At Gwanghwamun

At Gwanghwamun

Cast      : Jung Daehyun, Choi Junhong [ Zelo ]

Genre    : Angst, romance

Note      : Maaf, saya author baru hehe masih butuh banyak kiritikan dan saran, salam kenal

 

 

 

At Gwanghwamun

 

Bagaimana harimu?
Tinggal beberapa hari lagi musim panas berakhir
Entah kenapa, aku merasa akhir – akhir ini sangat melelahkan
Ketika dedaunan berbuah warna di jalanan Gwanghwamun
Waktu itu, ketika aku kembali berani mengangkat kepala ini

 

--

 

"Hyungg!~ hyuuuung!~" nyanyian 'hyung' miliknya mengalun dengan lucu, bukan nyanyian sebenarnya hanya memberi nada pada sebuah kata. Mau tak mau sudut bibirku terangkat, senyuman lebar terulas. rasa lelah sudah tak terasa lagi, semua menguap begitu saja saat kudengar suara merdu miliknya. "Hyung aku bosan! ayo lakukan sesuatu!" memosisikan dirinya, berbaring dengan pahaku yang dijadikan sandaran olehnya, dengan posisinya yang seperti ini ia harus meipat kaki panjangnya sedemikian rupa untuk menyesuaikan dirinya dengan sofa beludru putih yang kami duduki, ayolah sofa ini tak besar. Aku tak dapat menahan senyum saat wajahnya menunjukan beragam ekspresi yang menurutku lucu. Tangan kiriku terulur lalu menggenggam tangan kirinya lembut sedangkan tangan kananku mengusap surai yang kini tengah dipirangkan. "Hyung, Saranghae" Kelopak mata yang menampilkan iris cokelat tua nyaris hitam khas orang orang Asia terbuka, sorotnya memancarkan kebahagiaan dan ketulusan, senyuman manis yang disertai dimple sebagai khas terulas menambah kesan manis dari senyuman miliknya.

"Nado, Nado saranghae" kami berdua tersenyum malam itu, berbagi kehangatan di dinginnya malam. dengan seperti ini saja kami bahagia

 

dulu

--

Kita seharusnya tersenyum cerah bersama
Tapi, sekarang kita hanyalah dua orang asing
Dalam pelukanmu, disanalah duniaku
Selamat tinggal, untuk hari bahagiaku

--

 

Malam ini indah dengan bintang yang bertaburan di atas sana seolah melengkapi suasana "Hyunggg!~ hyungg!~" Nyanyian berisik itu kembali terdengar, tak cukupkah dirinya mengangguku siang tadi? Oh ayolah! aku lelah, tanpa repot repot menjawab panggilannya yang menjurus pada pemberitahuan posisiku sebenarnya aku merogoh ponsel dari saku, dan senyumku mengembang saat pesan itu masuk.

[Youngjae-ah]

'hyung, sudah tidur belum?'

[Rep]

'Belum, hyung belum tidur. kenapa kau belum tidur eoh? siapa yang berani beraninya mengganggumu? sini hyung hajar dengan jurus jurus yang hyung punya! kekeke' sent. Decitan pintu menghilangkan senyum yang tadinya mengembang di wajahku, senyuman sok polos itu lagi kini diarahkan ke padaku "Hyung sedang apa? dipanggil panggil tak menyahut!" mulai belagak merajuk, memuakkan. "Aku lelah, pergilah. aku ingin istirahat" tepat saat ucapanku selesai ponselku bergetar, dan senyumanku tak dapat ku tahan.

'Hyung ini lucu sekalii! aigoo aku semakin tak bisa tidur dibuatmu!!' aku ikut tertawa saat membaca pesan itu hingga derap langkah yang mendekat tertangkap oleh indera pendengaranku "siapa sih hyung? kok sepertinya seru sekali?"

 

"bukan urusanmu, pergilah aku mengantuk" aku berlalu dan menuju tempat tidurku, memunggunginya. Kudengar helaan napas dari lawan dialogku tadi "Ah arasseo, jaljayo hyung" suaranya terdengar lemah, bergetar seperti hampir menangis. hah cengeng. aku membiarkannya keluar tanpa rasa bersalah, sama sekali

 

saat itu

 

--

 

Hari ini, seperti orang bodoh aku berdiri disini
Membiarkan tubuh ini basah dibawah hujan
Menunggumu, kau yang pasti tidak akan datang
Aku bahagia
Ketika mengingat kenangan
Kita yang berjalan sambil berpegangan tangan
Aku berbalik ke belakang, berharap kau berdiri disana

 

--

 

Kemeja putihku kini terlihat transparan perkara aku yang membiarkan diriku terguyur oleh hujan deras siang ini, aku berdiri di sini masih menunggumu walau sebenarnya aku tak sanggup untuk menyapamu. aku berdiri di sini membiarkan memori memori manis berputar terus menerus di otakku, aku tak bisa menghalanginya, aku tak bisa menghentikannya, aku tak bisa membuat diriku berhenti memikirkanmu, aku tak bisa, dan tak mau.

 

--

 

Siang ini di jalanan Gwanghwamun kami berpegangan di tengah dinginnya kota, berjalan berdua dengan tangan kami yang diayunkan pelan oleh kekasihku, Choi Junhong. Ia terlihat sangat bahagia, begitu pula aku, aku bahagia. selama itu bersamanya

 

"Hyung, sebentar lagi musim panas! Aku tak sabar!"

"Kenapa memangnya kalau musim panas?" aku merespon ucapannya dengan nada yang kubuat riang, aku terlalu terpesona olehnya. membuat fokusku hilang tempat.

"Ya! Jalanan Gwanghwamun saat musim panas nanti akan ramai,daun daunnya akan mengeluarkan warna warna yang indah, ah pokoknya saat musim panas kita harus ke sana! ah aniya! setiap minggu di musim panas kita harus ke sana!" aku hanya terkekeh lalu mengiyakan perminataannya, tak mungkin aku menolak keinginannya, apalagi menolak kesempatan untuk bertemu lebih sering.

Sebuah kecupan lembut mendarat di ujung hidungku, "Saranghae hyung" 1 detik 2 detik 3 detik aku baru tersadar dari ketidak percayaanku saat kulihat sosoknya berlari menjauh. aku tertawa "ya! junhongku sudah nakal ne!" lalu mengejarnya hingga dapat, membawanya ke dalam pelukanku lalu membisikkan kata kata yang selalu ingin ku ucapkan

"Nado, Nado Saranghae" Kami berdua kembali melangkah dengan tangan yang masih saling berpegangan lalu duduk di salah satu kedai kopi, memesan dua cangkir kopi yang menghangatkan kami, walau hanya dia yang dapat menghangatkan hati.

 

 

Aku tidak tahu jika ternyata arti hidup ini
Untuk selalu menemukan orang baru
Ketika aku tiba dijalan ini, seketika aroma kopi menyambutku
Dan saat itulah aku berani untuk tersenyum

 

 

--

 

Kau adalah orang pertama yang membuatku gugup
Hanya kau seorang
Kau yang terlihat cantik dibanding siapapun
Tapi, kenapa kau meninggalkanku?

 

Aniya, Kau bodoh Daehyun. kau yang membuatya pergi meninggalkanmu, kau.

 

ku dorong kasar dirinya yang dengan lancang bermain dengan ponselku

"APA YANG KAU LAKUKAN HAH?" aku marah, lancang sekali mengobrak abrik privasiku? kulihat sorot matanya yang terluka kini tengah menatapku dalam, terkejut akan sikapku yang tiba tiba. matanya berkaca kaca walau tak menangis dengan sesekali meringis mengelus pundak dan pergelangan tangannya yang terasa sakit, mungkin karena ulahku. tak ku indahkan, aku terlalu kecewa dengan sikapnya yang lancang.

"Kau berubah hyung, kau berbeda.. kau kasar" Aku bisa merasakan getaran pada suaranya, menahan tangis. aku berubah? itu salahmu sendiri, terlalu membosankan! aku tak berniat menanggapinya, aku berbalik dengan niat keluar melepas penat. terlalu malas berhadapan dengannya, namun sebuah pertanyaan yang menjurus ke arah pernyataan menghentikan langkahku

"Youngjae hyung.. lebih baik dariku ya hyung? kau lebih bahagia saat bersamanya ya hyung?" ucapannya membuat perasaan bersalah menyusup beberapa detik tanpa bisa ku kendalikan, aku berbalik, memosisikan diri dihadapannya. aku mengangkat wajahku, tepatnya memberanikan diri menatapnya yang kini tengah menatapku dengan sorot pandang yang begitu terluka, tersenyum getir dengan air mata yang membasahi wajah mulusnya. mulutku terbuka namun tertutup kembali, aku tak jauh dari sebuah ikan yang membutuhkan air. aku masih diam dengan rasa bersalahku.

