Itik Buruk Rupa

Please Subscribe to read further chapters

Description

Amber menari dan terus menari. Menggerakan tubuhnya tanpa henti meski dia kelelahan setengah mati karena terus menggerakan tubuhnya beberapa jam belakangan tanpa henti. Amber tidak bisa – tidak mau – berhenti menggerakan tubuhnya. Kerena jika ia menghentikan gerakan tubuhnya, perkataan orang itu kembali terngiang ditelinganya.

“astaga! Kau masih tertidur ya? Bagaimana mungkin aku mengencani gadis setengah jadi sepertimu? kau si itik buruk rupa-nya f(x) kan? Tidak memiliki wajah cantik, suara yang pas-pasan, dan gerakan yang kaku. Cih!”

Amber berhenti menggerakan tubuhnya ketika suara itu kembali terngiang dikepalanya. Amber tersenyum sinis kepada pantulan dirinya di cermin besar tempatnya biasa berlatih dengan teman-temannya. “aku tahu, wajahku tak secantik sulli, suaraku tak seindah krystal, dan gerakanku tak semenawan Victoria onni” suara sendu itu keluar dari kerongkongan amber. Ingatannya mengenai semua orang tentang dirinya datang tanpa bisa dicegah. Ekspresi sendu amber perlahan berubah menjadi ekspresi marah. “meski begitu, aku tetaplah seorang perempuan! Dasar brengsek!” umpat amber penuh emosi yang dia tujukan entah untuk siapa.

Amber kembali menggerakan tubuhnya dengan penuh emosi tanpa menyadari sedari tadi ada orang yang memperhatikannya. Memandanginya lekat-lekat. Orang itu memasuki ruangan itu dan duduk di kursi di sudut ruangan masih dengan memperhatikan amber lekat-lekat. Orang itu – kris – memperhatikan amber sejenak, lalu mematikan music yang memenuhi ruangan.

Amber berhenti menggerakan tubuhnya ketika music yang menjadi pengiring gerakannya terhenti begitu saja. Ditatapnya orang kurang ajar yang telah mengganggunya. Amber kenal orang ini, mahasiswa pindahan yang sangat popular – kris.

“kenapa kau mematikan musiknya? Jangan hanya karena kau popular kau bersikap seenaknya ya!” seru amber dengan nada tinggi kearah kris.

“bersikap seenaknya? Yang benar saja” kris memutar bola matanya malas. “dancer juga butuh istirahat setalah berjam-jam berlatih kan?” ucap kris sambil menaikan sebelah alisnya.

“diam kau! Tidak perlu ikut campur! Kau tidak tau apapun tentangku!” seru amber dengan penuh emosi. Ucapan kris entah mengapa membuatnya kembali mengingat perkataan orang itu tentangnya.

“apa kau bersikap seperti ini hanya kerena seseorang menyebutmu sebagai itik buruk rupa?” ucapan sinis itu keluar dari bibir kris yang langsung menohok amber.

“hanya? Kau bilang hanya? Kau tidak tahu berapa banyak orang yang mengatakan hal-hal lain tentangku! Kau tidak tahu apapun! Dan kau bilang hanya?” ucap amber dengan nanar.

Kris menatap amber. Kris sedih dan juga gemas karena melihat orang yang disayanginya menjadi seperti ini karena ucapan orang brengsek itu. Kris berjanji pada dirinya sendiri akan membuat orang itu menyesali ucapannya. Membuatnya bertekuk lutut dihadapan amber,dengan caranya sendiri tentunya.

Ditariknya amber hingga membuatnya terduduk dipangkuan kris. Dipeluknya pinggang ramping amber dan ditatapnya lekat-lekat mata amber. “kau itu bukan itik buruk rupa, kau itu seperti odille dalam swan lake” ujar kris lembut. Tangannya yang satu lagi digunakannya untuk mengusap pipi amber dengan lembut.

“odille? Angsa putih maksudmu?” tanya amber. Matanya tertutup menikmani belaian lembut kris. “jangan bercanda kris! Aku lebih mirip odatte si angsa hitam jika dibandingkan dengan odille” ujar amber miris.

Dikecupnya bibir amber yang membuat amber membuka matanya karena terkejut. Sementara kris hanya tersenyum lembut memandangi ambernya. “bukankah sebelum bertemu dengan pangerannya, odille lebih tampak seperti odatte? Kau menyimpan keindahan yang memukau ambie, sama seperti odille” kris tersenyum lembut. Jemaarinya kini menyapu lembut bibir amber.

“tapi bukankah sang pangeran sempat tertipu, mengira odatte adalah odille? Bagaimana jika hal itu juga berlaku untukku?” kecemasan amber itu tergambar dari cara jemari amber yang memainkan kerah kemeja kris.

Kris menarik lembut dagu amber dan membawa amber dalam ciuman dalam yang lembut. Amber tertegun dalam ciumannya dengan kris. Seumur hidupnya, baru kali ini ada orang yang menciumnya sedalam dan selembut ini. Amber mungkin tidak mempunyai banyak pengalaman dalam berciuman, tapi ia tau ciuman kali ini bukalah kepura-puraan.

Kris menarik bibirnya dari bibir amber dan memandang amber dengan lembut. “itu karena dia terlalu merindukan odille. Maka jangan membuat pangeranmu terlalu lama menunggu hingga membuatnya buta dan tidak bisa membedan yang mana odille dan yang mana odatte”.

Amber memandang kris ragu,”bagaimana jika aku tidak bisa? Lagi pula, tidak ada seorangpun yang menungguku kris”.

“aku selalu menunggumu ambie” ucap kris yang membuat amber tertegun dan hanya dapat memandang kris ragu.

“kau tidak percaya kepadaku, hemm?” kris mengangkat amber dan memutar tubuhnya hingga ia kini duduk menghadap kris di atas pangkuan kris. “sejak aku melihatmu, aku tak pernah bisa mengalihkan perhatianku kepada hal lain amb. Kau seperti magnet yang selalu menariku untuk selalu tau tenangmu. Kau seperti odille yang memiliki keindahan yang berbeda, yang membuatku hanya terpaku kepadamu. Kau yang terindah amb, kaulah pusat rotasi duniaku”  jelas kris dengan senyum lembutnya yang tak pernah luntur dari bibirnya.

Amber tertegun dengan penjelasan kris. Ditatapnya mata kris dalam-dalam, mencari entah apa yang amber sendiri tidak tahu. Mencari pembenaran atau kebohongan mungkin. Tapi amber tidak menemukannya. Amber tidak menemukan kebohongan atau keraguan di mata kris. Dia justru menemukan kemantapan dan tatapan memuja yang tertuju padanya. Hanya padanya.

Tanpa sadar, amber tersenyum. Tersenyum karena tahu di dunia ini masih ada seseorang yang begitu menginginkannya dan menjadikan dirinya sebagai pusat dunianya. Amber tahu, satu-satunya pilihan diposisinya sekarang adalah yakin. Yakin dengan pria yang ada didepannya.

“tidak” kata amber sambil tersenyum.

“ya?” kris mengerutkan alisnya bingung.

“tadi kau bertanya kan? Apa aku ragu padamu?” amber menggeleng dengan senyum yang masih merekah dibibirnya. Dikalungkannya tangannya di leher kris. “jawabannya tidak kris, aku tidak ragu padamu. Aku percaya padamu” kata amber.

Kris tersenyum lebar kearah amber “sudah seharusnya begitu, amb” lalu menarik amber kedalam ciumannya yang lembut, dalam, dan panjang. Amber hanya memejamkan matanya menikmati ciumannya dengan kris. Kris melepas tautannya dengan amber, lalu menciumnya lagi. Ciuman kali ini lebih menuntut dibanding ciuman yang sebelumnya. Amber sadar itu dan ia membuka matanya. Yang pertama kali ia lihat adalah mata kris yang bersinar-sinar jenaka. Amber tersenyum dalam ciumannya dan membalas dengan mengulum bibir atas kris.

Kris, yang merasa diberi lampu hijau langsung melumat bubur bawah dan atasnya secara bergantian. Tangan kris pun tak tinggal diam. Sementara bibirnya sibuk dengan bibir amber, tangannya menelusup kedalam kaos amber dan mengusap pinggang amber yang membuat pasangannya mendesah dalam ciumannya. Kris memasukan lidahnya kedalam mulut amber dan mulai menginvasi mulut amber dengan lidahnya. Saat tangan kris merambat ke atas, tiba-tiba saja ada seseorang yang membuka pintu ruang latihan itu.

“ambie… aku dengar orang i…” teriakan krystal terhenti saat melihat amber dan kris serta posisi intim mereka. Sementara kris reflex langsung mengeluarkan tangannya dari dalam kaos amber.

“opps… Im sorry. Am I interrupting you amb?” krystal hanya tersenyum tak jelas.

Amber langsung berdiri dari pangkuan kris sementara kris hanya memandang datar krystal. “no, no. whats going on krys?” tanya amber dengan muka semerah tomat. Kris yang melihat itu hanya tersenyum dan berdiri dari duduknya.

“well, this is about you khow who. Kudengar dia mengatakan yang tidak-tidak tentangmu amb” kata krystal sambil melirik-lirik ngeri kearah kris.

“yeah… tapi amber sudah bisa mengatasinya” jawab kris sambil menggenggam tangan amber. Amber melirik tangannya yang tengah digenggam kris lalu menatap kris yang ada disampingnya. Kris yang sadar tengah ditatap oleh amber hanya balas menatap amber dan tersenyum ke arahnya. Amber yang melihat senyum kris pun balas tersenyum kearah kris.

Dan coba tebak apa yang krystal lakukan sekarang? Dia sedang mati-matian tidak tertawa atau menirukan suara orang muntah melihat pemandangan di depannya.

“ekhem!”

Interupsi krystal memutuskan adegan mari-tatap-menatap antara amber dan kris.

“well, aku yakin ambie sudah bisa mengatasinya. Tapi qian onni sepertinya akan meledak sebentar lagi, jadi ambie bisa ikut denganku ?” tanya krystal basa-basi, padahal biasanya dia main seret amber jika sudah menyangkut song qian alias Victoria.

“baiklah krys. Kris sampai nanti” amber meninggalkan kris dan pergi dengan krystal.

Kris menahan lengan amber “mari lanjutkan apa yang tertunda setelah masalahmu selesai ambie” bisik kris dengan smirk yang melekat di bibirnya.

“yak! Byuntae kris!” seru amber dengan wajah semerah tomat dan pergi minggalkan kris yang tengah tertawa puas karena berhasil menjaili kekasihnya. Krystal? Terus berjalan sambil bergidik ngeri membayangkan apa yang terjadi di belakangnya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ini ff perdana yang aku publis, maaf kalau ceritanya rada rada --'' soalnya cerita ini aku buat waktu stres belajar kimia buat UAS --''. kritik dan saran pasti sangat membantu, makasih ^^

Comments

You must be logged in to comment
joeshy
#1
Gw baru tau ada ff ini. Gila udah lama banget. Abis author nya minim ngasih tag sih. Tag amber sama kris juga keg pasti rame yang baca. Dan udah lama udah ga login juga. Sedihhhh akutuh. Kalo lu baca komen gw plisssss lanjutin yah //mewek
TheLlama #2
Suka sama ff nya!!