Eternal Sunshine

A SONG FOR YOU

Eternal Sunshine

By. ssiihee

Siwon & Kyuhyun

Romance, hurt, Sad, family & angst

BL, DLDR, OOC, AU, Oneshoot, PG17

Dilarang membashing WonKyu jika ingin hidup tenang! (= ̄▽ ̄=)

..::..::..

ES

ssiihee©2015

Totally Reserved

..::..::..

 

Siwon menutup map berisi dokumen yang baru saja ia tanda tangani lalu meletakannya di sisi kiri mejanya. Kemudian kembali membuka map lainnya. Melihatnya sebentar memastikan bahwa semuanya sudah benar, walau ia sudah memeriksanya secara detail sebelumnya. Hyukjae yang berdiri di sisi kiri Siwon hanya tersenyum kecil melihat wajah Siwon yang sangat serius. Hingga ia kembali memfokuskan pandangannya ketika Siwon selesai menandatangi map terakhir.

Hyukjae kemudian segera mengambil map tersebut untuk di serahkan kepada asisstennya dan diberikan kepada pihak yang berkepentingan.

"Setelah makan siang anda ada janji dengan tuan Tanaka, ia mengatakan tidak akan lama bertemu anda karena harus kembali ke Jepang. Dan anda tidak ada jadwal setelahnya." Tutur Hyukjae.

Siwon menyandarkan tubuhnya dan menghembuskan nafasnya perlahan. Hyukjae tersenyum melihat atasannya yang baru beberapa hari lalu keluar dari rumah sakit. Wajahnya masih terlihat pucat namun ia selalu berusaha tersenyum kepada semua karyawannya. Menurut dokter Siwon seharusnya masih istirahat namun ia memaksa untuk menyelesaikan pekerjaanya karena ada hal lain yang ingin cepat ia lakukan.

"Anda sudah bekerja keras sajangnim."

Siwon tersenyum penuh terima kasih kepada bawahannya yang sudah sangat membantunya. "Kau juga Hyuk. Tanpa bantuanmu semuanya tidak akan semudah ini."

Hyukjae tidak menjawab, hanya menatap atasannya dengan rasa kagum. Bagaimanapun ia salut dengan Choi Siwon. Dari jauh memang hidupnya terlihat sangat sempurna namun tidak jika kau mendekat. Ia melihat sendiri bagaimana selama ini atasannya berjuang, demi keluarga, perusahaan dan cintanya. Hal terakhirlah yang paling sulit dan memakan banyak air mata. Dan Hyukjae selalu berdoa bahwa kedepannya atasannya mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.

"Oh iya, bagaimana dengan hal yang aku minta?" Tanya Siwon penasaran.

"Saya sudah mendapatkannya hanya tinggal memastikannya. Anda tidak perlu khawatir besok saya akan menyampaikannya secara detail dan lengkap kepada anda, paling telat sore."

Siwon menghembuskan nafas lega dan kembali menyenderkan tubuhnya. "Baiklah. Kau boleh pergi." Hyukjae mengangguk dan segera meninggalkan atasannya untuk memberikan sedikit waktu untuk beristirahat.

Masih ada waktu 30 menit sebelum jam istirahat tiba dan Siwon memutuskan untuk sedikit merilekskan tubuhnya. Baru saja ia hendak memejamkan mata, interupsi datang dari ponselnya. Siwon hanya melirik ponselnya yang tergeletak di meja dan mencoba mengabaikannya hingga panggilan tersebut berhenti dengan sendirinya. Tidak beberapa lama kembali ponselnya berbunyi menandakan sebuah pesan masuk.

Kali ini Siwon memutuskan untuk sekedar membacanya dan ia hanya menghela nafas pelan saat melihat sebuah pesan dari Ahn Nara.

From: Dr. Ahn

Still mad at me? 15 menit lagi aku sampai, kita harus bicara. Kali ini kau tidak bisa menghindar tuan Choi.

Siwon meletakan ponselnya kasar kembali ke meja. Tidak berniat untuk membalas pesan dari sahabatnya. Senyum kecut tersungging disudut bibirnya. Siwon bahkan masih bisa menyebut Nara sebagai sahabatnya setelah ia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sebelumnya. Oh katakan ia kekanakan tapi Siwon benar-benar tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak terus menghindar dari kejaran dokter wanita tersebut meski hanya sebuah panggilan telpon.

Hembusan nafas kasar terdengar saat Siwon mencoba memejamkan matanya. Untuk beberapa menit posisinya tetap seperti itu hingga ia mendengar pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Siwon tidak langsung membuka matanya, ia tahu Ahn Nara kini sedang berdiri di depan mejanya dan menatapnya. Gadis itu memang akan berbuat seenaknya jika sedang seperti ini, terlebih ia tahu Siwon tidak sedang bersama siapapun.

"Siwon-ah." Nara akhirnya membuka suara saat melihat tidak ada tanda-tanda bahwa Siwon akan menghiraukannya.

"Apa yang harus ku lakukan agar kau memaafkanku? Dan bukankah sudah ku katakan bahwa aku melakukannya untuk kebaikan Kyuhyun."

Siwon membuka matanya cepat dan menatap Nara tajam saat gadis itu menyebut nama kekasihnya. Nara hanya mampu menelan ludahnya pelan. Tidak pernah ia melihat pandangan Siwon seperti itu, meskipun sebelumnya ia tidak mengatakan apapun soal Kyuhyun.

"Bukankah aku juga sudah mengatakan berkali-kali bahwa aku sudah tidak memperdulikan hal itu. Saat ini aku hanya ingin fokus dengan apa yang akan kulakukan."

"Lalu mengapa kau terus menghindariku?" Nara hampir kehilangan kendali dirinya saat mendengar nada tajam keluar dari mulut pria yang selama ini ia cintai. Ia melakukan hal itu karena ia mencintai Siwon. Nara hanya ingin mendapat kesempatan agar pria itu bisa melihatnya.

"Ahn Nara, aku mencoba memahamimu. Untuk itulah aku memaafkanmu. Namun semuanya tidak bisa kembali seperti semula dengan mudah sesuai dengan apa yang kau inginkan. Jadi kuharap kau memahamiku."

Setelah mengatakan hal itu Siwon berdiri dan meraih ponsenya, menyimpannya di dalam saku jasnya. Ia lalu meninggalkan Nara tanpa mengucapkan apapun lagi. Gadis itu hanya berdiri mematung tanpa berusaha mengejar Siwon. Terlihat dari kedua bola matanya yang mulai berair, gadis itu mencoba menahan tangisnya. Sungguh jika waktu bisa diputar ia tidak akan melakukan hal itu jika ia tahu pada akhirnya Siwon justru memberi jarak yang semakin jauh kepadanya. Tidak. Nara sebenarnya sudah tahu dari awal bahwa semua akan berakhir seperti ini hanya saja rasa cinta menutup akal sehatnya. Padahal selama ini ia sama sekali tidak pernah mengatakan perasaannya yang sejujurnya, baru beberapa waktu lalu saja. Ia tidak bisa melakukannya.

 

-WonKyu-

 

Nara memandang takjub pada bangunan megah yang ia jejaki. Matanya berwisata dengan semua arsitektur juga orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya dan tentu saja pria berjas hitam di depannya. Ia tidak ingin tersesat di perusahaan sahabatnya sendiri. Meskipun sudah bersahabat sejak SMA Nara tidak menyangka Choi Siwon ternyata sekaya ini. Ia juga orang berada namun masih jauh di bawah keluarga Choi.

"Silahkan dokter Ahn, tuan Choi sudah menunggu."

Nara menelan ludah bahwa dalam hitungan detik ia akan bertemu pemilik Hyundae Corp yang terkenal itu. Baiklah selama bersahabat dengan Siwon, Nara memang tidak pernah bertemu langsung dengan tuan Choi, hanya istrinyalah yang beberapa kali pernah ia temui.

Perlahan pintu yang terlihat kokoh itu terbuka, membuat Nara tidak bisa lari dan memutuskan melangkahkan kakinya kedalam. Dan ruangan itu seperti ruangan tempat ayahnya bekerja, walau jauh lebih besar dan lebih mengintimidasi. Dan pria itu sedang berdiri menghadap jendela membelakanginya.

"Ku dengar kau yang menangani Siwon saat ini?"

"Ne?"

Nara terkejut saat tiba-tiba saja tuan Choi berbalik dan tersenyum kepadanya. Bukan senyum manis, hanya sebuah senyum kecil namun cukup mengintimidasinya. Pria tua namun masih terlihat gagah itu menggerakan tangan kanannya meminta Nara duduk dan ia menurutinya. Sementara tuan Choi sendiri kembali duduk dikursinya.

"Ne, karena Siwon kehilangan memorynya dan kepala rumah sakit mengetahui bahwa kami bersahabat, mereka memutuskan agar aku menangani Choi Siwon. Tapi jika anda keberatan aku akan meminta pihak rumah sakit merubahnya."

Tuan Choi tertawa pelan dan menatap Nara heran. "Karena alasan apa aku harus menggantinya?"

Nara tersenyum kaku. "Mungkin anda menginginkan dokter terbaik yang bisa menangani putra anda."

Lagi tuan Choi terkekeh membuat Nara menelan ludahnya. Ia begitu gugup hingga cara kerja otaknya berjalan lambat.

"Nara-sii, kau menyukai Siwon bukan?"

"Mwo?!"

"Aku cukup tau kau dekat dengan Siwon. Bisa aku minta bantuanmu?"

Nara tidak langsung menjawab. Hell. Bagaimanapun ia masih waras untuk berpikir bahwa ada sesuatu yang diinginkan pria itu dari dirinya.

Tuan Choi tersenyum melihat wajah dokter muda dihadapannya. "Kau hanya perlu membuat Siwon menyukaimu. Kurasa tidak buruk punya menantu seorang dokter cantik sepertimu."

Nara mengerjapkan matanya perlahan, mencoba memahami apa yang dikatakan tuan Choi. Menyukai dirinya? Bagaimana mungkin.

"Kurasa ada yang tidak benar tuan. Aku tahu Siwon sudah punya kekasih. Kyuhyun..."

"Ahh. Jadi kau mengenal pemuda yang sekarang lumpuh itu?"

Nara menelan ludahnya dan mencoba menatap tuan Choi. "Ne. Siwon pernah mengenalkannya padaku dan kami pernah beberapa kali bertemu. Dan pemuda itu mengalami hal sama seperti Siwon. Ia hanya lumpuh sementara. Siwon bisa kapan saja mengingat hal itu, jadi bagaimana bisa aku membuatnya menyukaiku."

Tuan Choi terkekeh mendengar penuturan Nara. "Kapan itu? Kapan waktu saat  Siwon mengingat kembali ingatannya?"

Nara tidak langsung menjawab. Ia yakin tuan Choi mengetahui jawabannya. Hal itu tidak bisa dipastikan, bisa cepat, lambat bahkan bisa saja Siwon tidak pernah kembali mengingat ingatannya yang hilang.

"Jadi... bukankah sebaiknya kau mengambil kesempatan ini. Aku sudah memberikan ijin untukmu. Kau akan sepenuhnya menangani Siwon. Kerahkan semua usahamu sisanya aku yang akan membereskannya. Dan masalah pemuda bernama Kyuhyun, kau tidak perlu khawatir, selama ini aku terlalu baik menghadapi pemuda itu. Jadi..."

"Apa yang akan anda lakukan?" Potong Nara. Ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan dilakukan pria dihadapannya.

Tuan Choi lagi-lagi terkekeh mendengar ucapan Nara. Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi dan menatap gadis didepannya serius. "Menurutmu apa yang bisa kulakukan?"

Nara menelan ludahnya. Ia seperti sedang bermain drama dimana orang-orang yang memiliki kekuasaan bisa melakukan hal apapun. Choi Siwon mengapa hidupmu begitu sulit.

"Tuan Choi bukankah Siwon saat ini melupakan Kyuhyun, bukankah anda tidak perlu mengkhawatirkan Kyuhyun lagi? Ia juga tidak bisa berjalan jadi...."

"Aku tidak suka dengan gangguan sekalipun kecil. Aku sudah cukup bersabar, kali ini aku tidak ingin berbaik hati lagi. Jadi..."

"Lepaskan Kyuhyun." Tuan Choi menaikan alisnya dan menatap Nara dengan tenang. Sekali lagi Nara menelan ludahnya. Tenggorokannya benar-benar butuh air putih. "Kudengar orang tuanya juga akan membawanya ke Jepang jadi bisakah anda melepaskannya? Aku akan melakukan yang anda katakan."

Hell. Nara berharap ketika Siwon mengetahui hal yang ia lakukan pria itu tidak langsung membunuhnya. Bagaimanapun Nara mengetahui bagaimana Siwon sangat mencintai Kyuhyun. Namun Nara juga mencintai Siwon dan bukankah ia hanya perlu membuat Siwon menyukainya. Setidaknya jika itu tidak terjadi Nara tetap bisa melindungi keduanya. Walau jauh dilubuk hatinya ia berharap ia punya kesempatan untuk memiliki Siwon seutuhnya. Bukankah terkadang cinta bisa membuat orang melakukan hal-hal yang ia sadari tidak rasional namun ia tetap melakukannya?

Nara hanya berpikir ketika Siwon mengingat kembali cintanya dan menemukan kembali Kyuhyun maka ia berharap bahwa apa yang dilakukannya saat ini benar. Bahwa ia hanya mencoba melindungi keduanya sampai saat itu datang. Dan ia berharap Siwon dan Kyuhyun memaafkannya.

.

.

.

Siwon memandang selembar foto Kyuhyun di tangannya. Foto yang ia dapatkan saat mengunjungi rumah lamanya. Beruntung kotak yang ia letakan di kursi penumpang mobilnya ikut terlempar keluar saat mobilnya terbalik, tidak ikut terbakar dan ditemukan oleh tim yang menyelamatkannya. Hanya foto itu yang ia miliki saat ini, foto yang selalu ia pandangi sebelum tidur berharap Kyuhyunnya datang dalam mimpinya. Siwon berharap dapat melihat senyum Kyuhyun dimimpinya namun yang ia lihat justru wajah sendu, sedih dan juga kecewa saat dulu ia tidak mengenali kekasihnya saat Kyuhyun mengunjungi kamarnya. Hal yang membuat Siwon terus merasa bersalah. Membuatnya tidak bisa bernafas dengan tenang.

Siwon menarik selimutnya dan bersiap untuk memejamkan matanya. Setalah sadar kemarin dan frustasi karena tidak bisa mengingat bagaimana ia bisa berakhir dirumah sakit dan kehilangan sebagian ingatannya membuatnya lelah. Orang tuanya sudah ia paksa pulang karena ia merasa pusing mendengar mereka mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang penting yang perlu ia ingat. Hal itu justru membuatnya penasaran mengapa orang tuanya sangat tidak ingin ia menemukan kembali ingatannya.

Siwon menghela nafas dan merilekskan tubuhnya saat mendengar pintu kamarnya terbuka dan sebuah kursi roda dengan seorang pemuda diatasnya masuk. Tersadapat sebuah selang infus tergantung di sebelahnya. Siwon mengerutkan alis dan menatap pemuda yang memandangnya intens. Wajah yang terasa tidak asing terlihat pucat dengan bibir yang mengering. Dari matanya Siwon dapat melihat banyak rasa yang tersirat, senang, rindu, sedih dan juga marah? Tatapan sendunya membuat Siwon merasa bersalah, entahlah yang jelas Siwon tidak suka cara pemuda itu menatapnya. Seperti sedang memberikan peringantan kepadanya.

Pemuda itu masih menatapnya tanpa mengatakan apapun. Siwon pikir ia tersesat. Jadi ia mencoba tersenyum dan menatap pemuda itu.

"Maaf, ada yang bisa ku bantu?" Pada akhirnya hanya itu yang bisa Siwon katakan. Siwon dapat melihat wajah pemuda itu mengeras seperti menahan sesuatu. Ia juga melihat nafas pemuda itu tersenggal. Siwon hendak turun dari ranjangnya saat suara lembut namun bergetar itu menahannya.

"Annie." Jawab pemuda itu singkat. "Hanya ingin memastikan sesuatu. Dan mereka benar." Pemuda itu memutar kursi rodanya dengan susah payah lalu keluar meninggalkan Siwon yang terlihat bingung.

Siwon tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi, namun ia sempat melihat mata pemuda itu meloloskan sebutir cairan bening sebelum berbalik dan meninggalkannya dengan sebuah perasaan aneh yang menyusup di relung hatinya. Ada apa sebenarnya?

Siwon menghembuskan nafas kasar ketika ingatan saat Kyuhyun menemuinya dulu kembali berputar. Tanpa sadar air mata mengalir di sudut matanya. Siwon merasa bersalah dan berharap Kyuhyun mau memaafkannya. Saat itu pasti Kyuhyun sangat kecewa. Bodoh. Kau bodoh Choi Siwon.

Dadak Siwon turun naik menandakan bahwa ia begitu tersiksa dengan sesak di dadanya. Ia memijat kepalanya yang berdenyut. Hembusan nafas kasar menjadi pertanda ia sedang mencoba mengendalikan dirinya. Setelah kembali tenang Siwon menghapus air matanya dan meletakan kembali foto Kyuhyun di laci mejanya.

Setelah itu ia meraih saku jasnya dan mengeluarkan sebuah ponsel, ponsel yang kemarin ia beli untuk mengaktifkan nomor lamanya yang lain, yang ia berikan hanya untuk Kyuhyun. Dahulu seorang suster memberikan sebuah ponsel yang rusak kepadanya. Suster tersebut sendiri baru ingat bahwa ia menyimpan ponsel milik Siwon dan memberikannya setelah ia sadar. Meski ponsel tersebut sudah tidak bisa digunakan.

Siwon tidak mengenali ponsel tersebut, karena yang ia hanya ingat adalah ponsel lamanya. Dan hanya ada satu nomor saja yang tersimpan di dalamnya. Ia mencoba menghubungi nomor tersebut berharap dapat menemukan sesuatu namun nomor tersebut tidak pernah aktif dan tidak ada hal lain lagi di dalamnya. Siwon akhirnya memutuskan untuk menyimpannya. Dan ia ingat sekarang, bahwa Kyuhyun pasti telah menghapus semua pesan-pesan di ponselnya. Kekasihnya itu kadang merasa malu dengan apa yang mereka bicarakan.

Senyum kecil terlukis di sudut bibir Siwon, walau begitu matanya mengguratkan kesedihan yang tidak bisa disembunyikan. Setelah ia menyalakan ponsel barunya dengan nomor lama miliknya Siwon mencoba menghubungi kembali nomor Kyuhyun. Ia tahu itu hal yang tidak mungkin namun ia tetap berharap. Setelah mendengarkan suara operator hingga selesai Siwon meletakan ponselnya di meja. Ia lalu menyandarkan tubuhnya.

Siwon memejamkan mata menikmati kilatan kenangannya bersama Kyuhyun yang bermain dalam pikirannya. Saat seperti ini ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam demi mengobati rindunya pada kekasihnya. Bagaimana keadaan Kyuhyun saat ini? Apakah ia hidup dengan baik? Apakah ia sudah bisa berjalan kembali? Mungkinkah ia telah bahagia dengan orang lain saat ini? Hal terakhir yang paling Siwon tidak ingin ketahui. Namun jika memang Kyuhyun telah bahagia maka ia akan menerimanya. Sudah cukup pemuda itu menderita karenanya.

Cukup lama Siwon terlarut dalam pikirannya hingga ia tidak mendengar ponselnya berdering. Ia meraih saku jasnya dan menyadari bahwa suara tersebut bukan dari ponselnya yang biasa. Dengan cepat Siwon meraih ponsel yang berkelip di meja.

Untuk beberapa detik Siwon hanya memandang deretan angka yang muncul dilayar ponselnya. Siwon tentu ingat bahwa hanya Kyuhyun yang memiliki nomor ponsel ini dan bolehkah ia berharap itu kekasihnya.

Dengan tangan yang sedikit bergetar Siwon menjawab dan menempelkan ponsel itu di telinga kirinya. Ia menarik nafas sebelum mengeluarkan suaranya.

"Yobo...seyo." Terdapat getaran di setiap kata yang Siwon ucapkan. Dalam hati ia berdoa bahwa ini benar-benar Kyuhyun kekasihnya.

"Hallo." Ucap Siwon saat ia tidak mendengar apapun dari line seberang. Tanpa sadar Siwon meloloskan setetes air mata. Rindunya kepada Kyuhyun menjadi sakit yang begitu ia nikmati saat ini.

"Kyu...hyun-ah" Siwon memejamkan mata saat nama Kyuhyun keluar dari mulutnya. Ia menggigit pipi dalamnya untuk menekan perasaanya saat ini. Katakan ia melankolis namun inilah Siwon saat berkaitan dengan Kyuhyun.

Saat kembali tidak mendengar apapun Siwon melihat layar ponselnya yang ternyata sudah mati. Sepertinya ponselnya kehabisan daya. Dengan kasar ia meletakan ponselnya di meja dan kembali bersandar di kursinya.

Siwon menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan mencoba mengatur emosinya saat ini. Dan pikiran lainnya mengatakan mungkin saja itu hanya orang iseng yang tidak sengaja menghubunginya. Atau itu mungkin Kyuhyun, namun pemuda itu masih marah kepadanya.

Kekehan pelan terdengar dari Siwon entah apa yang ia tertawakan, namun kesedihan dan rindu yang dalam tergambar di sorot matanya yang penuh luka. Ia menghapus air matanya dan bersiap meninggalkan kantornya. Namun Hyukjae tiba-tiba saja datang dan meletakan sebuah amplop yang cukup tebal dihadapannya.

"Maaf membuat anda menunggu lama sajangnim." Hyukjae sedikit menundukan kepalanya memohon maaf sebelum kembali menatap Siwon.

"Ini adalah yang dapat kami berikan. Satu hal yang tidak bisa kami dapatkan adalah alamat dimana Kyuhyun saat ini. Pihak rumah sakit tidak bisa memberikannya karena..."

"Aku tahu." Sela Siwon. Ia mengambil amplop tersebut  dan memasukannya kedalam tas kerjanya berikut ponselnya. Ia lalu kembali menatap Hyukjae.

"Kau sudah berusaha keras Hyuk-ah. Sisanya akan aku urus sendiri." Siwon tersenyum penuh terima kasih pada asisstennya itu.

"ku harap itu dapat membantumu. Aku juga mendapatkan seseorang yang mungkin bisa membantumu."

"Ne. Pulanglah, kau pasti lelah." Siwon meninggalkan Hyukjae yang mengikutinya di belakang dan membiarkan Siwon pulang tanpa mengatakan apapun lagi. Atasannya itu pasti butuh waktu untuk sendiri.

Saat tiba di rumah Siwon langsung mengurung dirinya di kamar. Ia sudah mengatakan kepada ibunya ia tidak ingin diganggu dan ibunya hanya tersenyum memahami Siwon. Setelah membersihkan dirinya Siwon duduk di ranjangnya dan menyandarkan tubuhnya pada headboard ranjang kemudian membuka amplop yang Hyukjae berikan kepadanya.

Kertas pertama yang ia baca adalah nama rumah sakit yang beberapa hari lalu ia dapatkan dari ibunya. Ibunya mengetahui bahwa dulu ayahnya sering sekali menghubungi sebuah rumah sakit di Jepang. Entah untuk apa, namun saat ibunya mengetahui dari Nara bahwa Kyuhyun telah dipindahkan ke Jepang oleh orang tuanya, ibunya berpendapat bahwa suaminya masih memantau bagaimana keadaan Kyuhyun. Dan beruntung tidak sengaja ibunya menemukan dokumen dari rumah sakit di Jepang. Ia menyimpannya berharap hal itu berguna bagi putranya suatu saat nanti.

Dokumen-dokumen dari rumah sakit tersebut menunjukan kapan dan bagaimana keadaan Kyuhyun saat ini yang masih terdaftar sebagai pasien rawat jalan. Kerja Hyukjae dan teman-temannya cukup memuaskan untuk mendapatkan info lengkap seperti ini dalam waktu yang cukup singkat. Siwon kembali membuka dokumen-dokumen lain dan menemukan data diri dokter yang merawat Kyuhyun sejak pertama kali hingga saat ini.

Hyukjae mengatakan bahwa ialah satu-satunya orang yang bisa Siwon temui jika ingin mengetahui dengan pasti dimana Kyuhyun berada. Karena Kyuhyun tidak selalu cek up ke rumah sakit. Kadang dokter tersebutlah yang mengunjunginya. Sedekat itukah mereka. Sebersit rasa tidak nyaman menyelinap dalam hati Siwon. Ia merasa bersalah tidak berada di sisi kekasihnya di saat seperti itu. Siwon terus membaca dokumen itu berulang kali, berharap ia dapat mengetahui bagaimana Kyuhyun berjuang selama ini hingga ia tertidur dengan memeluk dokumen-dokumen tersebut.

.

.

.

Setelah mengetahui dimana Kyuhyun berada walau belum pasti, Siwon segera menyelesaikan pekerjaanya. Ia bahkan sering pulang larut agar semuanya rampung dalam seminggu kedepan. Perusahaannya sedang membuat rencana pengembangan yang baru. Siwon harus menyelesaikan semuanya. Setelah itu ia akan ke Jepan sebelum proses pelaksanaan rencana di laksanakan.

Jika ia bisa egois mungkin Siwon akan langsung terbang ke Jepang dan membiarkan semuanya kacau. Hanya saja ia tahu Kyuhyun tidak akan suka. Karena nasib ribuan karyawan berada ditangannya. Meski Hyukjae mengatakan ia bisa menanganinya namun tetap saja Siwon tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya begitu saja.

Setiap harinya Siwon pulang larut malam, sebelum tidur ia menyempatkan diri memandang wajah Kyuhyun. Kesibukannya membuat Siwon melupakan kejadian beberapa hari lalu. Saat dimana ia menerima telpon dari seseorang. Hingga akhirnya hari ini ponselnya kembali berdering dan entah mengapa Siwon tidak bisa mengabaikannya. Meskipun saat itu ia sedang dalam rapat penting.

Siwon menyadari bahwa nomor yang kali ini menghubunginya adalah nomor yang sama seperti beberapa hari lalu. Ia sempat menatap ragu namun pada akhirnya ia menjawab panggilan tersebut.

"Yoboseyo." Ucap Siwon.

Untuk beberapa saat tidak ada jawaban. Siwon hampir saja memutuskan panggilan tersebut hingga akhirnya terdengar suara seorang pria.

"Siwon-ssi?"

Siwon menggigit bagian dalam pipinya. Sedikit kecewa bahwa suara tersebut bukan milik kekasihnya. Hingga akhirnya ia tersadar bahwa orang diseberang sana menyebut namanya.

"Ne. Nuguseyo?"

"Zhoumi imnida."

Siwon mengerutkan alis merasa pernah mendengar nama itu dan ia yakin ada sesuatu yang ia lupakan hingga kemudian matanya membulat saat ia mengingatnya.

"Dr. Zhoumi?"

"Ne. Sepertinya kau sudah mengetahui sesuatu."

Mulut Siwon kembali membuka namun tidak ada satu katapun yang terucap. Bagaimana bisa semuanya terjadi secara kebetulan. Siwon menutup mulutnya dengan tangan kanannya merasa tidak percaya bahwa orang yang sangat ingin ia temui untuk mencari tahu dimana Kyuhyun berada kini menghubunginya.

Berdasarkan dokumen yang diberikan Hyukjae, satu-satunya orang yang bisa memberikan keterangan dimana Kyuhyun berada adalah dokter pribadi Kekasihnya. Dr. Zhoumi. Dan sungguh keajaiban bahwa dokter itu menghubunginya. Lagi-lagi otak Siwon bergerak lambat karena hal yang sangat mengejutkan baginya.

"Maaf. Tolong tunggu sebentar."

Siwon meraih ponselnya yang lain dan menghubungi Hyukjae, meminta asisstennya untuk menghandle rapat hari ini dan mengatakan bahwa ia akan menghubungi secara pribadi kepada mereka yang datang untuk rapat hari ini. Kali ini ia sungguh tidak bisa menunggu lagi. Setelah Hyukjae menyanggupi ia kembali fokus pada Dr. Zhoumi.

"Maaf membuatmu menunggu. Aku..." Jeda sejenak. Terlihat sekali dari wajahnya bahwa Siwon sangat bingung dengan yang terjadi. "Maaf aku hanya... hanya..."

"Tenanglah Siwon-ssi. Aku disini untuk membantumu."

Ucapan Dr. Zhoumi entah mengapa membuat Siwon tenang. Ia mengambil nafas sebanyak mungkin dan menghembuskannya perlahan.

"Jadi apa Kyuhyun mengatakan sesuatu?" Suara Dr. Zhoumi kembali terdengar membuat Siwon fokus kembali dan ia kembali mengerutkan kedua alisnya tidak mengerti ucapan dokter tersebut.

"Maksud anda?" Siwon terlihat berpikir hingga akhirnya ia menyadari sesuatu. "Tunggu dulu. Apa yang kau maksud panggilan minggu lalu itu..." Siwon memejamkan mata saat ia tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Dan Dr. Zhoumi memahami hal itu sehingga ia yang melanjutkan ucapan Siwon.

"Ne. Beberapa hari lalu kurasa Kyuhyun menghubungimu. Dari sanalah aku bertaruh bahwa yang dia hubungi itu kau dan ternyata benar."

Siwon tidak lagi mendengar ucapan dokter itu. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah bahwa Kyuhyun menghubunginya. Kekasihnya menghubunginya tepat saat Siwon dalam usaha mencarinya. Inikah yang dinamakan kekuatan cinta. Sungguh Siwon benar-benar tidak percaya dengan hal yang begitu cepat terjadi saat ini. Kyuhyun menghubunginya. Kekasihnya mencarinya. Siwon seharusnya tahu kekasihnya tidak akan pernah melupakannya. Hanya ialah yang membuat kesalahan.

Harapan dalam hati Siwon semakin besar. Rasanya pintu untuk bertemu kekasihnya semakin terbuka lebar. Siwon terkekeh dengan air mata yang mengalir disudut matanya. Dr. Zhoumi untuk sesaat membiarkan Siwon menenangkan dirinya hingga ia kembali mendengar suara pria tersebut.

"Lalu... apa... apa..." Siwon tersendat dengan ucapannya sendiri. Jauh di lubuk hatinya ia takut mendengar jawaban dari setiap pertanyaannya. "Apa dia baik-baik saja? Bagaimana keadaannya? Apakah..."

"Siwon-ssi." Siwon menghentikan ucapannya mendengar suara pelan Dr. Zhoumi. "Aku tidak akan mengatakan apapun. Kau harus menemuinya dan mengetahuinya sendiri. Aku akan membantumu. Yang pasti Kyuhyun saat ini sehat, namun ia tidak baik-baik saja. Kau akan tahu."

"Ah ne." Hanya itu yang dapat Siwon katakan. Ia menghapus air matanya dan menghela nafas.

"Aku harus pergi." Suara Dr. Zhoumi kembali terdengar. "Hubungi aku jika kau sudah sampai di Jepang. Aku akan membawamu kepadanya. Sampai jumpa Siwon."

Panggilan itu terputus meninggalkan Siwon dengan keheningan disekitarnya. Untuk beberapa menit ia hanya diam saja hingga akhirnya ia tersadar bahwa ia harus bergerak cepat jika ingin menemui Kyuhyun secepatnya. Siwon kembali meraih ponselnya dan menelpon orang-orangnya yang lain.

"Yoboseyo. Tolong siapkan pesawat pribadiku. Malam ini aku akan ke Jepang. Ne. Terima kasih."

-WonKyu-

"Siwon-ah."

Siwon yang baru selesai membicarakan masalah penerbangan malam ini dengan pilot, menghampiri ibunya yang bersikeras mengantarnya. Ia tersenyum saat tiba-tiba saja ibunya memeluknya, mengusap punggungnya dan membuat tubuhnya terasa hangat. Setelahnya wanita tua itu menangkup wajah Siwon dan mengusap lembut wajah putranya dengan lembut.

"Umma mohon mulai saat ini berbahagialah. Maafkan umma."

"Ssttt... Aku akan bahagia umma, berhenti meminta maaf atau aku akan sedih."

Nyonya Choi tersenyum dan menurunkan  kedua tangannya ke pundak Siwon lalu kesisi tangan putranya hingga ia dapat menggenggam jemari tangan putra satu-satunya.

"Umma ingin ikut, tapi umma tidak ingin mengacaukan semuanya. Jadi umma akan menunggu." Nyonya Choi tersenyum dan mengecup kedua tangan putranya. "Bawa calon menantu umma pulang secepatnya. Berjuanglah."

Siwon tersenyum lalu sekali lagi memeluk ibunya sebelum Hyukjae memanggilnya bahwa semuanya sudah Siap. Dan malam ini Siwon akan menghabiskan malam di dalam pesawat untuk menjemput kekasihnya. Ia bahkan terjaga sepanjang perjalanan dikarenakan semua perasaan senang, takut, khawatir dan rindu bercampur aduk dalam hatinya. Namun apapun yang akan terjadi Siwon akan menghadapinya.

.

.

.

Jepang

Zhoumi tidak menyangka akhirnya pria tampan dihadapannya ini menemuinya begitu cepat, padahal baru kemarin mereka berbicara. Ia harus mengakui bahwa Choi Siwon memang sangat tampan seperti yang selama ini nyonya Cho katakan. Sejujurnya ia masih terkejut saat pagi ini ia mendapat telpon dari Siwon, mengatakan bahwa ia ingin bertemu. Zhoumi bahkan belum sempat berpikir apa yang harus ia siapkan untuk mengantisipasi reaksi Kyuhyun.

Pemuda itu memang mulai membuka diri, namun ia tahu kondisi Kyuhyun belum sepenuhnya stabil. Zhoumi juga tidak bisa menebak apa yang saat ini sedang pemuda itu pikirkan.

"Jadi anda sudah 4 tahun merawat Kyuhyun?"

Zhoumi kembali memusatkan perhatiannya pada Choi Siwon yang duduk didepannya. Mereka sedang berada di sebuah restoran dekat rumah sakit tempatnya bekerja. Siwon bahkan mengetahui dimana ia bekerja tanpa ia beritahu.

"Ne. Aku yang menanganinya saat pertama kali ia tiba di Jepang." Jawab Zhoumi. Ia menyadari ada getaran saat pria dihadapannya ini menyebut nama Kyuhyun.

"Dan tolong jangan terlalu formal. Kurasa kita seumuran." Siwon mengangguk mengerti. "Dan karena saat ini aku sedang bekerja kurasa aku tidak akan bercerita banyak. Satu hal lagi, kurasa ada orang lain yang lebih tepat dan berhak bercerita bagaimana keadaan Kyuhyun saat ini."

Siwon terlihat bingung namun ia kembali mengangguk saat Zhoumi memintanya bertemu malam ini setelah jam jaganya selesai dan Siwon menerimanya.

Saat malam tiba Siwon dikejutkan dengan seseorang yang sudah menunggunya di meja yang sudah dipesankan Zhoumi. Ia tentu tidak akan lupa sorot mata damai dan menenangkan dari seorang wanita seusia ibunya. Dan ia tidak menyangka malam ini ia kembali bertemu dengan nyonya Cho. Ibu dari Cho Kyuhyun. Kekasihnya.

"Sudah lama Siwon-ah." Ucap nyonya Cho saat ia menyadari keterkejutan terlihat jelas di wajah Siwon yang sempat membungkuk hormat kepadanya. Ia lalu berdiri dan merentangkan tangannya.

"Boleh aku memelukmu?"

"Ne?" Tiba-tiba saja Siwon menjadi bodoh saat ini. Namun ia melangkah mendekat dan membiarkan kehangatan dari seorang ibu melingkupi tubuhnya, membuatnya merasa nyaman dan tenang.

Setelahnya mereka kembali duduk dan hanya saling menantap selama beberapa detik. Siwon semakin tidak percaya bahwa jalannya bertemu Kyuhyun semakin dekat sementara nyonya Cho tidak menyangka bahwa penderitaan putranya sudah berada di titik akhir. Kali ini ia akan membuat putranya bahagia.

"Zhoumi sudah menceritakan semuanya. Akhirnya kau mengingatnya. Kau tahu sisi lain diriku ingin sekali memaki-maki dirimu dan memukuli tubuhmu karena kau berani melupakan putraku." Nyonya Cho tertawa pelan berusaha mencairkan suasana tegang diantara mereka dan Siwon hanya menanggapinya dengan sebuah senyum kecil. Ia ingin mengatakan bahwa ia bersedia melakukan apapun untuk membayar itu semua.

"Tapi aku tidak akan melakukannya jika tidak ingin melihat  Kyuhyun menderita lagi."

Wajah Siwon menegang saat mendengar nama Kyuhyun keluar dari mulut nyonya Cho dan wanita itu menyadarinya. Ia memahami jika saat ini Siwon begitu merasa bersalah. Ia yakin tidak hanya putranya yang menderita tapi pemuda tampan di hadapannya pun begitu. Terlihat dari sorot matanya yang kosong meski penampilannya terlihat sempurna.

"Maafkan aku umma." Siwon memberanikan diri kembali memanggil nyonya Cho seperti saat dulu. "Aku butuh waktu hampir 4 tahun untuk mengingatnya." Dan Siwon tidak berani menyebut nama Kyuhyun.

"Umma tahu. Karena umma juga butuh waktu hampir 4 tahun lebih hanya untuk melihat Kyuhyun tersenyum lagi." Siwon merasakan pukulan telak di dadanya yang membuatnya sedikit sesak.

"Dimana Zhoumi?" Siwon bertanya karena sampai saat ini pria itu belum datang.

"Ia sedang menjaga Kyuhyun saat ini. Umma tidak bisa meninggalkannya sendirian. Jadi kau benar-benar sudah mengingat semuanya Siwon-ah?" Nyonya Cho kembali fokus dengan topik antara Siwon dan putranya.

"Ne. Belum lama sejak aku mendapatkan kembali ingatanku. Aku harus kembali mengalami kecelakaan untuk mengingatnya."

"Benarkah? Lalu bagaimana keadaanmu saat ini?"

"Aku sudah lebih baik, tidak ada hal yang serius."

"Baguslah. Kyuhyun juga sama."

"Maksud umma?" Siwon khawatir jika Kyuhyun kembali terluka.

Nyonya Cho tersenyum menatap Siwon dan memulai ceritanya. "Kyuhyun belum lama ini juga mengalami peningkatan terhadap kondisinya. Dan saat ini ia sudah mulai membuka dirinya. Dan sekarang umma tahu penyebabnya." Jeda sejenak karena pelayan datang menghidangkan makanan ringan yang sengaja mereka pesan.

"Umma rasa Kyuhyun merasakan saat kau mulai mengingatnya."

"Aku justru merasa Kyuhyunlah yang sengaja menemuiku di setiap mimpiku umma. Karena setelah menyerah mengingatnya, tiba-tiba saja Kyuhyun hadir dan membuatku tersiksa karena tidak juga mengingatnya." Siwon meneguk minumannya, membasahi kerongkongannya yang kering.

"Kau tahu Siwon-ah, hari dimana terakhir kali Kyuhyun menemuimu di rumah sakit?"

"Ne. Aku bahkan melihat saat dia meneteskan air matanya. Dan hal itu terus membuatku merasa bersalah umma." Siwon mengusap wajahnya dan berusaha mengatur nafasnya. Nyonya Cho merasa kasihan karena hal yang lainnya justru akan semakin menyakitkan.

"Setelah menemuimu, Kyuhyun kembali ke kamar dengan wajah datar. Ia tidak menjawab pertanyaan umma. Namun setelah umma tahu dari perawat bahwa ia menemuimu, umma memberanikan diri bertanya apakah itu benar dan kau tahu apa reaksi Kyuhyun?"

Nyonya Cho menatap Siwon intens. Ia tidak ingin menceritakan penderitaan Kyuhyun namun ia sadar Siwon harus tahu bagaimana kondisi putranya saat ini jika pemuda itu benar-benar ingin kembali meraih Kyuhyun.

"Ia tertawa kencang. Kyuhyun mengatakan bahwa kau benar-benar melupakannya dengan suara gelak tawa yang justru terdengar memilukan. Setelah lelah tertawa barulah ia menangis dalam diam hingga akhirnya meledak." Jeda sejenak saat nyonya Cho berusaha mengontrol perasaanya. Ia juga memperhatikan mata Siwon yang kini mengabur.

"Kyuhyun menangis kencang dan terus meyakinkan dirinya bahwa kau tidak mungkin melupakannya. Kau hanya sedang bercanda. Ia terus menangis hingga kami harus menyuntikan obat penenang agar ia bisa istirahat. Dan keesokan harinya Kyuhyun berhenti berbicara, ia berhenti bereaksi dan merasakan sekitarnya. Kyuhyun menutup dirinya, ia hidup dalam dunianya sendiri. Ia hanya kembali menangis saat kami mengatakan bahwa akan membawanya ke Jepang. Umma tahu Kyuhyun sadar bahwa ia akan semakin jauh denganmu. Namun itulah yang dapat kami lakukan untuk melindunginya. Sejak saat itu kami kehilangan Kyuhyun."

Siwon tidak dapat lagi menahan air matanya. Ia membiarkan cairan bening itu mengalir dalam diamnya. Begitu juga dengan nyonya Cho. Untuk beberepa menit juga mereka kembali terdiam berusaha mengontrol emosi masing-masing. Hingga nyonya Cho kembali bersuara.

"Umma mengatakan hal ini agar kau tahu bagaimana kondisi Kyuhyun saat ini. Ia masih belum bisa berjalan, Zhoumi mengatakan hal itu disebabkan karena kondisi mentalnya dan ia sendiri tidak ingin sembuh. Kyuhyun hidup dengan kenangannya bersamamu Siwon. Dan umma yakin kaulah orang yang bisa membuatnya kembali seperti dulu. Umma yakin kemajuan Kyuhyun akhir-akhir ini dikarenakan ia merasakan bahwa kau sudah mengingatnya. Ia tahu bahwa kau masih menginginkannya, untuk itulah ia mencoba kembali dan keluar dari tempat persembunyiannya."

Nyonya Cho kembali meraih kedua tangan Siwon dan menggenggamnya, mencoba memberikan Siwon kekuatan. Ia juga memberikan senyuman penuh sayang kepada pemuda di depannya.

"Tenanglah Siwon umma akan membantumu. Kau harus jauh lebih kuat dari Kyuhyun. Kita akan sama-sama membuat Kyuhyun yang dulu kembali. Kyuhyun membutuhkanmu dan umma yakin kau bisa melakukannya."

"Ne umma, aku akan berusaha. Dan sekali lagi maafkan aku."

"Tidak apa-apa. Kita lupakan semua yang sudah berlalu dan memulai semuanya dengan semangat dan harapan yang baru."

"Ne. Aku tidak akan membiarkan Kyuhyun kembali terluka."

"Tentu saja. Jadi kapan kau mau menemuinya?"

Siwon terkejut dengan pertanyaan nyonya Cho. Jujur saja saat ini ia justru belum siap bertemu Kyuhyun setelah mendengar cerita nyonya Cho. Namun ia tidak boleh lama-lama seperti ini. Bagaimanapun ia merindukan Kyuhyun.

"Berikan aku waktu sehari untuk menyiapkan diri umma." Nyonya Cho tersenyum dan mengangguk mengetahui bagaiman perasaan Siwon saat ini.

Selanjutnya mereka kembali berbincang membicarakan kenangan sebelum Siwon dan Kyuhyun kecelakaan. Membuatnya menjadi semangat agar bisa kembali seperti dahulu kedepanya.

.

.

.

Hembusan angin menyambut Siwon yang baru saja keluar dari mobilnya. Setelah 30 menit berada di dalam mobil, di depan sebuah rumah sederhana yang terlihat asri dengan berbagai tanaman dihalamannya ini, ia akhirnya memberanikan diri melangkah mendekat.

Kemarin Zhoumi mengatakan bahwa dari percakapan singkatnya dengan Kyuhyun, dokter tampan itu menyimpulkan bahwa Kyuhyun hingga detik ini masih menunggunya. Jadi Zhoumi meyakinkan Siwon untuk segera menemui pemuda itu.

"Aku... masih kekasihnya."

Begitulah ucapan Kyuhyun. Dan hal itu meyakinkan Siwon bahwa sudah saatnya ia menjemput kembali kekasihnya. Ya. Siwon ingin mengatakan bahwa sejak dahulu hingga saat ini dan juga selamanya Kyuhyun adalah kekasihnya. Tidak akan ada yang bisa menggantikannya.

Siwon menarik nafas pelan dan menghembuskannya kasar hingga keraguan hilang dari dirinya. Ia mengetuk pintu dan disambut oleh nyonya Cho yang tersenyum hangat padanya. Siwon mengikuti nyonya Cho dan bertemu dengan Zhoumi yang menatapnya dengan senyum tipis.

"Dimana Kyuhyun?" Siwon bertanya sebelum keberaniannya hilang. Zhoumi hanya menatap ke arah belakang rumah sementara nyonya Cho mengusap pundak Siwon pelan.

"Dia di taman belakang, Kyuhyun sangat menyukai menatap matahari terbenam. Dia bisa berjam-jam duduk disana."

"Temuilah dia. Kondisinya saat ini sedang stabil dan jangan biarkan dia menunggu lama." Ujar Zhoumi.

Sekali lagi Siwon menarik nafas dan menghembuskannya. Ia tersenyum kepada Zhoumi dan nyonya Cho lalu melangkah ke arah taman belakang. Ia sempat menoleh dan mengucapkan terima kasih kepada dua orang di belakangnya.

Siwon melangkah pelan, sangat pelan. Kerja jantungnya tiba-tiba saja meningkat saat matanya menatap punggung seseorang yang begitu ia kenali. Deru nafasnya meningkat saat logikanya tidak percaya bahwa akhirnya setelah lebih dari empat tahun mereka akan bertemu. Bahkan ia merasa gravitasi bumi sangat kuat membuat langkah kakinya yang lemas semakin terasa berat.

Sejenak keraguan kembali muncul, bagaimana jika Kyuhyun menolak dan membencinya. Namun jika mengingat ucapan nyonya Cho dan Zhoumi keraguan itu hilang. Andaikan itu terjadi maka Siwon akan menerimanya, dan ia akan berusaha meraih Kyuhyun kembali.

Hembusan angin perlahan menyadarkan Siwon bahwa sejak tadi ia hanya berdiri tepat di belakang Kyuhyun. Pria itu memejamkan mata sejenak dan membukanya lalu perlahan melangkah ke depan. Ke hadapan Cho Kyuhyun yang sedang memejamkan matanya.

Air mata Siwon tidak dapat bertahan lama untuk tidak mengalir di sudut matanya. Wajah damai Kyuhyun kini benar-benar menghiasi pandangannya. Hanya wajahnya. Tidak ada yang lain yang dilihat Siwon saat ini. Siwon menikmati setiap detail wajah Kyuhyun yang hingga saat ini terekam jelas dalam ingatannya. Walau kini sedikit ada perubahan.

Bibir merah yang selalu mengulas senyum manis dan memberikan kecupan padanya telah terganti dengan bibir pucat yang kering. Pipi chubby yang dulu selalu ia berikan kecupan kini tirus dan tidak berwarna. Dan mata indah nan jernih itu masih belum menatapnya.

Siwon merasakan dunia disekitarnya berhenti bergerak dan mengecil. Hanya ada dirinya dan Kyuhyun. Waktu seolah bergerak lamban, membiarkan mereka menikmati setiap detik kebersamaan mereka hingga Siwon merasa nafasnya tercekat seketika saat Kyuhyun membuka matanya dan menatap langsung kepadanya. Ribuan rasa tersirat dari sorot matanya, dan Siwon tidak berani menyebutkannya. Kaki-kakinya bahkan terasa lemas bagai tidak memiliki tulang melihat Kyuhyun saat ini, dan Siwon membiarkan dirinya jatuh bersimpuh di hadapan Kyuhyun dengan kepala tertunduk dan air mata deras yang mengalir, membantunya mengeluarkan segala rasa yang tidak terjabarkan.

"Mianhae." Siwon berhasil mengeluarkan suaranya yang lirih namun terdengar oleh Kyuhyun.

Beberapa saat yang terasa sangat lama mereka hanya saling diam hingga perlahan tangan kanan Kyuhyun terulur dan dengan ujung telunjuknya ia menyentuh rambut Siwon yang langsung mengangkat kepalanya. Menatap langsung ke dalam mata Kyuhyun. Siwon membiarkan saat jemari yang kini terlihat lebih kurus itu menyentuh wajahnya dengan pelan seolah Siwon akan menghilang jika ia terlalu keras menyentuhnya.

"Kau... kembali." Ucap Kyuhyun lirih dengan senyum tipis di bibirnya. Benar-benar tipis.

Siwon hanya mengangguk dan meraih tangan kanan Kyuhyun. Menggenggamnya. Segera perasahan hangat meluncur ke hatinya saat kulit mereka kembali bersentuhan. Siwon lalu mencium setiap ruas jari Kyuhyun. Masih dengan air mata yang mengalir deras berbanding terbalik dengan Kyuhyun yang hanya menatapnya lembut. Bukan tatapan datar seperti biasanya.

Pikiran bahwa Kyuhyun menolaknya kembali berputar di kepalanya. Terlebih saat tiba-tiba saja Kyuhyun menarik tangannya dari genggaman Siwon membuat pria itu membatu.

"Aku lelah." Ucap Kyuhyun pelan menyadarkan Siwon kembali ke dunia nyata.

Jika saat ini Kyuhyun sedang menghukumnya maka Siwon akan menerimanya. Ia bahkan rela menjalankannya seumur hidup asal suatu hari Kyuhyun memaafkannya. Siwon menghirup nafas sebanyak mungkin dan menghembuskannya perlahan. Ia lalu menghapus air matanya dan tersenyum kepada Kyuhyun.

"Ne." Ucapnya singkat saat Siwon berdiri dan memutar ke belakang kursi roda Kyuhyun.

Namun ia terkejut saat tangan kanan Kyuhyun menahan lengan kanannya. Pemuda itu kembali menatapnya. Siwon tidak yakin dengan apa yang ada dipikirannya, tetapi ia memberanikan diri mencobanya.

Dengan perlahan Siwon menyelipkan tangan kanannya pada lekukan tumit Kyuhyun dan tangan kirinya pada punggung pemuda itu, lalu mengangkat tubuh ringan kekasihnya seperti pengantin. Kedua tangan Kyuhyun otomatis melingkari leher Siwon dan menyandarkan kepalanya di perpotongan leher Siwon membuatnya dapat menghirup aroma yang begitu ia rindukan. Sebuah kecupan lembut Siwon berikan pada helaian rambut kekasihnya sebelum membawa tubuh kekasihnya ke dalam rumah.

Siwon hanya tersenyum kecil saat bertemu dengan nyonya Cho dan Zhoumi. Ia lalu mengikuti arahan nyonya Cho dimana kamar Kyuhyun berada. Wanita itu membantu menyiapkan ranjang Kyuhyun sebelum Siwon merebahkan tubuh putranya. Saat Siwon akan menyelimuti Kyuhyun, pemuda itu tidak melepaskan rangkulan tangannya pada leher Siwon.

Siwon tersenyum dan menatap ke dalam mata Kyuhyun. Ia menggerakan tangannya menyentuh pipi pemuda itu yang seketika terpejam menikmati sentuhan Siwon.

"Tenanglah, aku tidak akan kemana-mana." Ujar Siwon pelan membuat Kyuhyun akhirnya melepaskan rangkulannya.

"Umma akan menyiapkan makan malam dan obat Kyuhyun." Nyonya Cho tersenyum menatap Siwon dan Kyuhyun lalu meninggalkan mereka berdua.

Malam itu Siwon benar-benar tidak meninggalkan Kyuhyun. Setelah menyupi dan membantu Kyuhyun meminum obatnya, Siwon ikut naik keranjang lalu menarik Kyuhyun ke dalam pelukannya. Karena pengaruh obat dan Siwon yang memeluknya, Kyuhyun langsung jatuh tertidur lelap setelah Siwon memberikan sebuah kecupan di dahinya. Siwon tersenyum memikirkan bahwa malam ini keduanya akan tidur dengan tenang karena berada dalam  pekukan orang yang paling penting dalam hidup mereka setelah malam-malam panjang kelam yang mereka lalui sendiri.

 

-WonKyu-

 

Tengah malam tiba-tiba saja Kyuhyun terbangun. Ia mengadahkan kepala dan menatap wajah tampan di depannya. Kyuhyun tersenyum dan sedikit memundurkan tubuhnya. Disentuhnya wajah Siwon dengan ujung jarinya dari mulai dahi, hidung hingga bibir yang ia ingat selalu menuturkan bait kata kepadanya dengan penuh cinta.

Saat ini Kyuhyun tidak tahu bagaimana perasaanya mengetahui bahwa Siwon kini berada dihadapannya. Memeluknya. Bahagia. Tentu saja. Namun rasanya didadanya ada banyak rasa yang bahkan tidak bisa ia jabarkan dengan kata-kata. Dan sekarang rasa itu sedikit membuatnya sesak.

Kyuhyun bahkan dapat langsung merasakan kehadiran Siwon saat pria itu hanya berdiri dibelakangnya. Dan saat ia benar-benar menatap wajah tampan itu pikirannya tiba-tiba saja kosong. Kyuhyun bahkan tidak ingat berapa lama ia menahan nafasnya hingga ia akhirnya hanya mampu mengatakan bahwa Siwon telah kembali. Kyuhyun akhirnya menyadari bahwa pemilik jiwa raganya telah pulang kepadanya. Ia tidak lagi sendiri. Kyuhyun tidak akan dilupakan lagi.

Kyuhyun menghela nafas pelan masih dengan menyentuh wajah Siwon. Dengan perlahan ia memajukan kembali wajahnya dan membisikan sebuah kata dengan begitu pelan.

"Gomawo, telah kembali padaku. Aku merindukanmu." Ucap Kyuhyun pelan sebelum ia kembali menyadarkan kepalanya pada dada bidang Siwon.

Air mata Siwon mengalir di ujung matanya yang terpejam. Kyuhyun tidak tahu bahwa saat itu Siwon juga ikut terbangun namun ia tidak membuka matanya. Ia membiarkan Kyuhyun mengekspresikan apa yang pemuda itu pikirkan. Perasaan bersalah itu masih membelenggunya dan ia hanya mampu memeluk Kyuhyun erat, agar pemuda itu yakin bahwa Siwon tidak akan pernah melepaskannya lagi.

-WonKyu-

Kyuhyun perlahan membuka matanya dan mengerjapkannya perlahan. Kyuhyun melihat sisi kosong di sebelahnya. Kyuhyun mengedarkan pandangannya kesekeliling kamarnya namun yang ia cari tidak ada. Dimana Siwon? Bukankah semalam pria itu memeluknya hingga ia kembali merasakan ketenangan dalam tidurnya. Apakah itu semua hanya mimpi? Siwon tidak datang? Ia tidak memeluknya. Pria itu melupakannya. Siwon tidak mengingatnya. Siwon tidak mencintainya. Ia mencintai pria itu seorang diri. Siwon belum kembali pada Kyuhyun.

Air mata mulai mengalir deras di kedua mata Kyuhyun yang mulai tidak fokus. Pikiran bahwa Siwon tidak akan pernah kembali padanya mulai menguasai diri Kyuhyun. Pemuda itu berusaha duduk dan meraih kursi rodanya namun yang terjadi justru tubuhnya yang terguling ke lantai. Semuanya kenangannya bersama Siwon dan saat dimana pria itu melupakannya bercampur menjadi satu. Membuat Kyuhyun pusing hingga ia tidak bisa menahannya. Ia hanya mampu berteriak dengan wajah merah dan basah oleh air mata.

Tiba-tiba saja pintu kamar Kyuhyun terbuka dan Siwon masuk disusul nyonya Cho dan Zhoumi. Siwon langsung menghampiri Kyuhyun dan memeluk kekasihnya yang menangis dan tidak menyadari keberadaanya. Nyonya Cho hanya menangis melihat kondisi Kyuhyun dan memilih untuk memeluk Zhoumi yang berusaha menenangkan nyonya Cho.

"Sayang..." Ucap Siwon dengan air mata yang mulai mengalir di matanya. "Lihat aku."

Siwon memerangkap wajah Kyuhyun dengan kedua tangannya. Ia berusaha membuat pandangan Kyuhyun fokus kepadanya. Dan berhasil. Kyuhyun merasakan kehadiran Siwon. Ia mengenali tatapan sendu milik Siwon padanya.

"Mimpi indah lagi." Kyuhyun ternyum dalam tangisnya.

"Annie. Kau tidak mimpi sayang. Aku bersamamu." Siwon meraih tangan kiri Kyuhyun dan menempatkannya pada pipi kananya agar kekasihnya yakin bahwa ia nyata.

Kyuhyun mengerjap merasakan tekstur diujung jarinya yang sangat ia kenali. Sama seperti tadi malam saat ia memimpikan Siwon. Dan kali ini ia tidak ingin terbangun. Ia tidak mau kembali merasakan ditinggalkan.

"Jangan tinggalkan aku." Bibir Kyuhyun bergetar saat mengatakannya.

Siwon menggelengkan kepalanya. "Annie. Mulai saat ini aku akan selalu bersamamu."

"Jangan pergi lagi." Ucap Kyuhyun lagi masih tidak percaya hingga akhirnya ia berteriak histeris. "Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku Hyung. Aku... aku... merindukanmu. Jangan pergi! Jangan pergi! Jangan pergi Hyung maafkan aku."

Siwon memeluk Kyuhyun erat berusaha meyakinkan kekasihnya bahwa ia benar-benar telah kembali dan tidak akan meninggalkan Kyuhyun lagi. Siwon tidak sanggup melihat Kyuhyun seperti ini. Ia sanggup menukar kehidupannya agar Kyuhyun dapat kembali tersenyum. Sungguh Siwon akan melakukannya.

"Mianhae. Maafkan aku. Kau boleh menghukumku, tapi jangan seperti ini sayang." Siwon kembali menatap Kyuhyun dalam, memastikan bahwa Kyuhyun percaya padanya. "Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku disini bersamamu. Berhenti menyiksa dirimu karena itu juga menyiksaku."

Siwon lalu mengecup lembut bibir Kyuhyun saat pemuda itu akan mengeluarkan kata-katanya. Hanya menempelkan bibirnya, berusaha meyakinkan Kyuhyun bahwa Siwon benar-benar telah kembali padanya. Dan kembali Kyuhyun mengingatnya. Ia mengingat setiap sentuhan bibir Siwon padanya dan ia tahu kali ini ia tidak mimpi. Semuanya nyata, Siwon benar-benar kembali padanya.

"Siwonnie." Ucap Kyuhyun pelan saat Siwon melepaskan bibirnya.

"Ne." Siwon tersenyum mengetahui kekasihnya kembali. Kali ini ia melihat sinar di mata Kyuhyun. Kekasinya kembali. Dan Siwon tidak bisa menahan diri untuk menarik tubuh Kyuhyun kembali ke dalam pelukannya.

Keduanya menangis sambil berpelukan. Siwon tidak henti-hentinya mengecup helai rambut kekasinnya. Memastikan bahwa Kyuhyun merasakan kehadirannya. Nyonya Cho tersenyum melihat Siwon dan kyuhyun masih dengan air  mata yang mengalir deras. Dalam hati berdoa semoga kedua anaknya dapat hidup bahagia kedepannya. Begitu juga dengan Zhoumi yang merasakan perasaan damai didadanya.

.

.

.

Korea

Hembusan nafas pelan terdengar dari Kyuhyun yang masih memejamkan matanya menikmati keindahan sore hari yang begitu di sukainya. Sudah sejam lebih ia hanya duduk diteras kamarnya mengabaikan udara dari musim dingin yang akan segera tiba. Hingga ia segera membuka matanya mendengar suara dari pintu kamarnya terbuka. Tidak lama Kyuhyun melihat seorang pria tampan masih dengan kemeja, dasi dan jasnya berjongkok di hadapannya. Meraih kedua tangan Kyuhyun lalu menciumi setiap ruas jarinya.

"Kau sudah pulang Hyung." Kyuhyun tersenyum manis kepada pria itu. Choi Siwon.

"Ne. Hyukjae semakin pintar menghandle pekerjaan. Kurasa kini aku bisa tenang jika harus meninggalkan perusahan untuk beberapa hari."

Alis Kyuhyun berkerut. "Memang kau akan pergi?"

Siwon tersenyum dan memutar kebelakang agar bisa mendorong kursi roda Kyuhyun masuk ke kamar mereka. Udara diluar mulai tidak bisa diajak kerja sama dengan pakaian tipis mereka.

"Katakan padaku?" Tanya Kyuhyun saat Siwon mengangkat tubuhnya dan mendudukannya diranjang, Siwon menyusulnya dengan duduk ditepi ranjang.

"Tenanglah. Untuk saat ini aku tidak akan kemana-mana."

"Lalu?"

Hening sejenak. Siwon sedikit ragu mengatakannya. "Aku berencana mengajakmu liburan. Aku belum sempat mengajakmu bulan madu bukan?"

Pipi Kyuhyun seketika bersemu mendengar kata bulan madu. Dan Siwon sangat senang saat melihat Kyuhyun malu saat ini. Istrinya, -Siwon menyukai sebutan itu-, memang akan terlihat sangat menggemaskan jika sedang bersemu.

Dua minggu setelah pertemuan mereka yang mengharukan di Jepang, Siwon memutuskan membawa Kyuhyun dan nyonya Cho kembali ke Korea. Zhoumi juga mengatakan bahwa kondisi Kyuhyun perlahan membaik dalam waktu yang cukup singkat. Siwon membawa Kyuhyun dan nyonya Cho kerumah yang mereka tinggali saat ini bersama ibunya.

Secara khusus Siwon meminta Hyukjae mencarikan rumah yang kamar utamanya memiliki pemandangan yang bagus jika sore hari, mengingat Kyuhyun sangat suka duduk menatap matahari terbenam. Siwon juga meminta rumah tersebut dibuatkan lift menuju kamarnya, agar memudahkan Kyuhyun dan Hyukjae menyanggupi. Seminggu setelah mereka kembali ke Korea rumah tersebut telah siap di huni.

Sebulan kemudian setelah kondisi Kyuhyun yang stabil dengan perkembangan yang sangat pesat Siwon melamar Kyuhyun. Awalnya Kyuhyun ragu, karena ia merasa saat ini kondisinya masih buruk dan ia merasa tidak pantas. Terlebih ia belum bisa berjalan kembali. Kyuhyun ingin sekali melangkah dengan kakinya sendiri ke altar.

Namun Siwon yang tidak sabar berhasil meyakinkan Kyuhyun. Lagipula Siwon tidak akan mempermasalahkan bagaimanapun kondisi Kyuhyun. Ia hanya ingin segera memiliki Kyuhyun seutuhnya hingga tidak ada yang bisa memisahkan mereka kembali, kecuali Tuhan dengan ajalnya. Hingga akhirnya mereka menikah dengan pesta yang cukup meriah dengan kehadiran keluarga dan teman-teman terdekat. Siwon bahkan membawa beberapa perawat dan dokter dari rumah sakit di Jepang yang dahulu sempat merawat Kyuhyun. Hal itu benar-benar membuat Kyuhyun terharu sekaligus menyadarkan dirinya bahwa mulai saat ini ia akan berbahagia dengan Siwon. Suaminya.

"Tapi..." Kyuhyun menggigit bibir bawahnya. "Aku bahkan belum bisa berjalan kembali, bagaimana mungkin kita pergi dengan kondisiku seperti ini."

Siwon tersenyum lalu menarik Kyuhyun ke dalam dekapannya. Lalu mencium helai rambut Kyuhyun. "Bukankah sudah kukatakan aku tidak masalah dengan kondisimu saat ini. Aku akan menunggu dan membantumu. Percayalah aku tidak akan pergi meninggalkanmu lagi."

"Aku percaya Hyung, maafkan aku yang masih seperti ini." Kyuhyun menatap Siwon dan memberikan sebuah kecupan di bibir Siwon. "Aku akan berlatih lebih keras lagi. Saat aku bisa berjalan kembali aku ingin kita kencan lalu jalan-jalan ketempat menyenangkan bagaimana?"

"Tentu saja, aku akan membawamu kemanapun tempat yang kau inginkan." Kali ini Siwon yang memanggut bibir Kyuhyun.

Melumat bibir atas dan bawah Kyuhyun penuh kelembutan. Merangkul tubuh Kyuhyun agar merapat padanya. Siwon terus mencium Kyuhyun lembut dengan sedikit lumtan yang pada akhirnya menyiksa merek berdua, ia selalu bisa menahan keinginannya menyentuh Kyuhyun lebih. Karena Siwon tahu Kyuhyun masih belum siap untuk kembali menyatukan tubuh mereka dikarenakan kondisinya. Siwon akan menunggu hingga hari itu tiba. Ini hanya seberapa jika dibandingkan bagaimana Kyuhyun menunggunya selama empat tahun. Jadi Siwon tidak akan mempermasalahkannya.

