Confession

The Lucky One

“Lalu aku harus bagaimana dengan kesepakatanku ini?” Tanya Hee Gi lagi-lagi protes pada Hye Mi. Seharusnya hari itu adalah minggu tenang bagi Hye Mi, namun gegara masalah project yang dibuat Hee Gi seenaknya, sekarang masalahnya jadi begini.

“Tidak bisa. Aku sudah janji dengan pembimbingku. Lagian, kau tidak mau ya masuk project ku saja? Kau tahu Yonghwa sajangnim kan? Aku juga sudah memasukkan namamu dan nama Jung Kook di project kita nanti. Terserah kau mau memilih yang mana.”

Hee Gi duduk di sofa dengan cemberut, pikirannya menerawang kejadian lalu disaat ia sudha berjanji pada Oh Sehun akan sekelompok dengannya untuk mengerjakan project nanti. Kalau dipikir-pikir sih tentu saja Yonghwa sajangnim yang akan menang kemana-mana. Siapa yang tidak mau dimentorin Yonghwa sajangnim yang notaben nya sudah terkenal di seluruh penjuru kampus dan sudah memenangkan beberapa penghargaan dari karya-karyanya menjadi sutradara maupun producer drama. Siapa yang tidak akan tergiur? Hanya orang bodoh saja yang akan menolah tawaran tersebut.

“Yaa! Ayolah, kau harus membantuku Hye Mi. Kau kan bisa melakukan project baru lagi dengan Yonghwa sajangnim?” Rayu Hee Gi kembali, gadis itu masih saja belum menyerah.

Hye Mi yang sudah benar-benar jatuh cinta pada cinematography dan pembimbing projectnya kali ini adalah seorang Yonghwa, yang bahkan menawarkan langsung pada dirinya sendiri untuk ikut dalam projectnya tersebut, sudah pasti tidak akan berubah pikiran.

“Dirayu pakai uang milyaran dollar pun aku tidak akan berubah pikiran Hee Gi ya.” Hye Mi menatap mata Hee Gi dengan serius, “Hee Gi-ya, kau tahu sekali apa passion ku di sini. Dan ini adalah kesempatan emasku. Ini mungkin bisa jadi gerbang awalku untuk benar-benar mentjadi cynematograher sejati. Terserah kau mau pilih project yang mana. Itu hakmu untuk memilih project bersama dengan artis exo itu. Yang pasti, aku tidak akan ikut denganmu. Aku tetap pada pilihanku.” Hee Gi menundukkan kepalanya pasrah. Jawaban dari Hye Mi ibarat skak mat dalam permainan catur.

-

Kantin program studi Dancing, 10.10 KST

“Aku tidak mau tahu, kau harus mencari orang lain untuk mengganti Hye  Mi dan Jung Kook itu.”

“Kenapa kau juga tidak mencari orang lain untuk masuk ke dalam project kita? Kau kan artis, pasti banyak di luar sana yang ingin bergabung dengan project ini.” Hee Gi menjawabnya dengan kesal. Masa iya harus dia lagi yang kerja?

“Ah,” umpat Hee Gi melirik baju di lengan kanannya ketumpahan kopi milik Ji Yeon. Hee Gi meliriknya dengan sebal.

“Aigo- mianhae.” Kata Ji Yeon buru-buru minta maaf pada gadis itu.

Hee Gi memutar kepalanya bosan. Hee Gi tahu, gadis itu melakukannya dengan sengaja. Mungkin gara-gara ia risih dengan dirinya yang terus-terusan nimbrung di gengnya Ji Yeon – Sehun – Kai. “Gwaenchana, sudah biasa.” Jawab Hee Gi singkat, tangannya mengusap-usap lengan jaketnya kemudian mengalihkan pandangannya pada Sehun.

“Yaa! Lagian aku juga tidak bilang ingin mengikuti project ini Sehun-ah,”

Sehun melirik Kai yang bersuara, “Yaa! Kau jangan ikut-ikutan menjadi seperti ini,”

Kai memutar bola matanya malas, kemudian melihat Hee Gi yang duduk disebelahnya. Wajah gadis itu murung. Sudah terlihat jelas sekali antara kesal, mumet dan wajahnya terlihat seperti ingin segera hengkang dari tempat tersebut. “Yaa!” kata Kai kemudian.

Hee Gi menoleh, “Mwo?” jawabnya jutek.

“Kau belikan aku bubble tea saja.”

-

Program studi Cynematography, 10.28 KST

“Kau sudah mantap kan mengikuti project ini?” Tanya Yonghwa sajangnim pada Hye Mi. Gadis itu mengangguk dengan semangat membuat sajangnim tersenyum bangga, “Bagaimaa dengan teman-temanmu yang kau rekomendasikan kemarin? Aku sudah melihat CV mereka kemarin, dan kurasa skill nya boleh juga.”

Hye Mi tersenyum senang mendengarnya, “Terimakasih sajang-nim. Jung Kook sudah mengkonfirmasi untuk bergabung dengan project ini, namun yang bernama Hee Gi masih belum mengkonfirmasinya. Akan saya usahakan supaya dia juga dapat bergabung dengan project ini.”

“Aku senang mendengarnya,” tanggap Yonghwa sambil tersenyum, “Aku belum melihat CV dari prodi kita. Mungkin, aku juga akan menambahkan beberapa orang untuk mendukung project ini. Aku senang kau berada di project ini. Aku mengandalkan skill cinematographymu!”

“Ah, ne. Gamsahamnida sajang-nim.” Hye Mi tersenyum dengan sumringah. Rasanya, belum pernah ia bisa sebahagia ini.

-

Hee Gi berlari-lari ke arah gedung C jrurusan dancing, terlebih menuju ke arah kantinnya. Namun langkahnya terhenti melihat sepatu seseorang menghalangi jalannya.

“Ji Yeon-ah?”

“Kau tetap akan bergabung dengan project Sehun?” Tanyanya tiba-tiba membuat kening Hee Gi berkerut.

“Apa yang sedang kau bicarakan?”

“Aku tahu kau gadis yang di Koran itu bukan?” Tanyanya lagi membuat Hee Gi kaget. “Kau juga tahu betapa terkenalnya seorang Oh Sehun?” jedanya, “Dan kau juga tahu bukan betapa mengerikannya fans-fans mereka?” Hee Gi terdiam mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut gadis di depannya, “Lalu, kau bisa bayangkan jika fans-fans itu tahu bahwa gadis yang dicium Oh Sehun itu orang seperti kau?”

Hee Gi mengerutkan alis tak suka, “Apa aku sedang diancam?”

“Kau ternyata bego ya,” katanya membuat Hee Gi kaget. Tidak menyangka ia akan dikatai seperti itu oleh gadis didepannya, “Kau suka ya jika terus berada di dekat Sehun? Kau senang? Lalu, kau pikir Sehun juga senang bisa berada di dekatmu? Ah ya, Sehun memang senang karena dia punya babu sepertimu.”

“Yaa!” Hee Gi berteriak tak suka. Ingin rasanya ia menampar gadis didepannya. Sayangnya, tangannya penuh dengan bubble tea.

“Mwo? Kau mau menamparku? Silahkan kalau berani.” Ocehnya lagi, “Ah aku harus syuting, ku harap kau bisa mencerna kata-kataku ya, bodoh.”

Hee Gi menoleh melihat Ji Yeon pergi, ia benar-benar kesal dibuatnya, “YAA! JAGA UCAPANMU!” teriaknya, “Haishhh dasar cewek sinting!” Umpatnya kesal.

“Yaa! Han Hee Gi!” Gadis itu menoleh ke arah suara yang sangat dikenalinya.

“Hye Mi? Sedang apa kau di sini?” Tanyanya heran.

“Sedang apa kau bilang? Aku mencarimu.” Jedanya, “Bukankah tadi kau sedang di bully?”

“Mwo? Dibully apanya? Dia cuma gadis sinting yang mengoceh seperti orang gila.” Jawab Hee Gi kesal mengingat tingkah Ji Yeon tadi.

“Kau disuruh beli bubble tea lagi?” Tanya Hye Mi sedikit meninggi.

“Wae?” tanyanya balik pada Hye Mi.

“Yaa! Han Hee Gi, kenapa kau malah berdiri di situ?” Hee Gi dan Hye Mi menoleh ke arah suara, mendapati Sehun dan Kai yang kini berjalan ke arah mereka. “Sini bubble tea nya.” Kata Kai kemudian.

Hye Mi buru-buru merebut bubble tea dari tangan Hee Gi kemudian melemparkannya dengan cepat ke arah dua namja tersebut. “Begini ya kelakuan kalian jadi artis? Seenaknya menyuruh seorang gadis yang sedang tidak enak badan begini?”

“Mwo?” Kai berteriak marah pada ucapan Hye Mi, ah bukan. Terlebih karena lemparan Hye Mi yang sukses mengenai bajunya.

“Yaa! Hye Mi-ya!” Teriak Hee Gi pada Hye Mi tak percaya.

“Wae?” Tanya Hye Mi dengan tatapan menantang pada sorot mata Kai dan Sehun. “Walaupun ini kesepakatan diantara kalian, tapi tolong. Bertindaklah sesuai logika. Walau bagaimana pun dia hanya seorang wanita yang tak pantas diperlakukan seperti seorang babu. Kau mau jika melihat ibumu diperlakukan seperti ini?”

“YAA!” Umpat Kai lagi.

“Ah Kai-ya! Sehun-ah! Mian. Kita permisi dulu.” Ucap Hee Gi buru-buru sebelum semuanya tambah memanas. Di saat seperti ini, mulut Hye Mi emang harus benar-benar di lakban. Pasalnya, ia hanya mengoceh karena amarahnya saja yang sepertinya tadi melihat Hee Gi diperlakukan kasar oleh Ji yeon. Hye Mi bahka mengerti tentang insiden suruh-menyuruh, hanya saja, moodnya sedang buruk saat itu.

“Mwo?” Tanya Hye Mi heran dengan ucapan Hee Gi yang sekarang memegang tangannya dengan keras untuk hengkang dari tempat tersebut. “Yaa! Aku belum selesai bicara!” Kata Hye Mi lagi yang kini dihiraukan oleh Hee Gi.

Kai menggeleng-geleng tak percaya dengan tingkah gadis yang satu itu. Heran. Yang satu sangat lembut sekali, polos dan lebih terlihat pasrah. Yang satunya walaupun polos tapi dia selalu bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu, dan kelakuannya sangat kasar.

“Haish jinjja!” Umpat Kai kemudian melirik Sehun yang kini sedang senyam-senyum. “Yaa! Neo micchoseo? Kenapa kau tertawa begitu?” Tanyanya heran

“Yaa! Yeoja itu cocok sekali denganmu! Hahahaha,” tawa Sehun pun meledak.

“MWO? Neo juggoseo?” oceh Kai lagi sambil memasang wajah kesal, “Gendae, apa dia benar-benar sakit?”

Sehun memelankan tawanya kemudia menggeleng, “Nan mollaseo,” jawabnya.

“Kau seharusnya tidak terlalu kasar padanya,” Kai memberikan petuahnya pada Sehun, “Lagian bukankah tadi aku menyelamatkannya darimu ya?”

“Mwo?” Tanya Sehun tak mengerti.

-

Kedai Kopi, 12.45 KST

“Haishhh jinjja, moodku jadi rusak.” Oceh Hye Mi saat duduk di kedai kopi milik Jung ahjussi.

“Ada apa eonni?” Tanya Yoo jung yang sepertinya mau bekerja karena ia masih mengenakan seragam sekolahnya.

“Ah, anio Yoo Jung-ah.” Jawab Hee Gi, “Kau baru pulang sekolah?” Tanyanya kemudian.

Yoo Jung mengangguk dengan ceria, “Mm, eonnia aku ganti baju dulu. Kau mau memesan apa?”

“Pesan seperti biasa saja.” Jawab Hee Gi yang mengantar Yoo Jung ke arah dapur kedai. Hee Gi melirik Hye Mi yang masih terdiam kemudian, “Hye Mi-ya, gongjok hajimal. Ini sudah pilihanku. Aku akan tetap melakukannya, karena ini permintaanku, bukan permintaannya.”

Hye Mi menatap Hee Gi tak percaya, “Lalu kau juga akan menolak project yang ku tawarkan?”

“Molla,” jawabnya, “Setidaknya, aku harus menyelesaikan perjanjianku dengannya sampai malam natal nanti,”

-

Tae Guk Mall, 18.30 KST

“Taehyung-ah, menurutmu CV kita akan diterima oleh Yonghwa sajang-nim tidak ya?” Tanya Seulgi yang sedang menikmati makan malamnya. Memang sudah menjadi hal biasa jika Taehyung dan Seulgi pergi berdua. Untung saja Hye Mi sedang tidak ikut bersama mereka, jadi gadis itu tidak menjadi setan dari pasangan tersebut.

“Ah jinjja. Aku sangat ingin ikut projectnya Hye Mi. Sepertinya akan keren. Berdoa saja semoga kita kecipratan Hye Mi.” Tanyanya pada Seul Gi sambil memakan dessert nya malam itu.

“Aigo jinjja aku juga benar-benar ingin masuk ke projectnya itu. Passion gadis itu memang harus diakui jempol, hingga ia benar-benar dipilih langsung oleh Yonghwa sajang-nim.”

“Mm, kau benar.”

***

Walaupun Hee Gi tahu Hye Mi menolak bergabung bersama project yang ia buat dengan Oh Sehun, gadis itu tetap menjalankan harinya sebagai pesuruh Oh Sehun. Bukannya centil atau mencari kesempatan dengan artis yang terkenal, tapi Hee Gi sudah berjanji akan melakukan hal tersebut sampai Oh Sehun itu bisa datang di acara malam natal bersama keluarganya. Setidaknya, sampai situlah perjuangannya akan berakhir.

Masalah project? Jujur saja, Hee Gi sangat sangat sangat tergiur sekali dengan project yang Hye Mi tawarkan. Namun disinilah kebimbangannya melanda. Ia bukan tipe gadis pengingkar janji. Namun tetap saja, setiap malam Hye Mi selalu membuatnya tergiur berulang kali dengan projectnya itu. Bahkan Jung Kook pun lebih memilih untuk bergabung dengan project tersebut.

Ah ya, selain karena projectnya bagus, itu juga karena Jung Kook menyukai Hye Mi. Oops. Ya, sekedar informasi saja deh ya, kalaupun Hee Gi dan Jung Kook sering barengan dan Jung Kook sering ke apartemen Hee Gi, alasannya cuma satu. Untuk melihat Hye Mi saja. Tapi ya begitulah, Hye Mi orangnya memang cuek dengan keadaan sekitar.

1 hari menuju malam natal.

Hee Gi membaca pesan yang tertera di layar ponselnya.

Oh Sehun

Kau ke SM building sekarang. 19.00 harus sudah di sini.

Nafasnya ia hembuskan dengan berat. Ia menghentakkan kakinya kesal di pintu supermarket. Untung saja ia sudah makan ramyun. Ditambah dengan cuaca malam yang dingin seperti ini, ia masih tetap saja harus melakukan pekerjaannya.

Ah benar, kau ingat ketika 3 hari yang lalu Sehun merebut ponsel Hee Gi? Untuk inilah tujuan perampasan handphone itu. Melancarkan segala perintah yang diberikan Sehun. Pria bernama Oh Sehun itu memang benar-benar menyuruhnya seenaknya. Belum lagi dengan gadis bernama JiYeon yang selalu terlihat jutek saat Hee Gi berada di dekat Sehun. Sepertinya gadis bernama Ji Yeon itu benar-benar menyukai Sehun. Ah, setelah dipikir-pikir, Hee Gi sungguh menyesal untuk menyetujui hal itu. Namun mau bagaimana lagi, pikiran tentang tantenya yang menyeramkan sungguh membuatnya melenyapkan perasaan sesal tersebut.

Hye Mi maafkan aku, gumamnya.

-

SM Entertainment Building, 19.02 KST

 “Kau masih ingat kan jalan ke dorm kami? Manager hyung sedang tidak ada, jadi kusuruh kau untuk mengambil semua barang milik kami,”

“Sehun-ah! Apa kau tidak terlalu keterlaluan menyuruh seorang gadis membawa barang sebanyak ini?” Cowok yang baru-baru ini Hee Gi ketahui bernama baekhyun itu berkomentar.

“Dia juga ingin sesuatu hal besar dariku hyung. Jadi menurutku kita impas.” Jawabnya dengan santai.

“Ya! Kau baik-baik saja?” Tanya baekhyun lagi. “Di dorm nanti ada Kai dan Xiumin hyung. Member yang lain sedang mencari makan malam. Jadi nanti kau tanya mereka saja untuk menyimpan barang itu dimana.”

“Arraseo.” Jawab Hee Gi pasrah.

Hee Gi menenteng dua keresek besar di masing-masing tangannya. Tidak hanya itu, ia juga menggendong satu tas besar di belakang punggungnya. Sebenarnya, ia benar-benar sangat lelah hari itu. Tapi tidak apa, ini perjuangannya yang terakhir karena besok adalah malam natal yang tak lain adalah the final day.

Setelah keluar dari tempat latihan dance di agensi EXO yang terkenal itu, Hee Gi menghentikan taksi dengan susah payah. Ia masuk ke dalamnya kemudian langsung menyebutkan alamat yang akan ditujunya.

-

Seoul Music Festival, 20.17 KST

“Wah jinjja daebak, kau keren sekali.” Komentar Hye Mi setelah JungKook selesai tampil dengan gitar akustiknya. Suaranya yang membawakan lagu paper heart-nya Torry Kelly dan Crush nya Zion-T benar-benar membius penonton termasuk Hye Mi sendiri.

Jung Kook tersenyum denga gigi kelincinya, “Kau suka?”

Hye Mi mengangguk dengan semangat. “Aku sangat suka dengan music. Kau begitu menghayati lagunya. Kau benar-benar membius semua penonton.” Komentarnya lagi sambil mengikuti jungkook masuk ke dalam backstage, “Hmm, sebentar lagi kau pasti jadi artis.”

Jung Kook tertawa menanggapinya, “Kalau aku jadi artis, aku ingin kau sebagai producernya.”

Mata Hye Mi berbinar, “Tentu saja aku mau. Hahah” Keduanya tertawa memikirkan hal-hal yang menyenangkan, “Aku ingin bisa bermain gitar,”

“Jinjja?” Tanya Jung Kook yang kemudian diberi anggukan oleh Hye Mi, “Kau mau aku ajarkan cara bermain gitar?”

“Jinjjaro? Kau mau mengajarkanku?” Tanya Hye Mi senang.

“Tentu saja.”

-

EXO Dorm, 19.53 KST

Hee Gi membuka kenop pintu apartemen milik EXO. Ah ya, dia sendiri sudah sering bolak-balik dorm ini hanya untuk mengantar jajanan untuk Sehun. Ia member salam pada Xiumin yang membukakan pintu kemudian.

“Aigo, kenapa bawaanmu banyak sekali?” Tanya namja itu kaget melihat gadis itu keberatan dengan barang bawaannya.

“Ah gwaenchana,” jawabnya sembari tersenyum. Xiumin membantunya melepaskan tas kemudian.

Hee Gi berjalan ke arah dorm yang sangat luas. Ia mondar-mandir bingung mencar kamar Sehun unuk menyimpan barang miliknya. Sedang Xiumin sudah melesat saja ke dapur. Mungkin untuk membuatkannya minuman.

“Kau duduk saja dulu Hee Gi-ya,” Teriak Xiumin kemudian.

“Ah ne,” Jawabnya kecewa. Bukannya Hee Gi ingin mengunjungi kamar Sehun, namun gadis itu memang ingin cepat-cepat menyimpan barang milik namja itu kemudian pergi dari dorm idol group yang terkenal itu.

“Hyung!” Teriak suara Kai dari belakang Hee Gi memanggil Xiumin.

Hee Gi menoleh ke arah suara dengan cepat. Dan benar saja, ia mendapati Kai yang sedang memakai kaos oblong sedang kebingunga mencari Xiumin.

“Ne..neo? Yaa! Sedang apa kau di sini?” Tanyanya kaget melihat Hee Gi yang tiba-tiba ada di dormnya.

“Ah Kai-ya, kau tahu kamar Sehun dimana? Aku disuruhnya menyimpan ini.” Kata Hee Gi sambil menunjukkan keresek yang dibawanya.

“Aigo, malam-malam begini kau masih saja mau disuruhnya? Sebenarnya kau meminta apa sih dari dia?” Omel Kai bingung, “Kau tidak takut masuk ke dorm pria di malam hari seperti ini? Kita namja loh,” katanya sambil member penekanan pada kata namja.

Hee Gi menyipitkan matanya tersenyum manis, “Gwaenchana,” katanya sambil berlalu ke arah kamar Sehun.

“Hanya untuk menyimpan ini saja?” Tanya Kai yang memperhatikan Hee Gi dari pintu. Hee Gi menoleh ke arah namja itu kemudian mengangguk.

“Lalu kau pulang naik apa?” tanyanya.

“Aku pulang dulu.” Kata Hee Gi mengabaikan pertanyaan Kai. Gadis itu cepat-cepat berlari ke arah ruang tamu dan berteriak pada Xiumin untuk berpamitan.

Kai hanya menggelengkan kepalanya tak mengerti, “Yaa! Tunggu di situ! Aku akan mengantarkanmu!” Teriaknya sambil meraih jaket bermotif tentar di punggung sofa. Hee Gi menoleh bingung ke arahnya, Kai mengalihkan pandangannya sebentar sebelum akhirnya melihat ke arah Hee Gi lagi, “Jangan mau lagi kalau dia menyuruhmu malam-malam begini. Kau seorang wanita. Tidak akan ada yang menjamin, kau akan pulang dengan selamat.”

-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
galaxyours
Hi! This is my first story ^^
I've tried to wrote several chapters, and.. it kinda a lilbit bored at the beginning, I think. But the more you read, you'll love the story for sure.
Trust me :)

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
Seems good!
ssadssad #2
♥♥♥♥♥