The true love means

Description

“Aku ingin cerita ini berakhir denganmu”

Itulah yang selalu kudambakan sejak aku bertemu denganmu, saat kau menggenggam tangan kecil itu dengan tanganmu yang besar dan hangat. Tapi takdir dengan mudahnya mempermainkanku, sosoknya membuatmu tidak bisa berpaling darinya. Walaupun aku sudah mengetahui dia yang selalu memiliki hatimu selama ini, bolehkan aku berdalih untuk tidak mengetahuinya? Karena hati ini terlalu rapuh untuk merelakanmu pergi. Aku mencintaimu oppa. Apakah kau tau itu?

22 Febuari XXXX

Akhirnya hari ini tiba, kulangkahkan kakiku menuju lemari es untuk mengambil air dingin agar dapat menenangkan hatiku sejenak. Apakah aku harus pergi? Tetapi hati ini belum pulih sepenuhnya untuk menerima semua kenyataan ini. Ku teguk seluruh air yang ada di gelasku, sebuah kartu merah muda yang tergeletak di meja makanku menarik perhatianku. Kartu yang tidak pernah ku harapkan datang. Tertulis didepan kartu itu namaku, Choi Sooyoung. Aku ingat perasaan sakit, bahagia, dan tangisan menghiasi saat pertama kali aku membacanya. Bahagia? Ya. Karena oppa menemukan kebahagiannya, aku sangat menyukai senyumnya saat ia memberikan kartu ini kepadaku, tersirat kebahagian yang begitu meluap-luap seperti anak kecil yang telah menemukan sesuatu yang sangat disukainya.

“Aku sangat mengharapkan kehadiranmu Sooyoungie”

Itu kata-kata yang ia ucapkan kepadaku saat memberikan kartu ini. Senyuman tipis dan anggukan kecil yang hanya bisa kuberikan untuknya waktu itu.

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku terlarut akan memori itu, karena saatku melihat jam dinding waktu sudah menunjukkan pukul 08.30, sejam sebelum acara itu dimulai. Hatiku masih bimbang untuk memutuskan apakah aku akan datang ke acara itu. Aku takut hati ini akan benar-benar hancur jika aku datang, di lain sisi aku tidak ingin mengecewakannya, karena Sooyoungie tidak pernah mengecewakan oppa kesayangannya, Kyuhyun oppa.

Kyuhyun oppa adalah teman sekaligus kakak bagiku, dia yang selalu menjagaku dari kecil. Kami bertemu saat aku berumur 5 tahun dan dia berumur 7 tahun. Kyuhyun oppa adalah orang yang menemukanku di antara kerumunan orang banyak di taman hiburan waktu itu. Ia menemaniku dan mencarikan orang tua ku walaupun dia juga anak kecil sepertiku. Genggaman tangannya tidak pernah lepas dari tanganku sampai kami menemukan orangtuaku. Hangat dan aman yang kurasakan saat Kyuhyun oppa menggenggamku. Sejak saat itu kami berdua berteman baik, jarak antara rumah kami berdua pun ternyata tidak terlalu jauh. Kami adalah “patner in crime”, selalu saja ada ulah yang kami perbuat dan membuat kedua ibu kami menjadi pusing.

Sewaktu aku menginjak bangku SMA, banyak teman SMA-ku yang berpikir jika kami berdua pacaran karena melihat kedekatan kami dan saat itu pun aku tersadar kalau perasaanku pada Kyuhyun oppa memang telah berubah, sekarang aku melihatnya sebagai seorang pria yang aku cintai. Tapi sepertinya Kyuhyun oppa hanya menganggap ku sebagai seorang adik kecil untuknya. Aku biarkan hubungan ini mengalir apa adanya karena aku takut dia akan menghindariku dan hubungan perteman yang sudah dirajut selama ini hancur jika aku mengungkapkan isi hatiku yang sebenarnya. Harapan serta impian untuk bersamanya semakin muncul dan tumbuh di dalam diriku.

