Christmast Night

The Lucky One

24 Desember 2015 10.25 KST

Menghabiskan malam natal di Daegu sudah menjadi rutinitas keluarga Hee Gi. Gadis itu mengepak barang-barangnya ke dalam tas selendang kecil. Ia tidak membawa baju karena di sana pun sudah ada baju miliknya kalau-kalau ia akan menginap seperti sekarang ini.

“Kau yakin tidak akan membawa makanan?” Tanya Hye Mi sembari memperhatikan Hee Gi yang sedang bersiap-siap.

“Tidak usah, lagian apa yang mau dibawa, toh kita sama-sama di korea.” Jawabnya acuh. Hee Gi kemudian mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan pada Oh Sehun.

To : Oh Sehun

Kau perform jam berapa? Dimana? Kau tidak lupa kan malam ini adalah malam natal?

Massage has been sent.

“Lalu, kau tidak menjemput orangtuamu? Mereka sampai jam berapa di sini?” Tanya Hye Mi lagi yang masih asik memperhatikan Hee Gi.

“Tidak usah, nanti bibi yang jemput. Lagian nanti malam juga bertemu.” Jawabnya lagi, kini sambil menggeser layar handphonenya untuk menerima telfon yang masuk.

“Ne, eomma?” Sautnya setelah menempelkan telfon di telinganya.

“Eomma sudah sampai di Bandara, ini sudah di dalam mobil perjalanan ke Daegu. Kau kapan akan ke Daegu?” Tanya eommanya dari seberang.

“Eoh, aku berangkat nanti malam eomma. Mungkin agak terlambat.”

“Oh, pacarmu pasti sedang banyak pekerjaan ya?”

Muka Hee Gi memerah tanpa sebab, “Ah eomma kenapa bertanya seperti itu,”

“Yaa! Hee Gi-ya,” terdengar suara bibi dari seberang. Hee Gi menarik nafas dalam-dalam, “Pacarmu itu jadi datang kan?”

“Iya bibi,” jawab Hee Gi singkat.

“Nadeul, kenapa kau tidak bercerita pada ayah kalau kau punya pacar?”

“Ayah, tidak seperti itu,” Hee Gi mulai malas mendengar semuanya.

“Sudahlah, Hee Gi-ya, sampai ketemu nanti ya. Eomma tunggu di Daegu. Eomma bawakan oleh-oleh untukmu,” Kata eommanya kemudian.

“Mm, eomma.”

Lalu, sambungan telefon pun terputus. Hee Gi menghembuskan nafas lega. Hye Mi hanya cengengesan melihatnya.

“Aigooo! AHHH! Na micheosseo! Yaa! Hye Mi ya, aku pikir aku sudah gila sekarang! Ottokhae? Kenapa aku sangat deg-deg-an sekali? Haishh jinjja, OH SEHUN.” Curhat Hee Gi sambil mengacak rambutnya yang kemudian ditanggapi dengan gelak tawa oleh Hye Mi.

-

EXO Dorm, 15.00 KST

“Yaa! Lagi-lagi kau senyam senyum sendiri begitu? Kau kenapa? Sudah gila ya?” Tanya Baekhyun geli melihat Sehun yang kini melirik hpnya.

“Tidak hyung, aku hanya sedang melihat gambar lucu,” jawabnya sambil menggeser foto-foto Hee Gi yang ia ambil secara diam-diam. (CIYE, PADAHAL KAPAN MOTONYA WKWKWK)

Sehun kemudia teringat sms dari Hee Gi tadi. Ia buru-buru menekan gambar pesan dan membalas sms dari Hee Gi.

“Baekhyun hyung, bukankah nanti kita perform di SBS jam 20.23 ya?” Tanyanya pada Baekhyun untuk memastikan.

Baekhyun terlihat berfikir sebentar kemudian mengangguk-anggukan kepalanya, “Mm sepertinya benar.” Jedanya, “Wae yo?”

“Ah anio.” Jawab Sehun sambil mengetikkan balasannya untuk Hee Gi.

-

Kedai Kopi, 16.23 KST

“Ahjussi!! Aku sangat rindu sekali, kenapa baru kelihatan?” Tanya Hye Mi sambil memeluk Jung Ahjussi di dalam kedai.

“Ah noona! Kau sama sekali tidak kangen denganku,” Canda Ha neul kemudian.

“Yaa! Aku sudah bosan sekali melihatmu setiap hari di apartemen, ditambah di kedai kopi ini,” Canda Hye Mi yang membuat semua orang tertawa.

“Ahjussi, nanti jadi merayakan natal bersama?” Tanya Hee Gi kemudian.

“Tentu saja. Ahjussi sudah menghias pohon natal dan mengundang beberapa orang yang memang sering ke sini. Ah kau juga boleh mengundang teman-temanmu agar kedainya semakin ramai. Gendae, kau tidak jadi pulang?” Tanya ahjussi pada akhirnya.

Hee Gi memasang wajah kecewa, “Mianhae ahjussi, aku harus pulang ke Daegu,” jawabnya sedih. “Aku hanya khawatir Hye Mi akan kesepian tanpaku,” tawa dari mulut Hee Gi terdengar kemudian.

“Yaa! Jangan harap aku bisa kesepian tanpamu. Seorang Hye Mi tidak pernah kesepian.” Jawabnya ketus.

“Ah eonni kalau jutek gitu tambah cantik. Heran.” Tanggap Yoo Jung kemudian yang membuat Hee Gi mengerutkan keningnya tak setuju.

“Mwo? Kau bilang cantik? Yoo Jung-ah, kau tahu? Dia tidak punya pacar sampai sekarag karena tingkah dia selalu garang. Siapa yang mau mendekatinya?”

“Yaa! Yaa! Kenapa kau jadi begini Hee Gi-ya?” Hye Mi memukul pundak Hee Gi yang sekarang nyengir sambil memasang wajah tanpa dosa-nya. “Aigo jinjja, kenapa aku bisa betah sekali berteman dengannya.” Hye Mi kemudian tertawa sambil geleng-geleng kepala.

-

Daegu, 17.30 KST

“Aigo, kau membawa banyak sekali barang-barang,” Komentar bibi Bom Sil pada eommanya Hee Gi. Ia lantas membantu kakaknya itu memindahka barang-barang bawaannya ke dalam kamar yang akan ditempatinya.

“Aigo tentu saja, ini kan malam natal.” Jawabnya, “Apakah ibu akan datang juga? Dengan Dang Sil?” Tanyanya lagi menanyakan ibu dan adik bungsunya.

“Tentu saja, ini kan malam natal.”

“Aigo, kau meniru ucapanku.” Katanya yang kemudian membuat keduanya tertawa.

-

Supermarket, 17.54 KST

“Dia bilang dia selesai perform jam berapa?” Tanya Hye Mi sambil memilih sayuran untuk dimasaknya malam nanti.

“Dia bilang jam 9 malam di SBS.”

“Lalu, kau akan menunggunya dimana? Sepertinya kau tidak bisa masuk ke SBS.” Tanya Hye Mi, kali ini sambil memasukkan sosis ke dalam rak dorongnya. “Kau juga mau membawa sayuran ini ke Daegu?” Tanya Hye Mi lagi melihat Hee Gi yang ikut-ikutan memasukkan sawi, sosis dan daging babi.

“Ah anio, ini untuk persediaan kita,” Jawabnya. “Bibi pasti sudah menyediakan usus babi di sana. Aku hanya perlu memnikmatinya, semua pasti sudah tersedia. Bibiku jagonya membuat party.” Hye Mi hanya ber-oh ria sambil membiarkan Hee Gi memasukkan bahan-bahan yang diperlukannya.

“Lalu kau akan menunggu di mana? Di SBS?” Hye Mi mengulang pertanyaannya yang belum dijawab oleh Hee Gi. Ia hanya ingin memastikan kalau semuaya sudah terencana dengan mantap.

“Kau gila, aku tidak mungkin menunggu di SBS. Kau ingin aku diterkam fans-fansnya?” Kata Hee Gi sambil berjalan ke arah kasir, Hye Mi hanya mengangguk-angguk mengerti. Memang, fans-fans mereka patut diacungi jempol.

-

Apartemen, 20.03 KST

“Kau mau membawanya?” Tanya Hye Mi heran, “Ku kira itu untukku,” katanya kemudian.

“Untukmu sudah aku siapkan, geurigo jangan lupa bawa ke kedai kopi juga” jawabnya, “Kau bersenang-senanglah malam natal ini dengan ahjussi. Kau yakin tidak ingin pergi ke sana sekarang?” Tanya Hee Gi.

Hye Mi mengangguk, “Aku kan sudah janji akan mengantarkanmu,”

“Naik apa?” Tanya Hee Gi heran.

Hye Mi menunjukkan kunci mobil ditangannya, “Milik Jung ahjussi sudah aku pinjam,” Katanya sambil tertawa.

-

SBS, 21.00 KST

“Ah Sehun-ah, kau mau pergi ke mana?” Tanya Kai yang melirik Sehun sudah siap memakai coatnya.

“Yaa! Kau mau kan mengantarku?” Bisiknya ke arah Kai.

“Kau mau ke mana?” Kai mengulang pertanyaannya lagi.

-

Stasiun Kereta Bawah Tanah Seoul, 21.30 KST

Hee Gi bergidig kedinginan, lalu memasukkan tangannya yang terbalut sarung tangan ke dalam coatnya. Ia melirik barang bawaannya yang ditaruh disebelahnya. Kepalanya selalu melirik ke arah pintu masuk, mencari-cari orang yang ditunggunya.

Hee Gi melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 21.30 KST. Orang yang ditunggunya belum juga muncul, sedang kereta akan berangkat tepat pukul 21.45 KST. Ia meniup poninya yang terjuntai cantik ke atas. Kebiasaannya ketika sedang menunggu seseorang.

Mulut gadis itu mengeluarkan uap dingin, kemudian bergumam menyanyikan lagu natal milik exo yang kemarin dilihatnya di youtube.

-

Stasiun Kereta Bawah Tanah Seoul, 21.25 KST

“Untuk apa kau pergi ke stasiun? Kau yakin tidak akan memberitahu ku kau mau pergi kemana?” Tanya Kai sebelum Sehun turun dari mobilnya.

“Aku sudah terlihat seperti bukan Oh Sehun belum?” Tanyanya menanyakan hal lain. Jelas-jelas menghiraukan pertanyaan dari namja disebelahnya.

“Yaa! Jawab pertanyaanku!”

“Aku akan pergi ke Daegu,”

“Mwo? Untuk apa? Kau akan bertemu dengan teman-temanmu?” Tanya Kai penasaran.

Sehun tersenyum, lalu menjawab pertanyaan Kai sebelum akhirnya membuka kenop pintu mobil, “Aku akan bersenang-senang.”

Sehun berjalan cepat menuruni tangga ke arah bawah stasiun. Kepalanya celingak-celinguk mencari seseorang, sampai pada akhirnya ia menemukan seorang gadis sedang berdiri di dekat tiang dengan sebuah keresek di sebelahnya. Kaki kanannya terlihat dihentak-hentakkan ke lantai. Tangannya masuk ke dalam coatnya. Ia terlihat kedinginan.

Sehun berjalan menghampirinya dengan perasaan tak karuan? Apalagi setelah melihat gadis itu meniupkan poninya dari jarak dekat. Uap dingin keluar dari mulut mungil Hee Gi. Dan masih dengan jarak yang sama, Sehun mendengar gadis itu membawakan lagu comebacknya natal tahun ini.

Seulas senyum tergurat di bibir tipis namja itu. Kakinya bergerak menghampiri Hee Gi setelah rasanya pesona gadis itu membunuh waktu saat itu juga.

“Geunyang hanbon deugo ussoyeo.”

Ucapnya ikut bernyanyi dengan gadis itu. Hee Ge menoleh kaget, “Ah, kenapa kau baru datang.” Omelnya.

“Sudah untung aku mau datang.”

“Arra arra, khaja! Keretanya sudah datang,” Katanya kemudian berjalan ke arah kereta yang memang baru datang. Sehun hanya mengikutinya dari belakang.

“Kau bawa apa? Tanya Hee Gi yang sudah duduk di kursinya. Ia sengaja memilih kereta eksekutif agar tidak terlalu ramai oleh orang-orang.

Sehun menoleh ke arahnya sambil menunjukkan barang yang dibawanya, “Tentu saja oleh-oleh. Yang benar saja, masa aku tidak membawa apapun pergi ke rumahmu.”

Hee Gi terpana tak percaya, “Waaah, seorang Oh Sehun bisa begini juga?” Hee Gi menggeleng-gelengkan kepalanya, matanya berbinar, ia mengangguk-angguk bangga. Jadi ini yang membuat Sehun lama.

“Wae? Ini bukan untukmu,” bela Sehun.

Hee Gi berdecak, “Aigo demi dewa-dewa di atas sana aku tidak pernah berharap dibawakan sesuatu olehmu,” balasnya kemudian.

Sehun pun berdecak, menyunggingkan bibir kanannya sedikit ke atas dengan malas, “Kau membawa apa?” Kini Sehun yang balik bertanya.

Hee Gi melirik barang bawaannya, baru teringat bahwa ia juga membawa sesuatu. Ia kemudian meletakkan kereseknya di atas meja kereta. Sebuah rantang terlihat setelah Hee Gi melepaskan kereseknya.

“Kau membawa makanan?” Tanya Sehun tak percaya. “Untukku?”

Hee Gi membuka rantang yang dibawanya, “Akan aku makan sendiri,” jawabnya singkat. Tadinya memang ia membawa makanan untuk dimakan berdua, namun setelah perdebatan-perdebatan tadi ia menjadi berubah pikiran.  

“Yaa! Kau memang bukan seorang wanita. Tidak ada lembutnya sama sekali,”

Hee Gi menoleh atas perkataan pria disebelahnya yang mengenakan kacamata, “Mwo? Yaa! Tadinya aku mau membaginya denganmu namun karena sikapmu yang seperti itu mana mungkin aku mau!” Jawabnya menggebu.

“Haishh jinjja! Yaa! Kau masih harus mengikuti perintahku! Mengurusi project aja kau tidak becus!”

Hee Gi menoleh ke arahnya dengan kesal, “HASIH! GUE SUMPEL JUGA DAH TUH MULUT MAKE RANTANG!” Umpatnya denga bahasa Indonesia membuat Sehun terkaget-kaget.

Sehun mengerutkan alisnya tak mengerti, “Kau baru saja mengancamku?” jedanya, “lagian aku tidak mengerti apa yang kau katakan!”

Hee Gi meliriknya dengan tatapan tajam. Raut wajahnya masih terlihat kesal. Ia kemudian masakan yang dibuatnya tadi pada Sehun, “Ingat! Kau harus berakting bagus nanti di depan keluargaku.”

Sehun mengambil sumpit yang diberikan Hee Gi. Alisnya terangkat untuk mengiyakan perkataan gadis itu. “Yaa! Aku ingin minum.”

“Kau harus janji akan melakukannya dengan baik dulu!” Tegas Hee Gi sambil mengambil botol air minum yang kini dipegangnya erat.

Sehun melirik Hee Gi sambil mengunyah sosisnya. “Haish, arrasseo arraseo.”

Hee Gi mendecakkan lidah, “Aigo, kasar sekali.”

-

Kedai Kopi, 22.00 KST

Kedai sangat ramai sekali malam itu, Yoo Jung, Ha Neul dan Jung Ahjussi serta Hye Mi sibuk mondar-mandir ke sana kemari untuk melayani para pelanggan. Hye Mi membuka pintu kedai bagi pelanggan yang datang.

“Ah, Jung Kookie!” Katanya antusias senang melihat siapa yang datang, “Kau datang juga.”

Jung Kook tersenyum dengan gigi kelincinya yang imut. Matanya yang sudah sipit makin menyipit. Ia menenteng gitar di belakang punggungnya, membuat mata Hye Mi berbinar, “Aigo, kau akan bernyanyi?”

“Jika pemiliknya mengizinkan,” jawabnya.

-

Daegu, JoDae District, 22.34 KST

“Kau lepas dulu maskernya,” Tunjuk Hee Gi pada kumis buatan yang masih dipakai Sehun. Namja itu kemudian melepasnya sebelum akhirnya menginjakkan kaki ke halaman rumah milik bibi-nya Hee Gi.

Hee Gi celingak celinguk ke dalam rumah lewat kaca ruang tamu. Hatinya berdegup dengan kencang. Ia benar-benar belum menyiapkan jawaban apapun jika nanti ditanya yang aneh-aneh oleh keluarganya. Terlebih lagi oleh tantenya yang super cerewet dan teliti itu. Ya Tuhan, selamatkan aku, panjatnya sebelum membuka kenop pintu.

Suara ramai dari dalam rumah sudah jelas terdengar dari luar, tangan Hee Gi tambah dingin karena deg-degan. Perutnya seperti diputar-putar tak karuan. Ia belum pernah se grogi ini. Sehun kemudian menepuk bahunya, membuatnya memejamkan mata refleks karena kaget.

Hee Gi menoleh ke arah Sehun dengan sebal, “Astaga, kau mengangetkanku saja.” Ucapnya.

“Gwaenchana,” Hee Gi yang sudah menoleh ke arah pintu, kini menoleh lagi ke arah Sehun. Menatap manik namja jangkung didepannya. “Gwaenchana,” ucapnya sekali lagi. Entah kenapa, rasanya membuat Hee Gi sedikit tenang.

“Aigo Hee Gi ya! Kenapa kau tidak langsung masuk?” Suara yang tiba-tiba terdengar dari arah pintu mengagetkan Hee Gi yang sedang memandang Sehun. Keduanya langsung gelagapan. Hee Gi dan Sehun kini melihat segerombolan orang berlomba-lomba melihat ke arah pintu.

“Ah iya bibi Dang Sil, baru saja aku akan masuk.” Jawabnya kemudian sambil melirik Sehun.

Hee Gi baru saja akan melangkahkan kakinya untuk masuk, namun rangkulan tangan Sehun di bahunya membuatnya beku. Ia melirik Sehun yang kini sudah berdiri di sebelah kanannya sambil tersenyum menatap keluarga Hee Gi.

“Aigo, kau pasti pacarnya Hee Gi. Aigo kau tampan sekali,” ucap tante Bom Sil riweuh melihat Sehun muncul dengan sempurna di balik pintu. Tangannya langsung mengamit lengan Sehun, membuat namja itu kaget dan melirik Hee Gi seperti meminta pertolongan. Hee Gi hanya nyengir melihat muka konyolnya.

-

EXO Dorm, 22.40 KST

“Kai-ya, Sehun akan pulang jam berapa?” Tanya Suho yang membuyarkan lamunan namja itu. Walaupun suasana di dorm sangat ramai dengan suara nyanyian chen dan baekhyun juga Chanyeol, tapi namja yang satu ini lebih memilih duduk di kursi taman memikirkan sesuatu.

“Ah, nan mollaseo hyung,” jawabnya pada Suho.

“Aigo anak itu memang susah sekali diatur.” Balas Suho menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berlalu menepuk pundak Kai sebelum ikut bergabung bersama yang lain.

D.O yang sedang membakar jeroan babi melirik Kai yang kembali melamun, “Kau melamunkan apa?”

Kai tidak menoleh ke arah suara, namun ia jelas-jelas mendengar apa yang ditanyakan D.O. “Kau percaya cinta pada pandangan pertama?” tanyanya tiba-tiba.

“Wae?” D.O balik bertanya atas pertanyaan Kai.

Kai kemudian tersadar, “Ah anio,” lalu menoleh ke arah D.O. Tubuhnya berdiri dari kursi taman dan bergerak untuk membantu namja bermata bulat itu.

-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
galaxyours
Hi! This is my first story ^^
I've tried to wrote several chapters, and.. it kinda a lilbit bored at the beginning, I think. But the more you read, you'll love the story for sure.
Trust me :)

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
Seems good!
ssadssad #2
♥♥♥♥♥