakan kepalanya. Sehun mengerti akan gerak tubuh Kai. Namja berkulit putih itu pun menghela nafas sebentar kemudian bergerak ke arah leader-nya.

-

26 Desember pukul 09.10 KST

Sehun membuka goodiebag yang terisi penuh. Tangannya dengan sigap mengeluarkan baju kaos, kemeja serta topi yang menurutnya sangat bagus. Ia mencoba topi itu kemudian membuka plastik kaos yang mempunyai tulisan tulisan simple di bagian dada. Sehun membuka bungkusan satunya yang kemudian disadarinya sebagai baju hangat. Mulutnya terbuka berwah ria dengan hadiah yang diberikan ibu Hee Gi.

“Kau habis belanja?” Tanya Kai sambil mengambil tissue dari atas meja.

“Anio, ini hadiah natal,”

“Dari fans?”

Sehun menggeleng kemudian melemparkan pandangannya ke arah Kai, “Anio. Flu mu masih juga belum sembuh?”

Kai meringis mendengar pertanyaan Sehun, “Haish, flu ini benar-benar menggangguku,” jawabnya tak nyambung.

“Kai-ya!”

Kai dan Sehun melihat siapa yang muncul di daun pintu kamar mereka, “Wae yo Chen hyung?” Tanya Kai kemudian.

“Kau dicari Jung ahjussi,”

Kai mengerutkan alisnya, mengingat Jung ahjussi yang mana yang ingin menemuinya. Kakinya melangkah kemudian sambil mengingat-ngingat wajah Jung ahjussi tersebut.

-

27 Desember, Chung Ah University

Hee Gi dan Hye Mi berjalan ke arah kantin program studi cinematography. Keduanya membeli sandwich untuk mengisi perut yang kosong. Walaupun hari itu terhitung hari yang mepet liburan, tapi mahasiswa yang datang ke kampus sangat banyak. Terlebih lagi karena disibukkan dengan project yang harus ditampilkan saat liburan musim dingin telah usai.

“Kau sudah menghubunginya?”

Hee Gi mendongak, “Ini aku baru mau menghubunginya,”

“Kau yakin akan menggunakan alasa itu?”

Hee Gi mengangguk sambil melahap sandwich nya yang baru habis setengah, “Tentu saja. Lagian mana mungkin dia akan melacak keberadaanku.” Jedanya, “eoh, dia kebetulan ada di kampus. Aku pergi dulu ya,”

Hye Mi mengangguk, “Arraseo. Ingat, kau membuat pilihan yang tepat.”

-

Kantin Program Studi Dancing

Hee Gi melangkahkan kakinya dengan cepat. Menaiki tangga yang terhubung dengan kantin, dimana Sehun sudah menunggunya. Ia ingin membicarakan sesuatu dengannya. Lebih cepat lebih baik. Ini soal hidup dan matinya.

“Apa yang ingin kau bicarakan?”

Hee Gi meliriknya kesal. Ia belum bisa mengatur nafasnya, namja itu sudah menyodorkan pertanyaanya lebih dulu. Memang menyebalkan sekali. Hee Gi meluruskan badannya. Menghirup udara dalam-dalam.

“Keugon, project itu, aku tidak bisa bergabung dengan projectmu. Aku tidak akan mengikutinya.”

Sehun menatap Hee Gi kaget, “mwo?” jedanya, “Wae? Apa kau memilih project lain? Kau kan sudah setuju untuk bergabung bersama project ku. Lagian kau malah belum mengganti dua orang itu yang keluar dari project ini,”

Hee Ge menghela nafas mendengar penuturan panjang si maknae exo tersebut, “Ani. Aku tidak akan mengikuti project apa-apa di semester ini.” Hee Gi memandang Oh Sehun dengan yakin. Namja itu hanya menatapnya ingin mendengar alasan yang lebih, “Ibuku menyuruhku pulang ke Indonesia. Aku akan menghabiskan liburan musim dingin di sana,” jelas Hee Gi

Sehun mengangkat alisnya. Wajahnya yang sangat lancip terlihat mencermati kata-kata Hee Gi, “Benar apa yang kau katakan?” jedanya, “Kalau begitu aku tinggal mengambil project ini semester depan juga.”

Hee Gi terbelalak, “Mwo? Andwae!” katanya cepat yang mendapat ekspresi bingung dari Sehun. Hee Gi kemudian tersadar dan mencoba meluruskan ucapannya barusan, “Ah ani, keugon. Maksudku, kenapa kau ikut-ikutan denganku mengambil project ini semester depan?” tanyanya lagi pada akhirnya.

“Mwo? Aku tidak mengikutimu. Lagian kau kan sudah berjanji akan bergabung bersama projectku.”

Hee Gi berpikir keras. Rasanya tidak enak berbohong pada orang lain. Tapi apa daya. Sudah terlanjur. Lagian, bagus dong kalau Oh Sehun akan mengikuti projectnya semester depan? Jika hal itu terjadi, maka dia benar-benar tidak akan berurusan dengannya. Karena, ia sendiri akan emngikuti projectnya semester ini.

“Oh,” jawab Hee Gi, “Ya, itu ide bagus.” Katanya lagi. “Sudah, itu saja yang ingin aku bicarakan. Aku benar-benar minta maaf harus membatalkan project ini. Ibuku sudah dalam perjalanan ke airport. Bye-bye Oh Sehun,” katanya sambil berlalu menggoyang-goyangkan telapak tangannya sebagai ucapan perpisahan. Raut wajahnya terlihat sumringah.

-

27 Desember, Cung Ah University, Program Studi Cinematography

Hee Gi duduk di kursi di sebuah ruangan yang lebih terlihat seperti tempat meeting dengan Hye Mi dan Jung Kook. Hari ini adalah hari pertemuan dengan orang-orang yang tergabung dalam project YongHwa sajangnim.

“Oh Taehyung-ah, Seul Gi-ya! Kalian juga masuk di project ini? Aigo, daebak.” Tanya Hee Gi antusias melihat paras dua orang yang sangat dikenalnya itu nongol di pintu.

Hye Mi berdecak sesaat setelah mereka duduk di samping gadis itu, “Ish, kalian tidak pernah memberitahuku kalau kalian diterima.” Ucapnya sebal pada keduanya, membuat Seul Gi menenggelamkan matanya yang sipit karena tertawa.

“Surpriseu,” jawab Taehyung, “Aku juga tidak menyangka akan diterima dalam project ini,”

“Daebaki ga,” sambung Seul Gi.

Mereka kemudian mengobrol-ngobrol ringan tentang kiranya apa yang akan diangkat dalam project ini. Dan menimang-nimang nama yang cocok untuk project mereka ini. Kalau dilihat dari orang-orangnya, Hye Mi mengira terlalu banyak anak-anak cinematography di sana yang itu artinya, Yong Hwa sajangnim mungkin tidak akan berfokus pada membuat karya film atau lain sebagainya.

“Eoh Jiyeon-ah?” Hye Mi melirik Hee Gi yang memanggil perempuan tinggi bak model yang baru saja masuk. “Kau ikut project ini?” tanyanya dengan tampang tak percaya.

“Kau sendiri? Bukankan kau ikut dengan project Sehun?” Tanyanya dengan kesal.

“Ah keugon..” gantung Hee Gi. Ji Yeon kemudian mengambil kursi bersebrangan dengan Hee Gi. “Aigo, kenapa bisa begini..” gumamnya pada diri sendiri.

Ruangan ini terbilang cukup besar. Kursi yang berjumlah sebanyak 35 telah diisi sebanyak sekitar 21 orang-an. Sampai detik itu, Yong hwa sajang nim pun masuk pertanda bahwa forum sudah akan berubah serius. Semua orang terlihat antusias seiring dibukanya forum dan penjelasan yang tertutur dari Yong Hwa sajangnim.

Hye Mi ditunjuk sebagai ketua forum. Hee Gi bahkan tidak pernah membayangkan bahwa Yong Hwa sajangnim akan sepercaya itu pada Hye Mi. Tapi harus diakui bahwa sahabatnya itu memang pantas mendapatkan jabatan tersebut.

Project kali ini adalah pertunjukkan Musical. Walaupun jauh dari ekspektasi Hye Mi yang sangat antusias dengan perfilman tapi pada akhirnya Hye Mi sudah menggeser tempat duduk ke bagian depan untuk memimpin forum.

Hye Mi menerima daftar nama orang-orang yang berada di project tersebut, sekaligus dengan sebuah proposal musical yang telah dirancang oleh YongHwa sajang-nim. Tangannya membuka daftar nama tersebut dan mengerutkan dahi sesaat setelah membaca nama orang yang dikenalnya. Ia mengedarkan pandangannya ke rekan-rekannya. Tidak ada orang yang namanya ia baca tadi.

“Maaf kami terlambat,”

Hye Mi dan seluruh orang di dalam ruangan itu menoleh ke arah suara, mendapati dua orang laki-laki bertubuh jangkung dan sangat dikenal mereka. Dua member grup EXO, bahkan lead dance dari EXO ada dalam satu ruangan dengan mereka.

Hye Mi membeku. Hee Gi membeku. Hye Mi malu. Hee Gi pun malu.

Kai kaget mendapati Hye Mi sedang berdiri di depannya, di sebelah Jung ahjussi atau Jung sajangnim yang kemarin malam ditemuinya, menawarkan project ini padanya. Kai dan Sehun mengedarkan pandangannya.

Sehun beradu pandang dengan gadis yang kemarin ditemuinya, yang katanya akan pergi ke Indonesia. Matanya melotot seperti ingin berteriak padanya.

Hee Gi menelan ludah. Wajahnya pucat. Jantungnya berdetak tak normal. Ia bertanya-tanya kenapa kedua namja itu bisa berada satu ruangan dengannya. Apakah itu artinya?

“AH kalian sudah datang. Maaf tidak memberitahu terlebih dahulu.” Ucap Yonghwa sajangnim beranjak dari kursinya menghampiri dua namja yang masih menjadi pusat perhatian. “Yeorobun, pasti kalian sudah mengenal mereka. Kai dan Sehun dari EXO, akan turut bergabung mensukseskan project ini,”

Hee Gi tidak terlalu mendengarkan apa yang diucapkan Yong Hwa sajangnim, secara bersamaan namja itu mengucapkan sesuatu padanya. Hee Gi mengamati mulut Sehun, mencerna kata-kata yang keluar dari mulut namja berkulit albino itu, “Han Hee Gi, Neo! Juggoseo!”

Semua bertepuk tangan mendengar apa yang dikatakan Yong Hwa sajangnim.

Terkecuali Hee Gi yang rasanya sudah tak bertenaga mengangkat kedua tangannya. Ia menatap meja dengan pandangan kosong. Pikirannya menerawang horror. Mati kau, Han Hee Gi.

Sehun menatap Hee Gi yang memandang kosong ke arah meja dengan senyuman menyeringai.

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
galaxyours
Hi! This is my first story ^^
I've tried to wrote several chapters, and.. it kinda a lilbit bored at the beginning, I think. But the more you read, you'll love the story for sure.
Trust me :)

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
Seems good!
ssadssad #2
♥♥♥♥♥