A Sin for Hoseok

Description

Di tepian sebuah hutan yang rimbun, tinggallah seorang putri cantik bernama Sin Darella. Sin Darella memilih tinggal jauh dari istana sejak usianya 18 tahun karena ingin merasakan hidup sederhana sebagai rakyat jelata. Sin Darella tidak tinggal sendiri di dalam hutan, dia ditemani seekor kura-kura bijaksana bernama Suga, seekor monyet kikuk bernama V, dan seekor rubah yang cantik bernama Jin, ketiganya adalah hewan peliharaan istana yang dia bawa turut serta untuk tinggal di hutan.

 

Ini adalah tahun ke-2 Sin Darella tinggal di hutan. Seperti biasa, setiap sore dia pergi ke tepian sungai untuk mengumpulkan beri dan herbal penyembuh. Saat tiba di tepian sungai, Sin melihat seekor kuda putih yang tampan sedang minum, didekatinya kuda itu.

 

"Hai kuda! Siapa namamu? Mengapa kamu minum sendirian di sungai ini? Di mana gerombolanmu?", tanyanya sambil mengelus punggung si kuda.

 

"Uhuk! Uhuk", si kuda tersedak."Yah! Kau tidak lihat aku sedang minum?! Kau mengagetkanku", bentaknya pada Sin.

 

Sin mundur beberapa langkah. Dilihatnya kuda itu berbalik, dan mengangkat kepalanya. Rambut panjangnya yang putih jatuh tergerai di lehernya. Tubuh kuda putih yang perkasa itu mendekati Sin. Sin mundur lagi, matanya awas pada dada dan punggung si kuda. Oh, kuda ini sangat tampan, ingin Sin mengelusnya dan menaikinya.

 

"Kuda, maafkan aku, aku tidak bermaksud mengagetkanmu", Sin mengulurkan tangannya tanpa beranjak, dia ingin si kuda mendekat dan menempatkan kepalanya di telapak tangannya. Tapi nihil. Kuda itu tampaknya sombong.

 

"Aku Hoseok, aku kuda milik pangeran negeri seberang. Pangeran sedang berkunjung ke istana, jadi aku berkeliling sebentar. Sudah ya, aku pergi dulu, aku tidak punya waktu untuk meladeni gadis lusuh sepertimu", ucapnya ketus sambil beranjak pergi.

 

"Hoseok... Tunggu!".

 

"Apalagi sih?!", Hoseok si kuda tampak kesal. Dia menghentikan langkahnya dan berbalik.

 

"Aku.. Bolehkah aku menaikimu?", ah kebodohan Sin datang lagi. Bukankah Hoseok sudah menghinanya dan bersikap dingin, dia malah minta ijin menaiki Hoseok.

 

"Hahaha, apa aku tidak salah dengar?! Seorang gadis dekil sepertimu meminta menaikiku?! ih, aku tidak akan membiarkan tubuhmu ada di atas tubuhku dan mengotoriku", Hoseok mencibir lagi.

 

"Oh, ayolah Hoseok.. Aku ingin menaikimu..", Sin merajuk lagi, berharap Hoseok akan luluh. Sin memang begitu, dia akan melakukan apapun untuk mewujudkan keinginannya.

 

"Hei Hoseok.. Apakah kau tidak mengenalinya? Sin adalah puteri kerajaan", tiba-tiba ada suara menghampiri mereka.

 

"Ah, kau Suga, si kura bijak penasehat kerajaan kan?!", Hoseok mendekati Suga yang tiba-tiba muncul di antara mereka lalu menundukkan kepalanya memberi salam pada Suga.

 

"Dia adalah putri Sin Darella, salah satu calon pewaris kerajaan yang memilih tinggal di hutan. Bukankah kau sudah dengar desas-desus ini hai kuda gagah", Suga mengenalkan Sin pada Hoseok diakhiri dengan memuji Hoseok.

 

"Ah, jadi.. Kau putri Sin.. Maafkan tingkah lancangku tadi, putri", Hoseok mengamati Sin dari ujung kaki hingga kepala.

 

"Kalau kau seorang putri, kenapa kau dekil sekali, eh?!", lanjut Hoseok. Hoseok memang kadang suka ceplas-ceplos, bicara sekenanya.

 

"Aih, kau ini.. Aku ke sungai karena memang ingin mencari beri dan mandi..", Sin berbalik kembali menuju sungai. Sin mulai melucuti pakaiannya dan menceburkan diri ke sungai yang mengalir jernih tanpa peduli Suga dan Hoseok mengamati tubuh mungilnya yang telanjang. Dibasuhnya rambut, muka, dan dadanya sambil sesekali berenang.

 

"Apakah sekarang kau yang menginginkannya, Hoseok?", ucapan Suga tidak dapat memalingkan tatapan Hoseok dari tubuh telanjang Sin. Tapi dia masih bisa menyahut, "Putrimu gila ya..?! Dia mandi di depan kita?!".

 

"Tidak Hoseok, dia tidak gila, dia mengajak kita mandi bersamanya", Suga menceburkan diri ke sungai, mendekati Sin yang menyambutnya dengan senyum. Diremasnya dada Sin yang berada di bawah rendaman air sungai, Sin mebalasnya dengan melumat bibir Suga.

 

'Fine. Itu bukan mandi', pikir Hoseok.

 

Hoseok menghentakkan kaki kanan depannya beberapa kali, menimbulkan kecipak air sungai yang berisik. Dikibaskannya ekornya yang putih.Perhatian Sin pecah, dilepaskannya lumatan bibirnya dari bibir Suga diliriknya Hoseok yang masih berada di tepian sungai.

 

"Yah!, Hoseok.. Apa kamu mau mandi bersama aku dan Suga juga?", tanyanya.

 

Hoseok tidak menjawab, dilangkahkan kakinya menuju Sin dan Suga. Hoseok duduk, membiarkan setengah tubuhnya direndam air sungai. Sin meraba tubuh Hoseok, membasahi leher, dada, punggung, dan perut Hoseok. Perlahan tangannya meraba turun ke bagian vital Hoseok, namun Hoseok mencegahnya, "Sin, jangan..".

 

"Jangan cegah aku Hoseok", Sin tidak berhenti, digenggamnya bagian tubuh Hoseok yang ada di antara kedua kakinya. Dielusnya bagian itu naik turun beberapa kali, lalu dimasukkan ke dalam mulutnya.

 

"Ah.. Sin..", Hoseok mengerang, ngelenguh, mendesis, apapun reaksinya terhadap hisapan dan jilatan yang dilakukan Sin pada bagian tubuhnya itu.

 

Suga hanya mengamati mereka dengan melakukan hal yang mirip pada bagian tubuhnya sendiri. Sin mempercepat gerakan tangannya dan hisapannya, Hoseok berkeringat, tapi keringatnya hilang menyatu dengan arus sungai.

 

"Sin.. Aku..", Hoseok merasakan tubuhnya mengencang dan bergetar dari dalam.

 

Sin mempererat genggamannya pada bagian tubuh Hoseok. Jemarinya merasakan aliran memuncak keluar dari sana.

 

"Ah.. Ah..", Hoseok mendesah.

 

Beberapa tetesan yang deras keluar dari bagian tubuhnya itu. Saat dirasa semuanya sudah keluar, Sin menjilatinya dan memberinya hisapan terakhir.

Foreword

"Oh, ayolah Hoseok.. Aku ingin menaikimu..", Sin merajuk lagi, berharap Hoseok akan luluh.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet