Ride

Description

Suga menyusup ke dalam selimutku tanpa suara. Jemarinya yang dingin merayap di pinggangku. Aku sudah setengah tidur dengan hanya berbalut lingeriemeringkuk dalam selimutku. Tingkah Suga tentu saja memaksaku untuk bangkit kembali menuju alam sadarku. Jemarinya merayap ke bagian atas tubuhku, membuat remasan di salah satu gumpalan di sana.

 

"Suga, aku capek", aku menahan tangannya untuk tidak meremasku lagi dan berujar sambil tetap memejamkan mata. Suga membenamkan kepalanya semakin dalam ke leherku, membuat rasa sedikit ngilu melanda tengkukku.

 

"Suga..", aku meringsut, membuat jarak antara leherku dan kepalanya agar aku tidak mendengar lagi dengus nafasnya yang hangat.

 

Suga menyentuhkan indera pengecapnya ke leherku lalu membuat cubitan kecil di sana dengan geliginya. Aku sangat enggan membuka mataku, tapi Suga sangat memancingku untuk marah. Aku risih dan hendak menyentaknya, tapi yang keluar dari mulutku selanjutnya hanya lenguhan, "Ohh~ Suga..". Aku melek, berusaha untuk lepas dari lenanya.

 

"Suga, hentikan, aku capek, sayang, aku mau tidur", aku mendorong tubuhnya menjauh dariku. Suga menyerah, dia mengganti posisi tidurnya menghadap kanan, membelakangiku. Eh, dia menyerah, secepat itukah? Apa dia juga sedang capek?

 

Aku menarik selimutku ke batas leher dan kembali meringkuk ke posisi semula. Mataku tidak kupejamkan. Aku ingin lebih. Brengsek, kekasihku ini berhasil membuatku 

 

Aku berbalik mendekatkan tubuhku pada Suga, melingkarkan tanganku di pinggangnya. Aku bisa mencium aroma manis parfumnya menempel di kaos merahnya. Tumben dia pakai warna merah. 

 

Kususupkan tanganku ke dalam kaosnya, meraba absnya yang nyaris tidak bertekstur. Suga hanya diam. 

 

Aku turunkan rabaanku ke bawah, oh, sesuatu menonjol keluar dari boxernya. Aku meremasnya 1 kali lalu dia menyingkirkan tanganku dari sana.

 

"Sayang, aku capek", ujarnya ketus.

 

Ah, sialan, bukankah dia yang memulainya. Aku bangkit, menyingkirkan selimut dari tubuhku, membalikkan tubuhnya, kemudian duduk di atasnya.

 

"Suga!", aku mencengkram kaos merahnya.

 

"Apa?", Suga bertanya dengan nada datar. 

 

Kami saling pandang dalam diam. Wajah bareface dan kulit putihnya yang pucat sangat kontras dengan kaos merah yang dia kenakan. Aku tertegun. Dia juga terlihat sangat menggairahkan dalam balutan warna merah.

 

"Apanya yang capek...? woman on top, hah", ucapan yang datar namun diakhiri dengan gusi yang dipertontonkan padaku. 

 

Sial, aku kena jebakannya. Kusingkirkan tubuhku dari atas tubuhnya, melucuti lingerieku dan boxernya, lalu kembali ke posisi semula. Kugenggam dan kuarahkan miliknya pada milikku dan kutatap dia sembari mengirimkan teleport pertanyaan 'boleh?' hanya dengan isyarat pandangan. 

 

Seolah mengerti, dia hanya bergumam, "he'em".

Foreword

"Apanya yang capek...? woman on top, hah", ucapan Suga datar namun diakhiri dengan gusi yang dipertontonkan padaku.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet