WISH

The Lucky One

Ruang Kelas Program Studi Desain Interior, 09.15 KST

“Di semester 4 ini, kalian akan diberi tugas praktik untuk terjun langsung di perusahaan. Sebenarnya program ini memang sudah ada dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, dari fakultas lain seperti perfilman, desain, computer, acting, dancing akan mengadakan magang baik itu di perusahaan, stasiun tv maupun lainnya.”

Hee Gi memperhatikan dosennya yang masih terlihat muda di usia 40nya itu. Ia menopang dagunya sambil sesekali menulis hal-hal penting yang menurutnya harus dicatat.

“Kegiatan magang ini hanya akan dilaksanakan satu hari saja. Tugas kalian di sana hanya mengamati sekaligus belajar mengenai tata designnya. Kalian harus menunjukkan keaktifan kalian dalam hal tersebut. Jika keaktifan kalian dinilai bagus oleh pihak perusahaan, maka tidak akan mustahil jika suatu saat nanti kalian akan langsung ditempatkan di perusahaan mereka setelah lulus nanti. Kalian bisa melihat daftarnya di papan pengumuman setelah jam kuliah saya berakhir.”

Hee Gi menolehkan kepalanya. “Yaa! Kookie-ya, bukankah itu berarti nantinya akan ada tugas tambahan?”

“Hajiman.. walaupun kalian bertugas magang hanya satu hari, maka akan ada tugas tambahan membuat sebuah project yang akan mengasah hardskill kalian nantinya. Setelah itu kalian harus membuat kelompok untuk membuat project tersebut berhasil.”

Hee Gi melirik teman laki-lakinya yang kini juga melirik ke arahnya, “Apa kataku,” kata Hee Gi kemudian. Temannya hanya nyengir melihat Hee Gi. Kemudian, pandangannya terfokus kembali pada dosen.

-

Kedai Jurusan Dancing, 10.49 KST

“Sehun oppa, apakah berita itu benar? Kau sungguh tidak berpacaran dengannya?” Tanya seorang yeoja yang sekelas dengan Sehun.

“Mm, majayo Jiyeon-ah.”

Ya, Sehun memang sudah mengenal Jiyeon. Park Ji Yeon. Selain satu kelas dengannya di bangku kuliah sekarang ini, faktanya Sehun juga sebenarnya sudah satu kelas dengan jiyeon sejak zaman SMA. Ah ya, mesti kau bingung kenapa mereka bisa berada di satu semester sekarang. Ya, karena Jiyeon juga seorang artis. Sama seperti Sehun, Jiyeon juga berada di sebuah girlgroup bernama T-Ara.

“Kenapa kau aktif kuliah jiyeon-ah?” Tanya Kai yang juga kenal pada Jiyeon gara-gara Sehun juga mengenalnya.

Tapi mungkin bagi Kai, hanya sebatas kenal saja. Berbeda dengan Sehun yang terlihat aktif, Kai lebih cenderung sebatas kenal dengan orang-orang di sekitarnya. Kai lebih suka memiliki teman seperti hyung hyungnya yang sudah pasti mengenalnya dengan baik.

“Mm, oppa. T-Ara sedang tidak terlalu sibuk akhir-akhir ini. Aku juga sedang tidak mau ambil film ataupun drama.” Jiyeon menyeruput jusnya kemudian melirik seorang pria yang sedang berjalan ke arahnya, “Oppa, kalian mau keluar?” Tanyanya.

Sehun melirik ke belakang dan mendapati managernya memang sedang berjalan ke arahnya, “Mm, kami ada syuting di inkigayo.” Katanya kemudian.

Jiyeon mengangguk mengerti, “Ah, comeback sing for you?”

Sehun mengangguk kembali.

-

Stasiun Televisi KBS, Ruang Istirahat, 14.29 KST

Hee Gi mengistirahatkan kakinya di kursi. Ia mengatur nafasnya dengan pelan, sesekali mengelap keringatnya dengan tissue. Ya, Hee Gi sudah melakukan kegiatan magangnya sesaat setelah ia sampai di stasiun tv KBS. Ia langsung berlangsung ke acara reality show dan memperhatikan tata dekornya. Sesekali ia menambahkan saran untuk settingnya.

Untuk latihan dekor pertamanya, ia lakuka dengan sukses. Namun, dirinya harus tetap semangat karena masih ada beberapa acara lagi yang harus ia amati.

“Wah kau sudah di sini saja.” Kata Kookie memperlihatkan gigi kelincinya. Hee Gi tersenyum ke arahnya.

Ah ya benar. Setelah mata kuliah jam pertama tadi berakhir, dengan dadakannya. Ternyata, Hee Gi berada di urutan pertama magang hari ini di stasiun televisi KBS. Untungnya, ia tidak harus menjalankan magangnya yang super tak terduga ini sendirian. Ada teman klopnya yang memang berada di satu stasiun televisi yang sama dengannya. Hee Gi benar-benar bersyukur.

Ya, siapa lagi kalau bukan laki-laki yang sering dipanggil kookie? Kookie atau nama aslinya adalah Jeon Jung Kook, memang teman paling klop Hee Gi di kampus. Selain teman pertamanya di kampus, saat Hee Gi pindah. Kookie dengan Hee Gi juga memiliki hobby yang sama yaitu musik. Tidak jarang, sudah ada beberapa lagu yang mereka cover berdua dan hasilnya sangat mustahil sekali dibilang jelek.

Ah ya, seperti yang dibilang dosen tadi, fakultas lain contohnya Hye Mi dari prodi perfilman juga sebenarnya dapat jatah magang, hanya saja ia mendapat jatah hari besok di stasiun televisi SBS. Memang sih, stasiun tv SBS ini bisa disebut rajanya drama. Hye Mi memang sangat beruntung bisa dapat kesempatan magang di sana.

“Ahh, bagaimana bagianmu? Aku senang sekali bisa bantu dekor di acara reality show. Ahh untung saja kau ada di sini.” Kata Hee Gi kemudian.

“Aku merapikan tata dekor di acara musik. Keren sekali, mereka memang menyiapkan settingnya dengan sungguh-sungguh.” Jawabnya antusias. Hee Gi hanya tersenyum senang mendengarnya. Setidaknya, ada teman berbagi untuk Hee Gi bercerita padanya.

“Han Hee Gi!” Teriak seseorang dari ujung pintu.

“Neeee.” Jawab Hee Gi buru-buru bangun dari duduknya. Kookie hanya meliriknya dengan penasaran.

“Kau yang bernama Han Hee Gi?” Tanya wanita berusia sekiar 30-an. Hee Gi hanya mengangguk mantap mengiyakan, “Kau anak magang bukan?” Tanyanya lagi, semakin membuat Hee Gi deg-degan. Gadis itu lagi-lagi mengangguk dengan mantap. “Ah, kau harus mengantarkan pesanan karyawan di sini. Kau bisa segera mencatat pesanan mereka di ruang acara inkigayo. Cepatlah.”

Hee Gi cepat-cepat mengangguk setelah sukses melongo mendengar penjelasan dari salah satu karyawan tetap. Bukankah dirinya di sini untuk belajar saja? Bukankah dirinya di sini bukan benar-benar anak magang? Hee Gi menghela nafas berat. Langkah kakinya melaju dengan cepat.

-

Kedai Kopi, 14.25 KST

Hye Mi duduk di spot favoritnya, di dekat bar pemesanan kopi. Ia membuka laptopnya dan mencari-cari koneks internet. Ah benar, koneksi internet di kedai kopi langganannya ini memang hacep banget.

“Ahjussi! Kau mengganti passwordnya?” Tanyanya berteriak pada si pemilik kedai yang berada di bar. Ahjussi melangkahkan kakinya mendekati Hye Mi.

Ah ya, sebelumnya perkenalkan. Jung In Gi Ahjussi ini adalah ahjussi yang pertama kali akrab dengan Hee Gi maupun Hye Mi. Saat keduanya pindah ke apartemen, memang sudah ada beberapa penghuni yang dikenal mereka. Namun, saat keduanya menginjakkan kaki di kedai ini pada hari kepindahannya ke apartemen itu, ahjussi inilah yang langsung bisa diajak bicara panjang lebar. Klop banget. Keduanya berani bercerita apa saja pada Jung  ahjussi. Sudah seperti ayah sendiri. Apalagi diusianya kini yang mungkin sudah menginjak 50-an.

Jung In Gi ahjussi ini tinggal sendiri. Kedai ini sendiri adalah rumahnya. Di lantai dua, ia biasa tinggal. Istrinya? Anaknya? Ah dia tidak punya anak. Mungkin untuk saat ini, Hee Gi dan Hye Mi lah anak Jung  Ahjussi. Istrinya sendiri sudah meninggalkannya 5 tahun silam. Ah benar, Jung  ahjussi sangat mencintai istrinya. Kedai kopi ini sendiri adalah ide istrinya.

 “Aigo aigo, baru-baru saja ada yang suka menghack wifi di sini. Jadi saja ahjussi langsung menggantinya. Passwornya adalah kedaikopi (bahasa Indonesia).”

“Omo, ahjussi kau masih mengingatnya?” Gumam Hye Mi yang langsung mencoba meng-connect-an sambungan wifinya.

“Geurom! Aku suka nama itu.”

“Ah nuna. Kemarin saja aku sampai bertengkar dengan ahjussi gara-gara password wifi. Dia benar-benar sangat ngotot ingin mengubah passwordnya menjadi kedaikopi.” Hye Mi tertawa mendengar perkataan Ha Neul yang tiba-tiba bergabung bersama ahjussi dan Hye Mi. Berhubung kedai sedang sepi, maka Ha Neul juga tidak terlalu sibuk. “Nuna, kau mau mengerjakan tugas?” tanyanya.

Ha Neul atau Kang Ha Neul. Namja yang satu ini pekerja paruh waktu di kedai kopi Jung  Ahjussi. Sebenarnya ada dua orang pekerja paruh waktu di sini. Satunya lagi bernama Kim Yoo Jung yang sekarang masih duduk di bangku kelas 3 SMA. Keduanya bekerja secara bergantian membantu Jung  ahjussi. Ah, keduanya juga tentu saja sudah mengenal Hee Gi dan Hye Mi dengan baik.

“Ah anio. Aku hanya akan mendownload drama.” Jawab Hye Mi yang kembali menggerak-gerakan kursor laptopnya. “Kau pulang cepat hari ini? Bagaimana kelas actingmu?” Tanya Hye Mi lagi sambil melirik Ha Neul yang sekarang sudah duduk di sebelahnya.

Ha Neul berada satu universitas dengan Hye Mi juga Hee Gi. Ah bahkan ia sendiri tinggal di apartemen yang sama dengan Hee Gi dan Hye Mi. Kamarnya tepat berada di seberang. Maka, sudah tidak heran kalau mereka sudah seperti sepupu yang sebelumnya sudah saling mengenal dari lahir. Ha Neul sudah menginjak semester 2 tahun ini dan ia sendiri berhasil memasuki kelas acting di Cung Ah university, persis seperti impiannya.

Ha Neul mengangguk menjawab pertanyaan Hye Mi, “Aku pulang cepat. Tadi hanya teori saja dan nanti sore, kelasnya kosong.” Jawabnya.

-

Stasiun televisi KBS, Backstage Inkigayo 14.45 KST

“Xiumin hyung, bukankah waktunya 45 menit lagi?” Tanya Sehun melirik namja bermata sipit yang telah siap dengan penampilannya.

“Wae? Aku hanya ingin segera selesai dan bersantai.” Jawabnya

“Ah geurae, aku lupa kau memang cekatan.” Katanya lagi yang kini bersiap akan ganti baju. Hanya ia satu-satunya yang baru selesai make-up dan baru saja akan mengganti baju. “Bagaimana web drama mu hyung?”

“Yaa! Cepatlah ganti baju Sehun-ah!” Teriak seseorang dari belakang.

“Iya, ini juga aku akan ganti baju Chen-hyung. Tapi aku ingin ke kamar mandi dulu.” Cengirnya yang kemudian ngacir ke ujung pintu backstage. Kakinya berhenti kemudian sebelum membuka gagang pintu itu, “Ah geurae, Lay hyung masih di China?”

“Iya, Lay hyung sedang sibuk syuting film terbarunya. Semalam aku habis video callan dengannya.” Jawab baekhyun sembari memainkan hpnya kemudian bernyanyi-nyanyi untuk pemanasan vokalnya.

“Ah, aku sangat merindukannya.” Katanya lagi kemudian menghilang dari balik pintu.

-

Stasiun televisi KBS, Inkigayo Program, 14.50 KST

Hee Gi melangkahkan kakinya dengan cepat. Tangannya memegangi 2 kardus yang berisi 6 buah kopi di masing-masing tangannya. Satu cup kopi ia gigit di bagian mulutnya. Gadis itu melirik jamnya. Ia harus mengantarkan kopi ke ruangan kru tepat pukul 15.00 KST sebelum acara dimulai.

Jika dipikir-pikir mengapa ia harus serepot ini? Dan memangnya mengapa ia tidak bisa telat? Toh, ia hanya magang satu hari saja. Sudah begitu, ia memakai high heel yang memang tidak biasa ia pakai.

Dengan tiba, seseorang membuka pintu backstage dan menghalangi jalannya, membuat gadis itu hilang keseimbangan. Kaki kiri Hee Gi tersandung jalannya sendiri. High heelnya patah. Kakinya terkilir. Matanya melotot ke arah namja yang kini sudah berbalik badan ke arahnya. Badan gadis itu melayang, akan menabrak orang didepannya. Hee Gi bahkan tidak bisa berteriak untuk menyuruhnya menghindar.

Bruk!

“Sehun-ah! Wae geurae?” Tanya Suho yang dengan sigap membuka pintu backstage setelah mendengar keributan dari luar. Matanya seketika terbelalak melihat tumpahan air kopi di koridor backstage sekaligus di baju milik salah satu membernya yang kini sedang terbaring sambil mengerjap-ngerjapkan matanya shock.

Hee Gi membuka matanya dengan pelan, mendengar suara seseorang yang sangat dikenalnya. Suara yang membuatnya jatuh cinta. Ia melirik ke arah pintu, jantungnya berdegup tak normal. Astaga, kenapa di saat seperti ini ia harus merasakan hal seperti itu. Pipinya sungguh merah. Malu total. Ia bingung harus bereaksi seperti apa.

Seseorang mengerang dibalik alasnya ia tidur sekarang. Hee Gi baru tersadar. Ia tadi baru saja menabrak seseorang. Gadis itu buru-buru terbangun dan melotot sempurna melihat tumpahan kopi pada baju namja di depannya. “Omo! Jeossohamnida! Jeongmal Jeossohamnida!” Katanya sembari memunguti cup-cup kopi yang berserakan. Tangannya mengelap-ngelap baju namja itu.

“Yaa! Minggir!” Teriaknya.

Hee Gi melihat ke arah suara. Matanya sekarang lebih melotot lagi setelah mengetahui siapa yang telah ia tabrak.

“Sehun-ah gwaenchana?” Hee Gi melirik Suho dan seseorang di sebelahnya. Ah benar, tadi Suho memang sudah menyebutkan nama Sehun, tapi ia sendiri bahkan tak sadar gara-gara suara yang ia dengar adalah suara Suho.

Bagaimana ini? Hee Gi benar-benar sangat malu sekarang.

“Wae? Wae?” Tanya namja yang waktu itu menanyakan namanya saat di introgasi dulu. “Neo?” Tanyanya lagi sembari menunjuk pada Hee Gi.

“Ada apa Chanyeol hyung?” Tanya seseorang yang juga ikut keluar. Hee Gi juga mengenal namja yang satu itu. Namja yang kemana-mana selalu berdua dengan Sehun. “Neo?” Tanyanya lagi sama dengan pertanyaannya namja sebelumnya yang bernama Chanyeol.

“Han Hee Gi.” Kata Suho. Hee Gi mendongakkan kepalanya, “Kau Han Hee Gi kan?” Tanyanya lagi. Gadis itu mengangguk dengan sangat malu.

Ia kemudian melirik Sehun yang raut wajahnya sudah tak karuan. “Ah, jeongmal jeossohamnida,” katanya kemudian sambil membungkuk pada semua orang di depannya. Ia melirik Sehun lagi, “Bi..biar a..aku bersihkan bajunya.” Katanya dengan kepala menunduk.

“Hyung, aku akan ke toilet dulu sekaligus membersihkan diri. Aku akan mengganti baju dengan kostum sekalian. “Keurigo, neo!” katanya pada Hee Gi.

Gadis itu langsung mendongak, “Ne?”

“Kau bawakan kostumku ke kamar mandi.”

“Eh?” Hee Gi masih mengerjap-ngerjapkan matanya bingung, namun namja yang ditabraknya sudah berlalu. Ia buru-buru membuang cup-cup kopi yang berserakan dan melirik lagi pada Suho.

“Gwaenchana. Aku akan membawakan bajunya. Tunggu sebentar.” Katanya sambil berlalu ke dalam ruangan. Begitu pun yang lain mengikutinya. Kecuali Kai.

“Kenapa kau ada di sini?” Tanyanya dingin, seperti biasa. “Kau membuntuti kami ya?”