Dan mimpi yang kudambakan untuk bersama Kyuhyun oppa hancur seketika  saat perempuan itu muncul. Perempuan itu adalah teman satu universitasku, begitu juga dengan Kyuhyun oppa. Sosoknya telah membuat Kyuhyun oppa menjadi seseorang yang salah tingkah di depannya –Kyuhyun oppa tidak pernah sekali pun salah tingkah di depan orang lain- . Saat itu aku langsung tahu bahwa seorang Cho Kyuhyun telah jatuh cinta dengan Seo Jo Hyun, perempuan pemalu tersebut. Takdir telah mempermainkan semuanya tanpa kami ketahui.

Kulangkahkan kakiku keluar dari rumah untuk menuju tempat itu, tempat yang tidak terlalu jauh dari rumahku. Cuaca hari ini begitu cerah, tapi hati ini begitu kacau. Aku mengepalkan kedua tanganku dan menyemangati diriku sendiri.

“Fighting Sooyoungie !”

Sebuah gereja.  Terlihat orang-orang memasuki gereja yang tepat ada di depanku itu, kakiku terasa kaku untuk melangkah memasukinya. Beberapa menit lagi acara itu dimulai, kupaksakan untuk masuk kedalamnya. Indah. Ruangan di dalam gereja itu sangat indah karena telah dihias, terdapat banyak mawar putih bertebaran dimana-mana. Dan disana dia. Cho Kyuhyun berdiri dengan tampanya di depan altar bersama Ryewook oppa, pendamping laki-lakinya. Senyum kebahagian terpancar di wajahnya yang tengah berbincang dengan Ryewook oppa. Alunan music telah dimainkan, itu tanda bahwa acara pernikahan ini dimulai. Aku segera mencari kursi kosong yang masih tersedia.

Pintu gereja terbuka. Seorang pria tua masuk bersama perempuan cantik berbalut gaun pengantin putih yang indah, yang tidak lain adalah Seo Jo Hyun. Perlahan mereka berjalan menuju altar, disana telah menunggu Kyuhyun oppa yang tersenyum bahagia dan seorang pendeta. Sebegitu bahagia kah kau oppa? Pertanyaan konyolku tadi langsung terjawab dengan janji suci yang diucapkan oleh Kyuhyun oppa untuk Joohyun.

In your eyes, I have found my home.
In your heart, I have found my love.
In your soul, I have found my mate.
With you, I am whole, full, alive.
You make me laugh. You let me cry.
You are my breath, my every heartbeat.
I am yours.
You are mine.
Of this we are certain.
You are lodged in my heart.
The small key is lost.
You must stay there forever.

                Seulas senyum terukir diwajahku. Senyuman yang memiliki banyak arti yang tersirat. Kekecewaan. Kesedihan. Kekalahan. Ya, aku kalah dari Joohyun untuk mendapatkan cinta seorang Kyuhyun oppa, tapi aku merasa telah memenangkan suatu hal yang penting bahwa aku telah merelakan seseorang yang sangat aku cintai untuk bisa memiliki kebahagiannya. Karena arti cinta bukanlah harus saling memiliki, tetapi bisa berarti sebuah pengorbanan.

                Aku berjanji. Saat kedua kaki ini telah melangkah keluar dari gereja, aku akan memulai merajut impian baruku. Aku tidak akan membenci atau menjauhi Kyuhyun oppa karena dialah oppa kesayangaku dan seseorang yang pernah kucintai. Dan satu hal yang kupercaya, tidak selamanya takdir itu menyakitkan, pasti suatu hari nanti ada saatnya dimana aku akan berdiri di altar bersama orang yang kucintai dan mencintaiku dengan tulus. Seperti Cho Kyuhyun dan Seo Joohyun.

                “Nona… nona Choi Sooyoung”

                Saat aku hendak meninggalkan gereja, terdengar seseorang memanggil namaku. Aku spontan menoleh dan berhenti untuk melihat siapa yang memanggilku. Seorang pria tinggi menghampiriku sambil memegang sesuatu ditangannya. Sapu tangan. Ya, itu sapu tanganku.

                “Nona, Anda meninggalkan sapu tangan ini dibangku tadi.”

                “Ahh.. Iya. Terima kasih banyak tuan…?”

                “Jung KyungHo. Panggil saja Kyungho”

                Mungkin aku tidak perlu menunggu hingga keluar gereja untuk memulai awal baru karena takdir sekali lagi telah mempermainkanku, tapi mungkin kali ini akan berakhir dengan bahagia. Semoga.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet