Baekhyun. Namanya Baekhyun.

C a r n a t i o n

Chapter 2: Baekhyun, namanya Byun Baekhyun.

 


 

"Apa kau sudah bertemu dengannya?"

"Tidak. Aku tidakㅡ" Sooji terdiam untuk beberapa saat. Langkahnya terhenti begitu saja. Manik kembarnya menangkap dua sosok manusia yang sedang berpelukan dengan bibir mereka yang saling tertaut.

"ㅡmenemukannya," bisik Sooji di telepon.

Sooji bergeming di tempatnya. Ia bisa merasakan bangunan di sebelahnya runtuh. Pohon-pohon tak nampak kini tergantikan oleh tumpukan kursi dan meja berdebu. Gaun berwarna merah yang ia kenakan telah menjelma menjadi seragam SMA Woonam lima belas tahun yang lalu. Rambutnya yang terurai pun kini terikat dengan rapih. Semuanya berubah kecuali dirinya yang masih mematung, memandang seorang anak laki-laki yang mencium perempuan di pojok ruangan sepi.

"Aku menemukannya."

 


 

Hatinya mencelos. Tak ingin menjadi munafik dengan menepis perasaan demi perasaan aneh yang menghinggapi hatinya, Sooji memang merasa dadanya sedikit sesak melihat pemandangan langka berjarak kurang dari sepuluh meter dari tempatnya berpijak. Koridor lantai tiga memang selalu sepi dari lalu lalang siswa. Tak heran bila pihak sekolah menggunakannya sebagian besar ruangan di lantai ini sebagai tempat penyimpanan fasilitas sekolah yang sudah rusak.

Byun Baekhyun mencium senior mereka.

Sooji membalikkan tubuhnya. Berusaha sekuat tenaga menutup semua indra. Pendengaran, pengelihatan, apapun itu yang membuat dadanya semakin sesak. Ia mengutuk dirinya sendiri berkali-kali. Menceramahi dirinya yang bersikap terlalu berlebihan dan memarahi hatinya yang menjadi sumber utama rasa sesak itu.

Ini tidak benar.

Baru saja kakinya akan melangkah pergi—

"Sooji! Bae Sooji!"

Jantungnya seakan berhenti memompa darah selama sepersekian detik ketika sebuah suara lelaki memanggil namanya. Apakah dulu Baekhyun memanggil namanya?

Sooji memutar tubuhnya lagi dan latar tempat berubah kembali. Dinding-dinding putih nan kusam di lantai tiga meleleh ke tanah. Meja dan kursi rusak yang berjajar di pinggir koridor kini berganti menjadi tiang-tiang penyangga pada koridor lantai dasar.

Sooji mengenali tempat ini tentunya. Dia mengingat-ingat kembali apa yang sedang ia lakukan di sana. Memorinya mulai tergambar jelas. Sedikit kesimpulan bahwa ia baru saja menyelesaikan kelas Biologi di laboratorium. Baekhyun dan Taeyeon sunbae pun menghilang. Wujud kedua orang itu berganti menjadi sesosok anak lelaki yang memegang kamera.

Keningnya berkerut heran. Menerka-nerka siapa orang yang mengenali dirinya. Dari sepuluh orang di sekolah, kemungkinan siswa yang mengenal dirinya hanyalah nol koma persen. Sooji nyaris tidak pernah berbicara dalam kegiatan kelompok, bahkan dia tidak mengikuti organisasi apapun.

Lelaki itu mengangkat kamera dan menunjukkan wajahnya. Kulitnya yang berwarna sedikit lebih gelap dari orang kebanyakan membuat Sooji langsung mengenalinya. "Kim Jongin?" ujarnya bodoh, seperti memastikan nama teman sekelasnya itu tidak berubah.

"Kau mau ke kantin?" Jongin berjalan mendekat sambil membiarkan kamera yang tergantung di lehernya bergesekan dengan dadanya sendiri. Ia mengabaikan pertanyaan retorika Sooji.

"Ya," jawabnya dengan nada heran. Tidak biasanya ada anak lelaki yang bertanya padanya. Seumur hidupnya dia hapal siapa sajak lawan jenis yang pernah bertanya. Tidak lebih dari jumlah jari pada tangan kiri.

"Ayo makan bersamaku!"

Sooji tanpa disadari sedikit berjalan menjauh, mendahului Jongin yang berjalan di belakangnya. "Aku tidak apa-apa," jawabnya risih. Kini Jongin telah menyamai langkah kecil Sooji dengan langkahnya yang besar. Dia terlihat kecewa.

"Oh ayolah, aku bukan orang jahat."

"G-gwaenchana... j-jinjjayo." Suara Sooji semakin memelan. Dia tidak pernah bisa bicara dengan orang asing secara lancar. Jongin malah sebaliknya, dia terlihat lebih bersemangat untuk mengajak Sooji makan.

"Kau butuh teman dan aku menawarkan diri, sobat."

Sooji menghentikan langkahnya lalu menatap Kim Jongin sesaat. Kilatan emosi samar tergambar di matanya. Dia merasa terhina dengan ucapan Jongin. Sooji memang tidak memiliki banyak teman sejak menginjakkan kaki di SMA ini lima bulan yang lalu namun bukan berarti orang lain bisa mengasihani dirinya begitu saja.

"Apa kau mar—"

"Yo Kkamjong! Gimana praktikumnya?" Sebuah sura asing tiba-tiba mengusik indra pendengarannya.

"Oi Baekhyun! Yah, begitu lah. Kalau kau belajar pasti bisa, man."

"Haha begitu ya? Bagaimana nanti siang? Jadi ikut rental di tempat biasa? Ayolah sob, kita sudah lama tidak latihan bersama."

Sooji mengalihkan pandangannya dari Jongin menuju sumber suara. Manik kembarnya tak sengaja melihat kedua mata Baekhyun. Dia benar-benar tidak bermaksud untuk menatapnya—sungguh.

 

Satu...

 

..dug...

 

Dua...

 

...dug...

 

Tiga...

 

...dug...

 

Empat..

 

...dugdugdugdugdug...

 

Bae Sooji segera menundukkan kepalanya sembari membalikkan tubuhnya dari kedua anak lelaki yang asyik mengobrol tadi. Dan tanpa alasan yang jelas, pipinya bersemu merah seiring dengan langkahnya yang beralan menjauh.

Baekhyun, namanya Baekhyun.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
swaglord #1
<3
kissmemore #2
<3
widdy_R
#3
Chapter 2: apa ini akan ada kelanjutannya? aku butuh kelanjutannya heuheu
jadi baekhyun yang di carinya. lalu jong in? hm
widdy_R
#4
Chapter 1: wahh aku baru nemu fanfic ini. keren keren bahasanya juga enak di baca bagus
ratu_Karin #5
Chapter 2: Aah jd baekhyun yg suzy sukai dan kai yg jad tunangannya suzy? XD
Waah penasaran sama lanjutannya ditunggu lanjutannya ya semangat xD tp jujur aja kadang aku bingung :D
ratu_Karin #6
Chapter 1: Siapa itu? Dan kenapa tunangannya suzy bertanya seperti itu? Waah penasaran sama ceritanya :D ditunggu lanjutannya hwaitinig xD
Locrianz
#7
Chapter 2: Udah lama g pernah baca fanfic bahasa Indo nih... Eh, pas ketemu bagus pula... Aku bisa bayangin ini fanficnya ibaratkan kuncup bunga... masih tunggu mekar alias aku geregetan banget, pengen baca kelanjutannya, menarik banget! Fighting ya!!!