Love at First Sight

The Lucky One

Hee Gi dan Hye Mi menatap ke-6 namja asing yang mengelilingi mereka. Rasanya, seperti sedang diintrogasi saja. Memangnya mereka sudah melakukan kejahatan? Masuk kantor polisi saja belum. Jangan sampai deh.

Hye Mi menghembuskan nafasnya pelan lalu melirik Hee Gi yang juga memasang tampang bingung, “Yaa! Kita sedang apa sebenarnya di sini? Diculik?” bisiknya pada Hee Gi.

“Nan molla,” jawab Hee Gi dengan raut yang sama bingungnya. Mereka berdua kembali menatap namja-namja di seberangnya. Pikiran keduanya mulai melayang-layang, menebak apa yang sedang terjadi. Apa benar mereka sedang diculik? Tapi para pria yang sedang duduk di depan mereka itu terlalu cakep untuk dibilang penculik.

Hee Gi menatap seorang namja yang baru datang tanpa berkedip. Kedua tangan namja itu membawa dua buah gelas berisi air putih berukuran sedang. Mungkin, inilah saat-saat waktu terasa sangat lambat bagi Hee Gi. Jatuh Cinta pada pandangan pertama. Itu yang sekrang sedang Hee Gi rasakan. “Minumlah,” katanya.

Jantung Hee Gi berpacu cepat saat wajah namja itu tepat dihadapannya, mengantarkan air minum untuknya. Suaranya seperti malaikat. Ah, mungkin dia memang malaikat, pikirnya. Parasnya juga memang sudah seperti malaikat. Hee Gi mengangguk mengiyakan perkataan namja tadi. Kemudian membawa gelas itu ke mulutnya untuk diminum.

“Suho hyung,” panggil seseorang dari belakang.

Ah, jadi namanya Suho. Namja malaikatnya menoleh ke arah belakang untuk melihat siapa yang memanggilnya. Byur! Hee Gi menyemburkan sebagian air yang ada dimulutnya, kemudian terbatuk-batuk karena keselek air minum. Hye Mi yang juga kaget denga tingkah Hee Gi hanya menepuk-nepuk pundak gadis itu pelan.

“Aish jorok sekali,” kata namja jangkung yang datang bersama Sehun, pria yang di koran kemarin. Hye Mi langsung meliriknya tak suka. Perkataannya tidak sopan sama sekali. Hye Mi hanya memandangi Sehun seperti pernah melihatnya sebelumnya.

“Jadi, yang mana yang sedang kau kencani Sehun-ah?” Tanya Suho. Mata Hee Gi melotot sempurna. Ia melirik Sehun, menantikan jawaban yang keluar dari mulut namja itu.

“Yang tadi menyemburkan air hyung,” jawabnya malas sambil melirik Hee Gi, “Keurigo, aku tidak sedang mengencaninya. Itu hanya sebuah kecelakaan,” jawabnya lagi. Hee Gi kini bernafas lega, mengiyakan perkataan Sehun.

“Dan gadis satunya? Apa kau yang sedang mengencaninya?” Tanya Suho lagi pada Kai. Mata Hye Mi dan juga namja yang bernama Kai langsung melotot sempurna. Mengapa dirinya jadi dibawa-bawa juga?

“ANIO!” jawab keduanya bersamaan. Kai dan Hye Mi saling lirik malas. Sedang yang lain kini memandang mereka dengan aneh dan tidak percaya.

“Neo.” Kata Pria jangkung bertelinga seperti elf yang sedang duduk, menunjuk pada Hee Gi, “Neo, ireum.” Katanya lagi.

“Han Hee Gi.”

“Hee Gi-ya,” panggil Suho yang sekarang membawa kursi dan duduk di depan Hee Gi. Gadis itu menatap matanya lekat, “Maaf karena salah satu dari member kami melibatkanmu dalam permasalahan ini. Kami akan berbicara pada agensi bahwa ini semua hanya salah paham. Kau tidak perlu cemas. Netizen hanya perlu pernyataan resmi dari phak agensi untuk mengkonfirmasi semuanya. Sampai hal itu terjadi, saya sebagai leader dari EXO memohon agar kau tidak member tahu hal ini kepada siapapun.”

Hee Gi bengong. Dia seperti terhipnotis oleh setiap kata yang keluar dari mulut Suho. Hye Mi hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai tanda mengerti.

“Gendae, apakah kalian artis?” Tanya Hye Mi bego. Namun, itulah yang ada dipikiran Hee Gi juga.

“Mwo? Kau tidak tahu EXO?” Tanya Kai nyolot.

Hee Gi menggeleng dengan mantap. Hye Mi menatap ke semua orang yang ada di ruangan dengan ragu, “Ah, aku sepertinya pernah mendengar sekilas tentang EXO. Keurigo, orang ini,” katanya sembari menunjuk namja bermata bulat seperti (O.O), “Aku pernah melihatnya di film beberapa kali.” Katanya pelan.

Semua orang seperti menatapnya heran. Hye Mi tidak mengerti dengan arti dari tatapan itu, rasanya seperti akan di terkam. Ia pun melanjutkan perkataannya, “Ah ya itu benar. Tentu saja kalian artis. EXO ya EXO. Aku tahu EXO.” Katanya sembari nyengir dengan garing, “Aah iya, kalian juga sangat terkenal. Tidak hanya di korea, di.. di.. seluruh dunia pun begitu. Iya, kalian memang EXO.” Katanya sambil gagap. Hye Mi menunjukkan jembolnya pertanda bahwa EXO memang hebat. Hee Gi menatapnya tak percaya.

-

Hee Gi dan Hye Mi turun dari taksi. Keduanya saling lirik sebentar kemudian masuk dalam diam ke dalam apartemen. Hee Gi yang pertama membenamkan dirinya di kursi sedang Hye Mi hanya membiarkan tubuhnya menyentuh karpet hangat di depan tv. Majalah dan Koran yang berserakan, sukses dijadikan bantal olehnya.

“Yaa! Angkatlah teleponmu, berisik sekali.” Hye Mi menggerutu terhadap nada dering ponsel milik Hee Gi yang kini sudah ke-2 kalinya bersuara. Pasalnya, ia benar-benar mumet dengan keadaan sekarang. Mungkin juga sama mumetnya dengan Hee Gi.

Tapi, untungnya sahabat satu-satunya yang kini sedang meraba-raba ponselnya itu tidak disuruh macam-macam oleh agensi EXO. Yaaa…seperti yang sering terjadi di drama-drama itu. Untung saja, Hee Gi tidak disuruh menjadi pacar bohongannya Oh Sehun. Kalo itu sampai terjadi, Ia tidak bisa membayangkan keadaannya akan berubah menjadi serumit apa.

“Yoboseyo?” Hee Gi meletakkan i-phone miliknya di telinga kanan. Kepalanya masih tersembunyi pada dudukan sofa. Suaranya terdengar sangat tidak bertenaga. Hye Mi kini menutupi matanya dengan lengan. Mencob mengunjungi alam bawah sadarnya di karpet hangat.

“MWO?” Hye Mi melirikkan matanya pada Hee Gi yang kini sudah terduduk sempurna. Wajahnya terlihat sangat panik. Matanya kini melihat ke arahnya. Hye Mi yang tidak mengerti hanya memperhatikannya sambil menebak-nebak apa yang sedang terjadi.

“Yaa! Kenapa kau berteriak begitu. Bukankah itu benar kau, yang di Koran? Itu kan coat pemberian paman saat natal tahun lalu. Bibi masih bisa mengingatnya dengan jelas. Yaa! Sejak kapan kau berkencan dengannya? Apakah dia sangat terkenal?”

“Bibi, itu bukan aku. Aku tidak sedang berkencan dengan siapa pun.”

Hee Gi melirik dengan cemas pada Hye Mi yang kini tengah duduk kaget mendengar kata berkencan. Mulutnya terus-terusan bertanya apa yang sedang terjadi. Hee Gi hanya membalasnya dengan gerakan postur tubuh menunjuk-nunjuk pada telpon. Hee Gi kemudian menekan tombol speaker pada hpnya.

“Aigo, tidak udah menyembunyikannya. Dengar, bibi dan paman tidak akan bilang pada siapa-siapa kalau kau berkencan dengan artis itu. Tapi, bukankah itu agak keterlaluan jika kau tidak memberitahu ibu dan ayahmu?”