 

"Benarkan hyung? dia lebih baik dariku, dia membuatmu bahagia?" suaranya kembali membuat hatiku terasa nyeri, namun pertanyaannya kali ini kujawab dengan mantap, tanpa keraguan yang terselip di sana "Iya, dia jauh membuatku lebih bahagia. Choi Junhong" aku mengucapkannya dengan lancar

 

saat itu... 

 

Junhong kembali mengulas senyuman "aku sudah menduganya, kau berubah dari 1 bulan yang lalu" air matanya tak diusap barang sedikitpun, ia berjalan mendekatiku dan memelukku. aku tak membalasnya sama sekali, hanya diam dengan napas berat dan mendengarkan isakan demi isakan yang lolos dari bibirnya

 

"Ini yang terakhir, aku janji" suara itu, suara terakhir yang ku dengar sebelum pintu kamarku ditutup dengan keras.

 

 

--

 

Hari ini, seperti orang bodoh aku berdiri disini
Membiarkan tubuh ini basah dibawah hujan
Menunggumu, kau yang pasti tidak akan datang
Aku bahagia
Ketika mengingat kenangan
Kita yang berjalan sambil berpegangan tangan
Aku berbalik ke belakang, berharap kau berdiri disana

 

--

 

Aku masih di sini Junhong ah, masih di sini, masih tenggelam akan kenangan demi kenangan yang pernah kita buat di jalanan Gwanghwamun. aku masih di sini Junhong -ah. masih di sini

 

--

 

Disini, akhirnya aku sadar
Ternyata aku yang selama ini berubah
Dimasa yang akan datang, berikanlah aku satu senyuman
Aku bahagia
Karena hari ini, tempat ini indah seperti pada kenangan kita

 

 

3 bulan berlalu sudah semenjak kejadian itu, hubunganku dan Youngjae tak seindah hubungan kita Junhong ah, sosokmu masih menghantuiku setiap waktu, aku tak bisa berpaling darimu barang semenitpun.

"Daehyun! kenapa kau diam saja sih? ayo makannn aku laparr suapi akuu!" rengekan dari Youngjae menyadarkan lamunanku, dengan malas aku menyuapi bulgogi ke arahnya. aku menoleh sebentar, aku melihat sosoknya yang sedang tertawa riang dengan kawan kawan seangkatannya, aku merindukan sosoknya, senyumannya, dan suara merdunya, tingkahnya, segalanya yang tak sebanding dengan Youngjae, Junhong lebih dalam segala hal untukku.

Perkara Junhong, fokusku tak bisa diam di tempat hingga bulgogi yang seharusnya kusuapi ke dalam mulut Youngjae justru tumpah dan mengotori pakaiannya, ia memekik pelan lalu aku mengusapnya dengan tisu. lalu fokusku kembali pada sosoknya yang kini tengah tersenyum manis pada pria berkarisma tinggi, dan kini ia dalam pelukannya secara literal. mereka berpelukan lalu tertawa bersama, mereka tampak bahagia

 

seperti kita dulu

 

--

 

Tanpa alasan, seperti orang bodoh aku berdiri disini
Membiarkan tubuh ini basah dibawah hujan
Menunggumu, kau yang pasti tidak akan datang
Aku bahagia
Ketika mengingat kenangan
Kita yang berjalan sambil berpegangan tangan
Aku berbalik ke belakang, berharap kau berdiri disana

 

 

Aku tertawa di tengah hujan, terdengar memilukan. Junhong ah, aku menyesal, kembalilah, aku merindukanmu. Guyuran hujan berhenti mengenaiku, dahiku menyerngit heran, kenapa cepat sekali berhentinya? aku mendongak dan mendapati payung transparan melindungiku dari guyuran air hujan. aku berbalik melihat sosok yang memayungiku, dan aku tak percaya

 

kau di sini

"Hyung jangan hujan hujanan, nanti sakit" Senyuman manis dengan dimple khas miliknya itu terulas kembali, terulas kembali untukku.

 

ia di sini, di hadapanku setelah sebelumnya berdiri di belakangku. kau di sini...

"maafkan aku hyung, aku terlalu menyayangimu, aku jatuh terlalu dalam untukmu" ucapanmu langsung kubalas dengan pelukan erat, menarikmu dalam dekapanku hingga genggamanmu pada payung transparan itu lepas. aku mendekapmu erat "Saranghae, mianhae, junhong ah, saranghae"

 

di sini, di jalanan Gwanghwamun, kenangan kita masih berlanjut

 

END.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
daehyundarklight #1
Chapter 1: happy ending...
hiks, sempat menangis sdkit...
this is so touching...