No Matter What, No matter How.

Please Subscribe to read further chapters

Description

Soo Mi selalu bahagia setiap kali lutut miliknya dan lutut milik Park Chanyeol saling bersinggungan. Soo Mi akan tersenyum sepanjang hari karena itu.

Foreword

Jika ini ku katakan, apakah kamu masih akan perduli dengan perasaanku, atau justru kamu akan berbalik pergi dan menyerah dengan kita?

Jika ini aku katakan, apakah kamu masih akan mempercayaiku, masih mau tetap berada di sisiku, masih ingin berjuang denganku membuktikan perasaan ini tidak akan kalah.

Jika aku katakan, apakah kamu masih akan tetap mau berusaha mencintaiku? Atau justru kamu akan kembali padanya dan lagi-lagi mengabaikan aku.

Terlalu banyak yang membuat aku ketakutan. Terlalu banyak hal yang aku takuti di dalam hubungan ini dan semuanya sulit untuk aku katakan.

Tapi aku sungguh ingin kamu tahu, bahwa aku tidak pernah benar-benar bisa hidup tanpamu. Nafasku sesak setiap kali harus membayangkan kamu menghilang dan membiarkan aku menghadapi semuanya sendiri.

Bisakah kamu tetap di sini saja? Menguatkanku. Tidak masalah jika kamu tidak membiarkan aku menyentuhmu. Tidak akan aku lakukan, bahkan seujung kuku pun. - Shin Soo Mi

 

Seperti ini ternyata rasanya. Mendengarkan dia berbicara engenai 'cintanya' sedangkan aku tidak mampu mengungkapkan 'cintaku'

Secara bersamaan rasa panas tapi membekukan menjalari hati hingga menimbulkan rasa ngilu di seluruh tulang punggungku. Ini menyakitakn. Aku masih setia mendengarkan meski harus sekuat tenaga mempertahankan senyum di wajahku yang sudah mulai memutih. Ini malasah, karena aku membiarkannya begitu saja dan dia bahkan tidak menyadari gerak tubuhku yang gelisah.

Bolehkah sekarang aku berteriak karena rasanya sungguh menyakitkan. Dia terus saja tersenyum seakan semua kenangan manis yang dia lewati bersama 'cintanya' berputar seperti film dan aku cuma bisa mencuri pandang miris padanya.

Sampai kapan begini? Aku menikmati setiap waktu bersamanya demi menuntaskan rinduku, sementara dia menghabiskan waktu bersamaku demi menuntaskan kerisauan hatinya.

Apakah ada yang lebih menyakitkan dari ini? Aku dan dia terlalu dekat. Saling memahami satu sama lain. Tetapi mungkin tidak cukup takdir untuk bisa saling memiliki karena hanya aku yang mencintai, tidak sebaliknya. - Park Chanyeol

 

Aku pikir dengan memutuskan begini, semuanya akan baik-baik saja. Aku akan bisa melupakanmu nantinya, walaupun awalnya berat tapi aku yakin semua akan baik-baik saja. Suatu hari nanti aku akan menatapmu seolah kita hanya teman biasa. Perasaanku akan berubah. Ya, pasti akan begitu.

Bulan-bulan pertama aku masih terpuruk, merasa kaku bahkan hanya dengan mendengar namamu saja. Ini benar-benar awal, pikirku. Belum ada apa-apanya jika harus dibandingkan dengan ketenangan berkepanjangan saat aku bisa melupakanmu nantinya. Benar, pasti begitu, aku yakin.

Nyaris satu tahun, aku baru menyadari bahwa ada tawa lepas bahkan ketika mereka mengenang cerita kita dulu, masa kuliah bertahun-tahun yang lalu. Aku baik-baik saja. Gejolak rindu bukan lagi masalah bagiku. Hanya saja, karenamu aku selalu punya masalah baru. Aku tidak kunjung menemukan pengganti dirimu. Selalu saja tidak ada yang bisa memenuhi kriteria kamu di dalam diri mereka. Dan masalahku bertambah ketika aku menydari bahwa yang aku inginkan adalah kamu.

Hingga nyaris 4 musim berganti dua kali, aku mendapatkan diriku masih di sini. tidak bergerak dari kamu. Bagaimana ini? Aku nyaris gila saat menydari bahwa ternyata rindu telah menggerogoti habis nyawaku. Aku menginginkan kamu bahkan lebih besar dari keinginanku untuk terus melanjutkan hidup.

Tapi, aku tidak akan pernah memintamu kembali. Tidak akan pernah. Sampai kapanpun. - Choi Minho

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet