fin

still dont have any idea

Baekhee tersenyum melihat gadis 5 tahun yang sedang meminum minuman berbahan dasar susu dan teh serta dengan bola-bola tapioka-atau bahasa kerennya bubble tea- disampingnya. Sementara, balita lain yang dihadapannya sibuk dengan red velvetnya, balita 27 bulan itu enggan disuapi ibunya sehingga membuat bibirnya belepotan kue merah tersebut. Baekhee hanya tersenyum geli melihat kedua kakak-beradik tersebut.

“enak ya lu bubble teanya?” tanyanya sambil masih tersenyum geli melihat gadis itu kerepotan menyedot bola-bola dalam minumannya. Gadis itu memandang kearah baekhee sambil mengedip-ngedipkan matanya lucu, membuat baekhee semakin gemas.

“aunty mau?”ucap gadis itu sambil mengulurkan bubble teanya pada baekhee.

“tidak, lulu habiskan saja.”

Bocah itu kembali sibuk menyedot-nyedot minuman itu dengan khidmat. Sementara baekhee mengalihkan pandangannya pada si bungsu yang sibuk dengan kue merahnya.

“kenapa? Kau iri? Ayo, kau juga buat satu yang seperti itu”ujar ibu dari bocah-bocah tersebut sambil menunjuk gadis kecil disamping baekhee, kemudian beralih ke arah bocah yang satunya “ atau mau yang seperti ini.” Yang entah sejak kapan memperhatikan baekhee.

“cih! Aku bahkan belum menikah jun. Tidak mungkin membuat yang seperti mereka dalam waktu dekat.”

Wanita yang dipanggil jun tadi hanya tertawa mendengar penuturan sahabatnya tersebut.

“tuan park itu belum juga melamarmu?” tanyanya serius.

“entahlah aku tidak mengerti isi kepala si telinga yoda itu.” Jawab baekhee sambil menghembuskan nafasnya kearah atas sehingga poni berterbangan.

“mungkin kalian bisa buat satu dulu sebelum meni-“

“oh come on Kim junhee, aku bukan dirimu yang mau saja tergoda sampai menghasilkan satu bahkan sebelum kalian lulus kuliah” ujar baekhee setengah mengejek.

“ya! Byun baekhee! Kau membuatku terdengar seperti wanita murahan! Dan sekarang sudah Wu Baek, bukan lagi Kim. Demi Tuhan aku sudah merubahnya sejak 4 tahun yang lalu!” wanita itu menyalak tak terima.

“okay, maaf jun. Aku masih terbiasa dengan Kim junhee” ujarnya sambil mengangkat bahu.”tapi sampai sekarang aku tidak mengerti denganmu jun, kenapa kau sebegitu mencintainya sampai merelakan segalanya begitu. Apa yang si naga itu katakan sampai kau mau begitu?” Wanita itu hanya mengangkat bahu sambil menatap temannya datar. Terkadang dia heran bagaimana ia bisa bersahabat dengan baekhee yg terlalu blak-blakan begini.

“tidak tahu baek, mungkin saja dia saat itu memakai guna-guna padaku” wanita itu terkekeh pelan pandangannya beralih pada bocah disebelahnya kemudian kembali membersihkan bibir bocah itu.

“apa kau bahagia?”tanya baekhee secara tiba-tiba.

“euunn..” junhee menatap baekhee heran. “aku sudah punya dua, dan kau masih menanyakan hal itu?”

“terkadang, aku tidak mengerti apa yang sebenarnya aku inginkan jun. aku ingin chanyeol melamarku, hey aku sudah 25 tahun dan ingin punya bayi juga. Tetapi aku juga takut, aku belum siap. Aku suka anak-anak, tetapi aku takut, takut tidak bisa menjaga anak-anakku. Takut tidak bisa menjadi ibu yang baik sepertimu. Bukan hanya itu, aku bahkan tidak siap dengan segala hal yg sederhana apalagi rumit dalam berumah-tangga. Bagaimana jika kami tidak bahagia?” baekhee menghembuskan nafasnya kasar.

“aku mengerti baek. Aku mengerti perasaanmu. Sampai saat ini aku bahkan tidak percaya sudah mempunyai 2 orang anak. Aku bahkan tidak percaya bahwa aku sudah punya tanggung jawab sebagai istri dan ibu di usia ku yang masih 25 tahun. Terkadang aku juga iri padamu yang masih bisa keluyuran tanpa memikirkan orang lain, tanpa ada tanggung jawab lain. Tapi, seperti yang kau lihat kan baek, ini tidak semenakutkan seperti yang kau pikirkan, dan tentu saja tidak sesepele itu. Intinya, bahagia itu ada pada dirimu baek, bagaimana kau membuat keadaan menjadi lebih baik. Kalau kau tanya aku, aku bahkan saat menikah lebih tidak siap dari padamu saat ini. Bahkan saat menikah, kami sudah memiliki 1. Tapi begitu lah,seperti yang kau lihat kami bahagia. Selama kau masih dalam ketakutanmu, selamanya kau tak akan siap. Dan tentu saja kami tidak selamanya datar-datar saja. Aku dan Yifan juga sering bertengkar, tapi pada akhirnya itu lah yang mebuat kami mengerti satu sama lain. Menikah adalah sarana belajar baek, belajar mengerti untuk satu sama lain.”

“woah.. woaahh.. kau bisa juga bijak begini ya jun. aku tidak menyangka princess kim junhee bisa berkata-kata begini. Si naga itu sudah banyak mengubahmu ya” ujar baekhee sambil terkekeh.

 

 

 

Sampai disini hilang ide... huhuhu.. nanti disambung yaaaa... Met bobo..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet