Chapter 1

17 Hours

December, 31 2014. 6.25 p.m.

- Minho P.o.V-

.

.

.

Kalian tahu? Di film film yang bertemakan action, crime, atau thriller, aku sering melihat bagaimana rasanya disekap di ruangan gelap, bau, kotor dan menjijikan. Pengap, panas, khawatir, sedikit ketakutan. Itulah yang mungkin dirasakan oleh korban penculikan dalam khayalanku.

Namun kini, aku tercengang menyadari aku diculik, dan bayangan-bayangan seperti ruangan sesak dan gelap itu tidak ada. Yang ada hanya ruangan putih polos yang tidak ada apapun di dalamnya. Bahkan ventilasi udara. Yang ada diruangan ini hanyalah sebuah meja dan kursi yang tengah kududuki. Aku tidak menyangka di malam tahun baru yang seharusnya kurayakan dengan orang-orang yang kusayangi, aku malah menghabiskan waktu di tempat yang mirip sekali dengan penjara yang diisolasi untuk para penjahat kelas kakap.

Sampai sekarang pun, aku tidak mengetahui siapa dan mengapa aku diculik. Tempat ini pun aku tidak tahu di mana keberadannya. Dengan kata lain, aku tidak mengetahui apapun tentang kasus penculikan yang sedang kualami ini. Yang pasti, aku yakin sang penculik adalah seorang pecundang yang hanya berani menculik seseorang dan menyembunyikannya di tempat seburuk ini. 

Beberapa menit yang lalu, aku sempat berpikir keras mengenai siapa yang menculikku. Namun setelahnya, jawaban kosonglah yang kudapatkan. Aku merasa tidak pernah memiliki musuh atau sejenisnya. Dan tidak mungkin ada yang membenciku kan? Hei, asal kalian tahu saja, aku ini pria tertampan di sekolah. Aku selalu menjadi idola di sekolahku. Ya, walaupun aku seorang trouble maker di sekolahku dan prestasiku jauh dari kata memuaskan, tapi aku ini tampan, kaya dan setia. Prestasiku di bidang olahraga pun bisa dikatakan sangat baik. Hei, begini begini aku ini penyerang nomor satu di klub ice hockey sekolahku tahu. Sekalinya aku menyayangi seseorang, aku akan menyayanginya sepanjang hidupku. Kalian pasti berpikir aku berlebihan kan? Cih, terserahlah. Tapi itu kenyataannya. Sejak TK hingga SMA ini, aku selalu menjadi 'The Most Wanted Boy'. Sampai sampai terkadang ada sasaeng fans yang sering menguntitku. Anyway, ini bukan perbuatan mereka kan? Mereka tidak mungkin berani melakukan ini kan? Ah, sudahlah. Pikiranku mulai beralih menjadi konyol.

Aku menyerah untuk berpikir. Aku terlalu lelah untuk melakukannya. Kalian tahu? Aku sudah berusaha berteriak dari dalam ruangan ini namun jawaban yang kuterima hanyalah suara nyaring yang ternyata berasal dari sebuah pengeras suara yang berada di pojok atas kanan ruangan ini. Hah, cerdas sekali penculik ini. Kemungkinan pertama, si penculik mungkin membuat dinding dinding putih tembus pandang. Maksudku, di dalam ruangan, ini akan terlihat hanya sebuah ruang kosong berwarna putih, namun ternyata dari luar, semua yang kulakukan terlihat jelas karena ternyata ruangan ini tembus pandang. Kemungkinan kedua. Si penculik memasang kamera penyadap yang aku tak tahu di mana letaknya. Gila. Ini tidak waras. Aku merasa semakin larut, pikiranku semakin tidak jelas.

Aku masih duduk di kursi yang berada di tengah ruangan dengan tangan dilipat di depan dada dan mencoba memikirkan kembali apa yang terjadi padaku selama beberapa hari ini. Dan terutama, yang terjadi hari ini. Mulai dari aku bangun di kamarku yang luas, hingga malam hari aku terbangun di ruang kosong menyebalkan ini. 

.

FLASHBACK

.

December,  31 2014. 7.00 a.m.

.

.

.

"Yak! Choi Minho! Sampai kapan kau mau berbaring terus, hah? Ini sudah pukul 7! Cepat bangun! Dasar anak manja!"  

Akh!! Suara itu lagi! Sial. Padahal aku sedang bermimpi sedang dalam pertandingan. Waktunya hanya tinggal 10 detik untuk memenangkan pertandingan, tapi tiba-tiba, bayangan itu menghilang perlahan seiring terbangunnya aku dari mimpi burukku. Alarm itu memang sangat mengganggu, karena itulah aku dapat terbangun. Hm, sebenarnya itu adalah rekaman suara ibuku yang ku rekam bertahun-tahun yang lalu. Sebelum ibuku meninggal tepatnya.

Aku merasa malas untuk beranjak dari kasur empukku. Namun kemudian, pikiran sosok gadis cantik yang mengenakan seragam sekolah itu mengusikku. Oh, aku membayangkan ia tersenyum cantik kepadaku. Rambut coklat berkilau sepunggung miliknya seakan melambai ke arahku. Sial! Bayangan crush yang sedang aku alami saat ini muncul. Dia adalah gadis yang sangat kusukai. Sejak 2 tahun yang lalu. Sejak aku menolongnya dari hukuman guru olahraga yang jahat. Sejak aku mendengarnya berterima kasih padaku karena menolongnya dari hukuman itu.

Okey, dengan bayangan akan bertemu dengannya di kelas nanti, aku bergegas mandi, dan kemudian membereskan tasku. lalu, aku beranjak dari kamar menuju ruang makan yang berada di dekat dapur. 

"Pagi, hyung." Sapaku singkat pada seorang pria yang duduk di sampingku. 

Ia mengenakan kemeja putih yang di gulungnya sampai siku. Di kursinya di sampirkan sebuah jas yang akan digunakannya nanti. Sedangkan di meja di hadapannya telah tersedia secangkir kopi hangat yang asapnya masih mengepul. Pria itu sibuk membaca korang hingga seluruh wajahnya tertutup kertas kertas tipis yang dipenuhi goresan tinta hitam itu. Bila dilihat di balik koran, yang akan kita dapatkan adalah wajah tampan dengan kontur wajah yang tegas. Matanya yang sipit akan membuat wajahnya terlihat manis ketika tersenyum. Pria itu adalah kakakku. Choi Jinhyuk. Putra sulung keluarga Choi. CEO dari CSH corp.

Sekitar 1 menit setelah aku menyapanya dan tidak kunjung mendapatkan balasan, aku memilih mengambil roti yang ada di meja makan dan memakannya sambil jalan. Tak ada minuman hanya roti. Tak ada percakapan, hanya sunyi. Begitulah kehidupanku. Sejak kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan, tak ada lagi kehangatan di dalam keluargaku. Aku bergegas keluar rumah setelah sebelumnya mengambil kunci motor. 

Di luar, aku dapat melihat keasrian halaman rumah ini. Ada beberapa maid yang menyambutku di luar pintu masuk. Sekitar 4 penjaga berdiri mengintai siapa saja orang mencurigakan yang ada di sekitar halaman rumah. Aku mulai menstarter motor ninja kesayanganku dengan tas perlengkapan ice hockey ku lalu segera meluncur dengan kecepatan tinggi.

Di luar gerbang, aku sempat merasakan seseorang mengamatiku dari jauh. Entah siapa dan bagaimana, namun cukup membuatku sedikit paranoid dan memilih menghentikan sebentar kotorku, lalu melongokkan kepalaku ke belakang. Namun, tidak ada seorang pun di sana. Hingga akhirnya aku memilih meluncur kembali ke sekolah tanpa kecurigaan akan sesuatu yang mungkin saja akan menghampiriku hari ini.

.

.

.

TBC

.

.

.

***********************************************************************************************************************************************************************************************

Halo!!!

Aku masih baru di dunia ini. ff ini ceritanya sebenernya adalah tugas sekolahku dengan nama tokoh yang berbeda. tapi aku coba buat ini jadi ff. alurnya sedikit aku kembangin dan di ff ini aku bikin ada romance nya. aku sengaja bikin ini berchapter tapi masing-masing chapter aku bikin pendek. dan kalo masalah update-an mungkin bakal lama banget. tapi aku janji bakal update chapter selanjutnya.

aku bakal ngehargain banget buat kalian yang mau tinggalin comment untuk ff ini. karena kritik dan saran kalian bakal bener-bener ngebantu aku untuk chapter-chapter atau ff lain yang lebih baik.

semoga kalian suka dengan ceritanya dan bisa lanjut jadi pembaca setia ya.

terima kasih & salam kenal :)

Regards,

sprk12

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
sprk12
Halo!!! aku masih newbie dan ini adalah ff pertamaku. jadi aku harap kalian mau membacanya dan akan sangat baik bila kalian mau mengomentari kekurangannya..:)

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 1: Minho...d culik sama siapa??-_-