“Mwo?” Tanya Hee Gi tidak percaya dengan ucapan Kai barusan. Jinjja. Namja yang satu ini, pikirannya memang selalu ketinggian. “Aku sedang magang.” jawabnya acuh tak acuh.

“Oh.” Katanya kemudian masuk ke dalam ruangan meninggalkan Hee Gi yang sedang terbengong-bengong sebal karena tingkahnya.

“Aishhh jinjja.” Umpatnya pada Kai yang telah masuk ruangan.

“Ini bajunya. Maaf jadi merepotkan.”

Hee Gi kembali tersenyum manis. Aigo, untung saja masih ada orang yang baik di dalam grupnya yang bernama EXO itu. Ah, orang-orang ini memang seperti malaikat. Pikirnya melayang-layang.

“Hee Gi-ya?”

“Ah..ne.” Katanya tersadar dari lamunannya. Hee Gi tersenyum lagi sambil mengambil kostum milik Sehun. “Gwaenchana, ini salahku.” Katanya lagi sebelum berlalu meninggalkan Suho, padahal langkahnya terasa berat sekali untuk pergi menjauh dari namja malaikatnya itu.

-

Kamar Mandi Pria.

Hee Gi mengetuk ngetukkan kaki kananya sembari memegangi kostum milik Sehun. Pikirannya kembali menerawang ke kejadia semalam saat ditelpon bibinya. Apakah ini kesempatannya untuk meminta kerjasama dengan Sehun? AH tapi ia sendiri tak yakin, setelah apa yang telah ia lakukan pada namja itu.

“Han Hee Gi! Kau diluar?” Teriak suara Sehun dari dalam kamar mandi.

“Ah ne!” Balasnya berteriak.

“Kemarikan bajuku!” Teriak Sehun lagi.

“Mwo? Kau memintaku untuk masuk ke dalam?” Teriak Hee Gi lagi tidak percaya. Aishhh jinjja. Yang benar saja.

“Lalu, apakah aku harus keluar dalam keadaan tidak pakai baju?”

Muka Hee Gi memerah. Ia lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. “Kalau begitu aku punya permintaan.” Tekadnya sudah bulat. Ia harus meminta kerjasama namja itu. Otaknya sudah blank. Ia tidak pedulu apa yang akan dipikirakan Sehun nantinya.

“Mwo? Kau sedang mengancamku?”

“Anio! Aku hanya meminta satu permintaan saja!”

“Setelah kau yang membuatku seperti ini, kau meminta sesuatu padaku?”

Hee Gi menggigit bibir bawahnya. Tapi ia tidak boleh menyerah. Ia benar-benar harus berhasil. “Ah mian! Tapi kau harus benar-benar mengabulkan permintaanku! Kalau begitu, aku kembali duluan. Aku harus kembali bekerja.”

“Yaa! Yaa! Yaa! Kau akan meninggalkanku?”

Hee Gi tidak menjawab. Ia menantikan kata yang ingin didengarnya dari Sehun.

“Yaa! HAN HEE GI!” Teriak Sehun lagi. “YAA HAN HEE GI! Kau masih di sana kan? Jawab aku. YAA!!” Teriaknya lagi terus-terusan. Hee Gi hanya menunggunya dengan deg-degan. Deg-degan kalau-kalau namja itu tidak akan meneriakkan kalimat yang ingin didengarnya.

“YAA! GEURAE! Aku akan mengabulkan permintaanmu!”

Senyum Hee Gi mengembang, “JINJJA?”

“Haishh jinjja!!” Umpat Sehun dari dalam, “Aku tahu kau masih di sana! Palli! Aku akan terlambat!”

“Kau akan mengabulkannya atau tidak?” Tanya Hee Gi lagi.

Terdengar hembusan nafas berat dari dalam, “Geurae! Arrasseo! Aku akan mengabulkannya!”

“Kau tidak berbohong kan?”

“AIGO JINJJA! Aku tidak berbohong! Aku berjanji! HAISH PALLI!”

Senyum Hee Gi benar-benar mengembang mendengar kata janjji, “Arraseo!” Gadis itu buru-buru pergi ke kamar mandi untuk memberikan kostum milik Sehun.

-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
galaxyours
Hi! This is my first story ^^
I've tried to wrote several chapters, and.. it kinda a lilbit bored at the beginning, I think. But the more you read, you'll love the story for sure.
Trust me :)

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
Seems good!
ssadssad #2
♥♥♥♥♥