Hee Gi dan Hye Mi saling tatap. Pemikiran mereka hampir sama setelah mendengar pertanyaan itu.

“Bibi, apakah kau memberitahu eomma dan appa?”

“Geurom!”

Hee Gi dan Hye Mi sukses membeku saat mendengar satu kata itu. Hee Gi semakin terlihat panik dengan pacuan jantungnya yang tidak normal. Pikirannya terus berputar-putar mengenai kejadian lalu, Oh Sehun, bibinya yang sedang menelpon dan juga orangtuanya. Hye Mi sudah tergeletak mumet di karpet. Kepalanya juga ikut pusing.

“Saat bibi memberitahu eomma dan appamu, mereka tidak tahu apa-apa. Kenapa kau menyembunyikannya? Ah, karena dia artis ya? Aigo, walaupun dia artis, kau harus mengenalkannya pada orangtuamu. Mungkin, malam natal hari yang terbaik untuk melakukannya.”

Hye Mi melirik Hee Gi. Tubuhnya kembali terbangun. “Malam natal?” Tanyanya tanpa suara. Hee Gi mengedikkan bahu kemudian mendekatkan teleponnya untuk menjawab.

“Bibi, aku tidak sedang berkencan dengan siapa pun. Aku tidak akan membawanya kemana-mana karena memang aku tidak mengenalnya.”

“Aigo, apa yang sedang kau bicarakan? Dengarkan bibi, ayah dan ibumu akan merayakan natal di rumah bibi. Kau harus mengajaknya ke sini. Bahkan, ayah ibumu sudah setuju dengan hal tersebut. Keurigo, Ra Eum ingin bertemu dengannya. Walaupun dia masih kecil, dia sudah tahu orang ganteng itu seperti apa.”

Nada tawa terdengar jelas dari seberang. Sangat berbanding terbalik dengan atmosfer di apartemen kecil milik Hee Gi dan Hye Mi. Mata mereka sudah berubah menjadi pagar (#) yang kalau dalam aplikasi excel itu tandanya error. Ya, otak mereka sudah error, tidak bisa mencerna keadaan apa lagi yang sedang menghampiri mereka sekarang.

“Tapi, bibi sungguh. Orang itu bukan aku. Aku bilang aku sedang tidak berken…”

“Aigo!! Kau akan bilang hal itu berapa kali? Kau sudah semester 4 sekarang dan wajar saja jika kau sudah berkencan. Ayah dan ibumu akan sangat kecewa jika kau tidak berhasil mengajaknya kemari saat malam natal nanti. Ingat! Kau harus datang bersamanya!”

“Tapi bibi..”

Tu..tut..tut..tut…

Hye Mi terpaku menatap Hee Gi yang sedang menatap kosong ke arahnya. Mulut keduanya terbuka seperti orang bego. Tuhan, apa yang sedang terjadi saat ini? Jika ini mimpi tolong bangunkan kami secepatnya.

“Ahhh! Kenapa kau mencubitku?” Tanya Hye Mi nyeri merasakan sengatan pada lengan kanannya.

“Hye Mi-ya, apakah ini mimpi?”

“Ahhh! Yaa! Kenapa kau mencubitku?” Omel Hee Gi yang kini juga mengaduhkan lengan kirinya yang memerah.

“Ini bukan mimpi.”

-

“Hyung, bagaimana kata agensi? Kita tidak usah memperpanjangnya kan?” Sehun yang melihat Suho datang ke dorm langsung menjatuhkan beberapa pertanyaan. “Bagaimana katanya hyung?”

3 orang member yang ikut berkumpul, kini penasaran dengan kelanjutan dari pihak agensi. Suho hyung sebagai leader mewakili Sehun untuk berunding dengan pihak agensi. Sedangkan keempat member termasuk Sehun hanya menunggunya dengan cemas.

Suho mengangguk, “Mm, tidak usah cemas. Ini tidak akan diperpanjang. Agensi juga sudah mengirim penyataan resmi pada reporter. Hanya saja, beritanya akan keluar di media sosial saja. Tidak akan sampai dicetak di surat kabar.”

Sehun mengangguk-angguk, “Ah arraseo. Yang pasti semuanya sudah clear hyung. Gomapta.”

“Yaa! Lagian kenapa kau bisa seceroboh itu? Sebenarnya kau benar-benar ciuman dengannya atau tidak?” Kai ikut bersuara.

“Yaa! Kau tidak mempercayaiku? Ku bilang itu hanya kecelakaan saja.” Sehun melirik Kai dengan sebal, sedang Kai hanya acuh tak acuh mengambil segelas air untuk diminumnya.

“Wah Sehunnie memang sudah dewasa sekarang,” goda salah seorang member dengan mata sipit dan wajah yang sumringah. Ia nyengir memperlihatkan bentuk mulutnya yang berbentuk segiempat.

“Yaa! Baekhyun hyung!” Kata  Sehun dengan nada memelas agar hyungnya yang satu itu tidak meledeknya terus-terusan.

Suho menghela nafas berat kemudian berkata, “Ah ya! Keurigo, Sehun-ah, Kai-ya, kalian diminta aktif kuliah kembali oleh pihak agensi. Besok kalian harus mulai kuliah.”

“Mwo?” Kata keduanya bersamaan. Tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Kai bahkan hampir keselek air yang sedang diminumnya.

“Wahh daebak! Jangan-jangan nanti kau akan lebih cepat lulus daripada kami,” kini seorang member dengan senyum pepsoden ganti bersuara.

Suho melihat Sehun dan Kai secara bergantian, “Ya!! Hwaiting!” Katanya sambil berlalu.

“Ah hyung! Gendae wae? Kenapa tiba-tiba?” Tanya Sehun yang masih tak percaya. Tangannya berkacak pinggang. Raut wajahnya semakin mumet.

“Itu hukuman buat kalian. Agensi bilang kalau kau tidak punya waktu untuk berpacaran karena sekarang sedang sibuk melanjutkan kuliah dan sibuk menyiapkan konser yang akan datang.” Suho memperjelas lagi apa yang dikatan agensi pada wartawan.

“Yaa hyung! Kenapa aku juga kecipratan harus masuk kuliah?” Suho yang akan melangkahkan kakinya, kini berhenti lagi dan menoleh ke arah dua sejoli 94-line itu.

“Kau sekelas dengannya bukan? Kau diminta untuk menemaninya.” Katanya singkat kemudian berlalu.

-

“Yeobo, kita akan berangkat ke korea kapan?” Tanya seorang istri yang tak lain adalah ibunya Hee Gi, “Ah, anak itu sudah besar. Bahkan pacarnya saja seorang artis. Mengapa dia tidak bilang pada kita bahwa dia sudah punya pacar ya?”

Ayah Hee Gi yang sedang menghadap Laptop tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun, namun ia tetap merespon apa yang dikatakan oleh istrinya, “Dia tidak ingin mengecewakkan ayahnya.”

Nyonya Han hanya melirik suaminya, “Aigo, kau harusnya senang dia sudah punya pacar. Memang sudah waktunya. Ah ya, kita harus menyiapkan hadiah natal untuk mereka berdua.”

-

Sehun menghela nafas berat. Ia melirik Kai yang kini sudah bersiap untuk tidur. Berbanding terbalik dengan dirinya yang sampai saat ini tidak bisa memejamkan matanya. Mungkin, ia masih kepikiran tentang memulai aktifitasnya di kampus. Terlebih lagi, bagaimana jika ia harus bertemu dengan gadis itu lagi?

Sehun kembali melayang-layang pada kejadian lalu di depan kedai. Kejadiannya memang terasa cepat. Ia bahkan tidak menyadari apa yang sudah dilakukannya. Seumur-umur, ia baru senekat kemarin yang hampir mencium gadis tak dikenalnya. Hm, mungkin bukan hampir mencium. Namun, posisinya saja yang terlihat begitu.

Sehun menggelengkan kepalanya untuk mengusir hal-hal yang sudah lalu. Ia sendiri tak mengerti kenapa kejadian itu selalu menempel pada pikirannya. Ia menaruh telapak tangannya di dada. Merasakan sesuatu yang baru dialaminya seumur hidup. Matanya terpaku.

“Yaa! Kau harus segera tidur. Besok akan menjadi hari yang melelahkan.”

Lamunannya buyar. Ia buru-buru menurunkan tangannya. Sehun melirik Kai sekali lagi. Namja itu kini sudah mulai memejamkan matanya, “Kai.” Katanya kemudian, membuat Kai membuka kelopak matanya lagi.

“Kau percaya tentang Love at First Sight?”

“Waeyo? Jangan bilang kalau kau..”

“Ah anio. Geunyang… ah jawab saja pertanyaanku.”

Kai meliriknya heran, “Ani. Aku tidak percaya kalau aku belum mengalaminya sendiri.” Jawabnya kemudian menutupi dirinya dengan selimut, pertanda bahwa ia yang mau tidur tidak bisa diganggu lagi.

Sehun merebahkan tubuhnya. Namun matanya masih belum terpejam. Kedua bola matanya menatap langit-langit kamar.. dan pikirannya kembali memutar kejadian itu berulang-ulang.

-

Hye Mi kini sedang bersiap memasak omurice –masakan andalannya- untuk menu sarapan pagi. Sudah terdapat satu omurice di meja untuk sahabatnya, Hee Gi. Kebetulan, hari itu mereka ada jadwal kelas pagi. Hye Mi menaruh omurice yang sudah matang di piring kemudian menyimpannya di meja. Ia melirik Hee Gi yang kinis edang membuat keributan di kamarnya.

“Yaa! Han Hee Gi! Palli!” Teriak Hye Mi yang saat ini sudah siap di tempat makan. Matanya kemudian mendapati Hee Gi yang sekrang tengah siap-siap untuk menyantap sarapannya. “Kau kenapa bisa telat bangun dan belum menyiapkan buku-bukumu utnuk kuliah? Ini bukan seperti kau saja. Kau mimpi buruk ya?” Tanya Hye Mi ketus.

Hee Gi memperlihatkan deretan giginya yang rapi, sambil mengunyah omurice buatan Hye Mi, ia pun menjawab, “Hehehe mian. Ahhh kau memang selalu benar. Aku bermimpi buruk. Mungkin ini efek dari laki-laki itu.”

“Woaaa daebak. Bahkan sekarang kau sudah bisa memikirkan namja itu?” Tanya Hye Mi tak percaya.

Hee Gi buru-buru menggeleng cepat. Mulutnya buru-buru mengunyah omurice dan menelannya cepat, “Anio! Kau tahu sendiri masalah tanteku yang meminta laki-lak itu untuk datag di malam natal. Aku mana bisa tenang, hanya tersisa waktu satu minggu lagi.” Hee Gi mendesah sembari menatap omuricenya sedih. Ia mengacak-acak isi nasi goreng di dalamnya.

“Kau cari saja orang lain yang berpura-pura sebagai si Oh Sehun itu. Lagian kok bisa-bisanya malah kejadian seperti ini. Sudah seperti novel saja. Jangan-jangan nanti kau berakhir jatuh cinta padanya.” Hye Mi mengunyah omuricenya dengan semangat sembari menatap Hee Gi atas pemikirannya barusan. Memang.. selama ini analisisnya tidak pernah salah. Mungkin saja nantinya Hee Gi akan benar-benar jatuh cinta pada namja itu. Hye Mi bergidig ngeri. “Aigoo sungguh mengerikan.” Katanya kemudian. Ia sendiri tak pernah berpikir bahwa cerita seperti ini dalam novel dulu terlihat romantis, namun ketika benar-benar terjadi di kehidupan nyata sangat mengerikan sekali. Ekspektasi vs reality memang sangat berbeda.

“Tidak bisa. Bibiku akan tahu kalau orang itu bukan Oh Sehun. Matanya sungguh luar biasa. Kau harus percaya itu!” Katanya sambil menerawang tantenya yang satu itu. Matanya kemudian menatap Hye Mi dalam-dalam, “Hye Mi-ya, kumohon bantu aku. Aku harus bagaimana?”

-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
galaxyours
Hi! This is my first story ^^
I've tried to wrote several chapters, and.. it kinda a lilbit bored at the beginning, I think. But the more you read, you'll love the story for sure.
Trust me :)

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
Seems good!
ssadssad #2
♥♥♥♥♥