"Saranghae." Bisik Siwon saat ia melepaskan bibir Kyuhyun yang kini memerah karena ulahnya.

"Nado saranghae Hyung." Balas Kyuhyun dengan nafas tersenggal dan senyum manis dibibirnya, Kyuhyun sekali lagi mengecup bibir Siwon singkat lalu memeluknya.

.

.

.

E.N.D

*Eh sedikit lagi deh.*

Kyuhyun yang sedang duduk diranjang tersenyum saat Siwon keluar dari kamar mandi. Pandangannya bergerilya melihat tampilan Siwon aat ini. Siwon dengan kemejanya selalu membuat Kyuhyun terpesona.

"Biar aku saja Hyung." Kyuhyun mengangkat kedua tangannya dan meminta Siwon mendekat saat suaminya akan memasang dasi.

Siwon tersenyum lalu berdiri di hadapan Kyuhyun dan memberikan dasi itu ke tangan Kyuhyun. Ia lalu membantu istrinya berdiri. Siwon kemudian meletakan kedua tangannya di pinggang Kyuhyun dan merapatkan tubuh mereka. Lalu membiarkan Kyuhyun memasangkan dasi kepadanya.

Senyum tidak lepas di bibir Siwon saat ia menikmati setiap ekspresi Kyuhyun saat sedang fokus. Alisnya akan berkerut dan bibir merahnya akan menggumankan sesuatu yang membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Siwon yang sangat gemas mengecup bibir merah Kyuhyun.

"Ish. Jangan menggangguku Hyung!"

"Ne." Siwon mengangguk patuh. "Bagaiman terapimu? Lancar?"

"Tentu saja. Kau memberikan orang-orang terbaik untuk menanganiku. Tapi aku hanya baru bisa melangkah dua hingga tiga kali." Jawab Kyuhyun. "Ah tampannya!" Seru Kyuhyun saat ia selesai memasangkan dasi kepada Siwon.

Kyuhyun lalu mengalungkam kedua tangannya di leher Siwon dan menatapnya. Kini giliran dia yang mengecup bibir Siwon membuat Siwon tersenyum dengan lesung pipinya.

"Annie. Menurut dokter perkembanganmu sangat pesat untuk seseorang yang empat tahun tidak melakukan terapi. Jadi kau jarus lebih semangat lagi. Bagaimana kalau hari ini kutemani."

Ucapan Siwon memang benar. Setelah dua minggu terapi Kyuhyun sudah dapat berdiri sendiri walau belum dapat melangkah. Dan menurut dokter itu hal yang sangat bagus mengingat Kyuhyun sama sekali tidak melakukan terapi empat tahun belakangan. Dan kini Kyuhyun sudah bisa melangkah walau seperti yang ia katakan hanya dua tiga langkah dan harus dengan suatu topangan. Menurut dokter semangat dan keinginan kuatlah yang mampu membuat perkembangan Kyuhyun meningkat pesat dan itu karena Siwon.

Kyuhyun ingin segera bisa berjalan. Ia ingin melangkahkan kakinya ke tempat-tempat indah bersama Siwon. Jadi ia akan berusaha sekuatnya. Ia tidak ingin menjadi lemah dan terpuruk dalam keadaan lagi. Kyuhyun akan menata ulang hidupnya. Ia akan berjuang.

"Tidak perlu. Hari ini akan ada Zhoumi Hyung yang menemaniku." Alis Siwon berkerut mendengar ucapan Kyuhyun yang tertawa melihat ekspresi lucu suaminya. "Kenapa? Kau cemburu?"

"Annie." Jawaban cepat Siwon justru membuat Kyuhyun tertawa. Siwon lalu membungkam bibirnya dengan sebuah ciuman dalam dan panjang.

"Mau berdansa?"

"Mwo?" Kyuhyun terkejut dengan ucapan Siwon saat mereka melepaskan tautan bibirnya. Ia tidak mengerti dengan ucapan Siwon. "Tapi..."

Siwon tidak membiarkan Kyuhyun melanjutkan ucapannya karena tiba-tiba saja ia melangkah mundur, menarik tubuhnya membuat Kyuhyun melangkahkan kakinya dan  menginjak kaki Siwon.  Pada akhirnya kedua kaki Kyuhyun bertumpu di kaki Siwon yang terus melangkahkan  kakinya. Kyuhyun mengeratkan pelukannya pada leher Siwon dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Siwon.

"Sayang."

"Hem..."

"Apa kau bahagia?" Tanya Siwon disela gerakannya memutari kamar mereka secara perlahan.

"Tentu saja. Aku sangat bahagia, aku tidak membutuhkan apapun selain dirimu. Jadi berhenti memikirkan apakah aku bahagia atau tidak. Saat ini dan selama kau disisiku, Cho Kyuhyun adalah orang paling bahagia di dunia dan itu karena Choi Siwon."

"Choi Kyuhyun, sayang." Koreksi Siwon dengan senyuman jahil.

"Ne."

"Maafkan aku."

"Jangan katakan itu lagi. Kita sudah sepakat untuk melupakannya."

"I love you."

"Love you more."

Siwon memeluk Kyuhyun lebih erat dan sesekali memberikan Kyuhyun kecupan di kepalanya. Ya. Siwon tahu saat ini ia juga bahagia. Sangat. Dan ia sangat bersyukur. Waktu empat tahun terpisah dari orang yang ia cintai mengajarkannya bahwa setiap detik yang berlalu sangatlah berharga. Oleh karena itu setiap detiknya ucapkan dan tunjukanlah rasa sayang dan perhatianmu pada orang-orang yang kita cintai dan sayangi walau dengan hal-hal kecil. Karena kita tidak akan pernah tahu kapan saat dimana kita tidak dapat membiarkan mereka tahu bahwa kita peduli dan mencintai mereka. Lakukan sebelum terlambat. Siwon sadar ini bukanlah akhir tapi awal dari kehidupan baru mereka. Dan Siwon akan berusaha sebaik mungkin untuk membahagiakan orang-orang terkasihnya.

Hidup adalah tentang sebuah perjuangan, pembelajaran dan pengorbanan. Saat sebuah hal buruk menimpamu lalu kau berhasil melewatinya maka itu bukanlah akhir dari perjalanan hidupmu. Karena akan ada hal lain yang menantimu. Namun setidaknya dari hal buruk itu kau bisa mengambil pelajaran agar dikemudian hari dapat kembali melewati tantangan hidup dengan lebih berani. Jika selama ini hidupmu berjalan lancar tanpa hambatan, maka sesekali kekuarlah dari zona ternyamanmu dan temukan hal baru. Hingga kau mampu memahami arti dari sebuah perjuangan. Jangan katakan tidak bisa, tapi ucapkan aku akan mencoba. Semangat!

.

.

.

E.N.D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Conny407203 #1
Chapter 3: Amazing story. So lovely!
chookyuu
#2
Chapter 2: Akhirnya kyu biss tersenyum lagi :")
chookyuu
#3
Chapter 3: Yeay! Happy end!!!!
chookyuu
#4
Chapter 1: Aduhh ffnya ngena banget
BabyBugsy
#5
Chapter 3: sedih banget waktu pertemuan mereka tapi mengharu biru juga.. Suka banget sama mereka.. Keren pokoknya nih FF .!!!!!
Jd appanya siwon udh resmi nrima kyuhyun kan??
Seneng lihat mereka bersatu lgi dan nikah akhirnya. Congrats buat wonkyuuuuuu XDDDDDDD
makin cinta sama mereka muacchhhhh :*

pengen ada 1 chap lgi buat nih FF ~ klu bisa bakal seneng bgt kalau ga bisa gpp. Tp berharap ada chap bonus buat honeymoon mrka atau ampeg kyu Hamil :D
choiminkyu #6
Chapter 2: Aku jga baca ff ini di wonkyucorp .. sukaaaa bgt.. walo udh baca, tetep sukaa
iharukumipuff
#7
Chapter 2: huaaaa keadaan kyuhyun dan siwon menyedihkan sekali D': tapi ceritanya bagus, author-nim! gak sabar pengen tahu reaksi kyuhyun waktu tau siwon sudah ingat
BabyBugsy
#8
Chapter 2: seneng banget sama chap ini, meskpun sedih lihat kyu keadaannya sampai kek gitu.. Tapi semoga siwon cepet nemuin kyu.
Lega meskpun zhoumi suka kyu tp ga berusaha menghapus dan menjauhkan kyu dari siwon :)
cinta mereka bener" sangat dalam. Terharu banget baca ini :(
please bikin mereka cepet ketemu, ga tega lihat mereka tersiksa kek gitu.
Kyuhyun semangat !! Siwon pasti datang .
Wonmincho #9
Chapter 2: Hmm bikin penasaran kapan kYu ketemu ma wonnie lg ya... So romantis berdua.. Kyu berusaha move on kah??. Lanjut ya author:).. Thanks
annanabilla #10
Chapter 1: Huhuhuhu,,, akhirnya siwon bisa ingat juga masa lalunya,
Tpi dmnkah kyuhyun,
Jngn bilang klu kyuhyun,,,,????
Aaaa g mau, kyuhyun hrus berstu sm wonwon